Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leni Onna G.P
Abstrak :
Latar Belakang: Dari data SIRS,2010 pasien kanker payudara terbanyak di rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia yakni 28,7 dari seluruh kanker. Efek samping kemoterapi dapat menurunkan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dampak pengobatan kemoterapi terhadap perubahan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien kanker payudara stadium I sampai III. Metode: Desain pre dan post-test. Data diambil sebelum subjek mendapat protokol kemoterapi pertama dan setelah kemoterapi adjuvant ke-3. Kapasitas fungsional dinilai dengan uji jalan 6 menit dan kualitas hidup dinilai dengan EORTC QLQ C-30. Penelitian pada 30 subjek yang didapat secara konsekutif dan memenuhi kriteria penelitian. Data demografis dan klinis pasien dikumpulkan dan dicatat. Hasil: Dari 30 subjek, terdapat 26 subjek 86,7 mengalami penurunan rerata score uji jalan 6 menit setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum pengobatan kemoterapi. Terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai p le;0,05. Hasil score EORTC QLQ C-30 pada domain skala fungsi dan kualitas hidup secara global, didapatkan score rerata yang menurun pada semua fungsi setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada skala fungsi sosial p le;0,05 . Pada skala gejala terdapat peningkatan rerata score tiap gejala setelah kemoterapi adjuvant ke-3 dibandingkan sebelum kemoterapi pada semua subjek. Perbedaan bermakna terdapat pada gejala fatique, mual-muntah, dan penurunan nafsu makan p le;0,05. Kesimpulan: Terdapat penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup pada pasien kanker payudara setelah mendapat kemoterapi adjuvant ke-3 akibat efek samping pengobatan kemoterapi. ......Background: SIRS data from 2010 breast cancer patients most in inpatient and outpatient care in all hospitals in Indonesia, namely 28.7 of all cancers. The side effects of chemotherapy can decrease the functional capacity and quality of life of patients. The purpose of this study Identify the impact of chemotherapy treatment in functional capacity and quality of life in patients with stage I III breast cancer. Methods: Pre and post test design. Data was taken before the subject had the first chemotherapy protocols and after third adjuvant chemotherapy. Functional capacity was assessed with the 6 minute walking test and quality of life was assessed with the EORTC QLQ C 30. This study was conducted on 30 subjects with consecutive sampling and met the criteria of this study. Demographic and clinical patient data were collected and recorded. Results: Among 30 subjects, 26 subjects 86.7 experienced decline in six minute walking test score after third adjuvant chemotherapy compare to prior chemotherapy treatment. There were significant differences in functional capacity before and after third chemotherapy adjuvant p le 0,05. There were decrease in mean score of all functions in EORTC QLQ C 30 score on functional domain scale and global quality of life in all subject after third adjuvant chemotherapy compared to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in social functioning scale p le 0,05 . On symptoms scale, there were increase in average score of each symptoms after third adjuvant chemotherapy in all subject compare to prior chemotherapy treatment. Significant differences was found in symptoms of fatigue, nausea, vomiting, and decreased appetite p le 0,05. Conclusion: There are decrease in functional capacity and quality of life in breast cancer patients after third adjuvant chemotherapy due to side effects of chemotherapy treatment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapti Ayubbana
Abstrak :
Pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dapat mengalami gangguan irama sirkandian berupa gangguan siklus tidur dan berakibat terjadinya fatigue. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas kombinasi back massage dan aromaterapi lavender dengan back massage terhadap fatigue pada pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan quasi experimental pretest-posttest group design, metode pengumpulan sampel secara purposive sampling. Sampel penelitian adalah 42 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan skor fatigue le; 30. Pengukuran fatigue menggunakan instrumen Brief Fatigue Inventory BFI . Hasil uji pooled t test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efektifitas pemberian kombinasi back massage dan aromaterapi lavender dengan back massage terhadap fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi p value = 0,385 . Namun tindakan kombinasi back massage dan aromaterapi lavender serta tindakan back massage memberikan efektifitas terhadap penurunan fatigue pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.
Breast cancer patients undergoing chemotherapy may experience circadian rhythm disturbances such as sleep disturbance and fatigue. The aim of this study was to determine the effectiveness of back massage and aromatherapy lavender combination compared with back massage toward fatigue in breast cancer patients. A quasi experimental pretest posttest group design with purposive sampling method was used. The study involved 42 breast cancer patients undergoing chemotherapy with fatigue score le 30. Fatigue was measured by using Brief Fatigue Inventory BFI instrument. The pooled t test results showed that there was no significant difference between the effectiveness of combination of back massage and lavender aromatherapy compared with back massage intervention p value 0.385 . However, the finding indicated that both intervention were effective for reducing fatigue in breast cancer patients undergoing chemotherapy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47688
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humonobe, Andrew Ivan
Abstrak :
Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu kanker tersering pada wanita. Saat ini keberhasilan pengobatan terhadap kanker payudara masih rendah selain karena progesifitas tumor, tumor juga kadang bersifat resisten terhadap pengobatan, adanya metastasis dan meningkatnya agresivitas. Penelitian menunjukkan adanya peranan dari subset populasi sel punca kanker payudara (breast cancer stem cells, BCSC) yang menyokong pada sifat keganasan kanker ini. Selain Oct4 sebagai penanda kepuncaan sel, salah satu penanda yang dipakai dalam menyortir BCSC adalah aldehyde dehydrogenase (ALDH), dan dari 19 subfamili ALDH diteliti isoform ALDH1A1 dan ALDH1A3 yang dominan berperan pada BCSC. Selain itu adanya kondisi hipoksia turut mendukung menyebabkan kegasanan kanker payudara meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh hipoksia pada ekspresi mRNA ALDH1A1 dan ALDH1A3 dan hubungannya dengan kepuncaan dan ketahanan hidup sel punca kanker payudara ALDH+. Metode: Sampel menggunakan kultur sel BCSC ALDH dan sel MCF-7. Dilakukan inkubasi hipoksia (O2 1) dan normoksia (O2 20) selama 6, 24 dan 48 jam kemudian dilakukan analisis ekspresi HIF1, ALDH1A1, ALDH1A3 dan Oct4. Selanjutnya dilakukan analisis viabilitas dan pengukuran mammosphere forming unit (MFU). Hasil : Studi menunjukkan kondisi hipoksia menyebabkan peningkatan ekspresi ALDH1A3 pada sel BCSC ALDH sedangkan ALDH1A1 mengalami penurunan ekspresi dibandingkan dengan sel normoksia, sementara pada sel MCF-7 terjadi hal sebaliknya. Ekspresi Oct4 mengalami peningkatan pada awal hipoksia (6 jam) kemudian menurun. Terjadi penurunan MFU, sedangkan ketahanan hidup sel tetap stabil. Kesimpulan : Kondisi hipoksia bisa menyebabkan penurunan sifat kepuncaan pada sel BCSC ALDH ditinjau dari penanda self-renewal, pluripotensi dan tumorigenitas, tetapi ketahanan hidup sel tetap stabil. ......Background: Breast cancer is one of frequent cancer-related disease among women. Complete successful therapy to breast cancer was still a big challenge considering the tumour progression, therapy resistancy, metastatic ability and increasing aggressivity. Studies shown that breast cancer stem cells (BCSC) subset were involved to maintain the malignancy. Besides the well-known cell stemness marker Oct4, researchers also suggested aldehyde dehydrogenase (ALDH) as a marker of BCSC, in which ALDH1A1 and ALDH1A3 believed to play dominant role. In addition, tumour hypoxia might also support increasing malignancy. This study aimed to analyze the expressions of ALDH1A1 and ALDH1A3 mRNA and their correlation with stemness properties and cell survival of hypoxic BCSC ALDH+. Method(s): Samples were obtained using BCSC ALDH and MCF-7 cells. The cells then being treated with hypoxia (O2 1) and normoxia (O2 20) conditions for 6, 24 and 48 hours respectively. We also measured the cells survival and mammosphere forming unit (MFU) capability to analyze cell proliferation. Result(s): Our study showed that ALDH1A3 in BCSC ALDH hypoxia cells was expressed at significantly higher level but ALDH1A1 was at lower level compared to their respective normoxia cells, while we found the opposite results in MCF-7 cells. Oct4 expression was increased at early hypoxia (6 hours) then declined shortly. MFU was reduced but cells survival remained stable. Conclusion(s): Hypoxic condition decreased the stemness properties of BCSC ALDH considering the self renewal, pluripotency, and tumorigenicity markers. However, cells survival remained stable.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Metungku
Abstrak :
ABSTRAK Kepatuhan merupakan hal penting bagi wanita dengan kanker payudara karena dapat menjadi penentu efektivitas pengobatan dan manfaat klinis yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur, pekerjaan, pendidikan, keikutsertaan dalam asuransi, depresi, dukungan sosial, efikasi diri dan pengetahuan dengan kepatuhan kemoterapi pada pasien kanker payudara. Peneltian cross sectional ini melibatkan 89 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara kepatuhan kemoterapi dengan pendidikan (p value 0,001), pekerjaan (p value 0,002), depresi (p value 0,001), dukungan sosial (p value 0,03), efikasi diri (p value 0,002), dan pengetahuan (p value 0,001). Hasil multivariat menujukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik berpeluang 16 kali lebih patuh terhadap kemoterapi dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan buruk, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan,depresi, dukungan sosial, dan efikasi diri. Rekomendasi dari penelitian adalah memberikan edukasi sesuai karakteristik pasien dan sesuai dengan penilaian tingkat depresi, dukungan sosial, dan efikasi diri.
ABSTRACT Adherence is the important thing for the woman with breast cancer as it determines the effectiveness of the medical treatment and optimal clinical benefits. This research aims to find out the correlation of age, job, education, involvement in insurance, depression, social support, self-efficacy, and the knowledge of chemotheraphy adherence for the breast cancer patients. This cross sectional research involved 89 respondents selected through consecutive sampling technique. The research result shows that there is meaningful correlation between the chemotheraphy adherence with education level (p value 0,001), job status (p value 0,002), depression level (p value 0,002) social support (p value 0,03), self-efficacy (p value 0,002), and knowledge (p value 0,001). The multivariate result shows that the respondents havinggood knowledge have the possibility 16 times to be more obedient to the chemotheraphy than those having poor knowledge. Theresult is obtained after being controlled by the variable of education, depression, social support, and self-efficacy. This research suggests to give the education based on the patients characteristics and the assessment of depression level, social support, and patients'self-efficacies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Kardiyudiani
Abstrak :
Kanker payudara adalah karsinoma atau keganasan pada beberapa morfologi sekaligus, dan salah satu terapi yang diberikan adalah kemoterapi. Kemoterapi yang dilakukan membutuhkan berbagai strategi keperawatan untuk membantu mengatasi berbagai efek yang ditimbulkannya termasuk dukungan keluarga. Maka tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi lebih mendalam tentang harapan pada pasien kanker payudara yang mendapat kemoterapi tentang dukungan keluarga. Selanjutnya penelitian dilakukan pada 5 partisipan dan menemukan 4 tema seperti : harapan untuk dapat melanjutkan normal dalam keluarga, harapan peningkatan pemahaman keluarga tentang dampak penyakit akibat kemoterapi dan perawatannya, harapan untuk di hargai, didengarkan dan ditemani, harapan untuk dibantu menyelesaikan masalah yang dihadapi akibat sakit oleh keluarga. ......Breast cancer is carcinoma or malignancy in some morphology as well, and one kinds of treatment that is given is chemotherapy. There were various kinds of nursing strategy to help overcoming various effects that are aroused by the chemotherapy given including family support. Therefore, the purpose of this research was to explore deeper about family support in raising breast cancer patient?s hope which is got chemotherapy. This research is held toward five participants and find four themes i.e. hope to continue normal life in their family, hope to raise family understanding about the impact malady caused by chemotherapy, hope to be appreciated, to be listened and to be accompanied, hope to be helped by their family in overcoming a problem which is faced because of the disease.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31758
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuha
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan pelayanan kemoterapi pada pasien kanker payudara. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor pasien, faktor rumah sakit serta melihat gambaran hambatan pada masing-masing unit yang terlibat. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif yang mengupas masalah dengan cara wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketelambatan kemoterapi dapat berasal dari faktor pasien dan faktor rumah sakit. Untuk faktor pasien berdasarkan hasil uji statistic chi square didapatkan nilai alpha p>0.05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, stadium dan status pasien dengan keterlambatan kemoterapi. Namun berdasarkan hasil observasi bahwa faktor pasien yang menyebabkan keterlambatan kemoterapi yakni status kesehatan berdasarkan kadar hemoglobin. Untuk faktor rumah sakit yang menyebabkan keterlambatan pelayanan kemoterapi yaitu ketersediaan obat dan tempat tidur.
This study aims to determine the factors causing delays in care chemotherapy in breast cancer patients. These factors consist of patient factors, factors of the hospital and see a picture of the barriers on each unit involved. This research is a quantitative and qualitative peeling problems with in depth interviews, a document review and observasi.Hasil this research shows that chemotherapy ketelambatan may come from factors patient and hospital factors. For patient factors based on results of statistical tests chi square obtained the value of alpha p 0.05 means that there is no significant relationship between age, stage and status of patients with delayed chemotherapy. However, based on the observation that the factors that cause delays in chemotherapy patients that the health status based on hemoglobin levels. For hospital factors that cause delays in chemotherapy services, namely the availability of medicines and beds.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penatalaksanaan kanker payudara mungkin merupakan suatu hal yang amat kontroversial dan telah mengalami perubahan luarbiasa dengan berjalannya waktu. MRI dengan kontras muncul sebagai alat diagnostik pencitraan yang paling efisien. Pendekatan yang mutakhir untuk biopsi kanker payudara yang tidak sesuai untuk pembedahan, ditujukan untuk mendapatkan sampel jaringan yang cukup untuk keperluan diagnostik namun meminimalkan penyebaran dan resiko komplikasi. Penanganan regional yang dilakukan Halstead secara ketat, walaupun berhasil mengendali lokal regional secara bermakna, namun tidak berhasil meningkatkan kesintasan (survival) jangka panjang. Dengan berjalannya waktu, orang telah memahami disposisi sistemik penyakit ini dan pentingnya menggabungkan terapi sistemik bahkan sejak tahap dini dan melengkapi teknik ablatif surgikal. Peranan terapi sistemik primer dalam manajemen kanker payudara dengan cepat muncul sebagai suatu pilihan yang vital. Pada pasien dengan ekspresi berlebih gen HER 2/neu, tambahan ?transtuzumab? pada pengobatan sistemik menghasilkan peningkatan yang jelas pada kesintasan secara keseluruhan.
Abstract
The management of breast cancer is perhaps the most controversial of all and has evolved a sea change over the years. Contrast enhanced MRI imaging is emerging as the most efficient imaging diagnostic tool. Newer approaches for the biopsy of inoperable breast cancer are aimed at obtaining diagnostically adequate tissue samples while minimizing invasiveness and the risk of complications. The regional vigour that Halsted followed rigorously, albeit, achieved significant locoregional control, could not lead to improved long-term survival. With the passage of time, people have understood the systemic nature of the disease and the paramount need to incorporate systemic treatment even in relatively earlier stages and curtain surgical ablative techniques. The role of primary systemic therapy in the management of breast cancer is fast emerging as a vital option. In HER 2/neu gene overexpressed patients, addition of trastuzumab to the systemic treatment is a distinct improvement in overall survival.
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Department of Radiotherapy, Regional Institute of Medical Sciences, India], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Hasriyati
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Lina HasriyatiProgram Studi : Magister Ilmu KeperawatanJudul Tesis : Pengalaman Pasien Kanker Payudara dengan Limfedema dandampaknya terhadap Kualitas HidupLimfedema dapat menjadi komplikasi serius pada pasien kanker payudara setelahmelakukan treatment anti kankernya, yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien.Tujuan penelitian ini adalah mengungkap dan menggali pengalaman pasien kankerpayudara yang mengalami lymphedema dan dampaknya terhadap kualitas hidup.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan phenomenology. Datadiambil dengan menggunakan wawancara mendalam pada 13 pasien kanker payudarayang mengalami lymphedema setelah terapi anti kanker. Hasil analisis pengalamanpartisipan ini didapatkan 6 tema essensial yaitu: bengkak yang menyakitkan, kesedihanyang mendalam, beradaptasi dengan perubahan, dukungan keluarga dan teman sangatbermakna, keinginan kembali normal, berdamai dengan kondisi. Pengetahuan yangdihasilkan dari penelitian ini memberikan informasi yang dapat digunakan dalammengembangkan intervensi keperawatan pada pasien kanker payudara yang mengalamilymphedema.Kata kunci: lymphedema, kanker payudara, kualitas hidup
ABSTRACT
AbstractName Lina HasriyatiStudy Programme Master of Nursing ScienceTitle Patient experience of Breast Cancer related Limfedema andits impact on Quality of LifeLimfedema can be a serious complication in breast cancer patients after performing anticancertreatment, which can reduce the quality of life of patients. The purpose of thisstudy is to uncover and explore the experiences of breast cancer patients who havelymphedema and its impact on quality of life. This research is a qualitative research withphenomenology approach. Data were taken using in depth interviews in 13 breast cancerpatients who had lymphedema after breast cancer therapy. The results of this participantexperience analysis were found 6 essential themes painful swelling, deep grief,adaptation to change, support of family and friends is very meaningful, want to returnto normal, the process of coming to term with the conditions. The knowledge generatedfrom this study provides information that can be used in developing nursinginterventions in lymphedema breast cancer patients.Keywords lymphedema, breast cancer, quality of life
Depok: 2018
T49415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Candra
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker menunjukkan suatu potensi untuk invasi baik in vitro maupun in vivo. Proses ini dimediasi oleh Methaderin (MTDH). Hipoksia-inducible factor-2α (HIF-2α) dapat meningkatkan ekspresi MTDH; Namun, sedikit diketahui tentang korelasi antara HIF-2α dan MTDH ekspresi dalam kanker payudara. Suatu studi telah menyelidiki hubungan antara HIF-2 dan MMP9. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara HIF-2 dan MTDH. Desain penelitian ini adalah analisis berpasangan dengan 48 sampel jarinagn kanker payudara sebelum dan sesudah Kemoterapi dan terapi hormonal yang terdiri dari 20 terapi hormonal dan 28 kemoterapi. Ekspresi mRNA HIF-2 dan MTDH diukur dengan menggunakan QRT-PCR. HIF-1 ekspresi protein dideteksi oleh teknik enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH setelah terapi tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan sebelum terapi. Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH pada derajat histopatologi III tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan dengan histopatologi I dan II. Peningkatan ekspresi relatif mRNA HIF-2 dan MTDH pada usia > 40 tahun tidak signifikan (p> 0,05, Mann Whitney) dibandingkan dengan <40 tahun. Spearman analisis korelasi mengungkapkan bahwa HIF-2α dan ekspresi MTDH secara signifikan berkorelasi (r = 0,632; P = 0.000). Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya ekspresi HIF-2α dikaitkan dengan buruk nya prognosis pada pasien dengan kanker payudara dan menjadikan bahwa HIF-2α dan MTDH bisa menjadi penanda dari perkembangan kanker payudara.
ABSTRACT
Malignant cells show increased invasion potency in vitro and in vivo. This process is considered to be mediated by Methaderin (MTDH). Hypoxia-inducible factor-2α (HIF-2α) may upregulate MTDH expression; however, little is known about the correlation between HIF-2α and MTDH expressions in breast cancer. The current study investigated correlation between HIF-2 and MMP9 immunohistochemically according to various clinical and pathological features in 102 paraffin-embedded archival tissue block specimens from patients with breast cancer. Aim of this study is to investigate correlation between HIF-2 and MTDH. Design of this study is couple analysis with 48 breast cancer sample before and after Chemoteraphy and hormonal therapy comprises 20 hormonal therapy and 28 chemotheraphy. Expression of mRNA HIF-2 and MTDH were measured using qRT-PCR. HIF-1 protein expression was detected by enzim linked immunoabsorbant assay (ELISA). mRNA HIF-2 and MTDH expression after theraphy is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to before theraphy. mRNA HIF-2 and MTDH expression in Histopathology Grade III is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to histopathology grade I and II. mRNA HIF-2 and MTDH expression in >40 years old is not significantly higher (p > 0,05, Mann Whitney) compared to <40 years old. Spearman correlation analysis revealed that HIF-2α and MTDH expression ons were significantly correlated (r = 0.632; P = 0.000). These results suggest that high HIF- 2α expression is associated with poor overall survival in patients with breast cancer, indicating that HIF-2α could be a valuable marker of breast cancer
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Hanifah
Abstrak :
Tamoxifen sitrat sebagai obat antikanker payudara memiliki efek samping pada dosis tertentu, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem penghantaran obat. Material berpori metal-organic framework (MOF) berpotensi untuk dapat diaplikasikan sebagai sistem penghantaran obat. Pada penelitian ini dilakukan sintesis MOF berbasis zirkonium dengan ligan benzena-1,3,5-trikarboksilat terimpregnasi nanopartikel perak membentuk nanokomposit AgNPs@Zr-BTC. Sintesis Zr-BTC dilakukan dengan variasi waktu reaksi menggunakan metode solvotermal menghasilkan kesesuaian topologi dengan MOF-808. Zr-BTC (72h) menghasilkan kristalinitas paling tinggi dengan ukuran partikel skala nano-MOF, yaitu ±77-227 nm. Zr-BTC tersebut kemudian dijadikan sebagai template impregnasi Ag+ menjadi AgNPs dengan variasi konsentrasi AgNO3 (0,01; 0,05; 0,2; and 0,4 mmol) menggunakan agen pereduksi sedang DMF. AgNPs@Zr-BTC (0,4) menghasilkan jumlah AgNPs yang lebih banyak dan tersebar pada pori-pori MOF, dengan ukuran AgNPs berbentuk speris ±5 nm dan MOF berbentuk oktahedron berukuran ±130 nm. Karakterisasi hasil sintesis menggunakan FT-IR, XRD, SEM-EDX, UV-Vis, dan TEM. Zr-BTC dan AgNPs@Zr-BTC sebagai sistem penghantaran tamoxifen sitrat secara in vitro memiliki kapasitas drug loading berturut-turut adalah 55,25% dan 44,94% pada perendaman 72 jam. Kapasitas drug release Zr-BTC-TMC mencapai 73,5% dan AgNPs@Zr-BTC-TMC mencapai 77,1% pada dialisis selama 36 jam. ......Tamoxifen citrate as a breast cancer drug has side effects at certain doses, therefore a drug delivery system is needed. The metal-organic framework (MOF) as a porous material is a potential candidate to be the drug delivery system. Synthesis of zirconium-based MOF with benzene-1,3,5-tricarboxylic ligands impregnated with silver nanoparticles formed AgNPs@Zr-BTC nanocomposites. Synthesis of Zr-BTC was carried out by varying reaction time using solvotermal method resulting in topological compatibility with MOF-808. Zr-BTC (72h) produces the highest crystallinity with the particle size of nano-MOF scale, ±77-227 nm. Zr-BTC MOF was then used as a template for the impregnation of Ag+ into AgNPs with variations in the concentration of AgNO3 (0.01; 0.05; 0.2; and 0.4 mmol) using a mild reductant DMF. AgNPs@Zr-BTC (0.4) produced a number of AgNPs at most which were scattered in the MOF pores, with ±5 nm AgNPs nanospherical size and ±130 nm of octahedral MOF. The synthesized products were characterized using FT-IR, XRD, SEM-EDX, UV-Vis, and TEM. The anticancer drug delivery system was studied in vitro. Zr-BTC and AgNPs@Zr-BTC had a drug loading efficacy of 55.25% and 44.94% after 72 hours, respectively. Drug release efficacy of Zr-BTC-TMC reached 73.5% and AgNPs@Zr-BTC-TMC reached 77.1% on dialysis for 36 hours.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>