Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Said
Abstrak :
ABSTRAK
Dinamika industri saat ini mendorong organisasi untuk memiliki ketangkasan dalam menjawab tantangan yang ada. Pemimpin dalam organisasi berperan penting dalam menciptakan organisasi yang tangkas dan fleksibel. Ketangkasan belajar learning agility terutama result agility merupakan faktor penting yang harus dimiliki pemimpin. Result agility menggambarkan karakter pemimpin yang mampu memberikan hasil bagi organisasi pada situasi yang sulit, sehingga organisasi dapat bertahan dan mencapai competitive advantage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fleksibilitas kognitif terhadap result agility pimpinan unit bisnis organisasi XYZ. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara fleksibilitas kognitif dengan ketangkasan belajar. Result agility yang merupakan salah satu faktor ketangkasan belajar diduga mempunyai hubungan yang sama. Penelitian melibatkan 22 orang partisipan dengan posisi sebagai supervisor, kepala divisi, manajer dan direktur di unit bisnis PT. XYZ. Hasil analisis menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif mempunyai hubungan positif yang signifikan terhadap result agility r=0,55; p< 0,01 . Program integrative coaching menjadi intervensi yang tepat untuk meningkatkan fleksibilitas kognitif para pimpinan yang sejalan dengan peningkatan result agility yang dimiliki.
ABSTRACT
Today rsquo s industrial dynamic promotes organization agility to encounter all the challenges. Leader in organization has the important role to create an agile and flexible organization. Result agility as one of the prime factor of learning agility which is critical factor that leader should have. It describe a leader who accomplish results for organization even in a difficult situation. The aim of this research is to seek the relationship between leader rsquo s cognitive flexibility and result agility in business unit PT. XYZ. Scholar found that cognitive flexibility has a positive significant relationship with learning agility. Result agility which is one of the learning agility factor is assumed has the same association with cognitive flexibility. This research is conduct with 22 participant who have a position as supervisor, head of division, manager and director in business unit PT. XYZ. The result which analyzed with Pearson correlation indicated that cognitive flexibility have a positive significant relationship with result agility r 0,55 p.
2017
T48568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Angeline Wijaya
Abstrak :
Fleksibilitas kognitif merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa untuk tetap adaptif dalam situasi sulit. Salah satu kesulitan yang dialami oleh mahasiswa adalah dari faktor ekonomi, terutama pada mahasiswa KIP Kuliah. Fleksibilitas kognitif merupakan salah satu prediktor resiliensi akademik mahasiswa, sehingga mereka tetap bisa berprestasi meskipun mengalami hambatan-hambatan selama masa studinya. Instrumen dari fleksibilitas kognitif menggunakan alat ukur CFI (Dennis & Vander Wal, 2010) yang terdiri dari dimensi alternatif dan kontrol. Selanjutnya, resiliensi akademik diukur menggunakan alat ukur ARS (Cassidy, 2016). Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh dimensi alternatif dan dimensi kontrol fleksibilitas kognitif terhadap resiliensi akademik mahasiswa KIP Kuliah. Penelitian dilakukan terhadap 166 mahasiswa aktif penerima KIP Kuliah berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif memiliki dapat memprediksi tingkat resiliensi akademik mahasiswa. Hasil studi juga menunjukkan bahwa fleksibilitas kognitif dimensi alternatif lebih berperan memprediksi resiliensi akademik dibandingkan dengan dimensi kontrol. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak Perguruan Tinggi untuk melatih fleksibilitas kognitif mahasiswa agar lebih mampu meningkatkan resiliensi akademik mereka. ......Cognitive flexibility is one of the essential abilities that must be possessed by students to remain adaptive in difficult situations. One of the difficulties experienced by students is due to economic factors, especially for KIP College students. Cognitive flexibility is a predictor of student academic resilience so that they can still achieve despite experiencing obstacles during their studies. The measurement for cognitive flexibility uses the CFI (Dennis & Vander Wal, 2010), which consists of alternative and control dimensions. Furthermore, academic resilience is measured using the ARS (Cassidy, 2016). This study aims to investigate the effect of alternative and control dimensions of cognitive flexibility on the academic resilience of KIP College students. The research was conducted on 166 active college students aged 18-24 years who received KIP. The results show that cognitive flexibility can predict the level of students’ academic resilience. The study results also show that the alternative dimension has a greater influence on academic resilience than the control dimension. The results of this study can be a suggestion for higher education institutions to train students' cognitive flexibility to be able to increase their academic resilience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santy Yulianti
Abstrak :

Frasa preposisional merupakan salah satu konstruksi bahasa yang mampu menggambarkan representasi mental seseorang atau komunitas tutur. Tuturan yang bermakna spasial dan berbentuk frasa preposisional menjadi fokus kajian penelitian ini.  Tujuan penelitian adalah untuk menyusun  skema kognitif spasial masyarakat Baduy. Suku Baduy terpilih karena memiliki keunikan berdasarkan aturan adat mengenai tata letak bangunan dan ladang dalam kehidupan mereka. Kosakata dasar  membantu mengarahkan kognisi spasial mereka dalam  interaksi dengan alam sekitar dan isinya, disamping itu  konstruksi frasa preposisional bahasa Sunda dialek Baduy merupakan representasi  verbal kognisi spasial mereka terhadap lingkungan tempat mereka hidup. Landasan teori yang digunakan untuk menghasilkan kaidah frasa  preposisional adalah semantik konseptual Ray Jackendoff (1985) dan peta kognitif Lynn Nadel (2013). Semantik konseptual Ray Jackendoff   merupakan perpaduan ilmu tata bahasa dan makna yang bersumber dari proses kognisi seseorang dan menghasilkan konsep- makna sebagai representasi mental seseorang ataupun komunitas bahasa. Manfaat  peta kognitif Lynn Nadel membantu dalam menemukan lokasi, orientasi dan reorientasi, dan konsep kognitif yang mendasari orientasi ruang masyarakat bahasa Sunda dialek Baduy. Data yang digunakan adalah frasa preposisi lokatif dan direktif yang diperoleh dari hasil wawancara dengan satu informan Baduy Dalam dan dua informan Baduy luar. Hasil dari penelitian ini terdiri atas kaidah frasa preposisional yang terbagi atas place function dan path function. Selain itu, preposisi yang banyak digunakan adalah perposisi ti, di, dan ka. Objek acuan untuk frasa preposisional ini berupa nomina tempat seperti imah, leuit, dan huma, dan nomina arah seperti luhur, kaler, kidul, kenca, dan katuhu. Skema kognitif yang diperoleh adalah konstruksi objek acuan yang sebagian besar alosentris hanya mengenal makna selatan (kidul) dan utara (kaler). Hal ini berhubungan dengan pengalaman mereka mengenai tata letak perkampungan , ladang, dan tempat sakral mereka yang dimulai dari wilayah yang paling utara sebagai wilayah umum (perkampungan) sampai dengan wilayah paling selatan sebagai tempat sakral (tempat ibadah) suku Baduy.


The prepositional phrase is one of the language constructs capable of describing the mental representation of a person or a speech community. Speech utterances that have spatial meaning and are in the form of prepositional phrases are the focus of this chapter. The objective is to develop a spatial cognitive scheme of the Baduy society. The Baduy tribe was chosen because of its unique customary regulations in their lives regarding the layout of buildings and fields. Basic vocabulary helps to direct their spatial cognition in their interaction with the natural surroundings. The construction of prepositional phrases in the Baduy dialect of Sundanese is a verbal representation of their spatial cognition of the environment where they live. Ray Jackendoff’s conceptual semantics (1985) and Lynn Nadel's cognitive map (2013) are used as the theoretical basis to generate prepositional phrase rules. The conceptual semantics of Ray Jackendoff is a fusion of grammar and meaning derived from a person's cognition process and produces concepts as the mental representation of a person or a language community. One of the benefits of Lynn Nadel’s cognitive maps is that it helps in finding location, orientation and reorientation, and the cognitive concepts underlying the spacial orientation of the community speaking the Baduy dialect of the Sundanese language. The data used are locative and directive prepositional phrases obtained from interviews with one Baduy Dalam informant and two Baduy Luar informants. Prepositional phrase in Baduy utterances consist of rules for place function and path function. In addition, the widely used prepositions are the prepositions ti, di, and ka. The reference object for these prepositional phrases are place nouns such as imah  (house), leuit (barn), and huma (field) , and direction nouns such as luhur (above), kaler (north), kidul (south), kenca (lefthand), and katuhu (righthand). The cognitive scheme obtained is the construction of reference objects that are mostly alocentric and only recognize the significance of south (kidul) and north (kaler). This relates to their experience of the layout of their settlements, fields and sacred places starting from the northernmost region as the common area (kampung or village) to the southern most region as the sacred place (place of worship) of the Baduy tribe.

2018
T51708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library