Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Muhamad Alim
"Di tengah peperangan yang kembali berkecamuk antara Israel dan Palestina sejak 7 Oktober 2023, gerakan BDS terus menunjukan eksistensi dan pengaruhnya dalam memobilisasi masyarakat internasional. Ketertarikan publik Internasional terhadap gerakan BDS melalui media sosial mengalami peningkatan secara signifikan. Perang yang terjadi tidak hanya dalam hardpower, tetapi juga softpower melalui media sosial, termasuk Twitter. Perjuangan bangsa Palestina pun dilakukan secara non-violence melalui BDS Movement. BDS menjadi gerakan ekonomi politik internasional yang dinilai efektif menjadi ancaman Israel. Dari latar belakang tersebut, peneliti menganalisis jejaring informasi, aktor berpengaruh dan dampak pemberitaan media terhadap gerakan BDS Movement pada periode 1 Januari-30 Mei 2024 dengan kata kunci #BDSMovement dan #boycottIsrael pada platform Twitter. Penelitian kualitatif ini menggunakan Social Network Analysis Model dan teori Media-Policy Interaction dengan terlebih dahulu mengumpulkan data tweets (crawling data) menggunakan APIs X (Twitter). Lalu data yang terkumpul dianalisis secara tematik dan divisualisasikan menggunakan software NetworkX. Hasil penelitian menemukan terdapat 29.927 tweets dengan 22.056 aktor (nodes) dan 22.710 jaringan (edges). Bulan Mei 2024 Gerakan BDS di twitter meningkat signifikan karena adanya aktivitas boikot yang dilakukan di berbagai institusi perguruan tinggi di dunia. Analisis sentimen menunjukan bahwa terdapat 76,4% merupakan sentimen negatif, 12,6% sentimen positif dan 11% Sentimen netral. Pada penelitian tersebut juga mengungkap bahwa semua publikasi bersifat organik dan tidak terindikasi menggunakan Bot. peneliti mengungkap ada 20 akun twitter yang menjadi pusat penyebaran informasi BDS, satu di antaranya adalah BDS Movement. Peneliti tidak menemukan respons langsung dari Israel, tetapi respons terhadap BDS Movement datang dari Amerika Serikat dan Inggris yang merupakan sekutu dekat Israel. Kampus juga merespons gerakan BDS Movement dengan berbagai cara.
Amid the war that has been raging between Israel and Palestine since October 7, 2023, the BDS movement continues to show its existence and influence in mobilizing the international community. International public interest in the BDS movement through social media has increased significantly. The war is not only in hard power but also soft power through social media, including Twitter. The struggle of the Palestinian people was carried out in non-violence through the BDS Movement. BDS is an international political economy movement that is considered effective as a threat to Israel. From this background, researchers analyzed information networks, influential actors, and the impact of media coverage on the BDS Movement from January 1-May 30, 2024, with the keywords #BDSMovement and #boycottIsrael on the Twitter platform. This qualitative research uses the Social Network Analysis Model and Media-Policy Interaction theory by first collecting tweet data (crawling data) using APIs X (Twitter). Then the collected data was analyzed thematically and visualized using NetworkX software. The results found 29,927 tweets with 22,056 actors (nodes) and 22,710 networks (edges). In May 2024, the BDS movement on Twitter increased significantly due to boycott activities carried out at various higher education institutions in the world. Sentiment analysis showed 76.4% negative sentiments, 12.6% positive sentiments, and 11% neutral sentiments. The study also revealed that all publications were organic and there was no indication of using Bots. researchers revealed that 20 twitter accounts were the center of BDS information dissemination, one of which was the BDS Movement. Researchers did not find a direct response from Israel, but responses to the BDS Movement came from the United States and Britain, which are close allies of Israel. Universities have also responded to the BDS Movement in various ways."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Charles Pramudana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.
This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marvel Krent
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan media sosial dan faktor psikologi sosial terhadap perilaku dan gerakan boikot produk pro-Israel pada masyarakat Indonesia. Latar belakang penelitian ini adalah meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat untuk menyuarakan gerakan sosial, tetapi sedikit penelitian yang berfokus pada konteks boikot produk pro-Israel di Indonesia, terlebih yang membedakan aktivitas pembagian informasi dan penerimaan informasi di media sosial. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana aktivitas di media sosial serta faktor psikologi sosial seperti norma pribadi, sikap terhadap boikot, tekanan sosial yang dirasakan mengenai boikot, kesadaran akan konsekuensi dari tidak melakukan boikot, dan persepsi kontrol yang dimiliki dari suatu perilaku dapat memengaruhi perilaku dan gerakan boikot. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode PLS-SEM dan pendekatan kualitatif dengan metode content analysis. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner daring kepada masyarakat Indonesia yang aktif menggunakan media sosial dan berpartisipasi dalam gerakan boikot yang diisi oleh 645 responden secara valid. Sementara itu, pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara terhadap 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas membagikan informasi di media sosial memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku boikot, sementara aktivitas menerima informasi memerlukan mediasi dari faktor psikologi sosial untuk memengaruhi perilaku boikot. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa media sosial dan faktor psikologi sosial dapat memengaruhi gerakan boikot di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi perusahaan dalam menyusun konten media sosial yang bijak, pengembang aplikasi untuk mengembangkan fitur yang mendukung aksi kolektif, dan aktivis untuk menyusun strategi kampanye aksi kolektif yang lebih efektif.
This study aims to analyze the influence of social media usage and social psychological factors on the behavior and movement of boycotting pro-Israel products among Indonesian society. The background of this research is the increasing use of social media as a tool for voicing social movements, but there is limited research focusing on the context of boycotting pro-Israel products in Indonesia, especially distinguishing between information sharing and information receiving activities on social media. This study explores how activities on social media and social psychological factors such as personal norms, attitudes towards boycotts, subjective norms, awareness of the consequences, and perceived behavioral control can influence boycott behavior and movement. The methodology of this study employs a quantitative approach using PLS-SEM and a qualitative approach using content analysis. Quantitative data collection was conducted by distributing online questionnaires to Indonesians actively using social media and participating in the boycott movement, with 645 valid responses collected. Meanwhile, qualitative data collection was carried out through interviews with 30 respondents. The results show that information sharing activities on social media have a direct impact on boycott behavior, while information receiving activities require mediation from social psychological factors to influence boycott behavior. Additionally, this study indicates that social media and social psychological factors can influence boycott movements in Indonesia. This research is expected to provide practical guidance for companies in creating sensible social media content, application developers in creating features that support collective action, and activists in devising more effective collective action campaign strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khansa Alifa Dhiyaul Aulia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong niat boikot terhadap restoran fast food yang mendukung atau berafiliasi dengan Israel pada konsumen Generasi Z di Indonesia dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain konklusif deskriptif. Sampel terdiri dari 199 konsumen di Indonesia yang diperoleh melalui teknik non-probability sampling dan purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLSSEM) pada aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subjective Norm dan Perceived Efficacy berpengaruh positif terhadap niat boikot. Penelitian ini diharapkan dapat membantu organisasi atau gerakan boikot dalam memahami mekanisme pengambilan keputusan untuk berpartisipasi dalam boikot di kalangan konsumen Generasi Z.
This study aims to identify the factors driving boycott intention toward restaurants that support or affiliate with Israel among Generation Z consumers in Indonesia using a quantitative approach with a conclusive and descriptive design. The sample was distributed among 199 Indonesian consumers using non-probability sampling and purposive sampling techniques. The collected data was assessed using the Partial Least Squares-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method with the SmartPLS 4 application. The results indicate that Subjective Norm and Perceived Efficacy positively influence boycott intention. This study is expected to assist organizations or boycott movements in understanding the decision-making mechanisms of boycott participation among Generation Z consumers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library