Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
St. Rahmawaty
"Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi para pekerja perkantoran, membuat seseorang merasa terganggu dan tidak nyaman sehingga bisa mengganggu produktivitas pekerjaannya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor risiko kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja perkantoran di Setjen DPD RI. Desain Penelitian ini adalah cross sectional, besar sampel 92 dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pekerja di Setjen DPD RI mengalami kejadian nyeri punggung bawah sebesar 79.35% dan terdapat hubungan signifikan antara posisi duduk dan kejadian nyeri punggung bawah (p value: 0.037), yaitu pekerja dengan posisi duduk tidak ergonomis berisiko 3.48 kali mengalami nyeri punggung bawah dibandingkan pekerja yang posisi duduknya ergonomis (OR=3.482). Sedangkan faktor individu (usia, jenis kelamin, IMT), faktor gaya hidup (merokok, olahraga), faktor pekerjaan (masa kerja, jumlah jam kerja, durasi duduk, peralatan kerja) dan faktor psikososial tidak berhubungan dengan kejadian nyeri punggung bawah.

Low Back Pain (LBP) is the most common health issues among the office workers, driving a person to be disturbed and uncomfort, then finally compromise work productivity. This study purpose is to explain the risk factors for low back pain in office workers at Setjen DPD RI. This research design is cross sectional with 92 sample size by utilizing quota sampling technique. The results shows most of the workers at Setjen DPD RI suffering from low back pain of 79.35% and there is significant corelation between sitting position and the incidence of low back pain (p value: 0.037), which means that workers with an unergonomic sitting position are 3.482 times suffering from low back pain compared to workers with an ergonomics sitting position (OR=3.482). Whereas Individual factors (age, gender, BMI), lifestyle factors (smoking, exercise), work factors (work time, duration of worked, duration of sitting, work equipment) and psychososial factors are not related to the incidence of low back pain."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putri Widianingsih
"Pekerja perkantoran merupakan agregat berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan, salah satunya sedentary lifestyle yang ditandai dengan penurunan aktivitas fisik karena aktivitas kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan chronotype terhadap kualitas tidur pada pekerja perkantoran di Jabodetabek. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik purposive sampling didapatkan 110 pekerja perkantoran di Jabodetabek. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) secara daring melalui google form. Hasil uji bivariat menggunakan uji Chi square didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik terhadap kualitas tidur pada pekerja perkantoran di Jabodetabek dengan hasil ρ-value 0,002 (ρ<0,05). Selain itu, tidak terdapat hubungan antara chronotype terhadap kualitas tidur pada pekerja perkantoran di Jabodetabek dengan hasil ρ-value 0,519.

Office workers are an aggregate at risk of various health problems, one of which is a sedentary lifestyle characterized by decrease in physical activity due to work activities. This study aims to determine the relationship between physical activity and chronotype on sleep quality among office workers in Jabodetabek. The research used a cross sectional design with purposive sampling technique obtained 110 office workers in Jabodetabek. Data collection were collected through online questionnaires including International Physical Activity Questionnaire (IPAQ), Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) using Google Form. The result of the bivariate test using Chi square test found that there was a significant relationship between physical activity and sleep quality among office workers in Jabodetabek with a p-value of 0.002 (p < 0.05). In addition, there is no relationship between chronotype and sleep quality among office workers in Jabodetabek with a p-value of 0.519."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Wulandari
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama kecacatan dan kematian di dunia. Gaya hidup kurang gerak seperti sedentary lifestyle menjadi salah satu penyebab penyakit hipertensi karena banyaknya kemudahan yang terjadi akibat semakin majunya teknologi. Sedentary lifestyle merupakan aktivitas minim gerak yang didominasi dengan aktivitas duduk atau berbaring dalam yang lama. Hal tersebut tidak lepas dari kehidupan di area perkantoran yang didominasi aktivitas duduk. Terdapat banyak hal yang memungkinkan seseorang untuk duduk dalam waktu lama seperti mengemudi menuju dan pulang dari tempat kerja, sarapan, makan malam, duduk di kursi kerja, menonton televisi, menggunakan komputer dan bersosialisasi. Oleh karena itu, penelitian ini terutama bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku sedentary lifestyle dengan kejadian hipertensi pada pekerja kantoran. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 107 pekerja kantoran di Jakarta Selatan. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan cross-sectional untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan kuesioner Workspace Sitting Questionnaire (WSQ) dan pengecekan tekanan darah secara langsung. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dengan hasil terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku sedentary lifestyle dengan kejadian hipertensi (p = 0.038 < α 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk merancang program intervensi sebagai upaya mencegah hipertensi dengan menekan perilaku sedentary lifestyle di lingkungan perkantoran.

Hypertension is one of the leading diseases of disability and death in the world. Sedentary lifestyle is one of the causes of hypertension because of the many conveniences that occur due to the advancement of technology. Sedentary lifestyle is a sedentary activity that is dominated by prolonged sitting or lying down. This cannot be separated from life in office areas that are dominated by sitting activities. There are many things that allow a person to sit for a long time such as driving to and from work, breakfast, dinner, sitting in a work chair, watching television, using a computer and socialising. Therefore, this study mainly aims to determine the relationship between sedentary lifestyle behaviour and the incidence of hypertension in office workers. This study used purposive sampling technique with a total sample of 107 office workers in South Jakarta. This research design uses descriptive correlation with a quantitative approach and cross-sectional design to collect data. This study used the Workspace Sitting Questionnaire (WSQ) and direct blood pressure checks. This study used the Chi-Square test with the results there is a significant relationship between sedentary lifestyle behaviour and the incidence of hypertension (p = <.001 < α 0.05). Based on the results of the study, the researcher recommends designing an intervention program as an effort to prevent hypertension by suppressing sedentary lifestyle behaviour in the office environment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: University of Illinois Press, 1966
331.881 WHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dyonisius Beti
"P.T. Arta Buana Sakti sebagai pemilik dan pengelola pusat pertokoan Gajah Mada Plaza menghadapi kenyataan bahwa persaingan di bidang bisnis penyewaan pusat pertokoan makin ketat.
Pada saat ini pusat pertokoan Gajah Mada Plaza menikmati tingkat pengisian yang tinggi yaitu 98% dengan harga sewa yang relatif tinggi, harga sewa ini hanya lebih murah dan Pusat Pertokoan Plaza Indonesia.
Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza mula-mula dibangun hanya melihat adanya suatu peluang, dengan mencontoh pusat-pusat pertokoan sebelumnya yang lebih berhasil tanpa mengerti sifat sifat dari suatu lembaga eceran. Manajemen hanya mencontoh yang kelihatannya berhasil dan berusaha memuaskan pengunjung dan penyewa tanpa adanya pengertian mengenai sifat-sifat lembaga eceran. Tentu saja cara ini cukup sulit mencapai sepenuhnya apa yang diharapkan untuk menghaðapi perubahan lingkungan di masa yang akan datang.
Untuk mempertahankan tingkat pengisian di dalam persaingan yang semakin ketat maka dicoba untuk mengenali sifat lembaga eceran dengan Teori Roda Eceran (The Wheel of Retailing). Dengan dimengertinya sifat-sifat suatu lembaga eceran maka diharapkan dapat clirumuskan suatu strateji pemasaran yang kompetitif sehingga dapat mempertahankan tingkat pengisian seperti sekarang ini, dengan pengertian memperpanjang siklus roda dan lembaga.
Di dalam mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, maka langkah-langkah yang dilakukan :
- Mengumpulkan data-data pesaing dan brosur-brosur yang diter bitkan oleh masing-masing pusat pertokoan, lalu menanyakan kepada pengelola secara informal dan akhirnya dikonfirmasikan dengan pengecekan di lokasi.
- Mengumpulkan data lingkungan dari Biro Pusat Statistik dan media massa.
- Menggunakan model ?Grand Strategy Clusters? dari Thompson dan Strichiand sehingga diperoleh ?grand strategy? yang dapat digunakan oleh lembaga. Grand strategy ini ditentukan dan posisi kekuatan bersaing dengan pertumbuhan industri sehingga didapat alternatif grand Strategy. Untuk menetap kan grand strategy yang tepat diperlukan telaah lebih lanjut dan basil temuan data-data pesaing dan lingkungan umum.
- Mempelajani teori-teori dan lembaga eceran untuk memberikan gambaran mengenaf sifat suatu lembaga eceran. Teori roda eceran merupakan salah satu dan teori-teori mengenai lembaga eceran dan pada karya akhir ini akan digunakan sebagai alat untuk menganalisis sifat-sifat perkembangan lembaga eceran di Jakarta.
- Menemukan keunggulan komparatif pusat pertokoan Gajah Mada Plaza yang akan dicapai sebagai dasar pengembangan strategi pemasaran yang kompetitif.
- Mengembangkan Strateji Pemasaran Kompetitif dengan menggabungkan :
a. Keunggulan komparatif Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza
b. Hasjl analisis teori roda eceran
c. Pemanfaatan peluang dan lingkungan luar
d. Antisipasi ancaman dari lingkungan luar.
Dari langkah-langkah pengembangan ini dihasilkan suatu strateji pemasaran kompetitif yang diharapkan dapat memperta hankan tingkat pengisian dan Pusat Pertokoan Gajah Mada Plaza."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lombard, George F.F.
Boston: Harvard University, Division of Research, Graduate School of Business Administration, 1955
658.871 LOM b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mackenzie, Gavin.
London : Cambridge University Pres, 1973
301.444.2 MAC a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hatzler, F. E.
Jakarta: Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Management & Bhratara, 1973
658.85 HAT rt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Hidajat Effendi
"Bisnis retail merupakan kegiatan yang meiibatkan penjualan barang dan jasa langsung kepada konsumen untuk pemakaian pribadi, keluarga atau rumah tangga dan merupakan tahapan final dalam proses distribusi. Dalam perkembangannya di Indonesia, bisnis retail memiliki harapan cerah sebagai akibat jumlah penduduknya sangat besar dengan tingkat kebutuhan yang besar pula serta daya beli yang semakin baik karena pendapatan yang makin baik pula (sebelum krisis ekonomi terjadi). Disamping itu perkembangan jaman telah berdampak pula pada bentuk bisnis retail ¡tu sendiri, dimana semula konsep retail tradisional hanya berupa toko-toko lokal yang independen, kini mengalami peralihan menjadi toko dengan skala nasional, intemasional dalam bentuk pusat pusat perbelanjaan yang modern, seperti supermarket, hypermarket, pasar swalayan, pasar perkulakan, toko serba ada dan lain sebagainya. Pertumbuhan tersebut tentu saja berdampak pada pesatnya tingkat persaingan yang semakin ketat disamping peningkatan minat investor untuk terjun di dunia retail.
Kota-kota besar di Indonesia dimana kebanyakan para retailer melakukan investasi awal disana, acapkali dijadikan tempat untuk seseorang mencari pekerjaan atau nafkah bagi sebagian masyarakat kota-kota kecil di sekitamya. Hal ini tentu saja berdampak pada semakin banyaknya jumlah penduduk di kota tersebut hingga membawa perubahan sosial budaya pada kehidupan masyarakat kota. DKI Jakarta sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari hal-hal tersebut Kota ini menjadi obyek pekerjaan bagi mereka yang berada di sekitamya, seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Perkembangan-perkembangan yang terjadi, baik pada kota-kota besar khususnya Jabotabek, dan bisnis retail, menuntut adanya usaha optimal bagi mereka yang akan dan telah melakukan investasi di bisnis retail untuk mampu memenuhi kebutuhan konsumen, yang berlatar belakang berbeda-beda, dengan memberikan kepuasan yang sesuai dengan pengharapan mereka, baik ¡tu dari segi ragam produk yang ditawarkan hingga faktor terpenting yaitu bentuk pelayanan yang memuaskan hati mereka. Hal-hal tersebut juga dihadapi pula oleh Circle K Indonesia Waserba yang memegang hak franchise dari Circle K International sebagal sebuah retail yang keberadaannya di Indonesia merupakan pionir convenience store dari luar (Franchisee dari Circle K International di Ameiika Serikat).
Permasalahan yang dihadapi oleh Circle K di Indonesia adalah persaingan yang semakin meningkat baik itu akibat jumlah retailer yang meniingkat (besar maupun kecil) untuk memperebutkan berbagai macam status sosial konsumen yang dalam mengambil keputusan dalam pembelian sesuatu banyak dipengaruhi oleh perubahan dinamis yang terjadi pada lingkungannya, seperti faktor ekonomi, sosial-budaya, secta politik dan hukum, disamping peran serta atau bujuk rayu perusahaan itu sendiri terhadap mereka. Selain itu, masalah yang sebenamya terbesar adalah pada diri Circle K sendiri, yaltu meski sejak keberadaannya di tengah masyarakat (tahun 1986) dan telah terjadi perpindahan kepemilikan sekali (kepada PT. Mantrust Group) temyata nama Circle K belum begitu tertanam pada benak konsumen sebagal sebuah c-store tempat berbelanja kebutuhan akan convenience goods yang memberikan kemudahan, kecepatan, dan pelayanan plus. Akìbatnya, tiada pilihan lain bagj Circle K Indonesia Waserba bahwa saat ¡ni harus mampu membuat strategi pemasaran yang tepat guna agar dapat survive (langgeng) dan muncul menjadi yang terbaik ditengah tingginya tingkat persaingan di industri jasa ini.
Penelitian karya Akhir ini bertujuan untuk dapat menganalisis strategi pemasaran yang telah dllakukan Circle K serta mengidentifíkasi kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dijadikan rekomendasi alternatif bagi pemantapan atau perbaikan strategi pemasaran dalam rangka persiapan menghadapi perkembangan bisnis retail baik dari lokal maupun asing pada saat ini dan mendatang.
Dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan perusahaan. dan kemudian melihat pula aspek peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimliki oleh Cirde K indonesia Waserba, maka disusunlah strategi alternatif berupa matriks SWOT, Selanjutnya untuk dapat menghasilkan strategi pemasaran yang efektif, strategi alternatif tersebut disesuaikan terlebih dahulu dengan beberapa faktor kunci keberhasilan yang harus dimliki oleh sebuah retailer. Adapun faktor kunci keberhasilan tersebut adalah produk yang tepat. jumlah yang efektif, harga yang optimal, waktu yang tepat, pelayanan yang baik, tempat yang strategis, dan komunikasi yang baik.
Strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh Circle K secara umum sudah cukup baik, hanya terdapat hal-hal pokok yang kurang optimal terutama tentang promosi dan produk, sehingga diperlukan tindakan perbaikan pada beberapa hal pokok tersebut. Untuk dapat langgeng dan unggul dalam tingkat persaingan yang tajam di saat sekarang ini dan masa mendatang, benkut adalah saran-saran yang kiranya sangat berguna, yaitu : menterjemahkan dan menyesuaikan visi yang telah ada ke dalam suatu "bahasa" yang mudah diterima dan dipahami oleh para stokholder, mengembangkan dan menyesuaikan misi yang ada ke suatu bentuk yang lebih sesuai dengan keadaan dan kondisi saat ini dan mendatang, menetapkan suatu tujuan pemasaran sebagai arah tindakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan visi perusahaan, mempertegas segmen yang dituju untuk kemudian dilakukan positioning yang tepat, melakukan diferensiasi produk, jasa dan image, mempertahankan strategi harga yang telah dilakukan, melakukan kegiatan intelijen pasar dan pesaing yang aktif, meningkatkan kerjasama dengan partner bisnis yang telah ada maupun pesaing atau malah menjalin kerjasama baru, melakukan kegiatan promosi aktif yang disesuaikan dengan target sasaran melalui media yang tersedia, menciptakan corporate public relation, melakukan pendidikan dan pelatihan para karyawan dengan penekanan pada usaha memberikan kepuasan kepada konsumen dan kemudian melakukan benchmarking, pembentukan Quality Function Deployment, empowerment karyawan dan yang terpenting melaksanakan Total Quality Management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>