Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S35371
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Manurung, Bunga Citra Yohebed
Abstrak :
ABSTRAK
Better Work Indonesia adalah sebuah program yang bertujuan menciptakan sebuah industri di mana pabrik-pabrik garmen dapat memberikan peluang kerja bagi para pencari kerja perempuan dan laki-laki, dan menghormati hak-hak pekerja. Penelitian ini ingin melihat efektivitas dari program Better Work Indonesia dengan berfokus pada perbandingan antara kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang telah mengikuti program Better Work Indonesia dan kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang belum mengikuti program Better Work Indonesia dengan menggunakan variabel empowerment, work-life balance, emotional exhaustion dan turnover intention sebagai perbandingan. Penelitian ini menggunakan SPSS 22.0 untuk melakukan uji beda antara dua kelompok tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada empowerment, work-life balance, emotional exhaustion dan turnover intention antara kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang telah mengikuti program Better Work Indonesia dan kelompok pekerja yang bekerja di pabrik yang belum mengikuti program Better Work Indonesia.
ABSTRACT
Better Work Indonesia is a program aimed at creating an industry where garment factories can provide job opportunities for job seekers, and respect the rights of workers. This study would like to see the effectiveness of the Better Work Indonesia program by focusing on the comparison between groups of workers who work in factories which have joined the Better Work Indonesia program and groups of workers who work in factories that have not participated in Better Work Indonesia program using empowerment, work life balance, emotional exhaustion and turnover intention as a comparison. This study used SPSS 22.0 to perform different test between the two groups. The results of this study indicate that there are significant differences in empowerment, work life balance, emotional exhaustion and turnover intention between groups of workers who work in factories that have joined the Better Work Indonesia program and groups of workers who work in factories that have not joined the Better Work Indonesia program.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Ambiya Filardi
Abstrak :
Tulisan ini berangkat dari teori mengenai fenomena de-feminisasi yaitu menurunnya proporsi pekerja perempuan terhadap total pekerja secara keseluruhan yang terjadi di negara berkembang terutama pada sektor manufaktur karena adanya peningkatan kinerja ekspor. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis fenomena de-feminisasi yang terjadi dalam rangka keterlibatan dalam kerangka Global Production Network GPN yang terjadi di industri pakaian jadi Indonesia.
Tulisan ini menggunakan metode regresi data panel serta analisis deskriptif. Data yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari Survei Industri Besar Sedang tahun 2001-2015 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Hasil dalam tulisan ini menunjukkan bahwa keterlibatan dalam kerangka GPN memiliki hubungan yang berlawanan arah terhadap fenomena de-feminisasi pada Industri pakaian jadi Indonesia.
......This study is based on the theory of de feminization that is the decreasing female share of total employment that occurred in developing countries, particularly in manufacturing sector due to increasing exports. This study aims to analyze the de feminization phenomenon in terms of its involvement in Global Production Network GPN framework that occurs in Indonesias apparel industry.
This study uses panel data regression and descriptive analysis approach on Industri Besar Sedang survey data from Badan Pusat Statistik Indonesia. The result shows that the involvement in GPN framework has an inverse direction on de feminization in Indonesias apparel industry.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Hanifah
Abstrak :
ABSTRAK<
Kondisi tempat kerja yang merugikan menyangkut kesejahteraan pekerja dapat memengaruhi persepsi pekerja terhadap organisasi. Bila perusahaan gagal menciptakan kondisi kerja yang dapat memenuhi kebutuhan dasar pekerja, konsekuensinya yakni menyebabkan turnover intention melalui emotional exhaustion yang dialami pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari verbal abuse dan abusive supervision terhadap turnover intention melalui mediasi emotional exhaustion pada pekerja pabrik garmen di Indonesia. Data penelitian diperoleh dengan melakukan survei terhadap 2.897 pekerja di pabrik garmen, di Pulau Jawa, Indonesia. Metode penelitian menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa emotional exhaustion memediasi secara parsial pengaruh verbal abuse dan abusive supervision terhadap turnover intention secara berurutan.
ABSTRACT
Adverse workplace conditions, especially concerning the welfare of workers can affect workers' perceptions of the organization. If the company fails to address working conditions that can meet the basic needs of workers, the consequences are causing turnover intention through emotional exhaustion experienced by workers. This study aims to determine the effects of verbal abuse and abusive supervision toward turnover intention through emotional exhaustion as mediation of garment workers in Indonesia. The research data was obtained by surveying 2,897 garment workers, Java, Indonesia. The research method uses Structural Equation Modeling (SEM). The results of the study showed that emotional exhaustion partially mediates the influence of verbal abuse and abusive supervision on the turnover intention sequentially.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aulia Safira
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan karena meningkatnya ekspor pabrik garmen Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menariknya, Asosiasi Pertekstilan Indonesia melaporkan bahwa ada banyak karyawan yang turnover di industri ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabel penting apa yang dapat mengurangi tingkat intensi turnover. Penelitian ini berdasarkan penelitian kuantitatif. Kami menggunakan data sekunder yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, Universitas Tufts dan Analisis Realtime Vietnam dan didukung oleh Pusat Penelitian Pembangunan Internasional Kanada. Total ada 2897 pekerja garmen yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diproses menggunakan perangkat lunak LISREL 8.51 dengan Structual Equation Modeling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa niat berpindah dapat dikurangi dengan meningkatkan kepuasan hidup, mengurangi konflik pekerjaan-keluarga, dan meningkatkan pemberdayaan yang dilakukan oleh manajemen. Perusahaan harus memperhatikan pola pikir pertumbuhan yang mungkin dapat membuat pemberdayaan menjadi lebih efektif.
......
This research was carried out due to the increase in exports of Indonesian garment factories in recent years. Interestingly, the Indonesian Textile Association reports that there are many turnover employees in this industry. This study aims to look at what important variables can reduce the level of turnover intention. This research is based on quantitative research. We use secondary data from the University of Indonesia, Tufts University and Vietnam Realtime Analysis and supported by the Canadian Center for International Development Research. A total of 2897 garment workers participated in this study. Data is processed using LISREL 8.51 software with Structual Equation Modeling. The results showed that the intention to move could be reduced by increasing life satisfaction, reducing work-family conflict, and increasing the empowerment undertaken by management. Companies must pay attention to the growth mindset that might make empowerment more effective.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ryan Saputra Alam
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap Life Satisfaction pada pekerja garmen di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data yang didapatkan dari tim peneliti aying yang dilakukan oleh Tim Riset Universitas Indonesia (UI), Tufts University (TU) dan Real-Time Analystics (RTA) Vietnam diambil menggunakan metode survey. Sebanyak 2794 pekerja garment yang tersebar pada lima provinsi di Indonesia menjadi sampel dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan metode structural equation model (SEM). Hasil group discussion digunakan untuk mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psychological empowerment berpengaruh positif terhadap Life Satisfaction serta adanya hubungan positif yang signifikan dari workload terhadap life satisfaction. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Work-family Conflict tidak memediasi hubungan workload dengan life satisfaction pada pekerja garmen.
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship of psychological empowerment, Workload, Work-family Conflict, and Life Satisfaction on garment workers in Indonesia. Respondents on this study used as many as 2794 garment workers spread across five provinces in Indonesia. Hypothesis testing was conducted using the structural equation model (SEM) method with the LISREL 8.8 application. The results showed that psychological empowerment had a positive effect on life Satisfaction and there was no significant relationship of workload to life satisfaction. In addition, the results of the study also show that Work-family Conflict not mediates the workload relationship with life satisfaction on garment workers.
2019
T53708
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fadhilatul Ulfah
Abstrak :
Ketatnya persaingan di industri garmen telah mengakibatkan tingginya permintaan produksi kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang dapat menyediakan tenaga kerja dengan upah yang rendah dan peraturan yang fleksibel, untuk mengurangi biaya produksi. Pekerja garmen Indonesia yang didominasi oleh pekerja wanita seringkali menghadapi ketidakadilan dalam hal promosi dan pembagian kerja, serta kurangnya dukungan sosial dengan dibatasinya pergerakan serikat pekerja. Kedua hal tersebut dapat mengakibatkan kelelahan emosional dan sikap menarik diri dari organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dukungan sosial dan keadilan distributif terhadap sikap menarik diri dengan kelelahan emosional sebagai mediasi menggunakan metode Structural Equation Modeling SEM. Data penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pertanyaan tertutup terhadap 491 pekerja wanita di pabrik-pabrik garmen Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan keadilan distributif terbukti memiliki pengaruh tidak langsung terhadap sikap menarik diri melalui kelelahan emosional, namun dukungan sosial tidak terbukti memiliki pengaruh langsung terhadap sikap menarik diri. Hasil-hasil tersebut dibahas lebih jauh dalam penelitian ini.
......
Intense competition in the garment industry has resulted in high production demand for developing countries such as Indonesia, which can provide workers with low wages and flexible regulations, to reduce production costs. Indonesian garment workers, dominated by women workers, often face injustice in terms of promotion and task assignment, and lack of social support with the limitation of union movement. Both of these can be related to emotional exhaustion and organizational withdrawal cognitions. This study aims to determine the effect of social support and distributive justice on withdrawal cognitions with emotional exhaustion as a mediation using Structural Equation Modeling SEM method. The research data was obtained by interviewing 491 female workers in Indonesian garment factories based on closed questions. The results showed that social support and distributive justice have an indirect effect on withdrawal cognitions through emotional exhaustion, but social support is not proven to have a direct effect on withdrawal cognitions. These results are discussed further in this study.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Luthfianti Zakia
Abstrak :
ABSTRAK
Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis.Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang.
ABSTRACT
Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ellem, Bradon
Sydney: New South Wales University Press, 1989
331.88 ELL w
Buku Teks Universitas Indonesia Library