Sandang merupakan kebutuhan manusia berupa pakaian sebagai alat pelindung bagi tubuh. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Variabel dalam penelitian ini adalah Jenis permukiman,usia dan pendapatan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis , didapatkan pola pergerakan untuk jenis permukaan kelas rendah 18 responden memilih multi trip , kelas sedang 20 responden memilih multi trip dan kelas tinggi 6 responden memilih multi trip, dan didapatkan hasil adanya hubungan antara jenis permukiman,pendapatan terhadap pola pergerakan belanja itu dengan jenis permukiman.
Clothing is a human need that consists of body armor. At first humans used clothing from bark and animals available in nature. Then humans developed spinning cotton technology into yarn to be woven into clothing. Work clothes as protection from heat and cold. The variables in this study are the type of settlement, age and income. The research variables were analyzed using spatial analysis and descriptive analysis. The results showed based on the results of the analysis, obtained the pattern of movement for the surface type class 18 respondents chose multi-trip, medium class 20 respondents chose multi-trip and high class 6 respondents chose multi-trip, and obtained the results of the presence of the relationship type of settlements, income to movement patterns shopping is by type of settlement.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah petanda produk hibrida (hybrid product) dengan negara produsen atau Country of Manufacture/ Assembly (COM/A) di negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas konsumen Indonesia dalam mempergunakan produk fast-fashion. Penelitian ini terdiri dari tinjauan pustaka diikuti dengan penelitian empiris melalui survei berbasis internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikasi produk hibrida sendiri tidak mempengaruhi persepsi kualitas menjadi lebih rendah, meskipun demikian, COM/A negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas secara negatif yang signifikan dan perubahan pada persepsi kualitas terhadap produk fast-fashion tidak diperngaruhi pada persepsi awal produk tersebut. ......The purpose of this study is to analyze whether or not the indication of being a hybrid product with COM/A in emerging countries affect Indonesian consumer’s quality perception by using fast-fashion products. The study consist of a literature review followed by an empirical research through a web-based survey. The study revealed that hybrid product indication alone does not lead to a lower quality perception, however, emerging countries COM/A negatively affects the quality perception significantly and the change quality perception did not depend on the product’s initial perception.