Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haura Syifa
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada pasien PPOK eksaserbasi dengan hiponatremia merupakan hal penting dalam manajemen penyakit ini. Pasien dengan PPOK eksaserbasi yang mengalami hiponatremia dapat menghadapi risiko kesehatan yang lebih serius dan kompleks. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan pemantauan terapi obat pada pasien PPOK eksaserbasi.Data diperoleh secara prospektif melalui catatan rekam medik dan Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). PTO dilakukan terhadap pasien yang didiagnosis PPOK eksaserbasi dan hiponatremia yang dirawat di ruang rawat inap teratai lantai 4 selatan RSUP Fatmawati. Data yang diperoleh terdiri dari data demografis dan klinis pasien. Dari data tersebut, dilakukan analisis kesesuaian indikasi dan dosis obat, serta Drug Related Problem (DRP) dengan metode PCNE.Terapi pengobatan pasien secara keseluruhan telah sesuai dengan indikasi dan tata laksana. DRP yang terjadi, antara lain: kemungkinan munculnya efek samping dan efek obat yang tidak optimal akibat regimen dosis dan durasi obat yang tidak sesuai. Apoteker di bidang farmasi klinis memiliki peran yang penting dalam edukasi dan pemantauan terapi obat pasien. Pemantauan terapi obat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko efek samping yang mungkin muncul. Pemantauan terapi obat pada pasien perlu dilakukan sejak awal pasien masuk fasilitas pelayanan kesehatan hingga pasien pulang sehingga permasalahan yang berpotensi muncul dapat segera diintervensi dan diselesaikan.

Drug therapy monitoring in exacerbated COPD patients with hyponatremia is important in the management of the disease. Patients with COPD exacerbations who experience hyponatremia may face more serious and complex health risks. Therefore, this study aims to identify the problems associated with drug therapy monitoring in exacerbated COPD patients. Data were obtained prospectively through medical records and integrated patient progress records. Drug therapy monitoring was performed on patients diagnosed with exacerbation of COPD and hyponatremia who were treated at the Teratai inpatient room on the 4th floor south of Fatmawati Hospital. The data obtained consisted of patient demographic and clinical data. From these datas, an analysis of the suitability of drug indications and dosages, as well as Drug Related Problems (DRP) with the PCNE method was carried out. The overall treatment of the patient was in accordance with the indications and management. DRP that occurs, among others: the possibility of side effects and drug effects that are not optimal due to inappropriate dosage regimens and drug durations. Pharmacists in clinical pharmacy have an important role in educating and monitoring patient drug therapy. Drug therapy monitoring aims to increase the effectiveness of therapy and minimize the risk of side effects that may arise. Monitoring of drug therapy in patients needs to be done from the time the patient enters the health care facility until the patient returns so that problems that potentially arise can be immediately intervened and resolved."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Nathanael
"Tuberkulosis adalah penyakit yang membutuhkan penggunaan antimikroba terus menerus dalam jangka panjang untuk mencegah resistensi Mycobacterium tuberculosis pada pasien terhadap rejimen antibiotik tuberkulosis sensitif obat. Prevalensi terjadinya DRP pada pasien tuberkulosis tergolong tinggi sehingga diperlukan suatu tindakan identifikasi, pencegahan, dan pemantauan pada pasien tuberkulosis secara komprehensif. Tugas khusus ini bertujuan untuk memahami dan menjalankan peran apoteker dalam pemantauan terapi obat pasien tuberkulosis dengan komorbid yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng. Peran tersebut berupa pemantauan rasionalitas pengobatan yang diterima pasien dan identifikasi masalah terkait pengobatan yang terjadi dalam terapi. Pada tugas khusus ini, dilakukan pemantauan terapi terhadap lima pasien tuberkulosis terpilih dengan kriteria inklusi minimal tiga penyakit penyerta. Satu orang pasien kemudian dipilih untuk dilakukan analisis yang lebih mendalam terhadap rasionalitas terapi dan kemungkinan adanya masalah terkait obat yang teridentifikasi dari hasil pemantauan terapi pasien tersebut. Berdasarkan tugas khusus ini, dapat disimpulkan bahwa peran apoteker dalam melakukan pemantauan terapi obat sebagai salah satu pelayanan farmasi klinis sangat penting. Dari hasil pemantauan terapi obat pada pasien tuberkulosis dengan AIDS, toksoplasmosis, hiperkalsemia, hiponatremia, dan kerusakan ginjal dan hati berat dari tanggal 2 Oktober 2023 – 11 Oktober 2023, dicurigai terdapat beberapa pemberian obat yang kurang rasional, serta terdapat beberapa masalah terkait obat pada terapi pasien. Pemberian obat yang kurang rasional dengan beberapa masalah terkait obat dikhawatirkan berisiko menyebabkan kerugian terhadap pasien.

Tuberculosis (TB) treatment involves prolonged use of antimicrobials to prevent Mycobacterium tuberculosis resistance. Drug-Related Problems (DRPs) are prevalent in TB patients, requiring comprehensive identification and monitoring. This task focuses on understanding the pharmacist's role in monitoring drug therapy for TB patients with comorbidities at Cengkareng Regional General Hospital. The pharmacist monitors treatment rationality and identifies therapy-related issues. Five selected TB patients with a minimum of three comorbidities undergo therapy monitoring, with one patient subject to in-depth analysis. From October 2 to October 11, 2023, a TB patient with AIDS, toxoplasmosis, hypercalcemia, hyponatremia, and severe kidney and liver damage exhibits potentially less rational drug administration and drug-related problems. Pharmacists play a crucial role in clinical pharmacy services, ensuring rational drug use and addressing potential issues, minimizing risks to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maulinda Sari
"Kegiatan pemantauan terapi obat (PTO) dilakukan secara rutin dan teratur untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. PTO dilakukan pada pasien seminoma mediastinum di RSUP Persahabatan untuk memastikan kemoterapi berjalan dengan efektif dan maksimal.Analisis PTO dilakukan dengan menganalisis terapi obat yang didapatkan pasien berdasarkan data yang terdapat pada rekam medis pasien. Data didapatkan dari Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi SOAP dokter, perawat, dan apoteker data terapi dan obat yang diterima pasien selama dirawat dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien.Masalah terkait obat terkait reaksi obat tidak dikehendaki ditemukan efek samping kemoterapi cisplatin dan dexamethasone menyebabkan pasien cegukan dan kemoterapi etoposide menyebabkan konstipasi. Indikasi tanpa obat ditemukan bahwa pasien belum buang air besar sejak hari pertama masuk rumah sakit.Pemberian obat dengan baik dan benar kepada pasien perlu diperhatikan supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengobatan karena pasien termasuk kategori polifarmasi dengan jumlah obat yang diterima lebih dari 5 obat. Efek samping cegukan yang muncul dan konstipasi perlu dievaluasi setelah diberi pengobatan.

Drug therapy monitoring (PTO) activities are carried out routinely and regularly to ensure safe, effective, and rational drug therapy for patients. PTO is performed on mediastinal seminoma patient at Persahabatan General Hospital to ensure that chemotherapy run effectively. PTO analysis is carried out by analyzing the drug therapy received by the patient based on the data contained in the patient's medical record. Data were obtained from Integrated Patient Development Notes, doctors, nurses and pharmacists, data on therapy and drugs received by patients during treatment and results of laboratory examinations of patients. Drug-related problems related to adverse drug reactions found side effects of cisplatin and dexamethasone chemotherapy causing hiccups in patients and etoposide chemotherapy cause constipation. An indication without medication was found that the patient had not had defecate since the first day of admission to the hospital. It is necessary to pay attention to administering the drug properly and correctly so that there are no errors in treatment because the patient is included in the polypharmacy category with the number of drugs received more than 5 drugs. Side effects that appear hiccups and constipation need to be evaluated after being given treatment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sadee, Wolfgang
New York: John Wiley & Sons, 1980
615.7 SAD d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library