Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Valentina Lianawati
Abstrak :
Imajinasi adalah sebuah proses mental yang tujuannya adalah menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada sebelumnya. Imajinasi manusia dipengaruhi oleh latar belakang, pengalaman dan pengetahuannya. Imajinasi bekerja pada proses desain sebagai katalis ide yang akan digunakan dalam proses perancangan. Fiksi mempengaruhi proses desain, yakni sebagai sumber inspirasi direct. Inspirasi direct dapat terealisasi dalam bentuk arsitektural dengan dua macam cara, yakni statis dan dinamis yang diwujudkan dalam studi kasus. Perwujudan karya fiksi ke dalam sebuah realitas ini merupakan sebuah kondisi hiperrealitas sehingga membuat studi kasus yang bersangkutan menjadi simulakrum. Pembahasan studi kasus yang dibahas dalam skripsi ini adalah perwujudan rumah hobbit berdasarkan imajinasi pembaca terhadap narasi J.R.R. Tolkien.
Imagination is a mental process that aims for creating something new and is never existed before. Human imagination works on the design process as an idea catalyst that will be use in the design process. Fiction affects design process as a source of direct inspiration. Direct inspiration can be happen in architectural forms in two ways, static and dynamic that developed in the case studies. Fiction development to reality is a hyper reality condition thus makes the case studies become simulacrum. The case studies that will be discussed in this essay are the development of hobbit houses based on reader's imagination of J.R.R. Tolkien's narration.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yantie Sugiarnie Y. Tingan
Abstrak :
Lampu digunakan sebagai alat penerang dalam kehidupan manusia, tetapi lampu juga dapat dimaknai lebih dari sekedar penerang biasa, antara lain sebagai simbol kehidupan dan pengetahuan. Keragaman bentuk dan ornamen yang dimiliki lampu juga dimaknai lebih dari sekedar penerang biasa karena ada maksud tertentu dibalik penggunaan bentuk dan ornamen tersebut. Kajian ini membahas tentang lampu-lampu perunggu Jawa Kuna koleksi Museum Nasional Jakarta yang berasal dari periode Klasik Tua dan Klasik Muda. Selain berbentuk gantung dan duduk, lampu-lampu perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta memiliki ornamen yang bervariasi, tetapi terdapat juga lampu-lampu perunggu gantung atau duduk yang tidak memiliki ornamen. Ornamen-ornamen yang digunakan untuk melengkapi lampu-lampu perunggu mengandung makna tertentu karena adanya beberapa ornamen yang memuat unsur kedewasaan, mitos, dan susastera.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulani Saripulono
Abstrak :
Cahaya merupakan faktor yang amat penting dalam kehidupan manusia_Pencahayaan buatan dapat mempengaruhi tampak sebuah bangunan dari segi arsitektur, menjadi suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya. Mesjid, sebagai bangunan umum yang dapat ditemukan di seluruh pelosok kota Jakarta dan sebagai bangxman religius, tempat ibadah umat Muslim memiliki karakter dan elemen arsitektur yang khusus. Penulis melakukan Studi kepustakaan, wawancara dengan berbagai pihak terkait dan analisa terhadap kasus. Dari hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahwa suatu teknik pencahayaan yang terencana dengan baik pada tampak mesjid dapat memperkuat karakter mesjid sebagai bangunan religius dan memiliki suatu nilai estetis di luar nilai fungsionalnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucky Ariadi
Abstrak :
Seiring berkembangnya teknologi, sumber daya mental manusia semakin banyak digunakan di berbagai pekerjaan. Mahasiswa merupakan salah satu aktivitas yang banyak menggunakan sumber daya mental. Faktor cahaya, suhu, intensitas musik merupakan faktor desain lingkungan yang ditemui di pekerjaan dalam ruangan. Analisis pengaruh ketiga faktor tersebut digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap beban kerja mental manusia, khususnya pada mahasiswa wanita. Penelitian ini menggunakan metode DOE dan 2 level factorial design. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya faktor utama suhu yang berpengaruh signifikan terhadap akurasi. Untuk kombinasi optimal, suhu 25oC dan cahaya 300 lux memberikan nilai terbaik di penelitian ini. ......As the development of technology, human mental resources are increasingly used in a variety of jobs and activities. Students are one of the activity that use a lot of mental resources. Environmental factors like illumination, temperature, sound intensity of the music is some factors in the design of the work environment that can be found when we work indoor. Analysis the optimal combination of these three factors used to see it’s effect on human mental workload and the optimal combination of these three factors, especially in the female college students. This study uses the Design of Experiment and the 2-level factorial design. The result of this research show that only temperature significance to accuracy. For the optimal combination, temperature 25oC and illumination 300 lux give the best result on this research.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riyan Ratna Nabila
Abstrak :
Ketika manusia mendengar kata “Klub Malam” manusia membayangkan tempat hiburan bagi orang dewasa. Banyaknya peminat klub malam menjadikan klub malam sebagai tempat bersaing dalam komersil. Sehingga setiap klub malam akan berusaha memberikan kualitas yang terbaik. Pada skripsi ini saya mencoba mencari tahu bagaimana suatu klub malam mengkomunikasikan branding. Apakah pencahayaan dan warna pencahayaan dapat mengidentifikasikan konsep branding klub malam sehingga memberikan pengunjung klub pengalaman ruang yang berbeda dari yang lain? Skripsi ini membahas dua jenis klub yang berbeda yaitu dance club dan live music dance club. Dari dua jenis klub malam yang berbeda. penulis dapat menganalisis persamaaan dan perbedaan ruang yang diciptakan pada klub malam.
......When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services. In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services. In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs. ;When we hear the term ‘nightclub’, we automatically assume an entertainment venue for adults. The high number of nightclub’s enthusiasts makes it a very competitive commercial zone, where every nightclub would put a huge effort in giving the best quality of services. In this thesis, author would like to determine how a nightclub communicate its branding, and whether lighting and lighting colors could identify this concept of branding that would create a different and unique experience for customers while at the same time distinguishing it from its competitors. This thesis examines two different types of nightclubs: dance club and live music dance club. From these two types of nightclubs, author would like to analyze the similarity and differences that are created by the two nightclubs.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medelyn Hannastassya Togatorop
Abstrak :
Ruko (rumah toko) merupakan bangunan yang dominan keberadaannya di Indonesia. Banyak penghuni ruko menerapkan konsep defensive architecture pada fasad bangunannya. Hal itu dilakukan untuk memberi perlindungan pada barang dagangan, penghuni, maupun ruko itu sendiri. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan defensive architecture pada kenyamanan visual ruko yang bersumber dari pencahayaan alami dengan mengambil sebuah ruko di Kota Medan, Indonesia sebagai bangunan studi kasus. Beberapa metode dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode tersebut antara lain wawancara dengan penghuni, simulasi daylighting menggunakan program DIALux, dan perhitungan manual nilai faktor langit (fl). Simulasi DIALux digunakan untuk memperoleh tingkat iluminasi (E) cahaya alami pada tiap ruangan. Sementara, nilai fl digunakan untuk mengetahui apakah ruangan-ruangan ruko studi kasus memiliki nilai fl yang memenuhi standar atau tidak. Dari pengolahan data ditemukan bahwa hampir semua ruangan di dalam ruko studi kasus tidak mendapat pencahayaan alami yang memenuhi standar baik sebelum maupun sesudah dipasang defensive architecture. Setelah diberi defensive architecture, pencahayaan alami di dalam ruko menjadi semakin jauh dari standar. Pencahayaan alami mengalami penurunan sebesar 26-100% dari tingkat iluminasinya. Dapat dipastikan, bahwa defensive architecture menjadi salah satu jenis obstruksi yang berdampak terhadap berkurangnya penetrasi cahaya alami ke dalam bangunan. ......Shophouse is one of the dominant building types in Indonesia. Many of its occupants apply defensive architecture to the facade of their shophouses. It is used to protect the goods, the occupants, and the shophouse itself. This paper aims to determine the relationship between defensive architecture and the visual comfort in a shophouse produced by natural lighting by using a shophouse in Medan, Indonesia as a case study. The data are obtained with several methods. The methods are interviews with user, daylighting simulation using DIALux, and manual calculation of sky factor (fl). The results show that almost all rooms in the case study shophouse do not get natural light that meet the standards before and after defensive architecture is implemented. After the defensive architecture is applied, daylight intensity in the shophouse was getting lower and lower than the standard. Daylighting decreased by 26-100% of its illumination level. It can be confirmed that defensive architecture is one kind of obstruction that has an impact on reducing the quantity penetration of daylight into the building.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Christian Surya
Abstrak :
Gereja Katedral merupakan tempat beribadah serta berkumpul umat Katolik di Jakarta. Tentunya gereja tersebut bertanggung jawab dalam mewadahi berbagai aktivitas ritual ataupun liturgi beserta aktivitas pendukungnya. Dalam agama Katolik dijelaskan tentang liturgi yang merupakan puncak dan sumber kehidupan dalam gereja, dimana Kristus hadir di tengah umat manusia. Dalam ruang ibadah pencahayaan merupakan salah satu unsur penting dalam memenuhi aspek keindahan tata ruang dalam liturgi umat Katolik, karena tata cahaya yang baik dapat membuat nuansa khusuk dan sakral dalam mengikuti liturgi. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik serta kualitas pencahayaan alami dan buatan yang berada di gereja Katedral. Pencahayaan alami dan buatan diterapkan dalam suatu ruang bukan hanya untuk penerangan saja, melainkan untuk membangkitkan suasana dan membantu pengguna menikmati ruangan tersebut. Aplikasi pencahayaan dalam gereja harus bisa memenuhi standar kenyamanan visual, serta meningkatkan nilai estetika dari bangunan itu sendiri sehingga nilai teologis cahaya dalam iman Katolik dapat tercapai. Oleh sebab itu, judul penulisan ini adalah “Pemetaan dan Analisis Sistem Pencahayaan Alami dan Buatan dalam Bangunan Ibadah Gereja Katedral Jakarta” ......The Cathedral Church is a place of worship and gathering for Catholics in Jakarta. Of course, the church is responsible for accommodating various ritual or liturgical activities and their supporting activities. In Catholicism, it is explained about the liturgy which is the culmination and source of life in the church, where Christ is present in the midst of mankind. In the worship room, lighting is one of the important elements in fulfilling the aesthetic aspects of the layout of the Catholic liturgy, because good lighting can create a solemn and sacred feel in following the liturgy. Light mapping was carried out to determine the characteristics and quality of natural and artificial lighting in the Cathedral church. Natural and artificial lighting is applied in a space not only for lighting, but to evoke the atmosphere and help users enjoy the room. The application of lighting in the church must be able to meet the standards of visual comfort, as well as increase the aesthetic value of the building itself so that the theological value of light in the Catholic faith can be achieved. Therefore, it is important to discuss the Natural and Artificial Lighting Systems in Jakarta Cathedral Church Buildings through Mapping and Analysis.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Widyo Prakoso
Abstrak :
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam perancangan bangunan. Dengan pencahayaan yang optimal, maka aktivitas yang dilakukan pada ruangan/tempat tersebut akan menjadi nyaman. Pencahayaan pada suatu ruangan dapat berasal dari pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami berasal dari sinar matahari, sedangkan pencahayaan buatan berasal dari lampu ruangan. Seiring pekembangan zaman, jenis lampu yang tersedia di masyarakat terdiri dari berbagai macam jenis, mulai dari yang hemat daya hingga lampu dengan tingkat penerangan yang tinggi. Berbagai jenis lampu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan standar yang berlaku. Di Indonesia, sistem pencahayaan telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia SNI 03-6197-2000 mengenai Konservasi energi pada sistem pencahayaan. Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan diukur dengan menggunakan satuan lux dan alat ukur Luxmeter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencahyaan ruang pada rumah, apakah sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI, dan apakah dengan pencahayaan yang telah disesuiakan tersebut dapat mempengaruhi konsumsi daya lampu pada rumah tersebut. Pada penelitian ini, untuk mengukur tingkat iluminasi cahaya ruang pada rumah tersebut digunakan alat Luxmeter. Luxmeter tersebut digunakan pada berbagai titk uji dimana penghuni rumah tersebut beraktivitas. Hasil dari pengukuran dengan Luxmeter tersebut didapat bahwa ruangan kamar mandi 2 dan dapur tidak sesuai dengan standar yaitu dengan 191.2 lux dan 153.4 lux. Setelah penggantian lampu, pencahayaan pada ruangan tersebut telah sesuai dengan standar yaitu 247.7 lux dan 252.4 lux. Dari penggantian lampu tersebut, penggunaan listrik untuk lampu bertambah dari Rp. 109.869,93 menjadi Rp. 169.030,66 per bulan, serta biaya penggantian lampu sebesar Rp. 126.580,00. ......Lighting is an important aspect of designing a building. With an optimal lighting, activity in that room will feel comfortable. Natural lighting comes from sunlight, while artificial lighting comes from room lights. Along with the times, the types of lamps in society consist of various types, ranging from lamps with high saving power to lamp with a high level of illumination. Various types of lamps are of course adjusted to each needs and applicable standards. In Indonesia, the lighting system has been regulated in the Indonesian National Standard SNI 03-6197-2000 concerning to energy conservation in lighting systems. The lighting level of a room is measured using the lux unit and the Luxmeter measuring instrument. The purpose of this study is to determine the level of room lighting in the house, whether it is in accordance with the standards set by SNI, and whether the adjusted lighting can affect the power consumption of the house lights. In this study, to measure the level of room light illumination in the house, a Luxmeter was used. The luxmeter is used at various test points where the occupants of the house do their activities. The results of the measurements with the Luxmeter showed that the bathroom 2 and kitchen were not in accordance with the standard, namely 191.2 lux and 153.4 lux. After replacing the lamp, the lighting in the room was in accordance with the standard, namely 247.7 lux and 252.4 lux. From the replacement of these lamps, the use of electricity for lamps increased from Rp. 109,869.93 to Rp. 169,030.66 per month, and the cost of replacing the lamp is Rp. 126,580.00.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffy, Gary R.
New York, N.Y. : Van Nostrand Reinhold, 1990
621.32 STE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Egan, M. David
Boston: McGraw-Hill, 2002
729.28 EGA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>