Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ambarwidati Handoyo
Abstrak :
Gejala penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya (NAZA) beberapa tahun belakangan ini kembali merebak di Indonesia, terutama di kota Jakarta. Setelah pada awal 1994 lalu heboh pemakaian ekstasi yang marak dilakukan oleh banyak kelompok dalam masyarakat diangkat dalam berbagai berita di media massa, dua tahun belakangan ini terhitung mulai akhir tahun 1997 media massa mengungkap kasus pemakaian putauw di kalangan remaja. Padahal munculnya masalah pemakaian putauw di kalangan remaja hampir bersamaan dengan keberadaan ekstasi. Baru dalam dua tahun terakhir kegemparan masalah pemakaian putauw terjadi di masyarakat. Efek pemakaian putauw yang sangat berbahaya bagi para pemakainya, sebagian besar berasal dari kalangan remaja baru muncul, dan dirasakan sangat merugikan banyak kalangan (terutama bagi orang tua). Pemahaman atas pemakaian NAZA yang awalnya hanya untuk mencari kesenangan, akhirnya terjerumus menjadi pecandu. Hal tersebut kemudian menjadi masalah sosial yang serius karena para pecandu memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadi pelaku perilaku menyimpang dan tindakan yang melanggar hukum. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini, adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang memiliki peran utama atas keterlibatan remaja terhadap penggunaan putauw. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat dan memahami bagaimana proses belajar yang dialami oleh para remaja sehingga mereka menjadi pecandu putauw. Dari hasil penelitian didapati suatu kenyataan bahwa faktor lingkungan pergaulan dari sekolah/kampus, memegang peran utama atas terjerumusnya remaja menjadi pecandu putauw, Sedangkan peran keluarga dan penerapan pendidikan agama tidak terlalu banyak mempengaruhi. Kenyataan lain yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini adalah, bahwa para remaja mengalami suatu proses belajar sebelum akhirnya ia menjadi seorang pecandu putauw. Proses belajar tersebut dimulai dengan keterlibatan mereka dengan jenis NAZA lainnya seperti ganja atau ekstasi. Pemahaman "yang salah terhadap efek dari setiap jenis NAZA, akhirnya menyebabkan mereka menggunakan putauw dan terjerumus menjadi pecandu putauw.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winny Kirana Hasanah
Abstrak :
Perilaku seksual pranikah atau seks sebelum menikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum adanya pernikahan yang sah. Perilaku seksual pranikah di masyarakat tidak diterima secara budaya dan sosial karena bertentangan dengan moral dan menimbulkan beberapa masalah kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penggunaan NAPZA dengan perilaku seksual pranikah pada remaja pria usia 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian yaitu remaja pria belum menikah yang berusia 15-24 tahun di Indonesia dan terpilih menjadi responden dalam SDKI tahun 2017 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 9.598 responden. Hasil penelitian menunjukkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia sebesar 9,1%, penggunaan NAPZA pada remaja pria sebesar 4,9% dan berdasarkan cara penggunaanya, persentase tertinggi penggunaan NAPZA yaitu dengan cara dihisap dan atau dihirup sebesar 2,5%. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda menyatakan penggunaan NAPZA meningkatkan perilaku seksual pranikah pada remaja pria di Indonesia setelah dikontrol variabel tempat tinggal, umur, pengaruh teman sebaya dan konsumsi alkohol. Remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara dihisap dan atau dihirup berisiko 2,9 kali (95% CI: 2,2-3,9) melakukan hubungan seksual pranikah, remaja yang menggunakan NAPZA dengan cara ditelan 1,4 kali (95% CI: 1,0-2,1) lebih berisiko pada perilaku seksual pranikah dan remaja pria yang menggunakan NAPZA dengan cara lainnya (disuntik atau kombinasi dari beberapa cara penggunaan) meningkatkan risiko perilaku seks sebelum menikah sebesar 4,1 kali (95% CI: 2,2-7,3) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan NAPZA. ......Premarital sexual behavior or sex before marriage is a sexual activity carried out before legal marriage. Premarital sexual behavior in society is not accepted culturally and socially because it is against morals and causes several health problems. The purpose of this study was to determine the relationship between drug use and premarital sexual behavior in male adolescents aged 15-24 years in Indonesia. This study uses a cross-sectional design with a research sample of unmarried male adolescents aged 15-24 years in Indonesia and selected as respondents in the 2017 IDHS and meeting the inclusion and exclusion criteria of 9,598 respondents. The results showed premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia was 9.1%, drug use in male adolescents was 4.9%, and based on the method of use, the highest percentage of drug use was by smoking and/or inhalation at 2.5%. Multivariate analysis using multiple logistic regression test stated that drug use increased premarital sexual behavior in male adolescents in Indonesia after controlling for variables of residence, age, peer influence and alcohol consumption. Male adolescents who use drugs by smoking and/or inhalation are at risk of 2.9 times (95% CI: 2.2-3.9) having premarital sexual intercourse, adolescents who use drugs by swallowing 1.4 times (95% CI: 1.0-2.1) were more at risk for premarital sexual behavior and male adolescents who used drugs in other ways (injections or a combination of several ways of use) increased the risk of premarital sex behavior by 4.1 times (95% CI: 2,2-7.3) compared with those who do not use drugs.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Rusiana
Abstrak :
Pendahuluan: Remaja memiliki faktor-faktor yang membuatnya rentan melakukan perilaku berisiko seperti mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan faktor protektif yang berhubungan dengan perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-korelatif dengan teknik sampling stratified cluster sampling dan purposive sampling dengan jumlah sampel 263 remaja SMA di Jakarta Barat. Penelitian menggunakan lima kuesioner yaitu data demografi, Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Styles, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), dan Drug Abuse Screening Test-20 (DAST-20). Hasil: Remaja SMA di Jakarta Barat sebagian besar tidak memiliki perilaku mencederai diri dan penyalahgunakan NAPZA. Masalah emosional dan perilaku, perilaku prososial, dan pola asuh memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku mencederai diri. Tidak ada faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Promosi dan prevensi perilaku mencederai diri dan penyalahgunaan NAPZA dengan Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT) dan Dialectical Behavioral Therapy (DBT). ......Introduction: Adolescent has factors that make them vulnerable to health risky behavior such as self-injury and drug abuse. The purpose of this study was to find risk factors and protective factors related to self-injury and drugs abuse in adolescents. Methods: The study used descriptive correlative design and sampling techniques named stratified-cluster sampling and purposive sampling with a total sample of 263 adolescents in high school in West Jakarta. The data was collected by five questionnaires, which are demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Typology of Parenting Style, Deliberate Self Harm Inventory (DSHI), and Drug-Abuse Screening Test 20 (DAST-20). Results: Most high school adolescents in Jakarta does not have self-injurious behavior and drug abuse. Emotional-behavior problems, prosocial behavior, and parenting style have a significant relationship with self-injury. There are no factors related to drug abuse. Recommendation: Promotion and prevention of self-injury problems and drug abuse by Coping-Skills Training, Problem-Solving Therapy, Cognitive Behavior Therapy (CBT), and Dialectical Behavioral Therapy (DBT).
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedjono D.
Bandung: Alumni, 1985
362.2 SOE n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library