Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamidulloh Ibda
"Penelitian ini bertujuan menggambarkan strategi grup Sardulo Krida Mustika dalam melestarikan seni barong khas Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data berbasis analisis kualitatif deskriptif dengan memaparkan informasi faktual dari grup barong Sardulo Krida Mustika di Kabupaten Blora. Mulai dari pengelolaan grup, perintisan, sampai tahap promosi, branding, sosialisasi pada masyarakat, bahkan proses pembuatan mandiri barong secara fisik. Dari strategi yang dilakukan Sardulo Krida Mustika untuk melestarikan barongan Blora, ada sembilan langkah yang dilakukan. Pertama, memanfaatan teknologi. Kedua, melakukan kerjasama dengan media siber. Ketiga, mengikuti perkembangan zaman dengan cara memoles desain barong yang menarik. Keempat, merintis kerajinan barong secara mandiri pada anggota grup. Kelima, mengutamakan sisi edukasi daripada komersil dan uang. Keenam, kerjasama dengan grup barong lain dengan cara mengambil satu, atau dua orang saat ada pentas. Ketujuh, memperbanyak anggota dari unsur anak-anak, pelajar, dan mahasiswa. Kedelapan, menjadikan aktivitas seni barong untuk berbinis dan melatih kemandirian secara ekonomi. Kesembilan, bekerjasama, menjalin komunikasi dengan organisasi mahasiswa dan perantau Blora, baik di wilayah Blora, Jawa, Jakarta, luar Jawa bahkan di luar negeri.

Blora regency has been initiated as the “City of Barong” since 2009. Barong has been designated as an the intangible heritage by the government. In addition to the government’s efforts, strategies and innovations of the barong group to conserve the local culture are still necessary. This study aimed to describe the strategies of Sardulo Krida Mustika group in preserving barong art of Blora Regency, Central Java. This study used descriptive qualitative analysis by presenting factual information of Sardulo Krida Mustika group in Blora Regency. Sardulo Krida Mustika took nine strategies to conserve barongan Blora. First, utilizing technology. Second, collaborating with cyber media. Third, embellishing the design of barong which adjusts to the current trend to be more attractive. Fourth, introducing barong crafts independently in group members. Fifth, accentuating the educational side rather than commercial and financial sides. Sixth, cooperating with another barong group by involving one, or two people in their performance. Seventh, increasing the number of members from the elements of children, pupil, and university students. Eighth, making barong art activities for bussiness and training the economic autonomy. Ninth, collaborating and establishing communication with Blora’s student organizations and foreigners, in Blora, Java, Jakarta, outside Java and even overseas."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 2:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Titono
"Gedung X adalah bangunan tua yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda dan merupakan cagar budaya sehingga keberadaannya perlu dilestarikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa struktur Gedung X dengan menggunakan respon spektrum desain untuk wilayah gempa zona 3 tanah lunak sesuai peraturan gempa yang berlaku (SNI 03-1726-2002). Dalam penelitian ini digunakan metode Static Pushover Analysis dengan mengacu padaspektrum kapasitas (ATC-40) dan target perpindahan (FEMA 356). Didapatkan dari hasil penelitian bahwa kapasitas struktur tidak memadai untuk beban gempa yang berlaku sehingga perlu dilakukannya perkuatan dalam rangka konservasi bangunan bersejarah.

Building X is an old building that was built during The Dutch Colonial period and is a cultural heritage, so its existence should be preserved. This research aimed to determine the structural performance of Building X, using the spectral response design with the Seismic Zone 3 on soft ground according to the current Seismic Design Code (SNI 03-1726-2002). This research used Static Pushover Analysis method and referred to the Capacity Spectrum method (ATC-40) and Target Displacement (FEMA 356). From the analysis result the capacity of the structure is not adequate for the current seismic load, so a retrofitting action needs to be done in order to preserve this historic building."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T29962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyza Tri Kurnia
"ABSTRAK
Rumah tuan tanah Cimanggis merupakan salah satu bangunan bersejarah di kota
Depok dengan kondisi yang tidak terpelihara. Penulisan ini dilakukan melalui studi
literatur mengenai konservasi bangunan cagar budaya dan studi kasus rumah tuan
tanah Cimanggis, sehingga dapat menjelaskan mengenai bangunan cagar budaya,
membahas pentingnya konservasi bangunan bersejarah dan menjelaskan alasan
sehingga bangunan tersebut layak dikonservasi. Pada hasil akhir didapati bahwa
rumah tuan tanah Cimanggis layak dikonservasi sebab dapat memenuhi kriteria,
pertama nilai sejarah karena berperan dalam pembukaan lahan antara Batavia dan
Buitenzorg, kedua berumur lebih dari 50 tahun yakni setidaknya 233 tahun, ketiga
keaslian yang masih sesuai dengan dokumentasi terakhir, keempat kelangkaan
karena hanya dua atau tiga rumah yang berperan dalam pembukaan lahan, kelima
memiliki betuk atap yang khas sehingga berpotensi sebagai tenggaran atau
landmark dan terakhir memiliki ciri-ciri arsitekur yang khas pada bangunan ini
sendiri, sehingga dapat dikatakan sebagai bangunan cagar budaya golongan A.

ABSTRACT
Rumah tuan tanah Cimanggis is one of the neglected historic buildings in Depok.
This essay is done by doing literature studies about heritage buildings conservation
and conducted a case study about rumah tuan tanah Cimanggis, after which we can
explain about the heritage buildings, the importance of historic building
conservation and the reason why the building is worthy to be preserved. The result
show that rumah tuan tanah Cimanggis is feasible to be preserved because it fulfills
the criteria, firstly it have a historic values with its role on the land clearing between
Batavia and Buitenzorg, secondly the building is more than 50 years old, 233 years
old to say at least, thirdly the building has authenticity that match to the last
documentation, fourthly the scarcity of the building because only 2-3 bulding left
which has a role as land clearing, fifthly its roof?s shape is unique enough to have
a potential as landmark, and lastly it has a peculiar architectural feature on the
building itself. So, it can be concluded that the bulding qualifies as a heritage
building class A."
2015
S59406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library