Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizkyanno Rahmadhan Abdi
Abstrak :
Papan PCB merupakan bahan penyusun utama dari perangkat elektronik. Seiring berjalannya waktu perkembangan perangkat listrik semakin tinggi dan meningkat hal ini juga berkaitan terhadap limbah yang dihasilkan terhadap lingkungan. Limbah papan PCB dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai nanopartikel. Papan PCB disintesis menjadi nanopartikel dengan melakukan beberapa tahap diantaranya leaching menggunakan HCL 1 M selama 24 jam, Pirolisis dilakukan dengan gas flow 5L/menit pada suhu 500oC menggunakan gas argon, dan Dry milling selama 20 jam. Setelah disintesis dilakukan karakterisasi pada sebelum dan sesudah proses menggunakan pengujian XRF pada proses leaching, pengujian XRD pada proses pirolisis, dan pengujian PSA pada proses milling. Nanofluida disintesis dengan variabel kombinasi dari 0%, 0,1%, 0,3%, dan 0,5% nanopartikel dan 0%, 3%, 5%, dan 7% surfaktan. Hasil pendinginan cepat menggunakan nanofluida didapatkan dengan penambahan 0,3% nanopartikel tanpa surfaktan dimana mikrostruktur yang terbentuk didominasi oleh fasa martensite dengan beberapa fasa bainite. Sedangkan kekerasan yang didapat dengan nilai tertinggi yaitu 55 HRC pada penggunaan 0,5% nanopartikel tanpa surfaktan. Sedangkan nilai kekerasan terendah didapat dengan kombinasi 0,5% nanopartikel dan 5% surfaktan dengan nilai kekerasan 34 HRC. Penambahan surfaktan CTAB pada nanofluida sebagai aplikasi media pendinginan cepat kurang efektif dikarenakan karakteristik sifat CTAB yang sensitive terhadap panas menjadi gumpalan. ......PCB board is the main constituent of electronic devices. As time goes by, the development of electrical devices is getting higher and increasing, this is also related to the waste they produce on the environment. PCB board waste can be used as nanoparticles. PCB boards were synthesized into nanoparticles by carrying out several steps including leaching using 1 M HCL for 24 hours, pyrolysis was carried out with a gas flow of 5L/minute at 500oC using argon gas, and dry milling for 20 hours. After being synthesized, characterization was carried out before and after the process using XRF testing in the leaching process, XRD testing in the pyrolysis process, and PSA testing in the milling process. The nanofluids were synthesized with variable combinations of 0%, 0.1%, 0.3%, and 0.5% nanoparticles and 0%, 3%, 5%, and 7% surfactants. Fast cooling results using a nanofluids were obtained by adding 0.3% nanoparticles without surfactants where the microstructure formed was dominated by the martensite phase with several bainite phases. While the hardness obtained with the highest value is 55 HRC using 0.5% nanoparticles without surfactants. While the lowest hardness value was obtained with a combination of 0.5% nanoparticles and 5% surfactants with a hardness value of 34 HRC. The addition of CTAB surfactants to nanofluids as fast cooling media applications is less effective due to the characteristics of CTAB which are sensitive to heat to form agglomerates.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taruli, Jenica Mathilda
Abstrak :
Pengembangan vaksin berbasis mRNA merupakan teknologi yang berkembang pesat untuk mengobati penyakit menular serta menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan vaksin konvensional. Namun, stabilitas vaksin mRNA menjadi tantangan utama dalam pengembangannya sehingga digunakan nanopartikel lipid (LNP) sebagai sistem penghantarannya karena memiliki kemampuan untuk memperbaiki stabilitasnya. Komponen penyusun LNP yang digunakan pada penelitian ini adalah CTAB, DSPC, kolesterol, dan DMG-PEG 2000 dengan memvariasikan konsentrasi CTAB dan kolesterol menjadi tiga formula untuk mendapatkan hasil formulasi terbaik. Konsentrasi yang divariasikan yaitu CTAB:DSPC:kolesterol:DMG-PEG 2000 secara berturut-turut adalah 13,5:20:65:1,5% (F1); 18,5:20:60:1,5% (F2); dan 23,5:20:55:1,5 % (F3). Formulasi LNP dibuat menggunakan metode t-junction mixing dengan kecepatan laju alir total sebesar 700 mL/jam dan volume akhir LNP sebanyak 20 mL. Pengaruh variasi rasio konsentrasi tersebut terhadap nilai ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan potensial zeta diukur menggunakan Particle Size Analyzer serta RT-qPCR untuk mengidentifikasi adanya RNA yang terjerap dalam sampel LNP-mRNA. Hasil terbaik didapatkan dari formulasi LNP-mRNA kedua dengan rasio variasi lipid CTAB:DSPC:kolesterol:DMG-PEG 2000 sebesar 18,5:20:60:1,5 % yang menghasilkan rata-rata ± standar deviasi ukuran partikel sebesar 257,54 ± 9,11 nm; indeks polidispersitas sebesar 0,245 ± 0,01; dan potensial zeta sebesar +2,1 ± 0,16 mV. Setelah dilakukannya analisis kualitatif dengan metode RT-qPCR, ditemukan adanya mRNA dalam sampel LNP-mRNA. Penelitian ini memberikan wawasan baru dalam formulasi LNP-mRNA dengan menggunakan konsentrasi surfaktan kationik seperti CTAB sebesar 18,5% dan lipid helper seperti kolesterol sebesar 60%. ......The development of mRNA-based vaccines is rapidly evolving as a technology to treat infectious diseases, offering several advantages over conventional vaccines. However, the stability of mRNA vaccines remains a major challenge in their development. To address this, lipid nanoparticles (LNP) are used as delivery systems because of their ability to improve stability. The components of LNP used in this study include CTAB, DSPC, cholesterol, and DMG-PEG 2000, with varying concentrations of CTAB and cholesterol across three formulations to achieve the best results. The varying concentrations were CTAB:DSPC:cholesterol:DMG-PEG 2000 at ratios of 13.5:20:65:1.5% (F1); 18.5:20:60:1.5% (F2); and 23.5:20:55:1.5% (F3). The LNP formulations were prepared using the T-junction mixing method with a total flow rate of 700 mL/hour and a final LNP volume of 20 mL. The impact of these concentration ratios on its particle size, polydispersity index, and zeta potential was measured using a Particle Size Analyzer, and RT-qPCR was used to identify the presence of RNA encapsulated in the LNP-mRNA samples. The best results were obtained from the second LNP-mRNA formulation with a lipid ratio of CTAB:DSPC:cholesterol:DMG-PEG 2000 at 18.5:20:60:1.5%, producing an average ± standard deviation particle size of 257.54 ± 9.11 nm, a polydispersity index of 0.245 ± 0.01, and a zeta potential of +2.1 ± 0.16 mV. Qualitative analysis using the RT-qPCR method confirmed the presence of mRNA in the LNP-mRNA samples. This study provides new insights into LNP-mRNA formulation using cationic surfactant concentrations like CTAB at 18.5% and helper lipids like cholesterol at 60%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosediana Shanti
Abstrak :
ABSTRAK
Resveratrol 3,5,4-Trihidroksistilben merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di kulit kacang tanah Arachis hypogaea L. serta memiliki manfaat bagi kesehatan, diantaranya sebagai kardioprotektif, antioksidan, dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea menggunakan pelarut cairan ionik, 1-Butil-3-metilimidazolium Bromida [bmim]Br berbasis Microwave-Assisted Extraction MAE. Lima konsentrasi urea 5, 10, 15, 20, dan 25 digunakan untuk pre-treatment dan dipilih konsentrasi urea 15 b/v. Optimasi kondisi ekstraksi dilakukan dengan beberapa parameter: konsentrasi pelarut, rasio pelarut-sampel, dan waktu ekstraksi terhadap kadar resveratrol dilakukan menggunakan RSM dengan desain Box-Behnken. Kadar resveratrol ditetapkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT dengan fase gerak asetonitril:air 75:25 v/v dan dideteksi pada panjang gelombang 306 nm. Kadar resveratrol yang diperoleh dari optimasi kondisi ekstraksi dengan pre-treatment urea sebesar 0,2900 g/gram serbuk dan tanpa pre-treatment urea sebesar 0,1572 g/gram serbuk. Sedangkan, maserasi memberikan perolehan kadar resveratrol terbesar yaitu 223,6692 g/gram serbuk.
ABSTRACT
Resveratrol is a polyphenolic compound found in peanut hull Arachis hypogaea L. and has known for many biological activities including anti cancer, antioxidant, and cardio protective. This research aimed to optimize extraction condition using an ionic liquid, 1 Butyl 3 methylimidazolium Bromide bmim Br based microwave assisted extraction MAE with urea pre treatment. Sample was pre treated at five levels of urea concentration 5, 10, 15, 20, and 25 and urea 15 w v was chosen. Extraction parameters including solvent concentration, liquid solid ratio, and extraction time for resveratrol content were optimized using response surface methodology RSM , based on Box Behnken design BBD . Resveratrol content was determined using High Performance Liquid Chromatography HPLC with acetonitrile water 75 25 v v as mobile phase and detection wavelength was 306 nm. Under optimized condition with urea pre treatment, the resveratrol value was 0,2900 g gram and without pre treatment was 0,1572 g gram. However, maceration method gave the highest value of resveratrol, 223,6692 g gram.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Almas Afnany
Abstrak :
Kekerasan yang tinggi pada sebuah material dapat dicapai dengan melakukan proses perlakuan panas menggunakan media quench yang memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi, seperti nanofluida. Pada penelitian ini, nanofluida berbasis CNT disintesis menggunakan metode 2 tahap, yaitu dengan mendispersikan CNT dengan konsentrasi sebesar 0,1%, 0,3%, dan 0,5% ke dalam fluida dasar berupa air distilasi yang kemudian ditambahkan surfaktan Cetyl Trimethylammonium Bromide (CTAB) sebanyak 0%, 3%, 5%, dan 7% untuk meningkatkan stabilitasnya, lalu dilakukan ultrasonikasi. Nanofluida tersebut kemudian digunakan sebagai media quench pada sampel baja S45C. Proses perlakuan panas dilakukan dengan memanaskan baja hingga suhu 900ºC kemudian di quenching. Baja hasil quenching diamati mikrostrukturnya dan dihitung nilai kekerasannya. Konduktivitas termal nanofluida mengalami penurunan saat digunakan surfaktan CTAB 3%, lalu mengalami peningkatan saat digunakan surfaktan CTAB 5%, dan menurun kembali saat digunakan surfaktan CTAB 7% dengan nilai konduktivitas termal tertinggi diperoleh oleh sampel nanofluida pada konsentrasi CNT 0,3% dengan surfaktan CTAB 5%, yaitu sebesar 0,72 W/mK. Sementara nilai kekerasan tertinggi untuk baja yang di quenching dengan nanofluida adalah sebesar 39 HRC, yaitu ketika digunakan konsentrasi 0,1% CNT tanpa penambahan surfaktan. ......High hardness of a material can be achieved by doing heat treatment using a quench medium that has a high thermal conductivity value, such as nanofluids. In this study, CNT-based nanofluids were synthesized using a 2-step method, which by dispersing CNT with concentrations of 0.1%, 0.3%, and 0.5% into the base fluid in the form of distilled water which was then added with surfactant Cetyl Trimethylammonium Bromide (CTAB) as much as 0%, 3%, 5%, and 7% to increase their stability, then ultrasonication was performed. The nanofluid was then used as a quench medium for the S45C steel sample. The heat treatment process is carried out by heating the steel to a temperature of 900ºC then quench it. The quenched steel was observed for its microstructure and the hardness was calculated. The thermal conductivity of nanofluids decreased when 3% CTAB surfactant was used, increased when 5% CTAB surfactant was used, and decreased when 7% CTAB surfactant was used with the highest thermal conductivity value obtained by nanofluid samples at 0.3% CNT concentration with 5% CTAB surfactant, which the value is 0.72 W/mK. Meanwhile, the highest hardness value for steel quenched with nanofluids was 39 HRC, when 0.1% CNT was used without the addition of surfactants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ragagora Athalladinata Widagdo
Abstrak :
Media pendingin dapat di tingkatkan performanya dengan menggunakan nanofluida, dengan cara menggunakan nanopartikel didalam fluida untuk meningkatkan kecepatan laju pendinginan, salah satunya dengan meningkatkan konduktivitas termal. Di dalam penelitian ini, nanopartikel yang digunakan adalah Carbon Nanotubes dengan persentase 0,1%, 0,3%, dan 0,5% yang akan disintesis menjadi nanofluida dengan metode 2 tahap, setelah itu akan ditambahkan surfaktan Cetyl Trimethylammonium Bromide (CTAB) sebesar 10%, 20%, dan 30% untuk menstabilkan nanofluida. Setelah itu nanofluida yang sudah diperoleh dilakukan proses ultrasonikasi selama 15 menit. Setelah itu dilakukan proses pendinginan cepat menggunakan baja S45C dengan nanofluida sebagai media pendingin dengan suhu austenisasi 900oC. Didapatkan hasil dari penelitian bahwa nilai dari konduktivitas termal yang didapat menurun seiring dengan penambahan surfaktan, dimana pada penelitian didapatkan konduktivitas termal tertinggi berada pada variabel dengan tanpa adanya tambahan surfaktan, kecuali di sampel dengan CNT 0,1%.  Hasil optimal dari nilai kekerasan dan juga konduktivitas termal terdapat pada variabel dengan konsentrasi CNT 0,1% dengan penambahan surfaktan CTAB sebanyak 10%. Didapatkan nilai kekerasan maksimal sebesar 23 HRC, dan nilai konduktivitas termal terbesar berada di angka 0,64 W/mK. ......The cooling media performance can be improved by using the nanofluids, by using nanoparticles in the fluid to increase the speed of cooling rate, one of which is by increasing thermal conductivity. In this study, the nanoparticles used are Carbon Nanotubes with a percentage of 0.1%, 0.3%, and 0.5% which will be synthesized into nanofluids by a 2-stage method. After that, it will be added surfactant Cetyl Trimethylammonium Bromide (CTAB) by 10%, 20%, and 30% to stabilize nanofluids. After that nanofluids that have been obtained are processed by ultrasonication for 15 minutes. After that, a rapid cooling process is carried out using S45C steel with nanofluids as a cooling medium with an austenization temperature of 900oC. The results of the study found that the value of thermal conductivity obtained decreased along with the addition of surfactants, where in the study obtained the highest thermal conductivity was in variables with no additional surfactant, except in samples with CNT 0.1%.  The optimal result of hardness values and thermal conductivity is found in variables with a CNT concentration of 0.1% with the addition of 10% CTAB surfactants. The maximum hardness value is 23 HRC, and the largest thermal conductivity is 0.64 W/mK.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irghazi Respayondri
Abstrak :
Bromat terbentuk ketika air yang mengandung bromida diozonisasi seperti pada proses pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK). Bromat merupakan senyawa hasil samping anorganik yang keberadaannya dalam air minum harus diperhatikan karena sifatnya yang berpotensi karsinogen. Penelitian ini bertujuan mendapatkan metode yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis bromat dalam AMDK menggunakan KCKT secara derivatisasi pra kolom dengan elusi isokratik. Fase gerak yang digunakan metanol-air (65:35) dengan laju alir 1 mL/menit. Bromat yang ditambahkan bromida dengan jumlah berlebih dalam suasana asam dapat membentuk bromin. Bromin yang terbentuk segera bereaksi dengan asetanilida menjadi 4-Bromoasetanilida yang dapat terdeteksi pada panjang gelombang 250 nm. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi (LOD), dan batas kuantitasi (LOQ). Metode ini tidak membutuhkan penanganan sampel yang khusus sehingga lebih cepat dan efisien dibandingkan metode derivatisasi lainnya. Batas deteksi (LOD) metode ini pada konsentrasi 2,61 ng/mL serta dapat menetapkan kadar bromat di atas konsentrasi 8,70 ng/mL. ...... Bromate is formed when water containing bromide is ozonated in production of drinking water. Bromate is the most important inorganic disinfection by-product whose concentration in water should be controlled because of its carcinogenic properties. This study aimed to obtain a sensitive, selective, and valid method for analyzing bromate in drinking water that was performed by using HPLC with pre-column derivatization and isocratic elution. Mobile phase was methanol-water (65:35) with flow rate of 1 mL/minute. Bromate was mixed with excess bromide in acid medium to form bromine. Bromine, which is formed, will immediately reacts with acetanilide and was converted to 4-Bromoacetanilide that detectable at wavelength of 250 nm. Optimized analytical conditions were further validated in terms of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection (LOD), and limit of quantitation (LOQ). This method did not need a special sample treatment so that was faster and more efficient than others derivatization methods. The limit of detection (LOD) was at the level 2,61 ng/mL and was successfully applied to assay bromate at the concentration above 8,70 ng/mL.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library