Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Kiki
Abstrak :
Masuknya anak berkebutuhan khusus ke dalam sekolah inklusif membuat anak tersebut menghadapi berbagai tantangan, seperti tantangan dalam hal bahasa, atensi dan aktivitas, kemampuan kognitif, serta relasi sosial dan emosional dengan orang lain di dalam kelasnya. Hal ini menuntut anak untuk dapat melakukan penyesuaian di dalam sekolah (school adjustment) dengan berbagai tantangan tersebut untuk dapat meningkatkan performa akademisnya. Dukungan orangtua (parental support)merupakan kontributor utama yang dirasa dapat membentuk school adjustment anak karena penyesuian pertama dengan lingkungan sosial anak dimulai dari dalam keluarganya. Dalam penelitian ini, akan diberikan kuesioner kepada orangtua untuk melihat parental support yang diberikan kepada anak dan diberikan juga kuesioner kepada guru untuk melihat school adjustment anak. Adapun jumlah responden dilihat dari jumlah anak yang akan diukur parental support dan school adjustment-nya, yaitu berjumlah 41 orang anak berkebutuhan khusus kelas 1 dan 2 sekolah dasar inklusif.Hasil yang didapat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara parental support dan school adjustment dengan korelasi r = 0.136. ......The entry of children with disabilities into the inclusive school make them faces some numerous challenges such as challenges in terms of language attention and activity cognitive ability as well as social and emotional relationships with others in their class This requires the child to be able to make adjustments in the school school adjustment with the various challenges to be able to improve their academic performance Parental support is the main contributor to reach their ability of school adjustment because their first adjustment in their social environment is in the family In this study will be given a questionnaire to parents to see the parental support and also the questionnaire to the teacher to see children s school adjustment The number of respondents who will be measured parental support and school adjustment are 41 children with disabilities There is no correlation between parental support and school adjustment for children with disabilities in first and second grade at inclusive schools with score of correlation r is 0 136.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, Robert M.
New York: McGraw-Hill, 1975
371.9 SMI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rockville: Aspen Systems Corporation, 1982
371.9 ASS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meyen, Edward L.
Denver: Love Publishing, 1975
371.92 MEY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Pursitasari
Abstrak :

Dukungan keluarga diperlukan untuk memandirikan anak berkebutuhan khusus dalam melakukan kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan kemampuan melakukan kebersihan diri pada ABK. Dukungan keluarga meliputi dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan. Desain penelitian cross sectional dengan 84 responden orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian dilakukan dengan cara responden mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 kuesioner.. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik ABK dengan kebersihan diri, tidak ada hubungan antara karakteristik orangtua dengan kebersihan diri (p>0,05)  , ada hubungan antara dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan penghargaan dengan kebersihan diri (p<0,005), dukungan yang paling berpengaruh yaitu dukungan informasi, dukungan emosional dan dukungan penghargaan.  Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan informasi ,dukungan  instrumental, dukungan emosional dan dukungan  penghargaan dengan kebersihan  yang ditunjukkan oleh uji Chi Square. Rekomendasi dalam penelitian ini dilakukan penelitian pada kebersihan diri yang lain dan dilakukan dengan metode kualitatif.

 


Family support is needed to empower the children with special needs in performing personal hygiene. This study aims to identify the relationship of family support with the ability to do a personal hygiene in children with special needs. Family support includes information support, instrumental support, emotional support and appreciation support. The study design was cross sectional with 84 parents who had children with special needs. The study was conducted by the respondents who filled out a questionnaire was consisting of 3 questionnaires (questionnaire A about characteristics of children with special needs and parental characteristics, questionnaire B about family support and questionnaire C about personal hygiene). The results showed there was no relationship between the characteristics of children with special needs with personal hygiene, there was no relationship between parental characteristics and personal hygiene (p> 0.05). There was a relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support with personal hygiene (p <0.005), the most influential support namely appreciation support. In conclusion, there was a significant relationship between information support, instrumental support, emotional support and appreciation support the ability of children with special needs for the personal hygiene. Recommendations in this study carried out research on other personal hygiene and carried out by qualitative methods.

 

2019
T53297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ysseldyke, James E.
California: Corwin Press, 2006
371.92 YSS w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Students with disabilities have many obstacles to overcome and challenges to address as they go through the educational system. Besides challenges with academics, behavior, and social situations, these students also need to be able to transition throughout their educational careers from different grade levels to post-school outcomes. Transition for students with disabilities should include input from classroom teachers, school psychologists and other related school personnel, families, the community, and, of course, the student. Specifically, the student should be an integral part of the transition process and planning. This chapter focuses on transition in general, discusses data from the National Longitudinal Transition Study-2, and sets the stage for the rest of this volume.
Bingley: Emerald Publishing Limited, 2019
e20511670
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Handayani Sutanto
Abstrak :
Down Syndrome adalah salah satu keterbelakangan mental yang paling dikenal luas di masyarakat. Anak dengan Down Syndrome berbeda dengan anak-anak pada umumnya dan memiliki keterbatasan dalam fungsi kognitif dan fungsi adaptif dan tergolong keterbelakangan mental moderat. Karena itu mereka memerlukan intervensi untuk mengatasi keterbatasan mereka sedini mungkin. Intervensi yang ada bertujuan untuk melatih meningkatkan kemampuan dan memyiapkan mereka untuk menghadapi tuntutan dari lingkungan. Intervensi ini terdiri dari terapi wicara, terapi fisik, terapi perkembangan, pelatihan dengan modifikasi perilaku untuk meningkatkan self care. Kemampuan self care meliputi Iodating, dressing, makan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas backward chaining dalam melatih anak Down syndrome dalam hal self care yaitu memakai baju sendiri. Pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan backward chaining yaitu memecah perilaku memakai baju sendiri yang disusun oleh peneliti dan dilaksanakan oleh subyek penelitian dengan metode backward chaining yaitu pelatihan secara bertahap dengan mengajarkan langkah terakhir berangsur-angsur hingga langkah yang paling awal. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena keberhasilan penelitian ini yang menggunakan modifikasi perilaku-tergantung pada pemilihan teknik dan bagaimana perilaku dapat diukur. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Partisipan pada penelitian ini adalah D, anak laki-laki berusia 11 tahun dengan Down Syndrome. Hasil penelitian menunjukkan bahwa backward chaining memiliki efektivitas dalam melatih anak Down Syndrome memakai baju sendiri. Penelitian ini memiliki kekurangan karena peneliti tidak dapat mengontrol sekian banyak variable ekstra karena subyek tinggal di keluarga besar.Selain itu kehadiran ibu sebagai co terapis mempengaruhi performa subyek. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk lebih menciptakan suasana pelatihan yang kondusif dan kerjasama yang optimal dari pihak orangtua (lebih bersabar), dan memperhatikan rancangan mengenai kriteria keberhasilan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fellianti Muzdalifah
Abstrak :
Dalam membina hubungan dengan orang lain manusia membutuhkan suatu kecakapan untuk memulai dan mempertahankan hubungannya Kecakapan ini disebut dengan keterampilan sosial. Bila seseorang memiliki keterampilan sosial yang sudah baik, maka dirinya akan lebih rnudah melakukan interaksi dan beradaptasi dengan orang lain. Ia juga mampu dalam menganalisa dan memutuskan pennasalahan dari situasi-situasi sosial secara tepat. Namun demikian, tidak semua manusia memiliki keterampilan sosial yang baik. Individu yang memiliki hambatan fisik dan psikis sulit mencapai keterampilan sosial dengan baik, misalnya penyandang tuna rungu. Penyandang tuna rungu adalah individu yang kehilangan atau kurang mampu daiam mendengarkan yang disebabkan panca indera pendengarannya tidak bertimgsi dengan semestinya. Akibat ketidakmampuan dalam mendengarkan, penyandang tuna rungu mengalami hambatan dalam perkembangan sosialnya. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keterampilan sosial yang dimilikinya. Unluk meningkatkan keterampilan sosial bagi penyandang tuna nmgu maka perlu adanya suatu program pembelajaran keterampilan sosial. Program pembelaiaran keterampilan sosial ini ditujukan kepada para penyandang tuna nlngu yang berada di bawah bimbingan Panti Sosial Bina Rungu Wicara Melati Bambu Apus, Jakarta Timur. Program pembelajaran keterampilan sosial ini terdiri dari empat materi, yaitu komunikasi non verbal, mendengarkan_ empati, dan asenif yang merupakan kemampuan dasar bagi seseorang dalarn membina hubungan dengan orang lain. Penyajian program ini menggunakan metode description, modelling, role playing, dan games yang disesuaikan dengan karakteristik penyandang tuna rungm Program ini dijalankan selama 4 hari berturut-turut. Agar program ini lebih efektif maka dalam pelaksanaarmya setiap kelas terdiri dari 6 orang penyandang tuna rungu dengan I orang pengajar dan I wakil pengajar. Program pembelajaran keterampilan sosial ini belum pemah diujicobakan kepada penyandaug tuna rungu sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan diperoleh umpan balik mengenai keefektifan metode dan materi bagi tercapai tujuan dari program pembelajaran ketrampilan sosial. Dengan adanya program pembelajaran keterampilan sosial ini diharapkan penyandang tuna rungu di Panti Sosial Bina Rungu Wicaxa Melati Bambu Apus, Jakarta Timur akan memiliki keterampilan sosial yang akan membantunya dalam beradaptasi di lingkungan sosialnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T37906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Columbus: Charles E. Merrill, 1983
371.9 SYS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>