Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Nururly
Abstrak :
Minat masyarakat dewasa ini terhadap produk berkualitas dan usaha peternakan khususnya Sapi Potong semakin meningkat, seperti daging dan veal. Hal ini menyebabkan peluang investasi bidang Peternakan Sapi Potong bagi kalangan swasta kini terbuka luas mengingat kebutuhan daging ternak belum seluruhnya dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Akibat dari ini semua menyebabkan tingkat persaingan antara perusahan dan produk lain semakin meningkat. Semakin meningkatnya usaha dalam bidang ini mendorong penu lis untuk mengetahui titik impas dan produk yang dihasilkan usaha ini. Produk yang ditelaah adalah daging dan veal yang merupakan primadona usaha sapi potong. Analisis Titik Impas sebagai alat yang dapat berfungsi dalam membuat rencana, mengawasi dan mengkoordinasi semua akti vitas perusahaan, sehingga dapat membantu manajemen dalam men gambil suatu keputusan saat ini dan masa mendatang. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis dan rasional berda sarkan pada informasi dan analisis scientific. Aplikasi Manage ment science membantu dalam proses pengambilan keputusan apabila masalah yang dihadapi cukup kompleks dan berulang-ulang. Model yang digunakan dalam analisis karya ini adalah Linier Programming yang merupakan salah satu model dan management Science yang merupakan disiplin ilmu yang bertujuan mengalokasi kan sumber daya yang ada secara optimal dengan memperhatikan kendala/keterbatasan yang dimiliki. Hasil yang diperoleh dan perhitungan Akuntansi dengan metode Weighted Average ternyata dengan memproduksi daging sebesar 928.316 Kg atau 2.184 ekor dan veal sebesar 3.759 Kg atau 47 ekor telah mencapai titik impas. Sedangkan hasil yang diperoleh dan Linier Programming, nilai titik impas dicapai pada produksi daging sebesar 921.328 Kg atau 2.168 ekor dan produksi veal sebesar 5.508 Kg atau 69 ekor. Perbedaan perhi tungan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan dan asumsi datanya, namun nilai tersebut dapat digeneralisir sebagai acuan bagi manajemen dalam menentukan kapasitas minimum yang harus diproduksi, sebagai titik impas misalnya ; untuk produksi daging sebesar 2.200 ekor per tahun atau veal sebanyak 75 ekor per tahun Ternyata PT X sebagai tempat dimana penulis melakukan analisis telah mencapai titik impas tersebut. Analisis Linier Programming terhadap nilai optimal yang membenikan keuntungan terbesar yang dapat dicapai oleh perusa haan, dalam memproduksi daging adalah 4.700 ekor atau 2.255 ekor per tahun dengan mendapatkan laba sebesar Rp 1,2 milyard per tahun. Disini perusahaan masih mampu untuk meningkatkan produk sinya dengan menggunakan kapasitas yang tersedia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Haikal
Abstrak :
Laporan magang ini bertujuan mengevaluasi ketepatan prosedur pembuatan rate alokasi biaya yang dilakukan oleh PT EPS untuk mengalokasikan common support costs terhadap produk berupa minyak dan gas bumi. PT EPS merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri minyak dan gas (Migas) dan merupakan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Prosedur yang dilaksanakan adalah melakukan perhitungan rate alokasi yang didasarkan pada proporsi dari total biaya eksplorasi dan biaya produksi non-capital. Evaluasi prosedur pembuatan rate alokasi common support costs dilakukan dengan membandingkannya dengan pedoman tata kerja (PTK) terkait, yaitu PTK 059 revisi 01, PTK 063, serta dokumen terkait lainnya. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, prosedur pembuatan rate alokasi untuk mengalokasikan common support costs PT EPS telah dilaksanakan sesuai dengan kedua PTK tersebut. ......This internship report aims to evaluate the accuracy of the procedure for making cost allocation rates carried out by PT EPS to allocate common support cost to products in the form of oil and gas. PT EPS is a company engaged in the oil and gas industry that act as a Production Sharing Contract company (PSC). The procedure implemented is to calculate the allocation rate based on the proportion of the total exploration costs, and non-capital production costs. Evaluation of the procedure for making the common support costs allocation rate is carried out by comparing it with the pedoman tata kerja (PTK) that is relevant, which is PTK 059 revision 01, PTK 063, and other related documents. Based on the evaluation, the procedure for making allocation rate to allocate PT EPS common support costs has been implemented in accordance with the two PTKs.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Yudho Dwitomo
Abstrak :
Dengan berkembangnya sebuah perusahaan, biasanya akan diikuti dengan bertambah besar jumlah biaya tidak langsung. Sehingga untuk melihat profitabilitas suatu produk, kita dapat memperhitungkan Biaya Tidak Langsung didalam melakukan alokasi biaya. Dengan melakukan penelitian atas beberapa karangan ilmiah, juga melihat secara langsung pada PT "X", diharapkan cukup memadai. Dengan melihat hubungan yang erat antara jenis dan jumlah suatu biaya terhadap peranannya dengan suatu produk, maka kita akan dapat melihat sejauh mana produk tadi dapat menutupi beban biayanya sendiri bila dikaitkan dengan harga jualnya. PT "X" harus mendapatkan informasi mengenai hubungan sebab/akibat dalam terjadinya biaya .
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilisusanti
Abstrak :
Pengalokasian biaya overhead kepada produk dengan sistem akuntansi biaya tradisional dapat mengakibatkan distorsi dalam pengukuran dan pembebanan biaya produksi. Makin tinggi tingkat diversifikasi produk, distorsi yang timbul akan semakin parah. Hal ini merupakan alasan mengapa masalah ini perlu ditelaah dan diteliti. Tujuan dari penelitian adalah untuk menjelaskan sistem Activity- Based Costing (sistem ABC) sebagai pendekatan cost management yang lebih relevan dengan kondisi bisnis yang semakin kompleks dan dipandang mampu menjawab keterbatasan dari sistem akuntansi biaya tradisional. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berupa questionaire, diskusi dengan pihak yang berwenang, kunjungan pabrik, analisa atas catatan-catatan dan laporan produksi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi biaya PT.FCM dirancang menurut konsep sistem akuntansi biaya tradisional. Biaya-biaya diakumulasikan pada setiap departemen untuk dialokasikan kepada produk berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dan prosentase jumlah material yang digunakan. Dalam menghadapi situasi persaingan yang semakin tajam, penerapan sistem ABC pada PT. FCM yang merupakan perusahaan multi produk dengan biaya overhead yang cukup tinggi sangat tepat karena lebih relevan untuk pengukuran biaya produksi yang lebih akurat, guna menghasilkan penentuan harga produk yang lebih kompetitif. Untuk menunjang keberhasilan dari penerapan sistem ABC, maka dalam perancangan dan penerapannya haruslah dianggap sebagai sistem manajemen bukan hanya sebagai sistem keuangan, sehingga orang-orang yang telibat dalam penyusunan sistem bukan hanya dari bagian akuntansi raja, tetapi harus berasal dari setiap bagian yang terlibat dalam perusahaan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwan Rahmadin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tohap Pesta P. S.
Abstrak :
Sehubungan dengan kegiatan penjualan produknya , perusahaan pada saat ini mengeluarkan biaya pemasaran yang besar. Jika dibandingkan dengan total biaya produksi, biaya pemasaran ini dapat mencapai 50%. Oleh karena itu sangat diperlukan analisa terhadap biaya pemasaran. Sebagai suatu sistem akuntansi, biaya yang menggunakan pendekatan aktivitas, sistem ABC memberlakukan semua biaya sebagai biaya langsung. Metode ini mencoba menelusuri semua biaya yang terjadi karena adanya aktivitas penyebab timbulnya biaya, sehingga setiap biaya yang dibebankan ke produk merupakan biaya yang ditimbulkan oleh produk yang bersangkutan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Activity-Based Costing serta penerapannya dalam kegiatan pemasaran. Akan dijelaskan juga kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan sistem alokasi biaya tradisional. Sebagai studi kasus, maka penulis akan membandingkan perhitungan biaya tersebut pada suatu industri 'consumer goods" yaitu PT "X". Dan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sistem Activity-Based Costing memungkinkan pihak manajemen pertusahaan untuk mendapatkan informasi biaya pemasaran per produk dan per daerah pemasaran secara lebih akurat. Dengan adanya informasi biaya pemasaran yang lebih akurat, maka pihak manajemen dapat mengendalikan biaya pemasarannya tersebut secara lebih baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library