Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Gowi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengaruh latihan asertif terhadap perilaku kekerasan orang tua pada anak usia sekolah di Kabupaten Karawang. Sampel pada kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 32 orang. Latihan asertif membantu orang tua menurunkan perilaku kekerasan pada anak melalui komunikasi asertif, yang dilakukan selama 6 sesi. Hasil penelitian terjadi peningkatan secara bermakna (p-value<0,05).kemampuan komunikasi asertif orang tua pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol. Untuk kemampuan anak dalam mengendalikan emosi pada kelompok intervensi meningkat, sedangkan pada kelompok kontrol menurun secara bermakna (p-value<0,05). Terapi ini direkomendasikan pada orang tua, guru dan Pemberi pelayanan kesehatan. ......This research was aimed to describe the influence of assertive training to violence behavior of parents on children in Karawang district. Samples in the intervention group and control were 64 respondents, 32 respondent for each group. Assertive training has proved decreased parents, violent behaviors on children through assertive communication, conducted in 6 sessions. The research results showed increased in assertive communication skills of parents for the group that received assertive training. There was significantly different among those groups with (pvalue <0.05). For the group of parents who did not receive assertive training, showed the decreased communication of skills significantly (p-value <0.05). The was increased of ability of children to control their emotions for intervention group, while there was significantly decreased for children of parents control group (p-value <0.05). It was recommended that this assertive training to be regularly conducted to parents, teachers and health care provider.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Fajrianti
Abstrak :
Kekerasan anak yang terjadi di Kota Depok mempertanyakan eksistensi dari adanya predikat Kota Layak Anak yang dimiliki. Salah satu program dalam mewujudkan KLA yang tujuannya menyentuh keluarga dan menjadi program paling dekat dengan masyarakat adalah program Rukun Warga (RW) Ramah Anak. Program RW Ramah Anak menjadi program dengan capaian outcome tertinggi dengan penambahan jumlah RW Ramah Anak setiap tahunnya. Evaluasi program RW Ramah Anak ini dilakukan untuk melakukan penilaian mengenai keberhasilan dan kegagalan program dalam upaya penanganan kekerasan anak khususnya di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok sebagai wilayah dengan kasus terbanyak kekerasan anak dan menjadi wilayah dengan RW Ramah Anak terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data mixed methods melalui kuesioner yang disebarkan kepada 160 responden (kuantitatif) serta wawancara mendalam dengan 8 narasumber (kualitatif). Penelitian ini menggunakan teori Evaluasi Program oleh Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi program RW Ramah Anak dalam penanganan kekerasan anak di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok dinyatakan bahwa program ini berhasil dalam upaya penanganan kekerasan anak. Namun, program ini juga masih memiliki beberapa kendala yang perlu diperbaiki agar dapat dilaksanakan menyeluruh dan berjalan dengan optimal oleh RW di Kota Depok. ......Child abuse that occurred in the city of Depok questioned the existence of the child-friendly city title that the city-owned. One of the programs in realizing KLA whose goal is to touch families and being the closest program to the community is the Child-Friendly Community Association (RW) program. The Child-Friendly RW Program is the program with the highest outcome achievement that can be seen by the increasing number of Child-Friendly RWs every year. The evaluation of the Child-Friendly RW program was carried out to determine the program's success or failure in addressing child violence, particularly in the Pancoran Mas sub-district of Depok City, which has the highest number of cases of child violence and the most Child-Friendly RWs in comparison to other areas. This study uses a quantitative approach with mixed methods data collection techniques through questionnaires distributed to 160 respondents (quantitative) and in- depth interviews with eight sources (qualitative). This study uses the Program Evaluation theory by Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Based on the results of research on the evaluation of the Child Friendly RW program in handling child violence in the Pancoran Mas District, Depok City, it was stated that this program was successful in handling child violence. However, this program also still has several obstacles that need to be fixed so that it can be implemented comprehensively and run optimally by the RW in Depok City.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Megawangi
Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2008
362.829 2 RAT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Octa Amalia
Abstrak :
Kekerasan terhadap anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan anak di sepanjang hidupnya. Berdasarkan Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA) pada tahun 2022, lebih dari separuh kasus kekerasan terjadi pada anak dan 34,27% pada anak berusia 13-17 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berkontribusi pada kejadian kekerasan terhadap anak usia 13-17 tahun di Indonesia. Penelitian menggunakan kerangka model sosio-ekologi yang menganalisis faktor individu (jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan), interpersonal (status domisili, status orang tua kandung, pengalaman menyaksikan kekerasan, dan status pernikahan), dan komunitas (tempat tinggal) terhadap kekerasan anak berusia 13-17 tahun. Penelitian ini menggunakan data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) di Indonesia tahun 2021 dengan studi cross sectional dan sampel sebanyak 4.903 anak berusia 13-17 tahun, yang dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari anak-anak usia 13-17 tahun mengalami kekerasan, dengan tingkat prevalensi sebesar 46,2% (95% CI: 43,6%-48,8%). Kekerasan ini terjadi pada anak perempuan sebanyak 50,6% dan anak laki-laki sebanyak 42,1%. Bentuk kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik (13,8%), kekerasan emosional (41,6%), dan kekerasan seksual (6,9%). Faktor yang berhubungan dengan kekerasan terhadap anak adalah status pekerjaan anak (OR: 1,852; 95% CI: 1,478-2,320), status domisili (OR: 1,253; 95% CI: 1,018-1,541), dan pengalaman anak menyaksikan kekerasan (OR: 6,784; 95% CI: 5,778-7,966) yang merupakan faktor paling dominan. Anak yang berpengalaman menyaksikan kekerasan berisiko hampir 7 kali untuk mengalami kekerasan dibanding yang tidak memiliki pengalaman, setelah dikontrol oleh status pekerjaan dan status domisili. Diperlukan peningkatan kesadaran, penguatan intervensi, dan deteksi dini dalam pencegahan kekerasan terhadap anak. ......Violence against children is a public health concern that has long-term impacts on their health and well-being. In 2022, the Online System for the Protection of Women and Children (SIMFONI PPA) reported that more than half of the violence cases involved children, with 34.27% of these cases affecting children aged 13-17 years. This study aims to identify the factors contributing to violence against children aged 13-17 years. Using a socio-ecological model framework, it analyzes individual factors (sex, education level, and employment status), interpersonal factors (living arrangement, biological parents' status, witnessing violence, and marital status), and community factors (place of residence), related to child abuse among 13-17 years olds. The study used data from the National Survey on Children and Adolescent’ Life Experience (SNPHAR) conducted in Indonesia in 2021. It employed a cross-sectional design, which involved a sample of 4,903 children aged 13-17 years, and conducted data analysis using logistic regression. The research findings indicate that nearly half of children aged 13-17 experience violence, with a prevalence rate of 46.2% (95% CI: 43,6%-48,8%). This violence occurs in 50,6% of girls and 42,1% of boys. The forms of violence include physical violence (13.8%), emotional violence (41.6%), and sexual violence (6.9%). The factors associated with violence against children include the child's employment status (OR: 1.852; 95% CI: 1.478-2.320), living arrangement (OR: 1.253; 95% CI: 1.018-1.541), and witnessing violence (OR: 6.784; 95% CI: 5.778-7.966), with witnessing violence being the most dominant factor. Children who have witnessed violence are at nearly 7 times higher risk of experiencing violence compared to those without such experiences, after controlling for employment status and living arrangement. There is need for increased awareness, strengthened interventions, and early detection in the prevention of violence against children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Briggs, Freda
Australia: Allen & Unwin, 1997
362.7 BRI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sampe
Abstrak :
ABSTRAK
Usia remaja merupakan tahap perkembangan hidup yang penting. Tahap ini adalah tahap transisi penting karena terjadi perubahan baik secara biologis, psikologis, dan sosial. Tujuan penulisan karya ilmiah untuk memberikan gambaran pelaksanaan intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; untuk meningkatkan harmonisasi dengan orang tua sehingga menjadi remaja mandiri. Metode yang digunakan adalah evidence based practice dengan pendekatan pre-posttest without control. Intervensi dilakukan pada siswa SMP dengan jumlah sampel 110 siswa tanpa kelompok pembanding. Intervensi Eling Tega terdiri dari edukasi, konseling dan terapi keluarga. Hasil menunjukkan penurunan kejadian konflik remaja dengan orang tua setelah intervensi ldquo;Eling Tega rdquo; sebesar 5,6 . Rekomendasi hasil penelitian bagi dinas kesehatan agar lebih meningkatkan koordinasi lintas sektor yang melibatkan seluruh unsur terkait dalam mengatasi masalah remaja dan bagaimana melibatkan keluarga dalam pemecahan masalah pada remaja. Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan pemerintah setempat dan organisasi yang ada di masyarakat dalam melakukan kunjungan keluarga oleh setiap petugas didukung oleh PIS-PK.
ABSTRACT<>br> The age of adolescence is an important life stages of development. This stage is the stage of the transition is important because changes in the biological, psychological, and social. The purpose of writing scientific papers to give an overview of the implementation of the intervention ldquo Eling Tega rdquo to improve harmonization with the parents so being a teenager.. The methods used are evidence based practice approach to pre post test without control. The intervention was done on students of SMP with the number of samples 110 students without comparison groups. Eling Tega intervention consists of educational, counseling and family therapy. The results show a decrease in the insidence of adolescent conflict with parentafter counseling intervention amounted to 5,6 . Recommendations the research results to health services in order to further enhance cross sector coordination involving all over pertinent elements in overcoming problems of teenager and how to involve the family in problem solving on teen. Health centers expected to increase cooperation with local governments and organizations in the community in conducting family visits by any officer supported by the PIS PK.
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adang Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana kekerasan struktural terhadap anak dengan HIV/AIDS dapat terbentuk. Kekerasan struktural tersebut terbentuk melibatkan konstruksi sosial, moral panic, stigma dan diskriminasi terhadap anak dengan HIV/AIDS. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara terhadap anak dampingan LAP dan keluarganya yang kemudian dikaji dengan kriminologi konstitutif. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa subyek mendapatkan diskriminasi akibat stigma dan konstruksi negatif terkait pengetahuan yang sebenarnya salah mengenai penularan virus HIV. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlunya untuk melakukan dekonstruksi dan rekonstruksi terhadap HIV/AIDS untuk menghancurkan kekerasan struktural yang terjadi pada anak dengan HIV/AIDS.
ABSTRACT
This thesis discuss about how structural violence against child living with HIV AIDS can be formed. Structural violence can be formed involving social construction, moral panic, stigma, and discrimination against suffering HIV AIDS children. This research being done with method of interview to the accompanied by LAP children and their family, then reviewed with constitutive criminology. The output of this research is that the subject gets discrimination by the results of negative construction and stigma related to the knowledge that is actually wrong about the infection of HIV. The result of this research shows that the importance of deconstruction and reconstruction against HIV AIDS to destruct structural violence happened to child living with HIV AIDS.
2017
S70183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library