Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitria Nur Diana
Abstrak :
Meskipun semakin terlibat dalam Jaringan Produksi Global GPN , sektor pakaian jadi Indonesia masih berjuang untuk memastikan upah yang layak. Studi ini membuat upaya khusus untuk memperjelas hubungan erat antara upah layak dan keterlibatan perusahaan di GPN dalam industri pakaian jadi Indonesia. Secara khusus, studi ini menguji upah riil dan upah memadai pekerja produksi dalam kerangka upah layak di sektor pakaian jadi Indonesia dengan peningkatan GPN. Temuannya adalah bahwa semakin tinggi partisipasi perusahaan dalam GPN maka upah pekerja akan semakin lebih baik. Sayangnya, meskipun keterlibatan industri pakaian jadi Indonesia di GPN berkembang, tetapi para pekerja produksi kurang mendapat manfaat darinya. Upah mereka masih cenderung rendah dan stagnan. ......Despite growing engagement in Global Production Networks GPNs , the Indonesian apparel sector is still struggling to ensure decent wages. This study makes a particular attempt to clarify the close links between decent wages and firm's engagement in GPNs in the Indonesian apparel industry. More specifically, this paper examines the real wages and adequate wages of production workers within the decent wages framework in the country's apparel sector with the expansion of GPNs. It finds that the higher the engagement in GPNs, the better wages will be. Unfortunately, although the engagement of Indonesia 39 s apparel industry in GPNs is growing, the production workers are less likely to benefit from it. Their wages are still low and stagnant.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja yang didasari oleh dukungan organisasi terhadap prestasi kerja dan dalam membangun ketahanan serta pemberdayaan dari karyawan. Dalam penciptaan sustainable competitive advantage kemampuan manajemen sangat diperlukan. Pengalaman dan kompetensi serta konsistensi dengan lingkungan eksternal dapat sebagai hal yang penting dalam membentuk kesuksesan dalam perusahaan. Menurut Barney (1991), SCA memiliki atribut tertentu, seperti nilai, kelangkaan, ketidakmampuan untuk diduplikasi, dan non-substitusi. Seiring dengan perkembangan “organized” mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi sumberdaya atau kapabilitasnya. Selain itu juga sebaiknya didukung dengan praktik stratejik manajemen sumberdaya, yang terarah untuk pengelolaan sumberdaya manusia dari dalam. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui apakah dukungan organisasi dapat mempengaruhi resilience sumberdaya manusia serta empowerment dalam meningkatkan kinerja. Industri garmen saat ini merupakan salah satu industri dengan sumber daya manusia yang kompleks serta massive dalam jumlahnya. Tentunya sumber daya manusia merupakan tonggak utama dalam perusahaan agar tetap dapat berjalan, pengaruh kecil dapat memberikan harapan yang besar. Perusahaan garmen harus dapat mengeksploitasi sumber daya manusia dengan baik, dan memberikan keuntungan terhadap karyawan dan juga perusahaan, dengan tata kelola perusahaan yang baik, dan manajemen yang mempunyai kapabilitas. Studi ini didasarkan pada penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Universitas Indonesia, Tufts University dan Realtime Analytics Vietnam. Ada 540 pekerja garmen dari 52 perusahaan yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Data diolah menggunakan Structural Equation Modeling PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penting untuk perusahaan melihat situasi kerja terhadap resiliensi dan pemberdayaan dan untuk meningkatkan produktifitas dari karyawan, sangat bagus diketahui bahwa semakin banyak pekerjaan justru menurunkankan kinerja. ......This study aims to determine the effect of work environment based on organizational support performance and building resilience and empowerment of employees. To create sustainable competitive advantage, management capabilities are indispensable. Experience and competence as well as consistency with the external environment can be important to shape the success of the company. According to Barney (1991), SCA has certain attributes, such as value, rarity, inability to be duplicated, and non-substitution. Along with the development of "organized" refers to the company's ability to exploit its resources or capabilities. In addition, it must also supported by strategic practice of resource management, which is directed at managing human resources from within. The purpose of this study is to determine whether organizational support can affect the resilience of human resources and empowerment to improve performance. The garment industry on the industries with complex and massive human resources. Of course, human resources are the main core of the in the company so that it can continue to run, a small influence can give big change. Garment companies must be able to exploit human resources well, and provide benefits to employees as well as the company, with good corporate governance, and capable management. This study based on quantitative research conducted by the University of Indonesia, Tufts University and Realtime Analytics Vietnam. There were 540 garment workers from 52 companies who participated in this study. The data was processed using Structural Equation Modeling PLS. The results show that it is important to look at the work situation for resilience and empowerment and to increase the productivity of employees, it is good to know that more work decreases performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Permanasari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah isyarat pintas visual, dalam penelitian ini ialah gaya berpakaian dan seting ruang berpengaruh terhadap evaluasi kandidat yakni kemenarikan sosial (likeability), ciri kepribadian pemimpin (personality traits), dan kecenderungan untuk memilih kandidat. Pengaruh dilihat setelah subyek penelitian mendapatkan sebuah selebaran politik yang berisi gambar kandidat dengan gaya berpakaian dan ruang tertentu. Metode yang digunakan ialah eksperimen laboratorium. Penelitian menggunakan desain post experiment dengan empat kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Masing-masing kelompok mendapatkan paparan stimulus atau perlakuan berbeda. Setelah itu, perbedaan rerata dari variabel yang diukur dari masing-masing kelompok akan diamati. Lewat rangkaian uji beda untuk membandingkan respon masing-masing kelompok ditemukan bahwa isyarat visual berupa paduan gaya berpakaian dan seting/ruang dapat memunculkan respon berbeda. Isyarat pintas gaya pakaian dan ruang mampu memunculkan respon yang berbeda signifikan antar kelompok yakni persepsi terhadap kemenarikan kandidat (likeability). Temuan lain ialah isyarat pintas visual dapat memunculkan respon berbeda pada kecenderungan responden untuk ingin memilih kandidat atau tidak ......This study aimed to see whether visual cues, in this case are clothes in a particular style and settings, affect the evaluation of the candidate (likeability, personality traits, and tendency to vote). The effects are observed after the study subjects get a political leaflets containing pictures of candidate with certain clothing style and setting. The method used in this study was a laboratory experiment. Researcher used post design experiment with four treatment groups and one control group. Each group get exposure to a stimulus or a different treatment. Then, the researchers observed differences between the mean of the measured variable of each group. Through a series of different tests to compare the responses of each group, the researcher found that different clothing style and setting can bring different responses.Visual cues able to raise the perception of the attractiveness and likeability of candidate. Another thing that is not less interesting is the visual cues can also give a different response to the desire to choose a candidate or not.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramon Bangun
Abstrak :
Paper ini bertujuan untuk mengetahui struktur daya saing dan pola tata kelola rantai nilai industri aparel Indonesia dalam rantai nilai global serta mengembangkan strategi industri aparel Indonesia masa depan. Penelitian ini merupakan studi kasus untuk meneliti faktor-faktor yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global meskipun diterpa berbagai permasalahan. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan industri aparel Indonesia melambat. Untuk memahami lebih jauh mengapa industri aparel Indonesia mengalami stagnasi, dilakukan analisis rantai nilai dan melihat faktor pembatas dengan model sistem dinamis.Struktur daya saing unik telah terbentuk pada industri aparel Indonesia, dimana temuan penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan industri aparel Indonesia mampu bertahan ditengah persaingan global adalah keberhasilan memproduksi barang medium-up, yang utamanya ditentukan oleh 2 faktor dari Cho, yaitu: 1 wirausaha dan 2 peluang serta satu faktor baru, yaitu 3 hubungan historis berdasarkan trust. Akibat dari keberhasilan memproduksi barang medium-up, dua faktor yaitu: 4 tenaga kerja serta 5 manajer dan insinyur professional, yang tadinya merupakan penghambat merubah menjadi pendorong peningkatan daya saing industri aparel Indonesia.Penyebab adanya stagnasi pada ekspor produk aparel adalah karena industri aparel Indonesia hanya melakukan aktivitas yang bernilai tambah rendah, dimana tingkatan keterlibatan pada rantai nilai adalah original equipment manufacturing OEM . Meskipun sudah memproduksi produk yang medium-up, pada umumnya industri aparel Indonesia belum siap untuk memasuki ODM dan OBM karena keterbatasan sumber daya. Pola tata kelola adalah relational. Disamping itu, penyebab lain adalah kurangnya kapasitas produksi. Jadi, strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan share ekspor adalah dengan membuat kebijakan yang membuat entrepreneurs berminat untuk melakukan investasi dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM serta kapasitas mesin dan peralatan.
This paper aims to identify the competitiveness structure and the value chain governance pattern of Indonesia apparel industries in global value chain and also develop future strategy of Indonesia apparel industry. The research is a case study to determine the factors that enable Indonesian apparel industry to survive in global competition even hit by several problems using Cho rsquo s Nine Factor model. Although Indonesia apparel industry can survive in global competition, the growth gets slower. In order to analyze why Indonesia apparel industry is stagnant, an analysis on Gereffi rsquo s value chain model is conducted, and restricting factors are analyzed by using a system dynamics model.Unique competitiveness structure has been developing in Indonesia apparel industry, where the research shows that Indonesia apparel industry rsquo s competitiveness is caused by the movement to medium up products. The drivers are only two out of nine Cho rsquo s factors, namely 1 entrepreneurs and 2 opportunities. There is one new factor that makes the movement become successful, which is 3 historical relationship based on trust. As the result of the product upgrading to medium up goods successfully, there are two other factors that support the enhancement of the Indonesia apparel industry competitiveness, namely 4 workers and 5 professional. While, three factors hindering competitiveness, which are 6 business environment, 7 supporting and related industry, and 8 politicians and bureaucrats, could be solved even by increasing cost. And 9 domestic demand, even though it does not hinder, it does not support the competitiveness.The reason that the export is stagnant is that Indonesia apparel industry only involves in lower value added activity, where the stage of involvement in value chain is original equipment manufacturing OEM . In grneral, Indonesia apparel industry is not ready to perform functional upgrading to original design manufacturing ODM and or original brand name manufacturing OBM , due to the limitation of resources. The workers and professionals are enough for OEM, but have to increase to perform funcrional upgrading to ODM and or OBM. The value chain governance pattern is relational.The strategies that can be done in order to promote Indonesia apparel industry are to encourage entrepreneurs to invest in order 1 to increase the capacity of workers and professionals, both quality and quantity 2 to increase the production capacity.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2308
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Navilla Murizqi I
Abstrak :
Industri fashion Indonesia saat ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Mengukur tentang bagaimana niat beli (intention to buy) pengunjung yang hadir pada pameran busana (fashion show) dapat memprediksi perilaku pembelian (purchase behavior) pada konsumen potensial di industri fashion Indonesia. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ketika mengunjungi pameran busana. Salah satunya adalah atribut kejadian (cause?s attributes). Dimana faktor personal (personal factors) yang terdiri dari ketertarikan (interest), menghadiri (attending), dan informasi (information), serta evaluasi (evaluation) merupakan atribut kejadian (cause?s attributes) dalam niat pembelian di lingkungan tersebut. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa dimensi interest, attending, information, dan evaluation berpengaruh terhadap intention to buy. Penelitian ini didesain untuk mengetahui pengaruh antara interest, attending, dan information sebagai personal factors terhadap intention to buy dengan evaluation sebagai variable mediasi pada Indonesia Fashion Week (IFW) 2013. Model penelitian ini diuji dengan menggunakan Mediation Regression Analysis. Hasil penelitian menyatakan bahwa evaluation memiliki efek mediasi terhadap personal factors (interest, attending, dan information) yang berpengaruh pada intention to buy. ......Indonesia's fashion industry has a great potential to grow. Measuring on how visitor's intention to buy when visiting fashion show can predict purchase behaviour on potential consumers in Indonesia's fashion industry. There are several factors that can influence a consumer's purchasing decision when visiting a fashion show. One of them is cause's attributes. Personal factors which consist of interest, attending, and information, as well as evaluation are cause?s attributes on intention to buy in those environment. Previous research has shown that the dimension of interest, attending, information, and evaluation affect visitors? intention to buy. This study was design to determine the effect of interest, attending, and information as personal factors towards visitors? intention to buy with evaluation as intervening variable in Indonesia Fashion Week (IFW) 2013. The proposed research model is tested using Mediation Regression Analysis. The result shows that evaluation has mediating effect on personal factors (interest, attending, and information) that influence towards visitors? intention to buy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kesia Adelina
Abstrak :
Industri kreatif adalah industri baru yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Indonesia memiliki kekuatan tersendiri untuk mengembangkan industri ini melalui keragaman keunikan geografisnya. Subsektor fashion adalah salah satu sub-sektor yang memiliki pengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi di industri kreatif. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan permintaan pasar, industri fashion terus berjuang untuk eksis. Untuk dapat menganalisis perubahan yang cepat seperti itu, para pelaku di industri fashion dapat menggunakan pendekatan dinamika sistem. Penelitian ini akan menganalisis variabel apa yang berperan dalam perubahan ekosistem di industri fashion. Hasil analisis dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk opsi kebijakan yang dapat diambil dalam kondisi industri yang telah ditampilkan. Kami melihat bahwa perkembangan industri fashion di Indonesia berpusat di kota-kota besar di Jakarta, Bandung, Makasar, Padang dan Bali. ......Creative industry is a new industry that has great potential to develop. Indonesia has its own strength to develop this industry through its diversity of geographic uniqueness. Fashion subsector is one of the sub sectors that have a big influence on economic growth in the creative industry. But along with the development of technology and market demand, fashion industry is continuing struggling to exist. To be able to analyze such rapid changes, actors in the fashion industry can use system dynamics approach. This study will analyze what variables that play a role in ecosystem changes in the fashion industry. The results of the analysis can provide appropriate recommendations for policy options that can be taken in the industry conditions that have been displayed. We see that the development of the fashion industry in Indonesia is centered on the big cities of Jakarta, Bandung, Makasar, Padang and Bali.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Rachmadhani
Abstrak :
Industri pakaian jadi terus mengalami perkembangan setiap tahunnya yang terlihat dari semakin banyak usaha yang muncul di bidang yang sama. Sehingga perusahaan akan selalu menerima tantangan dalam membuat produk dengan kualitas tinggi dengan harga yang murah untuk dapat bersaing secara kompetitif. Salah satu cara untuk meningkatkan layanan perusahaan adalah dengan memiliki pemasok yang tepat. Sehingga evaluasi pemasok perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam pengelolaan setiap pemasok. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemasok pada salah satu perusahaan pakaian jadi di Jakarta, Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memperoleh bobot dari kriteria dan sub-kriteria untuk penilaian pemasok, serta Technique for Order of Preference by Similiarity to Ideal Solution TOPSIS) untuk memperoleh nilai akhir berupa koefisien kedekatan dari setiap pemasok yang akan menjadi dasar dalam melakukan pemetaan pemasok pada Supplier Potential Matrix. Hasil dari penelitian ini adalah pemetaan 30 pemasok bahan baku produk pakaian jadi ke dalam empat kategori berbeda pada Supplier Potential Matrix, serta rekomendasi strategi pengelolaan dan pengembangan pemasok yang sesuai untuk setiap kategori.
Garment industry has continously growth every year as indicated by the increasing number of businesses. Therefore, company will always face the challenge of making high quality products at low prices to compete competitively. One of the factors to pursue it is by having the most suitable suppliers that suit best to companys condition and needs. Supplier evaluation is one effective way to manage various suppliers. This study aims to evaluate supplier based on their performance assessment in one of the clothing company in Jakarta, Indonesia. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process (AHP) to obtain the weight of criteria and sub-criteria for supplier performance assessment, as wall as Technique for Order of Preference by Ideal Solution (TOPSIS) to obtain the final score of each supplier which will be the basis for mapping suppliers based on capabilities and willingness dimensions. The results of this study are classifying 30 suppliers of apparels raw material into four different categories of Supplier Potential Matrix and recommendations of suitable strategies for each category.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Ardiyawan
Abstrak :

Sandang merupakan kebutuhan manusia berupa pakaian sebagai alat pelindung bagi tubuh. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Variabel dalam penelitian ini adalah Jenis permukiman,usia dan pendapatan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil analisis , didapatkan pola pergerakan untuk jenis permukaan kelas rendah 18 responden memilih multi trip , kelas sedang 20 responden memilih multi trip dan kelas tinggi 6 responden memilih multi trip, dan didapatkan hasil adanya hubungan antara jenis permukiman,pendapatan terhadap pola pergerakan belanja itu dengan jenis permukiman. 

 


Clothing is a human need that consists of body armor. At first humans used clothing from bark and animals available in nature. Then humans developed spinning cotton technology into yarn to be woven into clothing. Work clothes as protection from heat and cold. The variables in this study are the type of settlement, age and income. The research variables were analyzed using spatial analysis and descriptive analysis. The results showed based on the results of the analysis, obtained the pattern of movement for the surface type class 18 respondents chose multi-trip, medium class 20 respondents chose multi-trip and high class 6 respondents chose multi-trip, and obtained the results of the presence of the relationship type of settlements, income to movement patterns shopping is by type of settlement.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudya Frisca Susanna
Abstrak :

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah petanda produk hibrida (hybrid product) dengan negara produsen atau Country of Manufacture/ Assembly (COM/A) di negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas konsumen Indonesia dalam mempergunakan produk fast-fashion. Penelitian ini terdiri dari tinjauan pustaka diikuti dengan penelitian empiris melalui survei berbasis internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikasi produk hibrida sendiri tidak mempengaruhi persepsi kualitas menjadi lebih rendah, meskipun demikian, COM/A negara-negara berkembang mempengaruhi persepsi kualitas secara negatif yang signifikan dan perubahan pada persepsi kualitas terhadap produk fast-fashion tidak diperngaruhi pada persepsi awal produk tersebut.  ......The purpose of this study is to analyze whether or not the indication of being a hybrid product with COM/A in emerging countries affect Indonesian consumer’s quality perception by using fast-fashion products. The study consist of a literature review followed by an empirical research through a web-based survey. The study revealed that hybrid product indication alone does not lead to a lower quality perception, however, emerging countries COM/A negatively affects the quality perception significantly and the change quality perception did not depend on the product’s initial perception. 

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Patiendra
Abstrak :
Gagasan tentang kesetaraan gender dalam industry mode sudah awam sejak dulu. Penelitian kualitatif ini menilai penggambaran gender yang terpapar pada shapewear Skims, merek pakaian yang dimiliki oleh tokoh mode Kim Kardashian. Sepanjang sejarah mode, tradisi shapewear sering kali menurunkan martabat wanita, yang berakar dari penggambaran tradisional atas maskulinitas dan feminitas. Makalah ini menelaah konsep penggambaran gender dalam shapewear Skims dengan cara analisis konten pada foto dan text di Instagram. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Skims telah membawa perspektif baru terhadap gender dimana maskulinitas dan feminitas menjadi setara, seraya memproyeksikan kedua sifat tersebut dengan sentimen positif dengan pola yang memberdaya. Dengan demikian, genderdigambarkan sebagai pemberdayaan dan dukungan atas perempuan. 
The notion of gender equality in fashion has been prevalent since a long time ago. This qualitative research is assessing gender portrayal that appear on Skims shapewear, an undergarment brand owned by global fashion icon Kim Kardashian. Throughout the fashion history, shapewear tradition used to degrade women, which was rooted from traditional portrayal of masculinity and femininity. This paper is looking through how gender is portrayed in Skims shapewear by a content analysis on its Instagram images and text. The result suggests that Skims give out a modern perspective towards gender where it blurs the line between masculinity and femininity, while both traits project positive sentiment in empowering tone. Thus, gender is portrayed as empowerment and support for women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>