Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adek Setiyani
"Remaja penyalahguna Napza berisiko tinggi kambuh ketika menghadapi masalah atau berada pada situasi berisiko setelah rehabilitasi. Problem-solving therapy dan assertiveness training merupakan tindakan keperawatan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan irasional, sehingga risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh problem-solving therapy dan assertiveness training terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemampuan menolak ajakan irasional dan risiko kekambuhan pada remaja penyalahguna Napza yang mengikuti rehabilitasi.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-posttest without control. Jumlah sampel 30 remaja dengan metode consecutive sampling. Responden mendapatkan tindakan keperawatan ners, problem-solving therapy dan assertiveness training. Instrument yang digunakan adalah Advanced Warning Relapse Scale Revised (AWARE), Social Problem Solving Inventory revised (SPSI-R) dan Drug Avoidance Self-Efficacy Scale (DASES). Analisis data menggunakan independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA dan Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners tidak dapat meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah dan menurunkan risiko kekambuhan, tetapi mampu meningkatkan kemampuan menolak ajakan irasional. Tindakan keperawatan ners yang dikombinasikan dengan problem-solving therapy dan assertiveness training mampu meningkatkan kemampuan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan irasional serta menurunkan risiko kekambuhan. Hubungan kemampuan penyelesaian masalah dan kemampuan menolak ajakan dengan risiko kekambuhan tidak signifikan. Perawat ners dapat memberikan tindakan keperawatan ners koping individu tidak efektif dan perawat ners spesialis dapat mengkombinasikan tindakan keperawatan ners dengan problem-solving therapy dan assertiveness training untuk semakin meningkatkan kemampuan remaja penyalahguna Napza dan menurunkan risiko kekambuhan.

Adolescent substance abusers has a high risk of relapse when facing problems or are in a risky situation after rehabilitation. Problem-solving therapy and assertiveness training are nursing interventions that are expected to be able to improve the ability to solve problems and the ability to reject irrational requests, so that the risk of relapse in adolescent substance abusers decreases. This study aims to determine the effect of problem-solving therapy and assertiveness training on the ability to solve problems, the ability to reject irrational requests and the risk of relapse in adolescent substance abusers who follows rehabilitation.
The research design used was quasi-experimental pre-posttest without control. The size of the samples is 30 adolescents with the consecutive sampling method. Respondents received a nursing intervention, problem-solving therapy and assertiveness training. The instrument used was the Advanced Warning Relapse Scale-Revised (AWARE), Social Problem Solving Revised Inventory (SPSI-R) and Drug Avoidance Self-Efficacy Scale (DASES). Data analysis using independent T-test, paired T-test, repeated ANOVA and Pearson.
The results showed nursing interventions could not improve their ability to solve problems and reduce the risk of relapse, but were able to increase the ability to reject irrational requests. The nursing intervention combined with problem-solving therapy and assertiveness training can improve the ability to solve problems and the ability to reject irrational requests and reduce the risk of relapse. The nurses can provide nursing intervention for ineffective individual coping and mental health nurse specialists can combine that nursing intervention with problem-solving therapy and assertiveness training to further improve the abilities of adolescent substances abuser and reduce the risk of relapse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Chairani
"Remaja jalanan sebagai kelompok marginal kesehatan sangat rentan terhadap masalah penyalahgunaan NAPZA. Kondisi inilah yang menyebakan remaja jalanan membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus, salah satunya pelayanan keperawatan komunitas yang dilakukan bersama lintas sektor dan masyarakat sebagai mitra. Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dapat digunakan sebagai pendekatan saat memberikan layanan keperawatan, yang dapat meningkatkan perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga dalam pencegahan risiko penyalahgunaan NAPZA, sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Desain penelitian adalah penelitian operasional dengan tiga tahap: tahap I identifikasi masalah, tahap II pengembangan model dan modul, tahap III uji coba Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi dengan menggunakan studi penelitian kuantitatif quasy experiment pre-post test with control group, responden remaja jalanan yang masih pulang ke rumah (children on the street) di Jabodetabek.
Uji statistik yang digunakan adalah chi square, regresi logistik, t-test, man u whitney, wilcoxon, dan regresi linear. Model intervensi berjenjang Ampibi yang dilengkapi dengan 3 buku saku dan 1 buku kerja, dikembangkan berdasarkan hasil studi literatur, studi pendahuluan, penelitian tahap I, expert review, content dan construct validity, yang menggunakan integrasi teori model sistem dan pencapaian tujuan, serta teori model sosial ekologi. Bentuk intervensi keperawatan yang diberikan adalah edukasi, layanan konseling, pembinaan, pendampingan, dan kunjungan rumah.
Hasil analisis membuktikan bahwa ada peningkatan yang sangat bermakna skor rerata perilaku adaptif remaja jalanan dan ketangguhan keluarga terkait upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA setelah diterapkan Model Intervensi Keperawatan Berjenjang Ampibi. Keberhasilan penerapan model ini diharapkan menjadi salah satu model pelayanan keperawatan komunitas untuk remaja jalanan.

Street teenagers as a marginalized health group are prone to drug abuse problems. This condition causes street teenagers require special attention and service, particularly community nursing services carried out together across sectors and communities as partners. The Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model can be used as an approach for providing nursing services, which may improve adaptive behavior of street teenagers and family resilience in preventing the risk of drug abuse.
The operational research design was used with three phase: First phase was problem identification, second phase was model and module development, and third phase tried out Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model using quantitative research study with quasi-experiment pre-post test in control group. The respondents were street teenagers in Jabodetabek living at home.
The statistical tests used were chi square, logistic regression, t-test, man u whitney, wilcoxon, and linear regression. The Ampibi Multilevel Intervention Model is equipped with 3 pocket books and 1 workbook, which were developed based on the results of literature studies, preliminary studies, first phase research, expert review, content and construct validity. They used the integration of system model theory and goals achievement, as well as social model theory ecology. The nursing intervention provided education, counseling service, coaching, mentoring, and home visits.
The analysis results reveals very significant increase in the mean score of street tenagers adaptive behavior and family resilience related to drug abuse prevention efforts, after the Ampibi Multilevel Nursing Intervention Model is implemented. The effectiveness of application of s model is expected to be one of the models of community nursing services for street teenagers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
D2764
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library