Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardi Artanto
"Adanya perbedaan jumlah penderita Nyeri Punggung Bawah NPB diantara operator di sebuah perusahaan migas on shore di Sumatera Selatan berdasarkan lokasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kejadian NPB kronik non spesifik, hubungan antara beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta faktor risiko lainnya terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator tersebut.
Desain penelitian potong lintang, besar sampel 96 orang yang diambil secara purposive sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2016. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan fisik. Didapatkan prevalensi NPB kronik nonspesifik sebesar 32,3.
Dari analisis multivariat didapatkan bahwa beban kerja mental kualitatif berlebih sedang-berat OR 5,14 IK95 1,49-17,78, overweight OR 9,02 IK95 2,46-33,08 , perokok sedang-berat OR 4,28 IK95 1,29-14,26, dan duduk lama OR 3,61 IK95 1,13-11,52 meningkatkan risiko terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik.
Disimpulkan bahwa beban kerja mental kuantitatif dan kualitatif berlebih serta stresor kerja lainnya, profil individu, kebiasaan individu, masa kerja, dan lama duduk saat bekerja memiliki hubungan dengan kejadian NPB nonspesifik. Faktor paling dominan terhadap kejadian NPB kronik nonspesifik pada operator di sebuah perusahaan migas on shore adalah overweight.

Different distribution of Low Back Pain LBP existed among operators of an on shore oil and gas company in South Sumatera based on work location. This study aimed to identify prevalence of nonspecific chronic LBP, the relationship between quantitative and qualitative mental workload and other risk factors with nonspecific chronic LBP among operators in that company.
The design of this study was cross sectional with 96 samples taken by purposive sampling. This study was held on October December 2016. The data were obtained by questionnaire and physical examination. The prevalence of nonspecific chronic LBP was 32,3.
From multivariate analysis, moderate heavy qualitative mental workload OR 5,14 95 CI 1,49 17,78 , overweight OR 9,02 95 CI 2,46 33,08 , moderate heavy smoker OR 4,28 95 CI 1,29 14,26 , and long periods of sitting 4 hours OR 3,61 95 CI 1,13 11,52 had increased risk toward nonspecific chronic LBP.
In conclusion, moderate heavy qualitative mental workload, overweight, moderate heavy smoker, and long periods of sitting 4 hours were related to nonspecific chronic LBP among operators. The dominant factor toward nonspecific chronic LBP among operators was overweight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsiliana
"ABSTRAK
Nyeri punggung merupakan salah satu bentuk gangguan otot rangka akibat kerja yang cukup tinggi dikeluhkan pekerja pengguna komputer. Untuk menghindari kejadian nyeri punggung, pekerja perlu memiliki perilaku yang ergonomis. Perilaku ergonomis didasari oleh pengetahuan ergonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ergonomi pekerja pengguna komputer terhadap keluhan nyeri punggung. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif potong lintang dengan total sample sebanyak 83 pekerja di PT. X. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan keluhan nyeri punggung yang mempunyai nilai realibilitas > 0,06. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ergonomi dengan keluhan nyeri punggung. Namun, ditemukan prevalensi nyeri punggung yang tinggi sebesar 65,1% responden mengalami nyeri punggung akibat kerja. Hasil ini merekomendasikan bahwa pengetahuan ergonomi yang baik harus dimiliki oleh pekerja yang menggunakan komputer agar menekan keluhan nyeri punggung yang terjadi akibat kerja.

ABSTRACT
Back pain is one form of work-related musculoskeletal disorders is high enough workers complained of computer users. To avoid the occurrence of back pain, workers need to have an ergonomic behavior. Ergonomic behavior based on the knowledge of ergonomics. The purpose of this study was to determine the relationship of the level of knowledge workers ergonomic computer users against back pain. This study uses a methodology descriptive cross sectional with a total sample of 83 workers at PT. X. The research instrument is a questionnaire to measure the level of knowledge and back pain that has the reliability value > 0.06. The results showed no relationship between the levels of knowledge of ergonomics with complaints of back pain. However, it was found a high prevalence of back pain that 65.1% of respondents experienced a work-related back pain. These results recommend that the knowledge of good ergonomics must be accompanied by workers to suppress the back pain that occur."
2016
S64486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Dwi Pratiwi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang gejala nyeri punggung bawah di antara rumah sakit HGA pekerja terutama perawat dan staf administrasi. Desain penelitian yang digunakan adalah crosssectional dalam populasi 346 orang, dan sampel 135 orang dengan pengumpulan data instrumen dalam bentuk kuesioner QEC dan kombinasi psikososial kuesioner. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square untuk menunjukkan pola hubungan antara faktor fisik dan psikososial terhadap terjadinya gejala nyeri punggung bawah. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Individu Faktor (usia, jenis kelamin, IMT, riwayat penyakit, masa kerja), Faktor Psikososial (pekerjaan tuntutan, dukungan sosial, pekerjaan monoton, kepuasan kerja, dan stres kerja), dan Faktor Fisik (postur aneh, aktivitas penanganan manual, kekuatan dan durasi). Untuk Demi analisis, Skor Faktor Psikososial dan Skor Faktor Fisik dibuat. Itu analisis dimulai dengan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor fisik dan faktor psikososial. Hanya jenis pekerjaan yang memiliki hubungan dengan gejala nyeri punggung bawah (p = 0,005). Oleh karena itu perlu untuk mengikuti beberapa metode pendekatan untuk menilai lebih banyak tentang masalah ini.

ABSTRACT
This thesis discusses the symptoms of low back pain among HGA hospital workers, especially nurses and administrative staff. The research design used was cross-sectional in a population of 346 people, and a sample of 135 people with data collection instruments in the form of a QEC questionnaire and a psychosocial combination questionnaire. The statistical test used was Chi-Square to show the pattern of the relationship between physical and psychosocial factors on the occurrence of low back pain symptoms. The independent variables in this study were Individual Factors (age, sex, BMI, history of illness, years of service), Psychosocial Factors (job demands, social support, monotonous work, job satisfaction, and job stress), and Physical Factors (strange postures, manual handling activities, strength and duration). For the sake of analysis, Psychosocial Factor Scores and Physical Factor Scores were made. The analysis begins with univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there were
there is no significant relationship between physical factors and psychosocial factors. Only the type of work has a relationship with symptoms of low back pain (p = 0.005). Therefore it is necessary to follow several methods of approach to assess more about this issue.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larastasya Bamba Lati
"Latar belakang: Nyeri punggung bawah (NPB) umum dikonsultasikan ke layanan kesehatan. Nyeri persisten menyebabkan penurunan kualitas hidup dan aktivitas. Pengobatan efektif NPB tidak memadai. Telemedis hadir sebagai layanan kesehatan yang cepat, murah dan mudah untuk deteksi dini dan intervensi. Status pasien yang pernah atau belum pernah didiagnosis dapat mempengaruhi keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan. Oleh karena itu, penelitian ini akan membandingan keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan pada pasien NPB yang pernah dan belum pernah didiagnosis pada layanan telemedis. Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk perkembangan layanan telemedis di Indonesia.

Metode: Penelitian menggunakan desain analitik potong lintang dari database Halodoc pada bulan Maret-April 2020. Pasien dikategorikan menjadi pernah dan belum pernah didiagnosis berdasarkan riwayat penyakit dan diagnosis dokter telemedis. Tatalaksana farmakologi dan rujukan diketahui dari kalimat ‘Doctor Referral’, ‘Prescription’, dan saran oleh dokter telemedis. Hasil: Dari 109 sampel, ditemukan bahwa pasien NPB yang belum pernah didiagnosis memiliki persentase tatalaksana farmakologi yang lebih tinggi (84,1%), sedangkan pasien NPB yang pernah didiagnosis memiliki persentase tatalaksana rujukan yang lebih tinggi (40,6%). Walaupun demikian, hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara keputusan tatalaksana farmakologi (p=0,260) dan rujukan (p=0,326) pada pasien NPB yang pernah dan belum pernah didiagnosis pada layanan telemedis.Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna antara keputusan tatalaksana farmakologi dan rujukan pada pasien NPB yang pernah didiagnosis dan yang belum pernah didiagnosis sebelumnya pada layanan telemedis di Indonesia. Penelitian selanjutnya memerlukan sampel lebih banyak dan seimbang untuk kedua variabel.

Kata kunci: telemedis, pasien, nyeri punggung bawah, tatalaksana farmakologi, rujukan


Introduction: Low back pain (LBP) is generally consulted. Persistent pain causes decreased quality of life and activity. Effective treatment of LBP is inadequate. Telemedicine is present with its advantages in early detection and intervention. The patient status can influence pharmacological management decisions and referrals. Therefore, this study will compare pharmacological treatment decisions and referrals to LBP patients who have and have never been diagnosed at telemedicine services. It is hoped that this research can be useful for the development of telemedicine services in Indonesia. Method: This cross-sectional analytic study used Halodoc database source in March-April 2020. Patients were categorized into patients who had and had never been diagnosed by telemedicine doctors. Pharmacological management and referrals are known from the 'Doctor Referral', 'Prescription', and advice by telemedicine doctors. Result: From 109 samples, it was found that LBP patients who had never been diagnosed had a higher percentage of pharmacological treatments (84.1%), while LBP patients who had been diagnosed had a higher percentage of referral treatments (40.6%). However, the chi-square test results showed that there was no significant difference between pharmacological treatment decisions (p=0.260) and referrals (p=0.326) in LBP patients who had and had never been diagnosed with telemedicine services. Conclusion: There is no significant difference between pharmacological management decisions and referrals to patients with LBP who have been diagnosed and who have never been diagnosed before at telemedicine services in Indonesia. Future research requires more samples and balance for both variables."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library