Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukman Nulhakim
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya angka harapan hidup memberi kontribusi pada jumlah populasi lansia dari tahun ke tahun yang cenderung meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan lansia adalah pelayanan dan perawatan lansia di Panti Sosial. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik dan perilaku perawatan petugas panti terhadap kepuasan kelompok lansia di Panti Sosial Tresna Werdha BM di DKI Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian untuk petugas 128 orang sedangkan untuk lansia 128 orang berdasarkan metode simple random sampling dengan teknik pengambilan berdasarkan proporsional sampel setiap panti. Analisa data menggunakan Chi Square dan regresi logistik ganda. Terdapat hubungan antara perilaku perawatan petugas panti dengan kepuasan kelompok lansia, khususnya sikap (p=0,039) dan keterampilan (p=0,038). Variabel paling dominan adalah keterampilan OR= 3.992. Perlunya peningkatan sumber daya manusia baik berupa pelatihan atau pendidikan formal dalam meningkatkan kualitas pelayanan di panti guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia
ABSTRACT
Increasing rate of life expectation give a contribution to quantity of aged population year by year. One of efforts that done by government in increasing prosperity and health of aged was attendance and care for aged in social house. This research aims to know the correlation between characteristic and caregiver's behaviour with the satisfaction of aged in social house Tresna Werdha BM of DKI Jakarta. The research design descriptive correlation that used was cross sectional. Meanwhile the research samplers were 128 caregivers and 128 ageds, the collecting of sampling technic used simple random sampling. Analysis data was done by using chi-Square test and multiple logistic regression. The result of research was gainned that existing a correlation between caregiver's behaviour and the satisfaction of aged community, especially for attitude (p=0,035) and skill (p=0,038). And then the dominant variable was skill OR=3,992. It was suggested to improve human resource (caregiver) on training and in formal education to increase quality of service in house for increasing prosperity and health of aged.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haifa Salma Safiya
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh regulasi emosi terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Strategi regulasi emosi cognitive reappraisal dan expressive suppression diukur menggunakan The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Radde et al. (2021). Sedangkan beban caregiver diukur menggunakan The Zarit Burden Interview (ZBI-22) yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Andina (2018). Sebanyak 57 family caregiver pasien stroke berusia 18 – 62 tahun yang tinggal bersama maupun tidak bersama dengan pasien menjadi responden dalam penelitian. Hasil penelitian dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa regulasi emosi, khususnya strategi cognitive reappraisal memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F = 8,249, p<0,05, R2 = 0,13). Dengan demikian, hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi untuk menentukan strategi regulasi emosi yang efektif dalam meringankan beban caregiver serta acuan para praktisi untuk mengembangkan intervensi penggunaan strategi regulasi emosi reappraisal bagi family caregiver.


This study aimed to examine the effect of emotional regulation on caregiver burden among family caregiver of stroke patients. Two emotion regulation strategies, cognitive reappraisal and expressive suppression were measured using The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) adapted to Indonesian by Radde et al. (2021). Meanwhile, caregiver burden was measured using the Zarit Burden Interview (ZBI-22), adapted to Indonesian by Andina (2018). A total of 57 family caregivers of stroke patients aged 18 – 62 years who lived together with or without the patient participated in this study. The study's results using the multiple regression method show that emotion regulation, specifically cognitive reappraisal has a negative and significant effect on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F = 8.249, p<0.05, R2 = 0,13). Thus, this study's results can be used as a reference to determine effective emotion regulation strategies to relieve the caregiver's burden. In addition, the research results can also be used as a reference for practitioners in developing interventions using reappraisal for family caregivers.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
Abstrak :
ABSTRAK
Merawat anggota keluarga yang mengalami sakit kronis memengaruhi kehidupan anggota keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan penyakit kronis. Metode penelitian yang digunakan, yaitu kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan merupakan delapan keluarga yang merawat anggota keluarga dengan sakit kronis. Tema yang ditemukan mencakup perubahan status kesehatan penderita, respons psikologis keluarga, upaya untuk mempertahankan kesehatan, dan harapan keluarga. Simpulan penelitian menggambarkan respons yang dialami oleh keluarga berbeda bergantung pada onset, lama, dan prognosis penyakit serta tahapan stres yang dialami keluarga. Perawat dapat memberikan manajemen asuhan keperawatan kepada keluarga berupa intervensi pendidikan kesehatan mengenai penyakit kronis, psikoedukasi, dan konseling keluarga dalam merawat penderita sakit kronis.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Yasmin Maharani
Abstrak :
Stroke merupakan penyebab disabilitas tertinggi yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah ke otak. Oleh karena itu, pasien stroke membutuhkan adanya bantuan dari family caregiver untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Banyaknya bantuan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh family caregiver rentan membuat family caregiver merasa terbebani. Melihat permasalahan tersebut, salah satu faktor protektif yang ditemukan mampu membantu family caregiver memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bangkit dari situasi sulit dan mengurangi beban yang dirasakan adalah resiliensi keluarga. Penelitian ini dilakukan untuk menguji besar peranan resiliensi keluarga pada beban caregiver pada family caregiver pasien stroke. Penelitian dilakukan terhadap 58 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18–62 tahun. Pengukuran variabel dilakukan menggunakan alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa terdapat peranan negatif dan signifikan dari resiliensi keluarga terhadap beban caregiver pada family caregiver pasien stroke (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). Hasil tersebut menyimpulkan tingginya resiliensi keluarga dapat berperan terhadap rendahnya beban caregiver. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih dalam mengenai peran resiliensi keluarga dalam menanggulangi beban caregiver. ......Stroke is the leading cause of disability and it occurs when blood vessels in the brain are blocked or burst. Due to the resulting disabilities, stroke patients require assistance from family caregivers to perform daily activities. The high demand and support needed from family caregivers make them vulnerable to feeling burdened. Considering this issue, one protective factor that has been found to help family caregivers maximize their potential and reduce the perceived burden is family resilience. This study aimed to examine the significant role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients. The research involved 58 family caregivers of stroke patients aged between 18 and 62 years. The variables were measured using the Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). The results of a simple linear regression analysis indicate a significant negative role of family resilience on caregiver burden among family caregivers of stroke patients (F=10,646, p<0,05, R2=0,16). These findings concluded that high family resilience can contribute to a reduced caregiver burden.  It is hoped that the findings of this research will serve as a reference for further studies to explore the role of family resilience in alleviating caregiver burden.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Prihadi Aulia Erlando
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa dengan tugas perkembangan mencari identitas diri. Remaja mengalami perubahan seiring dengan prosesnya menuju ke dewasa. Masa remaja adalah masa yang untuk sebagian individu akan mulai kesulitan mengatur arah dan tujuan dirinya sehingga menyebabkan remaja mudah sekali terkena pengaruh dari lingkungan dan memunculkan perilaku menyimpang. Prevalensi penyalahgunaan NAPZA di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang pelajar. Kesiapan keluarga dalam merawat remaja yang telah menjalani proses rehabilitasi perlu diperhatikan. Tantangan pada keluarga seperti kehilangan kepercayaan dari orang lain, kehilangan keluarga dan mengalami proses berduka keluarga, penderitaan yang dialami keluarga, kewajiban dalam memenuhi kebutuhan untuk pengobatan dan lainnya menjadi masalah yang mungkin dialami oleh keluarga dalam merawat remaja setelah kembali dari rehabilitasi. Tujuan: mengidentifikasi bentuk dukungan social dan informasi yang didapat oleh orang tua untuk merawat anak remaja penyalahguna napza. Metode: kualitatif deskriptif dengan menggunakan wawancara mendalam. Hasil utama dari penelitian ini adalah didapatkan empat tema yaitu Upaya yang telah dan akan dilakukan pelaku rawat dalam proses penyembuhan anak, Perjalanan remaja menyalahgunakan napza, Keadaan psikologis pelaku rawat dalam merawat remaja, dukungan dan hambatan dari lingkungan.
ABSTRACT
Adolescence is a transitional period from childhood to adulthood with the task of developing self-identity. Teens experience changes along with the process towards adulthood. Adolescence is a time when for some individuals it will be difficult to set the direction and goals of themselves, causing adolescents to be easily exposed to the influence of the environment and lead to deviant behavior. The prevalence of drug abuse in Indonesia in 2018 was 3.2 percent, equivalent to 2.29 million students. Family readiness in caring for adolescents who have undergone the rehabilitation process needs to be considered. Challenges in the family such as losing the trust of others, losing the family and experiencing the family grieving process, the suffering experienced by the family, the obligation to meet the need for treatment and others are problems that may be experienced by families in caring for adolescents after returning from rehabilitation. Objective: to identify forms of social support and information obtained by parents for caring for adolescent drug users. Method: descriptive qualitative using in-depth interviews. The main results of this research are four themes are obtained, namely the efforts that have been and will be carried out by care givers in the process of healing children, the journey of adolescents who abuse drugs, the psychological state of care givers in caring for adolescents, support and obstacles from the environment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Aditya Kusnadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan pada caregiver dari individu yang berada pada tahapan perkembangan late adulthood (lansia) di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah anak atau menantu yang berperan sebagai caregiver dari orang tua yang berusia lanjut. Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur social provisions scale (Cutrona & Russell, 1987) dan pengukuran sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional menggunakan alat ukur attitude towards seeking professional psychological help short form (Fischer & Farina, 1995). Partisipan berjumlah 32 orang caregiver dari lansia yang merupakan anak ataupun menantu dari lansia yang dirawat. Hasil penelitian ini menujukkan tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional pada caregiver dari lansia yang merupakan anak atau menantu dari lansia yang dirawat (r=0,194 ; p=0,287, signifikan pada L.o.S 0,05). Artinya, dukungan sosial yang dirasakan oleh caregiver tidak langsung berhubungan dengan sikap caregiver terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membedakan caregiver berdasarkan penyakit yang diderita oleh lansia.
This research was conducted to find the relationship between social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly in Jakarta. Respondents in this study was the child or children-in-law who act as caregivers for the elderly parents. Social support was measured using Social Provisions Scale (Cutrona & Russell, 1987) and the attitudes toward professional psychological help was measure using Attitude Towards Seeking Professional Psychological Help Short Form (Fischer & Farina, 1995). The participants of this research are 32 people which is the caregiver and child or the children-in-law of the elderly. The results of this study showed no significant relationship between the social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly which is the children or children-in-law of the treated elder (r = 0.194, p = 0.287, significant at 0.05 LoS) . That is, social support perceived by the caregiver is not directly related to caregiver attitudes toward seeking professional psychological help. For further research is recommended to distinguish caregiver based on disease that was suffered by the elderly.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irfanudin
Abstrak :
ABSTRAK
Perilaku caring perawat merupakan esensi dari ilmu keperawatan ldquo;the heart of nursing rdquo; , karena hal ini merupakan penentu kualitas dan mutu pelayanan asuhan keperawatan dan secara langsung akan berdampak terhadap tingkat kecemasan, tingkat stres dan strategi koping keluarga primary caregiver yang anggota keluarganya mendapatkan perawatan di instalasi gawat darurat IGD . Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan, tingkat stres dan strategi koping keluarga primary caregiver yang anggota keluarganya dirawat di IGD. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasi, dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden, pemilihan sampel dilakukan dengan metode proposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Caring Behavior Assesmant Tool CBA , Depression Anxiety Stress Scales DASS 42 dan F COPES Family Crisis Oriented Personal Scales . Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan Pvalue 0.001; r -0,0362 , tingkat stress keluarga Pvalue 0.000; r -0,467 dan tidak terdapat hubungan antara perilaku caring perawat dengan strategi koping keluarga P value 0.938, r -0,009. . Hasil Penelitian ini memberikan implikasi bahwa perilaku caring perawat harus dijadikan sebagai budaya dalam memberikan asuhan keperawatan serta pihak manajeman rumah sakit menentukan kebijakan berkaitan kebijakan mengenai perilaku caring perawat di layanan instalasi gawat darurat.
ABSTRACT
Caring behavior of nurses is the essence of nursing science the heart of nursing , as this is what determines the quality and service quality nursing care and will directly affect the level of anxiety, stress and coping strategies family primary caregiver who had family members get care in the emergency department ED . This study aims to identify the correlation between nurse caring behaviors with levels of anxiety, stress and family coping strategies caregiver whose family members were treated in the ER. Methods This study used a descriptive correlation approach, with a total sample of 75 respondents, the sample selection was conducted by sampling proposive. The research instrument used Assesmant Caring Behavior Tool CBA , Depression Anxiety Stress Scales DASS 42 and F Copes Family Crisis Oriented Personal Scales . Results of the study found that there is a correlation between nurse caring behaviors with a level of anxiety pvalue 0.001 r 0.0362 , the level of family stress Pvalue 0.000 r 0.467 and there is no correlation between nurse caring behaviors with family coping strategies P value 0938, r 0.009. . The results of this study imply that nurses caring behavior should be used as a culture in providing nursing care and hospital management determines the policies related policies on caring behavior of nurses in emergency department services
2017
T46945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zanya Nai Rana
Abstrak :
ABSTRAK Orang tua sebagai family caregiver utama memegang peranan penting dalam tumbuh kembang serta anak dengan epilepsi (ADE). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara affiliate stigma, caregiver burden, dan dampak keduanya pada kualitas hidup. Sebanyak 48 orang tua yang merupakan caregiver primer dengan usia minimal 25 tahun dan memiliki ADE yang berusia maksimal 16 tahun diminta untuk berpartisipasi pada penelitian korelasional dengan mengisi kuesioner daring maupun luring. Affiliate stigma diukur menggunakan Affiliate Stigma Scale, caregiver burden diukur menggunakan Zarit Burden Interview (ZBI), dan kualitas hidup family caregiver ADE diukur menggunakan WHOQOL-BREF yang dikembangkan oleh WHO. Berdasarkan analisis korelasi menggunakan Pearson Product Moment didapatkan hasil korelasi yang

signifikan dan negatif antara affiliate stigma dan kualitas hidup (r (48) = -0,393, p < 0,01), caregiver burden dan kualitas hidup (r (48) = -0,516, p < 0,01). Selain itu, affiliate stigma

dan caregiver burden juga memiliki hubungan positif yang signifikan (r (48) = 0,657, p < 0,01). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin besar skor affiliate stigma dan caregiver burden, semakin rendah skor kualitas hidup family caregiver ADE. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang melihat hubungan antara ketiganya pada populasi caregiver. Temuan ini dapat digunakan sebagai landasan untuk rancangan intervensi pada family caregiver epilepsi untuk meminimalisir affiliate stigma dan caregiver burden yang dialami.
ABSTRACT Parents usually act as a primary caregiver and have an important role in children with epilepsy (CWE) development. This study aims to analyse the relationship between affiliate stigma, caregiver burden, and both effects on quality of life. A total of 48 parent whom a primary caregiver of CWE aged at least 25-year old with CWE aged at least 16- year old were asked to participate in this correlational study and fill the online or offline questionnaires. Affiliate Stigma was measured by Affiliate Stigma Scale, whereas caregiver burden and quality of life was measured by Zarit Burden Interview (ZBI) and WHOQOL-BREF, respectively. Using Pearson Product Moment, the result shows significant and negative relationships between affiliate stigma and quality of life (r (48) = -0,393, p < 0,01), caregiver burden and quality of life (r (48) = -0,516, p<0,01). The analyses also shows that affiliate stigma and caregiver burden have a significant and positive relationship too (r (48) = 0,657, p < 0,01). In conclusion, the high score of affiliate stigma and caregiver burden indicates the lower score of quality of life in family caregiver CWE. This study shows a similar results with another similar study on caregiver. This finding may be useful in designing a intervention on family caregiver CWE to minimalize the felt affiliate stigma and caregiver burden.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tesalonika Sih Mardi Bekti
Abstrak :
Stroke adalah penyakit dengan tingkat disabilitas dan mortalitas yang tinggi. Pasien stroke mengalami berbagai gejala yang mengakibatkan disabilitas sehingga pasien tidak mampu beraktivitas dan memenuhi kebutuhannya seorang diri. Kondisi ini membuat pasien sangat bergantung pada family caregiver dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, perawatan stroke yang kompleks dan membutuhkan waktu yang lama dapat menyebabkan family caregiver mengalami beban caregiver. Dalam hal ini, kesiapan merawat dapat menjadi bekal bagi individu dalam mencegah beban caregiver karena persepsi bahwa individu siap untuk merawat dapat memfasilitasi individu dalam melakukan tugasnya sebagai caregiver dan menghadapi tantangan yang dialami ketika merawat pasien stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kesiapan merawat pada beban caregiver pasien stroke. Penelitian ini melibatkan 67 family caregiver pasien stroke dengan rentang usia 18-65 tahun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indonesian Preparedness for Caregiving (I-PCS) dan Zarit Burden Interview (ZBI-22). Analisis statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan merawat berperan secara negatif dan signifikan pada beban caregiver pasien stroke (p<0,05, R²=0,21). Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa caregiver perlu memiliki kesiapan merawat untuk meminimalisasi beban caregiver. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi pihak tenaga kesehatan, psikolog serta pihak terkait lainnya untuk menyelenggarakan sebuah program pelatihan dan kolaborasi untuk membantu caregiver dalam mempersiapkan dirinya baik secara praktis maupun emosional untuk mencegah beban caregiver. ......Stroke is a disease with a high rate of disability and death. Stroke patients experience various symptoms that cause disability so that patients become unable to carry out activities and meet their own needs. This condition makes the patients very dependent on family caregivers to carry out activities and meet daily needs. Stroke treatment is complex and time-consuming, these conditions can lead caregivers to experience a heavy burden on caregivers. In this case, the preparedness to provide care is one of the things that can prevent caregiver burden because the perception that someone is ready to care can make it easier for that person to carry out their duties and challenges as a caregiver when taking care of stroke patients. This study aims to examine the role of preparedness to caregiving in caregiver burden on caregivers of stroke patients. This study involved 67 family caregivers of stroke patients with an age range from 18-65 years old. The instruments used in this study were Indonesian Preparedness to Caregiving (I-PCS) and Zarit Burden Interview (ZBI-22). Statistical analysis in this study shows that preparedness to caregiving has a negative and significant role on caregiver burden on stroke patients (p < 0.05, R² = 0.21). The research findings indicate that caregivers need to be prepared to provide care in order to reduce the burden on caregivers. This can be a consideration for health workers, psychologists and other related parties to organize training and collaboration programs to help caregivers prepare practically and emotionally to prevent caregiver burden.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamay Kusumawaty
Abstrak :
Insiden tumor otak tertinggi dilaporkan di Asia sebanyak 156,217 kasus atau 52.6%. Tumor otak adalah jenis kanker yang langka namun mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pasien dengan tumor otak dengan keluhan gangguan penglihatan, kesulitan berbicara serta gangguan neurologis akan mengalami masalah disfungsi kognitif, neuropsikiatri dan fungsional. Hal ini tidak hanya berdampak kepada pasien, namun juga pada keluarga. Kejadian kanker pada anggota keluarga meningkatkan beban caregiver yang merawat. Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan kepaerawatan tidak hanya pada pasien, namun juga pada keluarga sebagai caregiver. Dalam melaksanakan perannya sebagai caregiver akan banyak mengalami masalah fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Salah satu pendekatan teori keperawatan yang sesuai untuk diterapkan pada kondisi ini adalah teori Chronic Sorrow yang membahas fenomena spesifik tentang masalah-masalah yang timbul dari penyakit kronis mencakup proses berduka, kehilangan, faktor pencetus dan metode manajemennya. Residen mengaplikasikan Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) psikoedukasi yang bertujuan menurunkan burden caregiver pasien dengan tumor otak. Psikoedukasi dalam pengelolaan lima kasus kelolaan berpengaruh signifikan dalam menurunkan burden caregiver yang dinilai dengan menggunakan instrumen Zarit Burden Interview (ZBI). ......The highest incidence of brain cancer was reported in Asia with 156,217 cases or 52.6%. Brain cancer is a rare but deadly type of cancer with a low survival rate. This not only impacts the patient, but also the family. The incidence of cancer in family members increases the burden on caregivers. Nurses have an important role in providing nursing care not only to patients, but also to families. One of the emergence theory approaches that is suitable to be applied to this condition is the theory of chronic grief which discusses the specific phenomenon of problems arising from chronic illness including the process of depression, loss, precipitating factors and methods of management. Residents apply Psychoeducation intervention as Evidence-Based Practice Nursing (EBPN) which aims to reduce the caregiver burden of patients with brain tumors. The result of five managed cases is provides that psychoeducation has significant effect on reducing the burden of caregivers assessed using the Zarit Burden Interview (ZBI) instrument.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>