Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azarra Nayla Kirana Prasetyo
"The Artful Dodger (2023) is a spin-off from the novel Oliver Twist (1838) by Charles Dickens. The series reimagines the Dodger’s life 15 years after the events in the novel. The main character, Jack Dawkins, leads a double life, which blurs the lines between good and bad. This article applies Sigmund Freud’s psychoanalytic approach to investigate how Freud’s anxiety and defense mechanisms are reflected in Jack’s behavior. This article uses a descriptive qualitative method by analyzing the dialogue and scenes that reflect anxiety and defense mechanisms. The findings of this research show that Jack dominantly experiences realistic anxiety and moral anxiety and uses denial, projection, displacement, rationalization, and regression as his defense mechanisms. It is hoped that the results of this research will provide a deeper understanding of the psychological complexity of characters in films as well as provide a basis for further research in the fields of psychoanalysis and the series The Artful Dodger (2023).

The Artful Dodger (2023) merupakan spin-off dari novel Oliver Twist (1838) karya Charles Dickens. Serial ini menggambarkan kembali kehidupan Dodger 15 tahun setelah kejadian di dalam novel tersebut. Jack Dawkins, selaku karakter utama, menjalani kehidupan ganda yang mengaburkan batas antara kebaikan dan keburukan. Artikel ini menerapkan pendekatan psikoanalitik Sigmund Freud untuk menyelidiki bagaimana kecemasan dan mekanisme pertahanan Freud tercermin dalam perilaku Jack. Artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis dialog dan adegan yang di dalamnya mencerminkan kecemasan dan mekanisme pertahanan diri. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Jack dominan mengalami kecemasan realistik dan kecemasan moral serta menggunakan penyangkalan, proyeksi, pemindahan, rasionalisasi, dan regresi sebagai mekanisme pertahanannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kompleksitas psikologis karakter dalam film serta memberikan landasan untuk penelitian lebih lanjut di bidang psikoanalisis dan The Artful Dodger (2023)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindyawati Octavianny
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan bagaimana mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Unsent Letters karya Elsa Fakhirah Nasution atau biasa dikenal dengan Elcessa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan psikologi sastra. Teori yang digunakan merupakan teori mekanisme pertahanan diri yang disampaikan oleh Sigmund Freud. Mekanisme Pertahanan diri merupakan strategi perlindungan yang dilakukan oleh manusia dalam menghadapi ansietas atau kecemasan. Freud menyampaikan munculnya perasaan ansietas atau kecemasan disebabkan oleh keinginankeinginan yang tidak tercapai atau saling bertentangan sehingga mekanisme pertahanan diri ini dilakukan untuk menghilangkan ansietas atau kecemasan yang dirasa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel Unsent Letters karya Elsa Fakhirah Nasution atau biasa dikenal dengan Elcessa berupa regresi, represi, proyeksi, reaksi formasi, rasionalisasi, agresi dan apatis, pengalihan, fantasi dan stereotip, dan terakhir sublimasi. 

This study aims to describe how the defense mechanism is carried out by the characters in the novel Unsent Letters by Elsa Fakhirah Nasution or commonly known as Elcessa. The research method used is descriptive qualitative with a study of literature psychology. The theory used is defense mechanisms presented by Sigmund Freud. Defense Mechanisms are protective strategies carried out by humans in dealing with anxiety. Freud conveyed that the emergence of feelings of anxiety is caused by desires that are not achieved or conflict with each other so that this defense mechanism is carried out to eliminate anxiety. The results of this study indicate that there are defense mechanisms carried out by the characters in the novel Unsent Letters by Elsa Fakhirah Nasution or commonly known as Elcessa in the form of regression, repression, projection, reaction formation, rationalization, aggression and apathy, diversion, fantasy and stereotypes, and sublimation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Dhia Rabbani
"Artikel ini membahas usaha mekanisme pertahanan diri tokoh Zain, tokoh utama dalam film Capernaum karya Nadine Labaki. Film ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki Lebanon berusia 12 tahun yang menggugat orang tuanya sendiri karena melahirkannya meskipun tahu tentang kehidupan menyedihkan yang akan dijalani. Zain menuntut orang tuanya atas "kejahatan" memberinya kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi usaha-usaha melalui mekanisme pertahanan diri ego di tengah gempuran tekanan dan norma dari superego masyarakat kelas bawah. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah teori film Boggs dan Petrie (2022) dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud (2018) dalam struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego untuk mengkaji keputusan-keputusan yang diambil oleh Zain. Struktur naratif dan sinematografis menunjukkan kondisi keluarga yang disfungsional serta dampak kemiskinan. Hasil analisis artikel menunjukkan ego Zain yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan id tanpa mempertimbangkan keputusan atau melemahkan peran superego yang seharusnya mengatur norma moral. Film Capernaum, yang mengangkat isu perempuan, imigran, dan anak-anak di Timur Tengah, memperlihatkan kejahatan pada anak-anak di bawah umur, khususnya dalam bentuk eksploitasi anak. Kesulitan yang dihadapi oleh pengungsi dan anak-anak mereka, masalah pernikahan dini, serta isu perdagangan manusia menjadi fokus utama dalam film ini. Tekanan yang begitu besar dari superego berdampak pada kegagalan pertahanan diri tokoh untuk bertanggung jawab terhadap keluarganya.

This article discusses the self-defense mechanisms employed by Zain, the main character in Nadine Labaki's film Capernaum. The film tells the story of a 12-year-old Lebanese boy who sues his own parents for giving birth to him, despite knowing the miserable life he would endure. Zain accuses his parents of the "crime" of bringing him into existence. The article aims to identify the ego's defense mechanisms amidst the pressures and norms imposed by the superego of the lower-class society. The research method used in this analysis is based on Boggs and Petrie's (2022) film theory, combined with Sigmund Freud's (2018) psychoanalytic approach, focusing on the structure of personality comprising the id, ego, and superego, to examine Zain's decision-making processes. The narrative and cinematic structure reveal the dysfunctional family conditions and the impact of poverty. The article's findings highlight Zain's ego prioritizing the fulfillment of the id's needs while disregarding or weakening the superego's role in upholding moral norms. Capernaum, which raises issues concerning women, immigrants, and children in the Middle East, exposes crimes against minors, particularly child exploitation. The film focuses on the challenges faced by refugees and their children, early marriage issues, and human trafficking. The immense pressure from the superego results in the failure of Zain's defense mechanisms to take responsibility for his family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Dhia Rabbani
"Artikel ini membahas usaha mekanisme pertahanan diri tokoh Zain, tokoh utama dalam film Capernaum karya Nadine Labaki. Film ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki Lebanon berusia 12 tahun yang menggugat orang tuanya sendiri karena melahirkannya meskipun tahu tentang kehidupan menyedihkan yang akan dijalani. Zain menuntut orang tuanya atas "kejahatan" memberinya kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi usaha-usaha melalui mekanisme pertahanan diri ego di tengah gempuran tekanan dan norma dari superego masyarakat kelas bawah. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah teori film Boggs dan Petrie (2022) dengan pendekatan psikoanalisis Sigmund Freud (2018) dalam struktur kepribadian yang terdiri dari id, ego, dan superego untuk mengkaji keputusan-keputusan yang diambil oleh Zain. Struktur naratif dan sinematografis menunjukkan kondisi keluarga yang disfungsional serta dampak kemiskinan. Hasil analisis artikel menunjukkan ego Zain yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan id tanpa mempertimbangkan keputusan atau melemahkan peran superego yang seharusnya mengatur norma moral. Film Capernaum, yang mengangkat isu perempuan, imigran, dan anak-anak di Timur Tengah, memperlihatkan kejahatan pada anak-anak di bawah umur, khususnya dalam bentuk eksploitasi anak. Kesulitan yang dihadapi oleh pengungsi dan anak-anak mereka, masalah pernikahan dini, serta isu perdagangan manusia menjadi fokus utama dalam film ini. Tekanan yang begitu besar dari superego berdampak pada kegagalan pertahanan diri tokoh untuk bertanggung jawab terhadap keluarganya.

This article discusses the self-defense mechanisms employed by Zain, the main character in Nadine Labaki's film Capernaum. The film tells the story of a 12-year-old Lebanese boy who sues his own parents for giving birth to him, despite knowing the miserable life he would endure. Zain accuses his parents of the "crime" of bringing him into existence. The article aims to identify the ego's defense mechanisms amidst the pressures and norms imposed by the superego of the lower-class society. The research method used in this analysis is based on Boggs and Petrie's (2022) film theory, combined with Sigmund Freud's (2018) psychoanalytic approach, focusing on the structure of personality comprising the id, ego, and superego, to examine Zain's decision-making processes. The narrative and cinematic structure reveal the dysfunctional family conditions and the impact of poverty. The article's findings highlight Zain's ego prioritizing the fulfillment of the id's needs while disregarding or weakening the superego's role in upholding moral norms. Capernaum, which raises issues concerning women, immigrants, and children in the Middle East, exposes crimes against minors, particularly child exploitation. The film focuses on the challenges faced by refugees and their children, early marriage issues, and human trafficking. The immense pressure from the superego results in the failure of Zain's defense mechanisms to take responsibility for his family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vaillant, George E.
Boston: Little, Brown, 1977
155.6 VAI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library