Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ermano Caerist
"Sejak masa pascaokupansi Amerika Serikat, perjodohan di Jepang telah mengalami proses globalisasi. Omiai, salah satu cara pencarian jodoh yang telah populer dari zaman Edo, juga berubah menjadi lebih modern akibat proses globalisasi tersebut. Meskipun begitu, menurut statistik dari Lembaga Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang, jumlah peminat omiai tetap mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas penyebab dari penurunan jumlah peminat omiai. Penelitian ini juga akan memaparkan proses globalisasi yang terjadi dalam pencarian jodoh di Jepang serta bentuk pencarian jodoh yang lebih ideal bagi kebanyakan orang Jepang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa globalisasi membuat cara-cara penjarian jodoh yang lain seperti kegiatan konkatsu dan dating app muncul dan berkembang di Jepang. Cara-cara tersebut menjadi lebih ideal bagi kebanyakan orang Jepang karena adanya sifat individualisme yang lebih kuat dalam masyarakat Jepang kini.

Since the postoccupation era of the US, matchmaking in Japan has undergone a process of globalization. Omiai, one of the ways to find a mate that has been popular since the Edo period, has also changed to become more modern due to the process of globalization. Even so, according to statistics from the National Population and Social Security Research Institute Japan, the number of interested people continues to decline from year to year. Therefore, this study will discuss the causes of the decline of people interested in omiai. This research will also explain the process of globalization that occurred in Japans matchmaking culture and the form of matchmaking that is more ideal for most Japanese people. The results of this study show that globalization makes other way of matchmaking such as konkatsu activities and dating apps exist and develop in Japan. These methods have become more ideal for most Japanese because of the stronger nature of individualism in Japanese society today."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Saleh Waluyo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan digital yang pesat di Indonesia beberapa tahun belakangan yang mengubah cara orang mencari jodoh sehingga banyak bermunculan aplikasi dan biro jodoh online. Banyak pengguna online dating yang tidak mendapatkan pasangan sehingga membuat perkembangan pengguna aplikasi online dating atau biro jodoh online menjadi stagnan. Adapun aplikasi kencan online yang dipilih dalam penelitian ini adalah Tinder karena salah satu aplikasi kencan online yang paling banyak digunakan.
Tesis ini membahas bagaimana perilaku pengambilan keputusan pengguna Tinder untuk melanjutkan hubungan lebih jauh dengan calon pasangan yang ditemuinya dalam Tinder berdasarkan Teori Pertukaran Sosial dan hal-hal apa saja yang turut mempengaruhi proses pengambilan keputusan tersebut.
Penelitian ini menggunakan Teori Pertukaran Sosial dengan konsep keuntungan dan pengorbanan yang kemudian diturunkan lagi berdasarkan fitur-fitur yang ada dalam online dating Tinder. Penelitian ini menggunakan paradigma pascapositivisme. Peneliti akan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan peranan pertukaran sosial dalam online dating secara detail dan memperinci informasi yang ada.
Temuan yang didapat dari penelitian ini adalah pengguna online dating mencari keuntungan dari calon pasangannya dalam berbagai tahap, yaitu tahap pertama, tahap pengecekan latar belakang, dan tahap utama.Untuk komponen pengorbanan terdapat pengorbanan yang bernilai sama diantara pria dan wanita dan juga ada yang bernilai berbeda

This research is motivated by the rapid digital developments in Indonesia in these recent years that changed the way of people search for a mate that emerges so many applications and online matchmaking. But many online dating users who do not get a pair that makes development of applications users in online dating become stagnant. As for online dating application is selected in this study is Tinder as one of online dating applications that most widely used.
This thesis describes how the decisionmaking behavior of the users in Tinder to continue its relationship further with potential mates who met in Tinder by Social Exchange Theory, and whatever things that influence the decision-making process.
This study uses the concept of Social Exchange Theory, cost and benefit, then specify it based on the features that exist in Tinder. This study uses post positivism paradigm. Researchers will use descriptive qualitative method with the aim to describe the role of social exchange in online dating.
The findings from this research is online dating users seeks benefit from potential partners in various stages, the first stage, the stage background checks, and the main phase. For sacrifice component, there are two types, the first is the cost that worth the same between men and women, and also the cost that are worth different in value between men and women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rinjani Agustin
"Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang dapat kita jumpai di kehidupan kita. Sudah ada peneliti yang meneliti mengenai kekerasan dalam pacaran karena dampak yang ditimbulkan sangat beragam. Orang yang mengalami kekerasan dalam pacaran dapat melakukan coping yang tidak baik untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Salah satu cara coping yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan self-harm. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui hubungan antara kekerasan dalam pacaran dengan perilaku self-harm pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross-sectional, penelitian ini juga merupakan penelitian non-eksperimental. Sebanyak 168 partisipan yang merupakan perempuan dewasa muda ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur Conflict Tactic Scale Revised (CTS2) untuk mengukur variabel kekerasan dalam pacaran dan menggunakan alat ukur Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) untuk mengukur variabel self-harm. Penulis menggunakan teknik analisis korelasi untuk mencari tahu hubungan antar dua variabel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif signifikan antara kekerasan dalam pacaran dengan self-harm. Sebagian besar individu yang mengalami kekerasan dalam pacaran ditemukan melakukan tindakan self-harm.

Violence in dating is a phenomenon that we can encounter in our lives. There have been researchers who have investigated dating violence because the impacts are very diverse. People who experience dating violence can do bad coping to overcome the problems they face. One way of coping that can be done is to do self-harm. In this study, the authors wanted to know the relationship between dating violence and self-harm behavior in young adult women. This research is a quantitative research using cross-sectional method, this research is also a non-experimental research. A total of 168 participants who were young adult women participated in this study. In this study, the authors used the Conflict Tactic Scale Revised (CTS2) measuring instrument to measure the dating violence variable and the Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) measuring instrument to measure the self-harm variable. The author uses correlation analysis techniques to find out the relationship between two variables. The result of this study is that there is a significant positive relationship between dating violence and self-harm. Most individuals who experience dating violence are found to be self-harm."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library