Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Peranginangin, Yan A.
Abstrak :
Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan merupakan hak semua orang, termasuk anak tunanetra. Sarana yang digunakan dalam pendidikan bagi anak tunanelra adalah huruf Braille. Diperlukan jari yang kuat dan fleksibel agar anak lebih mudah belajar huruf Braille. khususnya untuk menulis. Akan tetapi lanpa penglihatan. perkembangan motorik anak lunanctra cenderung mengalami keterlambaran. Mendorong anak tunanctra untuk terlibal aklif dalam kegiatan schari-hari dapat membantunya untuk mengcmbangkan kekuazan dan lieksibilitas tangan dan jarinya. Program pengajaran individual ini bertujuan meningkatkan kemampuan psikomotor untuk mendukung mcnulis lauruf Braille pada anak tunanctra total. Program pengajaran individual ini dirancang berdasarkan Model Rumah kemampuan mororik halus yang terbagi menjadi tiga tahap (Bruni. 2006). Tahap perlama adalah stabilitas, koordinasi bilateral, dan sensasi. Tahap kedua adalah keterampilan dalam menggunakan tangan. Tahap ketiga adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas sehri-hari, yaitu menggunakan riglet dan stilus untuk menulis. Penguatan yang diberikan adalah penguatan sosial dan penguatan yang data dikonsumsi. Program pengajaran individual dilakukan di rumah subyck setelah pulang sekolah, terdiri dari 10 sesi ditambah l sesi evaluasi. Scsi I - lll meliputi kemampuan di tahap pertama. scsi IV - Vll di tahap kedua, dan sesi Vlll - X di tahap ketiga. Sesi evaluasi diberikan untuk melihat seiauh mana subyck dapat menerapkan kcmampuan psikomotor dalam menulis huruf Braille. scrta melakukan pcnutupan dari program pengajaran individual. Hasilnya adalah terdapat peningkatan kemampuan psikomolor dan bertumbuhnya motivasi menulis dalam diri subyek. meskipun subyek belum mam pu mcnulis mandiri......The chance to get education is everybocly?s right, including blind children. Aids used for blind children education is Braille alphabet. Strong and flexibel fingers are needed to ease a child in learning Braille alphabet, especially for writing. However, without sights, blind children tend to have delayed motor development. Encouraging blind children to actively engaged in daily activities may help to develop strength and flexibility of their hands and fingers. The purpose of this individualized educational program is to improve psychomotor skills to support writing ability in totally blind children. This individualized educational program is designed based on House Model of fine motor skills, that is divided in three stages {Bruni, 2006). First stage is stability, bilateral coordination, and sensation. Second stage is dexterity. Third stage is the ability to do daily activities, which is to use riglet and stylus to write. Reinforcement given are social reinforcement and consumable reinforcement. Individualized educational program held on subject?s home after school, consist of 10 sessions plus l evaluation session. Session I- III consist of ability in first stage, session IV - VII on second stage, and session VIII - X on the third stage. Evaluation session given to ses how far subject has implemented psychomotor skills in Braille alphabet writing, also to close the individualized education program. Result shows improvement in psychomotor skills and developing self-motivation in writing, although subject hasn't been able to write independently.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Primarini
Abstrak :
Program ini bertujuan umuk mengembangkan kcmampuan motorik halus anak dalam rangka menunjang kematangan sekolah anak Sena mcngajarkan kemampuan menggunal-can mesin tik braille. Terdapat tiga teknik dasar modifikasi perilaku yang digunakan pada rancangan intcrvensi ini yaitu teknik shaping, fading, dan prompiing. Martin dan Pear (2003) mengatakan bahwa teknik fading dapat di gunakan untuk membentuk perilaku pada anak dengan gangguan perkembangan, autis, atau anak yang berusia sangat muda. Mrdiirgjuga sesuai digunakan umuk meningkatkan keahlian yang belum dikuasai oleh anak seperti misalnya melatih jan dalam mengetik (Vcnkatesan, 2006). Program terdiri atas tujuh tahap dan menggunakan beberapa alat bantu yang disesuaikan dengan masing-masing tahapan. Mulai dan tahapan pendahuluan 1 dimana anak diperkenalkan dengan kantung biji-bijian, pendahuluan IJ saat fasilitator mengajak anak umuk bermain dengan adonan tepung atau lilin mainan, kelima tahap selanjumya fasilitator meminta anak untuk menekan tuts sesuai dengan alat bantu yang telah disiapkan yaitu tahap Ipianika, tahap II piano mainan, tahap ITI mesin tik Iistrik, tahap IV mesin tik manual dan tahap V mesin tik braille. Prosedur pelaksanaan intewcnsi dimulai dengan fasilitator memberikan pronnmiing pada subyek untuk mengawali dan mengarahkan respon kepada target perilaku yang dikendaki. Jika pcrilaku subyek sudah tampil konsislen, maka perlahan pemberian prompting akan dikurangi sampai subyek mampu menampilkan tingkahlaku yang dikendaki dan fasilitator tidak lagi memberikan prompting (Martin & Pear, 2003). Bentuk I'(:’flM)l'(.°(£I)l¢:‘l!f yang diberikan pada program ini adalah social reiijorcemenl yaiw dengan memberikan sentuhan, ciuman, dan pelukan. Evaluasi program dilakukan bcrdasarkan data wawancara dan juga perbandingan tabel hasil pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan tahap terakhir. Kesimpulan program intewensi ini adalah subyek menunjukkan peningkatan kemampuan dalam menggunakan jan tangannya umuk menekan tuts mesin tik dengan teknik shaping, pronioring, danfading. Yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan program ini adalah perlunya tahap persiapan yang lebih matang dalam melatih kemandirian sebelurn mengajarkan anak untuk mengetik. ......In order to enhance line motor skills for school readiness and in teaching using a type machine with Braille letters, blind children need support from their significant others. The methods used in this intervention program is shaping, prompting and fading. Shaping is a method to develop new behavior involving the used of reinforcement in the behavior that needs to be developed (Martin & Pear, 2003). Then, fading is a gradually process that have to be done step by step in order to eliminate the support that given whenever ones developing child’s new behavior, including teaching them how to type (Venkatesan, 2004). This program consists of seven steps. The intervention uses a few tools which are conditioned with each step. In the first introductory step, child is introduced to two different kinds bag of seeds; in the second introdustory step, facilitator asks the child to play with wheat meal or clay; while in the next fifth steps facilitator asks child to click on tumbles designed according to the steps, namely in the first step pianica, in the second step playing piano, in the third electric type machine, in the fourth manual type machine and in the filth step, a Braille type machine. The procedure of this program starts whenever the facilitator give prompting to the child in order to build new target behavior. Ifthe behavior already consistenly shovtm then slowly facilitator fades the prompting to the child untill the child show the target behavior and the facilitator no longer give prompting (Martin & Pear, 2003). Social reinforcement is also given in the form of touch and embracement. Evaluation ofthe program is done based on intervention data and also comparison of evaluation table of the first introductory step with the last step. In sum, the intervention program succeeded in enhancing subject’s use of fingers in typing with a type machine using the shaping, prompting and Riding technique. None the less, a few limitations are subject of improvement in the future, such as the urgently of prepring the first steps before the program is being held in order to develop the independence of child before they start. to leam how to type.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34073
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mimi Mariani Lusli
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
411 MIM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Yuanita Umbara
Abstrak :
ABSTRAK
Peranan perpustakaan dalam rangka pembinaan dan pembentukan watak bangsa sudah disadari orang. Dalam bidang pendidikan, perpustakaan merupakan wadah yang mentransmisikan akumulasi ilmu pengetahuan secara terus menerus kepada generasi selanjutnya. Banyak faktor penunjang yang menentukan lancarnya pengelolaan sebuah perpustakaan. Berbagai sistem dan metoda diusahakan guna peningkatan pengelolaan dan pelayanannya. Berbagai jenis perpustakaan yang ada telah banyak disorot dan diteliti. Mengingat bahwa masyarakat terdiri dari berbagai insan, termasuk mereka yang menyandang cacat netra, maka problema yang dihadapi perpustakaan untuk melayani mereka perlu diatasi pula. Masalah pengadaan koleksi dan tenaga pustakawan serta kurangnya biaya juga menghambat pelayanan perpustakaan bagi penyandang cacat (penca) netra. Keadaan perpustakaan di Indonesia hampir semua menderita kekurangan tenaga-tenaga ahli yang terdidik, bahkan pada banyak perpusta_kaan tenaga-tenaga yang dapat mengurus perpustakaan menurut syarat-syarat yang semestinya, tidak ada samasekali. Hal ini nengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan perpustakaan menjadi lamban. Perpustakaan yang dikenal mereka yang awas juga didambakan oleh para penca netra. Koleksi media baca bagi mereka sangat khas. Pengadaan koleksi yang khas ini memakan waktu, tenaga dan biaya yang besar. Upaya yang selalu diusahakan orang mengarah kepada efisiensi_
1984
S15392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septhiria Chandra
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai bagian dari kelompok disabilitas, tunanetra seringkali terpinggirkan, termasuk dalam akses terhadap media. Padahal kenyataannya, beberapa penelitian menemukan bahwa mereka juga memiliki keinginan penggunaan media yang tinggi. Skripsi kualitatif ini melakukan wawancara mendalam dengan anggota perpustakaan Mitra Netra tentang pemanfaatan media oleh tunanetra di Jakarta, Pemanfaatan media yang diteliti meliputi pemilihan dan penggunaan media berdasarkan tujuan yang diinginkan serta kaitannya dengan klasifikasi kebutaan seseorang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tunanetra tetap memiliki tingkat konsumsi media yang tinggi meskipun memiliki hambatan penglihatan. Dengan masalah aksesibilitas yang mereka hadapi, tunanetra kemudian menjadi khalayak aktif yang mencari solusi agar dapat menggunakan media. Penelitian ini juga menemukan fakta bahwa pemanfaatan media berdasarkan klasifikasi kebutaan bersifat kontekstual dan tidak terjadi dalam setiap tujuan pemanfaatan media.
ABSTRACT
As part of the disabled group, people with visual impairment are often marginalized, including in access to media. Although in fact, several studies have found that people with visual impairment have high desire in media utilization. This qualitative thesis conducted in-depth interviews with library members of Mitra Netra about media utilization of the visually impaired in Jakarta. Media utilization in this research involves media usage and choice based on the desired goals and also its relation with one’s visual impairment classification. The finding in this research is that the visually impaired shows a rather high level of media consumption, despite the fact that they have difficulties in seeing. With the lack of accessibility to media, the visually impaired are forced to become an active audience, where they have to find solutions to continue using the media. Another fact that is found in this research is that media utilization based on visual impairment classification is very contextual and does not apply in every case.
2015
S60395
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: Tactual atlas of abiotic natural resources in Indonesia. Semua warna negara Indonesia berhak memperoleh informasi geospasial yang valid dan akurat, termasuk warga yang menyandang disabilitas netra/tunanetra. Dalam rangka menjembatani info tersebut, Badan Informasi Geospasial menerbitkan produk Atlas Taktual Nasional Indonesia yang dapat dimanfaatkan para tunanetra mengenal nusantara, baik informasi fisik Indonesia maupun infrastrukturnya. Produk atlas ini telah dilakukan ujicoba ke berbagai Sekolah Luar Biasa dan yayasan netra di berbagai penjuru tanah air. Hasil dari ujicoba, pada umumnya siswa tunanetra dapat memahami dengan baik atlas ini dan menambah pengetahuan spasial siswa mengenai wilayah Indonesia. Produk Atlas Taktual bervariasi/multitema antara lain tema administrasi, sumberdaya alam abiotik, transportasi darat laut udara, sebaran gunung dan sungai serta tema-tema menarik lainnya. Atlas ini akan terus dikembangkan dan disebarluaskan agar disabilitas netra semakin paham Indonesia.
Cibinong, Bogor: Badan Informasi Geospasial, 2013
912.014 8 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: Tactual atlas of abiotic natural resources in Indonesia. Semua warna negara Indonesia berhak memperoleh informasi geospasial yang valid dan akurat, termasuk warga yang menyandang disabilitas netra/tunanetra. Dalam rangka menjembatani info tersebut, Badan Informasi Geospasial menerbitkan produk Atlas Taktual Nasional Indonesia yang dapat dimanfaatkan para tunanetra mengenal nusantara, baik informasi fisik Indonesia maupun infrastrukturnya. Produk atlas ini telah dilakukan ujicoba ke berbagai Sekolah Luar Biasa dan yayasan netra di berbagai penjuru tanah air. Hasil dari ujicoba, pada umumnya siswa tunanetra dapat memahami dengan baik atlas ini dan menambah pengetahuan spasial siswa mengenai wilayah Indonesia. Produk Atlas Taktual bervariasi/multitema antara lain tema administrasi, sumberdaya alam abiotik, transportasi darat laut udara, sebaran gunung dan sungai serta tema-tema menarik lainnya. Atlas ini akan terus dikembangkan dan disebarluaskan agar disabilitas netra semakin paham Indonesia.
Cibinong, Bogor: Badan Informasi Geospasial, 2013
912.014 8 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: Tactual atlas of abiotic natural resources in Indonesia. Semua warna negara Indonesia berhak memperoleh informasi geospasial yang valid dan akurat, termasuk warga yang menyandang disabilitas netra/tunanetra. Dalam rangka menjembatani info tersebut, Badan Informasi Geospasial menerbitkan produk Atlas Taktual Nasional Indonesia yang dapat dimanfaatkan para tunanetra mengenal nusantara, baik informasi fisik Indonesia maupun infrastrukturnya. Produk atlas ini telah dilakukan ujicoba ke berbagai Sekolah Luar Biasa dan yayasan netra di berbagai penjuru tanah air. Hasil dari ujicoba, pada umumnya siswa tunanetra dapat memahami dengan baik atlas ini dan menambah pengetahuan spasial siswa mengenai wilayah Indonesia. Produk Atlas Taktual bervariasi/multitema antara lain tema administrasi, sumberdaya alam abiotik, transportasi darat laut udara, sebaran gunung dan sungai serta tema-tema menarik lainnya. Atlas ini akan terus dikembangkan dan disebarluaskan agar disabilitas netra semakin paham Indonesia.
Cibinong, Bogor: Badan Informasi Geospasial, 2013
912.014 8 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Summary: Tactual atlas of abiotic natural resources in Indonesia. Semua warna negara Indonesia berhak memperoleh informasi geospasial yang valid dan akurat, termasuk warga yang menyandang disabilitas netra/tunanetra. Dalam rangka menjembatani info tersebut, Badan Informasi Geospasial menerbitkan produk Atlas Taktual Nasional Indonesia yang dapat dimanfaatkan para tunanetra mengenal nusantara, baik informasi fisik Indonesia maupun infrastrukturnya. Produk atlas ini telah dilakukan ujicoba ke berbagai Sekolah Luar Biasa dan yayasan netra di berbagai penjuru tanah air. Hasil dari ujicoba, pada umumnya siswa tunanetra dapat memahami dengan baik atlas ini dan menambah pengetahuan spasial siswa mengenai wilayah Indonesia. Produk Atlas Taktual bervariasi/multitema antara lain tema administrasi, sumberdaya alam abiotik, transportasi darat laut udara, sebaran gunung dan sungai serta tema-tema menarik lainnya. Atlas ini akan terus dikembangkan dan disebarluaskan agar disabilitas netra semakin paham Indonesia.
Cibinong, Bogor: Badan Informasi Geospasial, 2013
912.014 8 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>