Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodi Andrian
Abstrak :
Tindakan operasi atau pembedahan adalah pengalaman yang sulit dan menimbulkan kecemasan bagi hampir semua orang, karena semua kemungkinan buruk yang membahayakan pasien bisa terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan prajurit sebelum tindakan operasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitaif dengan desain cross sectional, dengan sampel 30 orang prajurit yang akan menjalani operasi di Rumah Sakit tentara di Jakarta yang dipilih dengan secara non random sampling. The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan. Dengan hasil uji validitias dan reliabilitas menggunakan teknik korelasi Pearson didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai α 0,852. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prajurit yang akan melaksanakan tindakan mengalami cemas ringan sebanyak 18 orang dan cemas sedang 12 orang. Hasil penelitian ini diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan perioperatif pada prajurit. ...... Surgery is a difficult experience and could cause anxiety for most people, as of all the bad possibilities that might occur. This study explores anxiety levels among soldiers before surgical procedure. This is a descriptive quantitative research with a cross sectional design. Thirty soldiers who will undergo surgery were non randomly selected. The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) was applied to measure anxiety level. With the results of validity and reliability using the Pearson correlation technique obtained r count was greater than r table and the value of α 0.852. The results showed that 18 soldiers experienced mild anxiety during the preoperative phase and 12 soldier had moderate anxiety. The results of this study are expected to improve the quality of perioperative nursing care for soldiers patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
Abstrak :
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan Keadaan khawatir,gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kecemasan keluarga pasien saat menunggu anggota keluarga yang sedang dirawat di icu. Metodelogi yang digunakan adalah total sampling dari penelitian ini, yaitu keluarga yang mempunyai hubungan inti dengan pasien. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian sebanyak 33 orang. Hasil dari penelitian ini adalah dapat terpotret gambaran kecemasan pada keluarga pasien di ICU. ...... The state of worry, anxiety, fear, unrest accompanied by various physical complaints. That situation can occur in various situations of life and pain disorders. This study aimed to know the overview of the family’s member anxiety while waiting patient who are being treated in the ICU. Methodology of this study used total sampling. The core families who have a relationship with the patient. The total respondents in the study as many as 33 people. The results of this study to photographed the overview of family's anxiety of the patients in the ICU.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Noor Aziza
Abstrak :
Latar Belakang: Prevalensi kecemasan pada mahasiswa lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor akademis, status sosioekonomi, faktor budaya, moral, psikologis, dan biologis. Tingginya tingkat kecemasan juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa, serta mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga), dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. Metode: Studi dengan desain cross-sectional berupa kuesioner online, yang disebarkan pada bulan November 2021 kepada mahasiswa Universitas Indonesia dengan jumlah responden 527 mahasiswa. Kuesioner yang diberikan merupakan State-Trait Anxiety Inventory yang terdiri dari 2 bagian dengan total 40 pertanyaan dan berfungsi untuk mengukur kecemasan, serta Temporomandibular Disorder Diagnostic Index (TMD-DI) yang berjumlah 8 pertanyaan dan digunakan untuk mengukur gangguan sendi temporomandibula. Hasil Penelitian: Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji korelasi kendall menunjukkan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, memiliki korelasi bermakna yang bersifat positif dan lemah terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) jenis kelamin terhadap kecemasan,baik A-State maupun A-Trait. Kemudian, uji korelasi kendall menunjukkan jenis kelamin memiliki korelasi bermakna secara statistik terhadap kecemasan. Namun, uji continuity correctionmenunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna (p 0.05) jenis kelamin terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p 0.05) status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) terhadap kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dengan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. Terdapat pula hubungan antara jenis kelamin dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, pada mahasiswa. Namun, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan sendi temporomandibula, serta status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. ......Background: The prevalence of anxiety in college students are higher than in general population. This can be influenced by several factors, including academic, socioeconomic status, cultural, moral, and also biological factors. The high level of anxiety also increases the risk of temporomandibular disorder in college students. Objective: This study aims to find out the association between anxiety and temporomandibular disorder, and also find out the association between gender, socioeconomic status (parental education and monthly family income), and cultural factor (origin) with anxiety and temporomandibular disorder in college students. Methods: A cross-sectional study using online questionnaire of 527 students from University of Indonesia, that conducted on November 2021. There are two given questionnaires, State-Trait Anxiety Inventory that consisted of two part and 40 questions in total to assess anxiety, and Temporomandibular Disorder Diagnostic Index that consisted of 8 questions tao assess temporomandibular disorder. Result: The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of temporomandibular disorder based on anxiety, either A-State or A-Trait. The kendall correlation test showed that temporomandibular disorder, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of anxiety, either A-State or A-Trait, based on gender. The kendall correlation test also showed that gender, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. However, the continuity correction test showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of temporomandibular disorder based on gender. The chi-square test also showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of anxiety, either A-State and A-Trait, and temporomandibular disorder based on socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin). Conclusion: There was an association between anxiety, either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder, as well as gender and anxiety, either A-State or A-Trait, in college students. However, no association was found between gender and temporomandibular disorder, as well as socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin) with anxiety,either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder in college students.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Angelin
Abstrak :
Latar Belakang Gangguan kecemasan lebih banyak terjadi pada saat seseorang memasuki fase dewasa muda. Kecemasan merupakan salah satu faktor risiko dalam perilaku bunuh diri di dunia dan penyebab kematian kedua yang terjadi di kalangan mahasiswa atau dewasa muda. Saat ini, perkembangan AI dalam bentuk aplikasi berbasis machine learning telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Akan tetapi, penggunaan aplikasi berbasis machine learning di dunia medis, khususnya dalam mendeteksi dini gangguan kecemasan di Indonesia masih terbatas. Metode Studi ini menggunakan desain studi cross-sectional, dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data terkait gejala kecemasan akan diambil dari hasil pengisian kuesioner STAI, sedangkan perseverasi akan dihitung melalui hasil transkrip perekaman suara pada aplikasi “StethoSoul”. Karakteristik studi akan ditampilkan dalam bentuk data deskriptif. Analisis statistik menggunakan uji alternatif Mann-Whitney, dengan hasil yang dianggap signifikan adalah p<0,05. Hasil Dalam penelitian ini terdapat total sebanyak data dari 121 mahasiswa yang memadai untuk dianalisis. Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada komponen SAI (p=0.007), sedangkan pada komponen TAI, tidak ditunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0.480) antara perseverasi dengan kelompok gejala kecemasan. Kesimpulan Hipotesis nol penelitian ini ditolak karena pada kedua komponen ditemukan adanya perbedaan perseverasi antara kelompok dengan gejala kecemasan sedang dan gejala kecemasan berat. ......Introduction Anxiety disorders are becoming increasingly prevalent throughout the adolescent years. It is also a major risk factor for suicide behavior and the second leading cause of death among university students and adolescents. AI is now being used in a variety of fields as a machine learning-based application. However, its use in medicine, particularly for the early detection of anxiety disorders, is yet unknown in Indonesia. Method Purposive sampling was used in this cross-sectional study. Data regarding anxiety symptoms are obtained from STAI questionnaire, while perseveration was count from the recording transcript in the “StethoSoul” applicaiton. Study characteristics were shown as a descriptive data. Mann-Whitney test was applied in this study, with the findings considered significant if p<0,05. Results A total of 121 samples are eligible for analysis. Statistical analysis revealed a significant difference between perseveration and anxiety symptoms on the SAI component (p=0.007) but no significant difference on the TAI component (p=0.480). Conclusion The null hypothesis was rejected because there is difference between perseveration in moderate anxiety symptoms and high anxiety symptoms group.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library