Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Aulawi
Abstrak :
Perkembangan e-commerce tidak terlepas dari laju pertumbuhan Internet, hal ini mengingat Internet merupakan infrastruktur bagi e-commerce. Tak kurang dari 45 juta orang di dunia pada bulan Juli 1999 telah menggunakan Internet. Memang tak dipungkiri bahwa sejumlah pengguna Internet itu akan menggunakan jasa internet untuk melakukan transaksi E-commerce. E-commerce sebagai suatu perangkat transaksi perdagangan yang menggunakan teknologi yang cukup tinggi, tentunya dihadapkan oleh sekelumit permasalahan hukum yang kompleks. Tidak saja bagaimana hukum mengatur tentang sistem keamanan transaksinya, namun juga lebih jauh dan itu, bagaimana hukum menjamin perlindungan atas pihak-pihak yang terlibat di dalam transaksi e-commerce itu Secara garis besar permasalahan e-commerce dalam perlindungan konsumen muncul pada mekanisme pembayaran, kontrak dan perlindungan terhadap data-data individual konsumen yang diberikan kepada perusahaan atau pelaku usaha. Aspek hukum perlindungan konsumen terutama pada perlindungan terhadap hak-hak konsumen saat ini merupakan suatu perhatian yang mendapat tanggapan secara global, terutama bagi negara-negara yang mengaktualisasikan e-commerce ini sebagai bagian dari proses perdagangan. Perhatian ini cukup ditekankan mengingat telah banyaknya kasus yang menyebabkan terlanggarnya hak-hak konsumen dalam transaksi e-commerce. Berdasarkan analisa terhadap studi kasus yang dilakukan oleh Lembaga Konsumen Internasional, terjadi beberapa kasus pelanggaran terhadap hak-hak konsumen. Perlindungan terhadap hak konsumen untuk mendapat keamanan dalam transaksi e-commerce dapat dikaji dan perlindungan atas hak konsumen untuk mendapatkan keamanan dari sudut mekanisme pembayaran, kontrak dan perlindungan atas data-data individu konsumen yang diberikan kepada pelaku usaha. Sedangkan kajian atas analisa yuridis terhadap perlindungan terhadap hak konsumen untuk mendapat keamanan dalam transaksi e-commerce dilakukan dengan memperhatikan kajian atas peraturan perundang-undangan dan studi kasus, walaupun sampai saat ini Indonesia belum memiliki peraturan yang relevan yang mengatur tentang hal tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T16657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius
Abstrak :
Tak pelak lagi teknologi Internet dan Electronic Commerce ( e-commerce ) menimbulkan paradigma baru dalam kehidupan. Melalui jaringannya yang bersifat global memungkinkan dilakukannya transaksi dan penjelajahan ke seluruh pelosok dunia hanya melalui komputer personal tanpa sedikitpun harus berpindah tempat. Teknologi ini benar-benar menghilangkan batas ruang dan waktu. Pemanfaatannya tidak hanya sebatas lembaga teknologi dan usaha saja tapi telah menyebar sampai dunia perbankan. Globalisasi sudah di depan mata, sebagai gambaran di Asia [AFTA] akan berlangsung pada tahun 2003. Kompetisi di banyak sektor telah terjadi dan tidak dapat dihindari. Bagaimanakah cara untuk memenangkan bisnis ? Bagaimana sektor perbankan dapat selamat menghadapi globalisasi ini ? Bagaimana bank dapat mengimplementasikan electronic commerce (e-commerce)? Tesis ini menjelaskan dan memberikan analisa bagaimana bank dapat mengimplementasikan e-commerce. Aspek apa saja yang harus disiapkan sebelum menuju jaringan global ? Tesis mengambil sampel 3 bank besar. Bank tersebut telah menggunakan komputer dan komunikasi data dalam rutin operasionalnya. Bank tersebut juga telah menjalankan layanan ATM, kartu kredit dan jasa layanan lainnya. Bank juga meiliki cabang yang banyak, dan juga nasabahnya. Setelah melakukan evaluasi situasi kondisi bank dan pelayanan jaringan internet ternyata untuk melakukan e-commerce masih memerlukan banyak hal. Tetapi ada beberapa tahap yang dapat menolong bank untuk masuk menuju e-commerce. Tahapan tersebut adalah Pembenahan kedalam, membangun internet banking sebagai e-commerce B-to-C, membangun e-commerce B-to-B dengan bekerjasama dengan perusahaan retail yang besar, dan yang terakhir adalah dengan mempersiapkan jasa layanan baru bagi semua nasabahnya.
No point of return thai Internet and Electronic Commerce technology shift paradigm of lives. That global network give the possibility for everyone to find, search something, and make transaction, without need moving the position and only use personal computer connect to the network. There are no-borders of time and geographical anymore. And these technologies not just used on technical environment but it's already use also on banking application. Globalization will come soon, for example in Asia [AFTA] will start on next 2003. Competition on any sector will happen. How to win in business? How banking sector can survive on that global situation? How bank can implement e-commerce? This thesis gives explanations and an analyzing of how the bank can implement e-commerce. What aspects have to be prepared before go to global network. The thesis takes 3 big-banks that already used computer and data communication on they routine banking operations. They already implement ATM services, Credit Card services and others. The banks also have numbers of branches and have many of customers. After evaluate the situation and condition of banking and internet network service, prediction of implement e-commerce in banking still need many thing to be done. But there are many steps can help the bank make the preparation for becoming a player in globalization. And the steps are Internal system and networks preparation, Running internet banking as a B-to-C e-commerce system, Running B-to-B e-commerce system by joint with big retail customers, and Develop new services for all customers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandarsyah
Abstrak :
Tesis ini berfokus pada pembahasan pembuatan perjanjian antara kedua pihak yang sepakat untuk melakukan jual-beli via internet, serta masalah terjadinya sengketa pada perjanjian jual-beli yang dilakukan melalui media internet. Hasil penelitian menunjukan terdapat kesepakatan pada perjanjian jual-beli melalui internet, seperti yang juga terjadi pada perjanjian jual-beli konvensional. Namun dalam melakukan kesepakatan, penjual dan pembeli tidak harus bertemu langsung dalam arti kedua pihak hadir secara fisik untuk menyampaikan kehendak dalam suatu perjanjian. Jika dikemudian hari terjadi perselisihan antara apa yang dikehendaki dengan apa yang dinyatakan oleh salah satu pihak, maka pernyataan itulah yang dijadikan sandaran bagi pihak lainnya untuk menuntut prestasi. Terdapat pola untuk mencapai sepakat dalam transaksi elektronik yang dikenal dengan 3 klik. Klik pertama: calon pembeli melihat penawaran. Klik kedua: calon pembeli menerima penawaran tersebut, dan klik ketiga merupakan peneguhan dan persetujuan calon penjual/penawar terhadap penerimaan calon pembeli. Jika ada salah satu pihak wanprestasi, maka pihak yang dirugikan dapat menuntut pelaksanaan prestasi sesuai dengna Hukum Acara Perdata. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dilakukan melalui arbitrase atau penyelesaian sengketa alternatif berdasarkan itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian dengnan litigasi di pengadilan.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid P. Lestari
Abstrak :
Saat ini dunia dalam era globalisasi dan, mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam bidang teknologi. Dalam hal ini juga termasuk teknologi komunikasi. Perkembangan jasa komunikasi yang paling mutakhir adalah dalam penyelenggaraan jasa multimedia. Terobosan penting dalam bidang teknologi ini adalah penyatuan komunikasi dengan komputer yang biasa kita sebut dengan internet. Di samping perkembangan komunikasi, perdagangan juga mengalami perkembangan, yakni perdagangan yang dilakukan melalui internet yang lebih popular dengan nama e-commerce. Di masa yang akan datang, perdagangan melalui internet ini akan dapat menyaingi perdagangan secara konvensional karena e-commerce lebih efektif dan efisien. Namun dalam pelaksanaan e-commerce pada saat ini masih 'terdapat beberapa kendala, yakni dari masalah keamanan, masalah yurisdiksi dan solusi hukumnya. Perdagangan konvensional biasanya dituangkan dalam kontrak baku tertulis, namun dalam e-commerce dituangkan dalam kontrak baku online. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh kontrak baku online terhadap hubungan hukunl dan tanggung jawab perusahaan online pada konsumen e~commerce. Dalam penyusunan tesis ini, Penulis melakukan penelitian menggunakan teknik pengumpulan data Studi literatur, yaitu penelitian yang* mengkaji bahan-bahan hukum sekunder yang berupa. buku-buku kepustakaan, dokumen, maupun bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan penelitian Penulis. Dan data-data tersebut dianalisis dengan metode deskriptif analisis dan selanjutnya dianalisis secara yuridis normatif berdasarkan norma hukum positif. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kontrak baku dalam perdagangan biasa sama dengan kontrak baku dalam e-commerce hanya bentuk penuangannya saja yang berbeda. Dan Kontrak Baku Online dikatakan sah jika memenuhi syarat-syarat berkontrak menurut Pasal 1320 BW. Juga dalam pelaksanaan e-commerce masih tersandung dengan masalah keamanan dan masalah yurisdiksi. Dan dalam penuangan kontrak baku ini, pemerintah telah membuat peraturan yang melindungi para konsumen e-commerce yakni Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T18230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raemon Utama
Abstrak :
Dalam beberapa tahun belakangan ini, terdapat semakin banyak pelaku usaha maupun orang pribadi yang menyadari manfaat yang ditawarkan oleh electronic commerce ("e-commerce") khususnya dalam hal efisiensi. Hal ini memegang peranan penting dalam mendorong volume transaksi e-commerce melalui Internet untuk berkembang secara signifikan. Perkembangan e-commerce ini kemudian kerap dilihat sebagai suatu katalisator bagi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang dan terbentuknya kemampuan bersaing para pelaku bisnis itu sendiri. Hal ini selanjutnya menjadi tantangan baru bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaan Negara melalui pengenaan pajak atas penghasilan yang diperoleh dari transaksi e-commerce. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa konsep umum pajak dengan bertitik berat pada konsep pajak penghasilan versi OECD Model yang dapat diterapkan dalam konteks e-commerce. Asas perpajakan yang digunakan akan mempengaruhi perlakuan pajak mengenai siapa subjek pajaknya dan apa objek pajaknya. Bentuk usaha tetap (permanent establishment) adalah suatu terminologi yang digunakan dalam konteks perpajakan atas suatu badan usaha yang dipergunakan oleh Wajib Pajak Luar Negeri dalam menjalankan usahanya di negara lain. Suatu negara bare memiliki hak untuk mengenakan pajak atas penghasilan usaha (business profits) yang diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri apabila Wajib Pajak tersebut menjalankan usaha atau memperoleh penghasilan tersebut melalui bentuk usaha tetap di negara tersebut. Namun demikian, penentuan keberadaan BUT cukup sulit dilakukan khususnya dalam konteks kegiatan e-commerce oleh karena karakteristik dari transaksi itu sendiri. Dalam konteks transaksi e-commerce, penghasilan yang diperoleh umumnya dikategorikan sebagai laba usaha atau royalti. Sejauh mana laba usaha dapat dikenakan pajak oleh negara sumber dapat ditentukan dengan menerapkan prinsip atribusi (attribution principle) alas laba usaha. Permasalahan dapat timbul jika penghasilan yang diperoleh dari kegiatan e-commerce dikategorikan sebagai royalti. Di Indonesia, ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan masih kurang lengkap dalam mendefmisikan royalti. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan perselisihan antara otoritas pajak Indonesia dengan negara lainnya. Metode transfer pricing juga akan menjadi bagian dalam pembahasan ini karena kaitannya dengan proses atribusi laba usaha.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whony Rofianto
Abstrak :
Perkembangan intemet, komputer global dan infrastruktur komunikasi yang sedemikian pesat telah memfasilitasi munculnya marketspace sebagai tempat alternatif dalam bertransaksi. Pengguna internet Indonesia yang meningkat dani waktu ke waktu tentunya dapat dipandang sebagai peluang pasar tersendiri. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana keinginan membeli online pengguna internet Indonesia yang dipengaruhi oleh lamanya menjadi pengguna internet, lamanya online per minggu, risiko yang dipersepsikan, dan keinovati fan sehingga dapat dirumuskan strategi-strategi pemasaran online yang sesuai. Berdasarkan data responden yang berhasil dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa peluang untuk melakukan pemasaran online di Indonesia masih terbuka luas karena hanya sebagian kecil pengguna internet yang tidak berkeinginan untuk membeli online. Keinginan membeli online pada sampel pengguna intemet Indonesia secara statistik dipengaruhi secara negatif oleh va.riabel Risiko yang dipersepsikan dan secara positif oleh Frekuensi membeli online. Sementara itu Frekuensi membeli online pada sampel pengguna intemet Indonesia secara statistik dipengaruhi secara positif oleh variabel Lamanya online per minggu dan secara negatif oleh Risiko yang dipersepsikan. Berdasarkan basil penelitian yang diperoleh peneliti melihat pentingnya pemasar Indonesia untuk memperhatikan masalah trust, privacy dan security yang dapat menjadi faktor penghambat pelanggan untuk melakukan pembelian secara online. Pada bagian akhir, penulis merumuskan beberapa upaya yang dapat ditempuh oleh pemasar online untuk menjaring pelanggan dari kalangan pengguna intemet Indonesia. Di samping itu, penulis juga mengajukan beberapa saran untuk penelitian penelitian lanjutan.
Fast growth of internet, global computer and communication's infrastructure has facilitated the appearance of market-space as alternative place in transacting. Internet user in Indonesia, which increasing from time to time can be viewed as one of the market opportunities. This research attempt to examine online buying intention of Indonesian internet users influenced by duration become the consumer internet, online duration per week, perceived risk, and innovativeness so that can be formulated an appropriate online marketing strategy. Based on data collected from respondents, this research found that opportunity to conduct the online marketing in Indonesia leave open wide because only small portion of internet users who do not intent to buy online. Online buying intention of Indonesian sample was negatively influenced by perceived risk variable and positively influenced by online buying frequency. Meanwhile online buying frequency of Indonesian sample was positively influenced by variable of online duration per week and negatively influenced by perceived risk. Pursuant to research result obtained, researcher suggested that it is important for Indonesian marketer to pay attention to trust, privacy and security which could be the resistant factor of customer to conduct online buying. At the end, researcher suggested some effort which can be done by online marketer to grab customer from the circle of internet user in Indonesia. Some directions for further research suggested either.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masni Eriza
Abstrak :
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah membuka peluang bagi tumbuh dan berkembangnya electronic commerce. Sebagai toko buku online pertama, Amazon.com mampu menarik perhatian para pengguna internet untuk membeli buku di toko online tersebut, sehingga secara berangsurĀ¬angsur merubah kecenderungan untuk membeli buku yang saat ini masih lebih banyak melalui toko buku biasa menjadi membeli buku dari toko online. Perubahan kecenderungan tersebut juga memaksa toko buku biasa seperti Barnes and Noble untuk juga menjual buku melalui toko online sambil tetap mempertahankan toko yang telah ada. Perubahan kecenderungan tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana pola hubungan antara penjual dan pembeli buku setelah kehadiran Amazon.com dibanding dengan pola hubungan pada toko biasa. Theory of Communicative Action yang dikemukakan Jurgen Haberrnas menyebut bahwa social action adalah ekspresi simbolik di mana para aktor berusaha mencapai tujuannya dengan card relating to and changing their objective, social, and subjective worlds. Teori ini dapat digunakan untuk memahami transaksi perdagangan sebagai interaksi social, Sedangkan Craig Calhoun dalam Teori Hubungan Tidak Langsung (Indirect Relationships) menyebut bahwa abad modern ditandai dengan meluasnya hubungan tidak langsung, yang antara lain disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi dimaksud telah menyediakan ruang untuk penjual dan pembeli - dalam konteks penulisan ini adalah penjual dan pembeli buku pada Amazon.com - untuk melakukan transaksi sebagaimana yang lazim dilakukan pada toko buku biasa secara tidak langsung, tanpa adanya physical co presence. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi informasi telah menyediakan ruang interaksi tidak langsung bagi penjual dan pembeli buku, sehingga terlepas dari kelebihan dan kekurangannya telah terjadi kecendenmgan peralihan pola hubungan dari hubungan langsung ke hubungan tidak langsung. Namun terdapatnya kecenderungan peralihan konsumen dari belanja buku di toko buku biasa ke Amazon.com lebih disebabkan karena berbagai inovasi yang dilakukan Amazon.com sendiri, tidak sekedar hanya kenyamanan memilih dan membeli buku tanpa harus meninggalkan rumah. Teknologi adalah sarana pendukung, namun yang menentukan apakah konsumen akan beralih adalah kreatifitas penjual dalam menciptakan berbagai inovasi untuk menarik pembeli.
The rapid development of information and communication technology in the late 1990s had opened a great opportunity for businesses to conduct their transactions online. Amazon.com as one of the pioneer in business-to-consumer e-commerce and the first mover to online bookstore had quickly gained momentum and enjoyed triple-digit growth rate in its early years. In 2006 Amazon.com claimed that it had served millions of customers in more than one hundred countries. This thesis attempts to analyze the trend in shifting of the pattern of relationship between book sellers and buyers before and after the establishment of Amazon.com. Research shows that the presence of Amazon.com has created a trend in shifting the relational patterns between book sellers and buyers from direct relationships to indirect relationships. The shift, however, was caused by the innovative and creativity of Amazon.com, along with others advantages of e-commerce. The internet technology provides opportunity and virtual space for buyer and seller to meet indirectly. But at the end, it is the business itself that counts, whether it could provide the best shopping experience for it's consumers or not.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvie Nurfebiaraning
Abstrak :
Seiring dengan peningkatan e-commerce, sebagian besar nasabah memanfaatkan layanan e-payment untuk belanja online. Untuk memberikan layanan e-payment yang berkualitas dan sesuai dengan harapan nasabah, penting bagi bank untuk memahami persepsi nasabah tentang layanan e-payment tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi nasabah di kalangan mahasiswa UI terhadap layanan e-payment BCA KlikPay dan mandiri clickpay serta perbedaan di antara keduanya berdasarkan dimensi-dimensi dari konsep E-SERVQUAL dan E-Payment. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat deskriptif. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada dimensi pemenuhan, kehandalan, privasi, jumlah merchant, dan fitur. Sedangkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada dimensi efisiensi dan kepercayaan. ......Along with the enhancement of e-commerce, most of customer utilizing e-payment service for online shopping. To provide quality of e-payment service and appropriate with customer expectations, it is important for banks to understand customer perceptions toward e-payment service. This research was done to know customer perceptions among UI students toward e-payment service of BCA KlikPay and mandiri clickpay and the difference between them based on the dimensions of the E-SERVQUAL and E-Payment concept. This research uses a quantitative approach and descriptive. From this research, it was found that there were significant differences based on the dimensions of fulfillment, reliability, privacy, number of merchant, and feature. While there were no significant differences based on the dimensions of efficiency and trust.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Herdian
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Indikator Kinerja Utama pada perusahaan E-Commerce di Indonesia dengan menggunakan pendekatan ke empat perspektif Balanced Scorecard, Metode DELPHI, dan Decision Making-Trial Evaluation Laboratory (DEMATEL). Perspektif balanced scorecard digunakan untuk memastikan bahwa indikator kinerja yang akan diteliti meliputi seluruh aspek. DELPHI digunakan untuk menyeleksi indikator kinerja utama bagi perusahaan E-Commerce di Indonesia, dengan melibatkan sekelompok ahli di bidang e-commerce. DEMATEL dipergunakan untuk mendapatkan gambaran hubungan antar perspektif dan indikator perspektif, sehingga diketahui tingkat pengaruh sebab akibat antar perspektif tersebut. Pengambilan keputusan menggunakan metode DELPHI dan DEMATEL dilakukan oleh responden ahli yang berpengalaman dalam e-commerce. Pengolahan data hasil kuesioner tahap 1 dan tahap 2 dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil penelitian menyatakan, DELPHI menghasilkan 23 indikator kinerja utama bagi perusahaan e-commerce. Sementara itu hasil DEMATEL menggambarkan perspektif Pelatihan dan Pengembangan menjadi perspektif yang paling berpengaruh dibandingkan dengan perspektif lainnya. Indikator kinerja dalam kriteria perspektif pelatihan dan pengembangan yaitu Efisiensi Kerja Tim, Citra Perusahaan, Kepuasan Karyawan, Kolaborasi Dengan Mitra, dan Budaya Berbagi Pengetahuan secara berurutan harus menjadi perhatian utama didalam penentuan strategi perusahaan yang akan datang.
This research aim to determine a Key Performance Indicators for E-Commerce company in Indonesia with an approach to the four perspectives of the Balanced Scorecard, DELPHI Method, and Decision-Making Trial Evaluation Laboratory (DEMATEL). Perspective of the balanced scorecard is used to make sure that the performance indicators that will be studied include all aspects. DELPHI used to select a key performance indicators for E-Commerce companies in Indonesia, with the involvement of a group of experts in e-commerce. DEMATEL is used to get an overview of the relationship between perspective and the indicators of perspective, so that the known level causal effect between these perspectives. Decision making using DELPHI and DEMATEL method performed by the experts in e-commerce. Data processing results of the questionnaire phase 1 and phase 2 is done by using Microsoft Excel. The results stated, DELPHI produced 23 key performance indicators for e-commerce companies. Mean while DEMATEL results illustrate the perspective of Training and Development became the most influential perspective in comparison to other perspectives. Key Performance indicators in the perspective of training and development is Work Efficiency Team, Corporate Image, Employee Satisfaction, Collaborating With Partners, and Cultural Knowledge Sharing in a sequence should be the primary concern in determining the company's future strategy.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Sukmono
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian tujuan e-procurement berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang meliputi dimensi (1) transparansi, (2) akuntabilitas, (3) akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, (4) efisiensi proses pengadaan, (5) monitoring dan audit, dan (6) akses informasi yang real time. Evaluasi dilakukan untuk menyelidiki persepsi pengguna yang terdaftar pada Sistem e-Pengadaan Pemerintah (SePP) Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui kuesioner yang disebarkan secara langsung maupun online. Teknik analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif yang didahului dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden, baik panitia pengadaan maupun penyedia barang/jasa, menyetujui bahwa pelaksanaan e-procurement berjalan dengan baik sesuai tujuan di atas. Dimensi transparansi dan akuntabilitas mendapatkan tingkat persetujuan tertinggi, sedangkan dimensi yang akses pasar dan persaingan usaha yang sehat mendapatkan tingkat persetujuan terendah.
This study aims to evaluate the accomplishment of the e-procurement objectives as regulated in The Presidential Regulation No.54 year 2010 involving dimensions: (1) transparency, (2) accountability, (3) market access and healthy business competition, (4) procurement process efficiency, (5) monitoring and auditing, and (6) real time information access. The evaluation was conducted by investigating the perception of users which have been listed in Electronic Government Procurement System (SePP) Ministry of Communication and Information through both offline and online questionnaires. The data were analyzed by using descriptive statistics with validity and reliability test at the beginning. The research result shows that respondents, the procurement committee and the suppliers of goods/service as well, agree that e-procurement process runs well and can accomplish its objectives. Transparency and accountability dimensions get the highest perception level while market access and healthy business competition dimension gets the lowest one.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T36797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>