Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Donny Valentino
"Mulai akhir tahun 2003 terjadi krisis bahan baku besi yang hingga kini masih terus berlanjut dan berakibat pada tingginya biaya pengadaan bijih besi unwk keperluan industri besi baja, terutama untuk negara-negara yang masih mengimpor bahan baku seperti indonesia khususnya PT KRAKATAU STEEL Sekitar 5% dari -+ 2 juta ton pellet per tahun yang akan direduksi hancur pada saat transportasi dan bongkar muat serta berubah menjadi pellet halus (fine pellet) berarti setiap tahunnya dihasilkan sekitar 125.000 ton debu pellet yang berkadar besi tinggi (64%). Debu pellet ini harus dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan baku pembuatan besi baja dari pada di reeksport dengan harga yang murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bentorut 1 % dan 2 % terhadap sifat mekanis dan melalui pellet dengan harapan pellet yang dihasilkan dapat memenuhi standar PT KS. Beberapa pengujian dilakukan untuk mengetahui sifat mekanis dan metalurgi seperti pengujian komposisi kimia distribusi ukuran pellet, bulk densily. reducibility. parosifas, basasitas, dan kerahanan abrasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41363
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Juliansyah Rizki Pratama
"
ABSTRAKPraktik Keinsinyuran kali ini berfokus terhadap Perkembangan Pembangunan Fasilitas Pemurnian Bijih Nikel, dimana fasilitas Pemurnian yang akan di bangun kali ini ialah dengan menggunakan teknologi blast furnace dengan total kapasitas input sebesar 2.000.000 ton bijih nikel dan dengan kadar input lebih kurang kadar 1.8 Ni%. Jumlah output yang dikeluarkan oleh total kapasitas blast furnace ialah lebih kurang sekitar 200.000 (dua ratus ribu) ton Nickel Pig Iron dengan kadar produk lebih kurang 8% sampai 11%. Pembangunan Fasilitas Pemurnian Bijih Nikel direncanakan pada tahun 2017 dan target realisasi commissioning pada Januari 2022. Pada hal ini, akan dilakukan pengecekan rutin setiap enam (6) bulan untuk terhadap pembangunan fasilitas pemurnian agar pembangunan sesuai dengan timeline dan target realisasi.
Metode yang digunakan ialah melakukan verifikasi dengan menggunakan kurva-S, dengan variable yang di gunakan berdasarkan serapan biaya dan timeline dari pembangunan fasilitas pemurnian.
Pembangunan fasilitas pemurnian bijih nikel yang telah dibangun lebih mengarah ke persiapan awal dan persaipan proyek dengan fase selanjutnya focus terhadap pembangunan infrastruktur utama.
ABSTRACTEngineering practice is focusing on the construction progress of nickel purification facilities , which will use blast furnace technologies with the total input capacity is 2.000.000 tons per year with the ore quality around 1.8 Ni%. With total output capacity is around 200.000 tons Nickel Pig Iron with the quality around 8-11%. The construction begin in 2017 and expected commission on January 2022. The verification will be implement every 6 months to see the progress based on the timeline Methods that use for verification is with S-Curve evaluation with the variable of cost absorption and timeline of the construction. The total progress verification of the purification facilities in the range of one year is around 27.39%. Nickel purification facilities construction that already progress majority comes from preliminary preparation, and project preparaton with the next stage is focusing on main equipment construction."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Irham Bhirawa
"Dalam beberapa tahun terakhir, minat untuk beralih dari manufaktur baja primer berbahan bakar fosil ke manufaktur baja rendah emisi telah meningkat. Ada sejumlah rencana berbeda yang dikeluarkan, termasuk pemanfaatan CO2 untuk mensintesis metanol. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek keteknikan dari proses pembuatan baja menggunakan teknologi blast furnace yang dilengkapi dengan konversi CO2 untuk menghasilkan methanol. Dan menganalisis kelayakan ekonomi dari skenario tersebut dan membandingkannya dengan teknologi blast furnace konvensional. Simulasi dijalankan menggunakan aplikasi Aspen Plus V12 dan Microsoft Excel. Proses pembuatan baja berbasis bijih besi disimulasikan menggunakan model tekno-ekonomi lalu dibandingkan dengan blast furnace standar. Teknologi mutakhir yang dipertimbangkan adalah blast furnace dengan konversi CO2 menjadi metanol. Analisis dilakukan untuk mempertimbangkan aspek keteknikan dari skenario tersebut. Selanjutnya, analisis kelayakan ekonomi dilakukan untuk menentukan apakah skenario tersebut lebih menguntungkan dari proses blast furnace konvensional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skenario yang diusulkan mampu menurunkan lebih dari 80 persen total emisi CO2 yang dihasilkan pada proses blast furnace dengan mensintesis CO2 yang dihasilkan menjadi methanol. Lalu skenario tersebut dapat menghasilkan Net Present Value sebesar $ 80.696.126 dengan Payback Period selama 9.32 tahun lalu Internal Rate of Return sebesar 9.51% dan Return On Investment sebesar 10.80%.
Recently, interest in shifting from primary steel manufacturing using fossil fuels to low-emission steel manufacturing has increased. Several different plans have been issued, including using CO2 to synthesize methanol. This study aims to analyze the technical aspects of the steelmaking process using blast furnace technology equipped with CO2 conversion to produce methanol. As well as analyzing the economic feasibility of the scenario and comparing it with conventional blast furnace technology. The simulation is run using Aspen Plus V12 and Microsoft Excel applications. The iron ore-based steelmaking process is simulated using a techno-economic model and compared to a standard blast furnace. The latest technology being considered is the blast furnace, with converting CO2 to methanol. The analysis was carried out to consider the technical aspects of the scenario. Furthermore, an economic feasibility analysis is conducted to determine whether this scenario is more profitable than the conventional blast furnace process. The results of this study indicate that the proposed scenario can reduce more than 80% of total CO2 emission produced in the blast furnace process by synthesizing the CO2 produced into methanol. Then the purposed scenario (S2) produce Net Present Value of $ 80.696.126. with 9.32 Payback Period, and 9.51% of Internal Rate of Return and 10.80% Return On Investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library