Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 734 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Kusuma Suryanzah
Abstrak :
ABSTRAK Tingkat persaingan industri yang semakin cepat menuntut para manajer untuk dapat mengambil keputusan strategis secara optimal agar dapat selalu unggul dalam persaingan yang ada. Dalam rangka mendukung hal ini, maka perlu dikembangkan suatu sistem berbasis komputer yang mampu memberikan dukungan kepada manajer untuk dapat mengambil keputusan jauh lebih optimal. Tulisan ini bertujuan untuk melihat kebutuhan sistem pendukung keputusan bagi manajer sebagai dukungan untuk dapat menghasilkan suatu keputusan yang optimal dalam menjalankan roda organisasi, sehingga organisasi dapat unggul dalam persaingan yang semakin ketat ini. Tulisan ini menghasilkan prototipe sistem pendukung keputusan yang terdiri dari 3 subsistem, yaitu subsistem pembangkitan ide, subsistem peramalan bisnis dan subsistem keputusan semi terstruktur. Pembangkitan ide adalah mekanisme untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari semua unsur terkait dalam organisasi dan mengolahnya untuk menghasilkan ide terbaik agar organisasi dapat selalu unggul. Peramalan bisnis dapat digunakan oleh para manajer untuk melakukan estimasi terhadap kondisi organisasi di masa yang akan datang. Keputusan semi terstruktur adalah salah satu jenis keputusan yang mencoba untuk melakukan proses kuantifikasi terhadap imajinasi dan wawasan manajer sehingga para manajer dapat memilih keputusan terbaik dari beberapa pilihan yang ada.
ABSTRACT Industry competitive that have been growing quickly require managers to make optimum strategic decision to be always as winner in existing competition. In supporting this condition needed to develop a system base on computer to support managers to make optimum decision. This thesis has objectives to view decision support system as managers need to make optimum decision to operate organization so can be have competitive advantage. This thesis develop a prototype for decision support system that has three subsystem. Those are idea generation subsystem, business forecasting subsystem, and semi structured subsystem. Idea generation is mechanism to get many ideas from many participant in organization and manage them to produce the best idea. Business forecasting can be used by managers to make estimation for future condition in organization. Semi structured decision is one of types decisions that try to make quantification for imagination and insight of managers to choose the best choice.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai proses pembuatan keputusan desa di dalam proyek pembangunan swadaya masyarakat desa ini, bertujuan untuk menjawab pelbagai pertanyaan penelitian, yaitu (1)bagaimanakah peranan pejabat tingkat atas desa, pemimpin formal desa, pemimpin informal, dan warga desa biasa di dalam proses tersebut (2)bagaimanakah tahapan (prosedur) pembuatan keputusan desa, dan (3)lembaga desa apa saja yang terlibat di dalam proses tersebut.

Dua kasus proyek pembangunan swadaya masyarakat desa yang dipilih, yaitu proyek bendungan Kali Pakijangan dan proyek jalan desa, merupakan unit analisis yang digunakan untuk menjawab pelbagai pertanyaan penelitian di atas. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua kasus tersebut, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut. Peranan pejabat tingkat atas desa ternyata sangat kecil. Camat sama sekali tidak memiliki keterlibatan di dalam tahapan-tahapan pembuatan keputusan desa, kecuali hanya selalu mewakilkan kepada Mantri Polisi. Dilihat dari aktivitas dan isi pembicaraannya, peranan pejabat kecamatan ini tidak lebih sebagai pemberi sambutan awal rapat tanpa sedikitpun terlibat di dalam pembahasan materi rapat.

Peranan kepada desa ternyata cukup besar karena secara aktif turut terlibat di dalam keseluruhan tahapan pengesahan (legitimation), yaitu pelbagai jenis pembicaraan baik informal maupun formal yang menuju kepada penetapan suatu usulan proyek pembangunan swadaya masyarakat menjadi sebuah keputusan desa.

Peranan para pemimpin informal ternyata sangat besar. Secara aktif mereka terlibat dari tahapan prakarsa (initiation) sampai kepada tahapan pengesahan (legitimation). Selain prakarsa proyek selalu berasal dari mereka, para pemimpin informal ini juga melakukan pelbagai kontak pribadi dan aktif terlibat di dalam semua jenis pembicaraan hingga keputusan desa pada akhirnya ditetapkan.

Keterlibatan warga desa biasa ternyata hanya terbatas pada tahap pembicaraan informal, yaitu berupa kontak-kontak pribadi di antara mereka sendiri dan di dalam pertemuan kelompok-kelompok jamiyahan. Hal ini disebabkan aleh aturan tata tertib lembaga-lembaga desa yang tidak memungkinkan warga desa biasa untuk terlibat di dalam pertemuan-pertemuan formal LKMD maupun LMD. Keikutsertaan dan aktivitas warga desa di dalam kegiatan-kegiatan tersebut sangat tinggi. Hal ini dilihat baik dari inisiatif untuk mengemukakan pendapat, tanggapan, usulan, maupun kehadiran mereka. Secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa peranan paling besar di dalam proses pembuatan keputusan desa mengenai proyek pembangunan swadaya masyarakat berasal dari para pemimpin informal. Sedangkan prosedur pembuatan keputusan desa terentang mulai dari tahapan prakarsa (initiation) sampai kepada tahapan pengesahan (legitimation) dimana di dalamnya terlibat pelbagai lembaga desa, seperti LKMD, LMD, maupun kelompok-kelompok jamiyahan yang tersebar di seluruh wilayah desa.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat eksploratif, yang bertujuan untuk menggali informasi awal mengenai proses pengambilan keputusan dalam kondisi menyimpang di bagian produksi. Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara karakteristik individu pengambil keputusan dan kondisi kerja dengan proses pengambilan keputusan. Studi tentang pengambilan keputusan umumnya didasarkan pada pendekatan ekonomi yang memfokuskan pada bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk memperoleh hasil yang optimum. Namun, dalam realitas, hal itu sulit tercapai karena proses pengambilan keputusan tidak berada dalam ruang vakum. Para ahli teori naturalistic decision making (NDM) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Keterbatasan kognitif manusia dalam mengolah banyak informasi juga menyebabkan terjadinya berbagai kesalahan pengambilan keputusan. Perhatian terhadap kemampuan kognitif manusia menjadi semakin penting karena meningkatnya teknologi otomatis yang lebih menuntut penggunaan proses berpikir daripada tenaga fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tentang proses pengambilan keputusan dalam lingkungan industri dengan teknologi otomatis. Penelitian ini menggunakan pendekatan human factors untuk mengetahui bagaimana peralatan dan lingkungan kerja berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai komponen aktif yang berinteraksi dengan sistem untuk mengisi fungsi sistem tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan aspek kognitif, penelitian ini juga menggunakan kerangka analisa cognitive system engineering. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dianalisis sebagai komponen aktivitas yang dihubungkan dengan pelaku dan komponen sistem. Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam keadaan menyimpang yang dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri polyester di Tangerang. Industri ini dipilih karena merupakan industri yang telah mapan dan menggunakan teknologi canggih continuous polymerization. Sebagai studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh supervisor di bagian produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan retrospektif self reports, di mana pekerja menuliskan sendiri pengalaman mereka dalam mengambil keputusan pada keadaan menyimpang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 10.0 terhadap 64 kuesioner yang dikembalikan. Statistik non parametrik dipilih untuk menganalisis data karena penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bertujuan untuk menguji hipotesa. Analisa kasus proses pengambilan keputusan secara khusus dilakukan terhadap sebagian kecil responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang di bagian produksi sesuai dengan karakteristik NDM sebagai proses pengambilan keputusan dalam situasi alamiah yang kompleks, dengan tekanan waktu dan menuntut kerjasama tim. Diketahui juga adanya dinamika proses pengambilan keputusan berdasarkan tingkat penyimpangan. Pekerja cenderung menggunakan penyederhanaan proses berpikir dalam mengolah informasi dan menentukan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Studi kasus ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara karakteristik individu dan kondisi kerja dengan tahapan pengambilan keputusan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penelitian dengan membuat pengukuran terhadap berbagai aspek pengambilan keputusan yang telah dijabarkan melalui penelitian ini. Metode pengumpulan data juga dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keterbatasan yang ada pada metode retrospective self reports. Saran praktis untuk perusahaan adalah memperbaiki tempat kerja, mengurangi beban perseptual dan beban mental karyawan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai aspek pada domain kerja yang dapat mendukung kemudahan proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang. Contohnya, memperbaiki sinyal atau peralatan lain yang mengindikasikan penyimpangan. Selain itu, tanda dan grafik yang memberikan informasi dan data penting harus dalam kondisi baik, mudah dibaca, dan didengar. Termasuk juga mengurangi tingkat kebisingan yang mengganggu komunikasi dalam keadaan darurat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Rakhmawati
Abstrak :
Program KB dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. program ini terutama untuk ibu grande mutipara. Pengambilan keputusan kontrasepsi ibu grande multipara dipengaruhi beberapa faktor: Akses pelayanan, pengetahuan, peran pasangan, bias gender, agama dan kepercayaan, sosial kultural. Tujuan penelitian mengeksplore faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan Kontap ibu grande multipara. Desain penelitian cross sectional untuk menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi ibu grande multipara menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai. Sampel penelitian 58 responden. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara faktor: bias gender, pengetahuan, peran pasangan, akses pelayanan, sosial kultural dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor agama dan kepercayaan hasil penelitian ini tidak ada hubungan signifikan dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor dominannya adalah pengetahuan dan bias gender, pengaruhnya 14,6%. Rekomendasi perlunya meningkatkan pengetahuan kontrasepsi ibu grande multipara dan bias gender dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi.
Family planning programs can control the rate of population growth. This program specially for grande multiparous. Contraception decision making for grande multiparous influenced by several factors: accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, religion and belief, social culture. The purpose of Research to explore the factors that influenced decision of Grande multiparous who use tubectomy technic. Research design : The crosssectional is used to analyze the background factors grande multiparous that determinane the compatible contraceptive choice. The sample of research is 58 respondents. Result : there is a significant relationship between factors : accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, social culture and decisioan making tubectomy. the religion and belief factors in the results of this research there is no significant relationship with decision- making for Tubectomy. The dominat factors is knowledge and refraction gender influence 14,6%. Recommendation : Improving contraceptive knowledge grande multiparous and refraction gender in decisioan making contraseptive use.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Syahri
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF


Dari karya tulis ini, yang meliputi telaah kepustakaan dan analisa kasus menunjukan bahwa ;

A. Telaah kepustakaan . (1) Setiap keputusan hanya akan berhasil baik jika pengambllannya dilakukan dengan metodologi yang sesuai dengan jenis keputusan yang bersangkutan . (2) Pengambllan keputusan yang baik paling tidak harus melalui tahapan proses intelejenj design dan perailihan . (3) Akuisisi adalah merupakan salah satu strategy diversifikasi yang dalam pelaksanaannya mempunyai tujuan tertentu. (4) Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu keputusan akuisisi yang perlu dlpertimbangkan pada saat hendak mengambil keputusan akuisisi. (5) Dalam pengambllan keputusan akuisisi diperlukan tahap penilaian yang bisa dilakukan melalui pendekatan strategi ^ penentuan kriteria penerimaan tertentu ,pengorganisasian dan tahapan proses pengambllan keputusan yang baik. (6) Untuk memperoleh syarat jual bell yang paling menguntungkan, setiap transaksi akuisisi harus dilakukan melalui negosiasi . (7) Berdasarkan pendekatan strategy ,setiap keputusan diversifikasi melalui akuisisi selain memerlukan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki di tingkat corporate^ juga penilaian terhadap kekuatan perusahaan dan daya tarik Industri yang bersangkutan . (8) Kekuatan suatu perusahaan bisa dinilai melalui pendekatan furigsi dan value chain . (9) Daya tarik industri dipengaruhi oleh faktor lingkungan makro yang selalu berubah, sehingga untuk mengetahui daya tarik suatu industri harus dilakukan evaluasi terhadap lingkungannya . (10) Lingkungan makro mempengaruhi daya- tarik industri melalui karakteriristik industrinya ,sedangkan karakteristik industri bisa ditinjau dari berbagai dimensi antara lain derajat dan sifat persaingannya, halangan masuknya perusahaan baru, kekuatan persaingan dari barang substltusi, kekuatan pembeli dan pemasok . (11) Pengembangan intern sebagai alternatif memasuki bisnis baru harus dievaluasi untuk dibandingkan dengan memasuki bisnis baru melalui akuisisi dan langkah utama dalam evaluasi tersebut

adalah menilai hambatan hambatan masuknya . B. Analisa kasus . (12) Keputusan group SC untuk memasuki bisnis baru dibidang produk perlengkapan dan bahan bangunan yang terbuat dari baja bukan merupakan keputusan yang terencana di tingkat corporate dan timbul karena ad a tawaran dari group L, sehingga prioritas keputusannya adalah memasuki bisnis baru melalui akui si si « (13) Keputusan group SC untuk memasuki bisnis baru dibidang produk yang terbuat dari baja diambil tanpa melalui analysa kekuatan bisnis dan daya tarik industri ( SWOT ) yang terperinci lebih dulu . (14) Hasil analisa tentang sumber daya yang dimiliki oleh group SC menunjukan bahwa terdapat beberapa sumber daya yang berdasarkan pengalaman dan kesamaan dalam penanganan bisa dialokasikan untuk memasuki bisnis group L. (15) Hasil analisa tentang daya tarik group L dilihat dar1 posisi bisnis' maupun daya tarik indutrinya adalah baik jSehingga keputusan untuk melakukan akuisisi terhadap group L dapat dibenarkan . (16) Dal am pengorganisasian pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi nampak bahwa group SC masih menekankan pada analisa laporan keuangan saja, padahal aspek keuangan hanyalah merupakan sal ah satu aspak saja yang memerlukan penilaian , (17) Adanya keterbatasan pengetahuan group SC tentang group L mengakibatkan pengambilan keputusan untuk tidak menerima syarat jual beli dengan hanya mengandalkan pada analisa yang belum matang berdasarkan data yang sangat terbatas . (18) Walaupun dalam menganalisa harga penawaran group SC kelihatan belum memperhitungkan berapa sebenarnya harga group L yang layak berdasarkan cost of capitalnya, namun dari hasil perhitungan net present value atas taksiran cash profit berdasarkan asumsi asumsi tertentu dimasa yang akan datang ternyata keputusan untuk tidak menerima harga yang ditawarkan oleh group L adalah dibenarkan. (19) Tidak ada keteguhan dalam pengambilan keputusan memasuki bisnis % baru dibidang produk perlengkapan dan bahan bangunan yang terbuat dari baja , sehingga setelah diambil keputusan pembatalan memasuki bisnis baru melalui akuisisi stidak dilakukan usaha untuk menganalisa memasuki bisnis baru melalui pengembangan intern. (20) Berdasarkan analisa tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa pengambilan keputusan pembatalan pembelian group L adalah dapat dibenarkan, walaupun belum dllakukan melalui metode pengambilan keputusan yang terorganisir dengan baik.

Dari "^karya. tulis ini, diperoleh saran saran yang ditujukan kepada group SC maupun siapa saja yang akan melakukan pengembangan bisnisnya melalui akuisisi sebagai berikut j (1) Setiap usaha pengembangan bisnis baru memerlukan perencanaan yang matang yang dituangkan dalam strategi bisnis di tingkat corporate ; (2) Setiap pengembangan bisnis baru harus didahului dengan analisa sumber daya yang dimiliki dan kemudian antara kekuatan bisnis dan peluang atau daya tarik industrinya ; (3) Setiap keputusan untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi harus didasarkan analisa yang meyakinkan untuk memutuskan bahwa alternatif tersebut lebih baik daripada memasuki bisnis baru melalui pengembangan intern ; (4) Dalam memi1ih perusahaan yang akan diakuisisi agar digunakan prinsip supplementer dan komplementer yaitu prinsip yang mempertimbangkan kesesuaian antara kekuatan sumber daya yang dimiliki dengan daya tarik perusahaan yang akan dibeli ; (5) Penilaian perusahaan yang akan dibeli harus meliputi kekuatan bisnis perusahaan yang bersangkutan dan daya tarik industrinya. (6) Setiap akan dilakukan negosiasi tentang syarat jual beli perusahaan, agar kriteria atau patokan harga berdasarkan cost of capitalnya dan penerimaan syarat syarat jual beli yang lain harus dipersiapkan dengan matang dalam bentuk berbagai alternatip ; (7) Dalam mengorganisir pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu perusahaan diperlukan data dan penilaian yang cukup terhadap berbagal aspek yang perlu dinilai ; (8) Jika memasuki bisnis baru sudah menjadi keputusan maka setelah negosiasi untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi tidak berhasll perlu dipertimbangkan, pengembangan intern sebagai alternatif lain ; dan (9) Dalam mempertimbangkan pengembangan intern setelah negosiasi untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi tidak berhasil perlu dikaji kemungkinan hambatan hambatan masuknya.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosliyanti
Abstrak :

Efikasi diri keputusan karier sangat dibutuhkan oleh remaja dalam rangka membuat keputusan karier. Namun demikian, perubahan yang terjadi ditengah perkembangan informasi dan teknologi dapat membuat remaja yang memiliki kecenderungan thinking style tipe II kesulitan untuk beradaptasi dan fleksibel sehingga menyebabkan mereka ragu dalam pembuatan keputusan karier. Oleh sebab itu, remaja diharapkan dapat menggunakan planned happenstance skills untuk membantu mereka dalam proses eksplorasi diri dan kemudian dapat memiliki efikasi diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thinking style tipe II terhadap efikasi diri keputusan karier melalui mediasi planned happenstance skills pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan 720 orang partisipan dari tiga sekolah unggulan di Jakarta. Data penelitian didapatkan dengan menggunakan tiga  skala: Career Decision Self-Efficacy-Short Form (CDSE-SF), Thinking Style Inventory – Revised II (TSI-RII), dan Planned Happenstance Career Inventory (PHCI) yang telah diadaptasi oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia. Data penelitian dianalisis menggunakan macro PROCESS. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa thinking style tipe II dapat berpengaruh secara langsung terhadap efikasi diri keputusan karier maupun tidak langsung melalui planned happenstance skills. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan jika siswa memiliki planned happenstance skills yang baik, maka keterampilan tersebut dapat membantu siswa yang cenderung memiliki thinking style tipe II untuk dapat memiliki efikasi diri yang baik.

 


Career decision self-efficacy is needed by teenagers in making career decision. However, the changes that happens in the midst of globalization can make teenagers who have type II thinking style face some difficulties in making career decision. Therefore, adolescents who have type II thinking style are expected to be able to use planned happenstance skills which can help them in the process of self exploration and help them to improve their career decision self-efficacy. This study aimed to examine the influence of type II thinking style on career decision self-efficacy through mediation of planned happenstance skills in adolescence. This is quantitative study by using of 720 students from three excellent schools in Jakarta. The data were collected by using three scales: Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form, Thinking Style Inventory – Revised II, and Planned Happenstance Career Inventory, that have been adapted to Indonesian version by the researcher. Researcher were used macro PROCESS to analyzed the data. The result showed that type II thinking style can affect career decision self- efficacy directly, also indirectly. Based on the result of this study, researcher concluded when adolescents have good planned happenstance skills, these skill can help adolescence who have type II thinking style have a good career decision self-efficacy.

2019
T53249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Asna Dewi
Abstrak :
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang salah satu misinya adalah Memberikan pelayanan berbasiskan continoum of care throughout life cycle dimana berpikir kritis merupakan komponen penting dari perawatan. Perawat sering dihadapkan pada situasi kompleks, menuntut penilaian akurat, tepat dan merupakan sebuah proses pembelajaran terus menerus. Secara profesional kemampuan Berpikir kritis adalah faktor utama dari akuntabilitas profesional dan asuhan keperawatan yang berkualitas berikut kemampuan pengambilan keputusan klinis oleh karenanya perawat dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam hal memproses data pasien yang kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan asuhan keperawatan, problem solving dan clinical judgment. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan berpikir kritis dan pengambilan keputusan klinis dengan kualitas timbang terima di Rumah Sakit Fatmawati. Desain penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menyebarkan kuesioner kepada 221 pasien. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling dengan cara menetapkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kemudian diberikan kuesioner hingga terpenuhi jumlah sample, dan melakukan penelitian pada setiap sampel yang terpilih. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson's. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan hubungan berpikir kritis dan pengambilan keputusan klinis dengan kualitas timbang terima (p val= 0,001; r =0,384; α= 0,05) pengambilan keputusan klinis (p val= 0,001; r =0,247; α= 0,05). Karakteristik pasien berupa umur, masa kerja pendidikan, jenis kelamin, dan kelas rawat tidak berhubungan dengan kepuasan pasien (p= 0,0005; 0,005;0,001; dan 0,789; α= 0,05). Hasil penelitian didapatkan data bahwa peningkatan kualitas timbang terima dapat dipengaruhi paling besar oleh pendidikan sebanyak 3 kali lipat. Sehingga pendidikan merupaka faktor utama dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di rumah sakit.
Nursing is an integral part of health care in a hospital which is one of its missions. Providing continoum of care-based services throughout a life cycle where critical thinking is an important component of care. Nurses are often faced with complex situations, demanding accurate, precise assessment and a continuous learning process. Professionally the ability of critical thinking is the main factor of professional accountability and quality nursing care following the ability of clinical decision making therefore nurses are required to be able to think critically in terms of processing complex patient data and making intelligent decisions regarding planning and management of nursing care, problem solving and clinical judgment. This study aims to identify the relationship of critical thinking and clinical decision making with the quality of weighing at Fatmawati Hospital. The study design used a cross sectional approach by distributing questionnaires to 221 patients. Sampling uses a random sampling technique by determining the number of samples that meet the inclusion criteria, then given a questionnaire until the number of samples is met, and conducting research on each selected sample. Data were analyzed using Pearson's correlation test. The results showed that there was a relationship between critical thinking and clinical decision-making with the quality of accepting weight (p = 0.001; r = 0.384; α = 0.05) clinical decision making (p val = 0.001; r = 0.247; α = 0.05 ) Patient characteristics in the form of age, years of education, sex, and care class were not related to patient satisfaction (p = 0,0005; 0,005; 0,001; and 0,789; α = 0,05). The results of the study found that the increase in the quality of weighing can be influenced most by education three times. So that education is the main factor in improving the quality of nursing care in hospitals.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Susianingsih
Abstrak :
ABSTRAK
Era globalisasi menuntut rumah sakit untuk melakukan pelayanan prima. Pelayanan prima terlaksana jika lingkungan rumah sakit tersebut mempunyai budaya kerja tinggi. Setiap pimpinan rumah sakit bertanggung jawab dan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungan kerja dengan budaya kerja tinggi. Pimpinan rumah sakit di lingkungan YBRS-GKP berakhir pada bulan Maret 2009. Proses pencarian kandidat pimpinan rumah sakit dengan metode rekrutmen dan seleksi, menghasilkan beberapa kandidat pimpinan rumah, tetapi metoda untuk pengambilan keputusan kandidat terpilih belum ada, sehingga analisis pengambilan keputusan pimpinan rumah sakit dilingkungan YBRS-GKP menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode dan hasil dari rekrutmen, seleksi serta pengambilan keputusan kandidat pimpinan rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian operational research dengan metode deskriptif analitik dan observasi-partisipatif. Penelitian ini menghasilkan metode rekrutmen pimpinan rumah sakit melalui proses prospecting theory of recruitment dan matching theory recruitmet. Dari sumber rekrutmen internal dan ekternal dihasilkan 21 dan 2 kandidat. Dari saluran rekrutmen job offer dan job posting dihasilkan 10 dan 13 kandidat. Metode seleksi melalui sistem compensatoy-approach dan sistem succesive hurdle. Pengambilan keputusan mempertimbangkan hasil seleksi berdasarkan ranking penilaian presentasi manajer, asessor. Hasil assesment center dipakai jika sesuai dengan kebutuhan. Wawancara sebagai bagian dari proses seleksi hanya dilakukan terhadap calon kandidat terpilih. Test kesehatan tidak dilaksanakan. Dasar pengambilan keputusan yang ada dalam penelitian ini adalah : rasional, intuisi, pengalaman, wewenang, fakta dan model pengambilan keputusan yang ada adalah formalisasi. Pada penilaian presentasi teknik pengambilan keputusan yang dipakai adalah nominal group technique. Teknik ini menghasilkan nilai kandidat terbaik tanpa menimbulkan konflik, tetapi teknik ini tidak dilakukan pada proses pengambilan keputusan akhir. sehingga pada pengambilan keputusan akhir timbul konflik dalam pengambilan keputusan karena adanya perbedaan pendapat. Hasil penelitian menyarankan sebaiknya dalam keadaan konflik maka tehnik pengambilan keputusan yang dipakai sebaiknya menggunakan Metoda Delphi. Seluruh hasil seleksi disarankan untuk diarsipkan sebagai bahan pertimbangan evaluasi penilaian kinerja.
ABSTRACT
At this globalization era, a hospital should give their services excellently. An excellent service will be made as the hospital having a high working ethos. The hospital leader, in this case, is the one who take the responsibility and play an important role in managing and maintaining the working environment with its high working ethos. The leadership of the hospital at the YBRS-GKP is ended in March 2009 and a new leader supposes to be recruited. The candidate selection processes is using a recruit and select method, and has producing several candidates. However, there is still no method on making final decision for choosing the best hospital leader, a situation that interesting to analyze. Therefore, this study has a purpose in exploring the method on recruitment, selection, and decision making on choosing the candidate for the hospital leader of YBRS-GKP. The study is an operational research using a descriptive and participation-observational approach. The study produces a recruitment method through a process of prospecting theory of recruitment and matching theory recruitment. From the internal and external sources there are 21 and 2 candidates. From the channel of job offering and job posting, there are 10 and 13 candidates. The selection is using the compensatory-approach system and the successive hurdle system. Decision is made by considering the result of the selection based on the rank of presentation judgment from the managers and from assessors. The result from the assessment center is used if it reaches the criteria needed. An interview as a part of the selection process will be carried out toward candidate chosen, and there is no health examination to the candidates. The decision is made though, in this study, based on rationality, intuition, experience, authority, facts and decision making model of formalize. The judgment of presentation of decision making technique is using the nominal group technique. This technique is yielding the best candidate score without any conflict when it comes to decision. But, this technique is not proceeding in the process of final decision. Therefore, conflicts are emerging as there are some different opinions at the final decision. The study suggest that in order to prevent the conflict at the process, a decision technique would be better to use Delphi method, and all selection process is should be recorded as a consideration substance to evaluate the working performance.
Universitas Indonesia, 2009
T41348
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Jatmiko Utomo
Abstrak :
Salah satu peran paling penting pemimpin perusahaan adalah menghasilkan keputusan stratejik yang efektif. Keputusan stratejik yang dihasilkan akan menentukan tingkat daya saing perusahaan di dalam industri. Telah diketahui secara luas bahwa kepercayaan dan kolaborasi antar Top Management Team (TMT) memberikan dampak penting terhadap proses pengambilan keputusan stratejik. Selain itu juga diketahui bahwa proses pengambilan keputusan secara rasional komprehensif akan menentukan efektivitas keputusan yang dibuat oleh TMT. Tujuan dari riset ini adalah mempelajari bagaimana hubungan kepercayaan dan kolaborasi antar anggota TMT terhadap seberapa komprehensif proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan. Studi empiris telah dilakukan dengan mengembangkan model penelitian bagaimana proses pengambilan keputusan stratejik dilakukan di perusahaan tambang di Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) untuk menganalisa 267 responden yang mewakili perusahaan tambang, baik perusahaan tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan tambang swasta. Penelitian menemukan bahwa TMT Collaboration menjadi mediator dari TMT Trust terhadap proses pengambilan keputusan yang rasional komprehensif. Untuk membuat proses pengambilan keputusan yang efektif, TMT harus memiliki kepercayaan dan kolaborasi yang tinggi antar mereka. Selain itu, proses pengambilan keputusan harus dilakukan secara komprehensif baik prosesnya maupun pembahasan isi keputusan yang akan dibuat.

Studi ini memberikan kontribusi kepada dunia akademis khususnya di bidang pembuatan keputusan stratejik. Temuan penelitian tentang hubungan TMT Trust dan TMT Collaboration terhadap pengambilan keputusan secara komprehensif baik proses dan pembahasan isi (Content) akan memperkaya literatur bagaimana meningkatkan kinerja organisasi dengan melakukan proses pengambilan keputusan yang optimal dan efektif. Kontribusi manajerial dihasilkan dari model proses pengambilan keputusan stratejik yang optimal yang dapat diterapkan di perusahaan untuk meningkatkan kinerja organisasi.


One of the most important roles of top management in the organization is how effective the strategic decision they make. The strategic decision will determine the competitiveness of the company in the industry. It is widely known that trust and collaboration of Top Management Team (TMT) generates positive impacts in the strategic decision making process. It is also known that rational process determines the effectiveness of decision that been made by TMT. The aim of this research is to study the relations between TMT’s trust and collaboration toward rational comprehensive on strategic decision making process. An empirical study has been undertaken to develop a model on how to make the effective strategic decision making process for mining companies. This study utilizes Structural Equation Model (SEM) Lisrel methodology to analyze 267(two-hundred and sixty-seven) respondents representing mining companies in Indonesia. This study has found that TMT collaboration being a mediator of TMT trust to rational strategic decision making. To develop an effective strategic decision making process, TMT must possess a high trust and collaboration, as well as a high process and content comprehensiveness. This study contributes to existing literature on strategic management, especially the strategic decision making. The finding generated from TMT trust and collaboration relation to comprehensiveness process and content will certainly enrich the literature on how to improve organizational performance by means of conducting optimal and effective strategic decision making process. The insight produced from this study will provide managerial advise by proposing an optimal model of strategic decision making process that could boost company performance.
2019
D2668
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>