Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Jessica Apulina
Abstrak :
Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak. ......Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Majdiyana
Abstrak :
Latar belakang: Cedera trauma dental sering terjadi pada murid di Sekolah. Guru adalah orang pertama yang bertanggungjawab merespon kejadian ini. Para guru perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang penanganan kedaruratannya. Tujuan : Mengetahui efek edukasi dengan e-booklet terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik guru tentang manajemen kedaruratan cedera trauma dental. Metode: Penelitian pre-eksperimen dengan one group pretest and posttes design yang dilakukan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat dengan mengikutsertakan 60 guru Sekolah Dasar. Intervensi edukasi dilakukan menggunakan e-booklet. Penilaian terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik dilakukan sebelum, segera setelah, dan sebulan setelah edukasi. Penilaian menggunakan kuesioner yang diadaptasi dari beberapa penelitian sebelumnya. Analisis data menggunakan friedman test. Hasil: Skor pengetahuan setelah edukasi mengalami peningkatan setelah dilakukan edukasi dengan hasil uji statistik signifikan p<0,05 yang menunjukkan bahwa tedapat peningkatan pengetahuan dan praktik setelah edukasi dengan e-booklet. Kesimpulan: Pengetahuan dan praktik guru Sekolah Dasar yang ada di Kota Pontianak tentang manajemen kedaruratan cedera trauma dental masih kurang. Namun sikap yang positif dan keinginan yang untuk mempelajarinya cukup baik. Edukasi dengan e-booklet memberikan efek terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik guru. ......Background: Traumatic Dental Injuries often occur in students at school. The teacher is the first person who is responsible for responding to this incident. Teachers need to have good knowledge of emergency management. Objective : To determine the effect of education with e-booklet on the knowledge, attitudes, and practices of teachers regarding emergency management of traumatic dental injuries. Methods: Pre-experimental research with one group pretest and posttest design conducted in Pontianak City, West Kalimantan by involving 60 elementary school teachers. The educational intervention was carried out using an e-booklet. Assessments of knowledge, attitudes, and practices were carried out before, immediately after, and a month after education. The assessment uses a questionnaire adapted from several previous studies. Data analysis using friedman test. Results: Knowledge scores after education increased after education with a statistically significant test result p<0.05 which indicates that there is an effect of increasing knowledge and practice after education with e-booklets. Conclusion: The knowledge and practice of elementary school teachers in Pontianak City regarding emergency management of dental trauma injuries is still lacking. But a positive attitude and a willingness to learn is quite good. Education with e-booklets has an effect on increasing teacher knowledge, attitudes and practices.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khumaira Adienia Subagyo
Abstrak :
Latar Belakang: Adanya pandemi COVID-19 yang penyebaran virus SARS COV-2 dapat melalui klinik dental baik penyebaran kontak langsung maupun tidak langsung. Organisasi dental dunia termasuk juga PDGI menyarankan masyarakat untuk menunda perawatan gigi yang bersifat symptomatic, perawatan dengan menggunakan high-speed handpiece atau instrumen ultrasonik dapat menghasilkan sekresi berupa saliva, darah dan cairan tubuh lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai COVID-19 dan dental emergency dengan menggunakan media video edukasi. Tujuan: Mengetahui efek penggunaan video edukasi dalam meningkatkan pengetahuan dental emergency saat menghadapi pandemi corona virus disease 19 (COVID-19). Metode: Penelitian menggunakan desain one group pretest-posttest dengan populasi Mahasiswa S1 Perguruan Tinggi Negeri Jawa Barat berusia 18-22 tahun. Responden penelitian terdiri dari 363 mahasiswa yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil: Berdasarkan uji Wilcoxon, terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada rerata nilai pre-test dan post-test pengetahuan (p < 0,05). Berdasarkan uji Effect Size Cohen’s d, efek video dalam meningkatkan pengetahuan relatif besar. Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan pada mahasiswa. Efek video dalam meningkatkan pengetahuan relatif besar. ......Background: The COVID-19 pandemic spreads the SARS COV-2 virus through clinics both by direct and indirect contact. World dental organizations, including PDGI, advise the public to postpone dental care for cases that are of symptomatic dental cases and treatments using high-speed handpieces or ultrasonic instruments which can produce secretions in the form of saliva, blood and other bodily fluids. Therefore, education is needed to increase knowledge about COVID-19 and dental emergencies by using educational video. Objective: To know the effect of using educational videos in increasing dental emergency knowledge in facing corona virus disease 19 (COVID-19) pandemic. Method: This research using pre-experimental study with one group pretest-posttest design towards the colleges students bachelor program in West Java aged 18–22. Result: Based on Wilcoxon test, there is statistically significant difference between the mean of pre-test score and post-test score in knowledge (p < 0.05). Based on Effect Size Cohen’s d test, the effectivity of video in increasing knowledge of the students is relatively big. Conclusion: There is a relatively big increase in knowledge of students and video’s effect in increasing knowledge.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renie Kumala Dewi
Jakarta: Sagung Seto, 2023
617.607 REN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Herawati
Abstrak :
Data epidemiologi surveilan harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Indek CAST berpotensi sebagai alat penilaian epidemiologi karies gigi. Perawat gigi termasuk tenaga pelaksana upaya kesehatan gigi dalam program skrining. Tujuan: mendapatkan tingkat kesesuaian antara perawat gigi dan dokter gigi dalam menilai kebutuhan perawatan karies gigi anak umur 6-12 tahun menggunakan indek CAST. Uji diagnostik pendekatan crossectional pada 95 anak 6-12 tahun, pemeriksaan klinik, analisis pearson korelasion, ICC dan ROC. Tingkat kesesuaian antar pengamat baik (ICC 0,59-0,97). Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik (sensitivitas 70-100%), dan spesifisitas (51-100%). Perawat gigi dapat menjadi salah satu tenaga epidemiologi suveilans dalam penilaian kebutuhan perawatan karies menggunakan indek CAST. ...... Epidemiological surveillance data should have high values in validity and reliability. Index CAST were a potential epidemiology tools for dental caries assessment. Dental nurses are the executive personnel for screening programs in dental health care. To get the compatibility between dentists and dental nurses in assessing care needs of dental caries by using CAST index in children 6-12 years old.Diagnostic test with Cross Sectional approach, samples consists of 95 children between 6-12 years old, clinical examination, and all data analyzed by Pearson correlation, ICC and ROC tests respectively. There are good level of concordance between the observers (ICC 0.59 to 0.97) and the sensitivity and specificity values were good enough (sensitivity 70-100%) and specificity (51- 100%). Dental nurse can be one of the surveillance epidemiologists in the assessment of dental caries care needs by using CAST index.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
Abstrak :
Gigi molar pertama tetap adalah gigi yang paling peka terhadap karies, sehingga pada anak sering di jumpai gigi molar pertama tetapnya telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Sehubungan dangan hal tersebut telah diupayakan berbagai cara untuk mencegah karies pada gigi tetap, terutama pada gigi molar pertama, karena erupsinya paling awal. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menutup pit dan fisur, karena biasanya karies dimulai dari daerah tersebut. Untuk penelitian ini digunakan semen glass ionomer. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana semen glass- ionorner dapat mencegah karies pit dan fisur gigi molar pertama tetap dan sejauh mana semen tersebut dapat bertahan di dalam fit dan fisur gigi molar tetap pertama. Subjek penelitian adalah gigi molar pertama tetap siswa sekolah dasar TRISULA Salemba Tengah kelas I, II. III. dengan- usia 6 - 9 tahun. Sejumlah 69 anak telah terpilih untuk diteliti. Setiap anak di lakukan penutupan pit dan fisur pada 2 gigi molar pertama tetap atas dan bawah secara silang, sehingga seluruh gigi perlakuan 138 buah. Sedang 2 gigi yang lain dipergunakan sebagai kontrol.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti
Abstrak :
Indonesian Journal of Dentistry 2006; Edisi Khusus KPPIKG XIV: 111-116 Apexification is the preparation of the endodontic treatment for a tooth with pulpal necrosis and incomplete developed apex. The aim of this treatment is to stimulate further apex development and formation of calcified tissue at the apex, so that conventional endodontic treatment could be performed. One of the most suitable material for apexification is calcium hydroxide since it has an excellent biocompatibility, antimicrobial property, and ability to stimulate hard tissue formation. In this case, apexification was performed on a 9 years old boy with incompletely developed apex and necrosis 36 tooth. Thereis, no subjective or clinical symptoms after 6 months. Although in the radiograph, apical closure was not clearly detected, apical stop was obtained in clinical examination. Subsequently, the 36 tooth was restored with onlay.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karamoy, Youla
Abstrak :
[ABSTRAK
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah kesehatan gigi dan mulut. Keadaan gigi dan mulut anak usia 12 tahun sangat rentan. Tujuannya menganalisis status kesehatan gigi dan mulut dihubungkan dengan kualitas hidup anak menggunakan COHIP-SF versi Indonesia. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional, pada 300 anak usia 12 tahun, wawancara dan pemeriksaan. Diketahui rerata DMF-T 2,51, rerata PUFA 0,49 gigi perorang, dan OHI-S 1,70. Terdapat hubungan yang bermakna antara DMF-T dengan COHIP-SF versi Indonesia(rs=-0,1, p=0,017), PUFA(rs=-0,16, p=0,005) dan OHI-S(rs=-0,16, p=0,004) dengan COHIP-SF versi Indonesia. Kesimpulannya semakin baik status kesehatan gigi anak maka kualitas hidup anak akan semakin baik.
ABSTRACT
One the factors that affect the quality of life is the dental oral health. Especially the condition of teeth and mouth child 12 years of age are particularly vulnerable. Objective:To analyze the dental health status linked to the quality of life of children using COHIP-SF Indonesian version. Methods:The study analytic with cross-sectional design, the 300 children, interview and examination. Results:The mean DMF-T 2.51, PUFA 0.49, OHI-S 1.70. There is a significant association between the DMF-T (rs=-0.1;p=0.017), PUFA(rs=-0.16;p=0.005), OHI-S (rs=- 0,16;p=0.004) with COHIP-SF Indonesian version. Conclusion:The better the dental health status of children, is the quality of life the children will be better., One the factors that affect the quality of life is the dental oral health. Especially the condition of teeth and mouth child 12 years of age are particularly vulnerable. Objective:To analyze the dental health status linked to the quality of life of children using COHIP-SF Indonesian version. Methods:The study analytic with cross-sectional design, the 300 children, interview and examination. Results:The mean DMF-T 2.51, PUFA 0.49, OHI-S 1.70. There is a significant association between the DMF-T (rs=-0.1;p=0.017), PUFA(rs=-0.16;p=0.005), OHI-S (rs=- 0,16;p=0.004) with COHIP-SF Indonesian version. Conclusion:The better the dental health status of children, is the quality of life the children will be better.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Tandean
Abstrak :
Kecemasan anak terhadap perawatan gigi dapat diatasi dengan teknik manajemen perilaku, seperti Tell-Show-Do dan modelling. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kecemasan anak berdasarkan status sosial ekonomi setelah diberikan penayangan video ekstraksi. Penelitian ini dilakukan pada 142 anak berusia 6-9 tahun dengan menggunakan kuesioner MCDAS f yang telah dimodifikasi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada anak dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah sebelum dan setelah diberikan penayangan video ekstraksi, namun pada anak dengan status sosial ekonomi tinggi, perbedaan tersebut tidak bermakna. Selain itu, tidak terdapat perbedaan bermakna pada perubahan tingkat kecemasan terhadap perawatan gigi antara anak dengan status sosial ekonomi tinggi dan rendah sebelum dan setelah diberikan penayangan video ekstraksi. ......Child dental anxiety can be managed by using behaviour management techniques, such as Tell Show Do and modelling. The purpose of this study was to determine the differences of child dental anxiety level based on social economic status after watching tooth extraction video. This study was conducted on 142 children aged 6 9 years using modified MCDAS f questionnaire. Statistical analysis was performed using Wilcoxon test. The results showed that there are different dental anxiety levels in children with upper and lower social economic status before and after watching tooth extraction video, but in children with high social economic status, that difference is insignificant. In addition, there are no significant differences in dental anxiety level changes between children with higher and lower social economic status before and after watching tooth extraction video.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>