Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Astuti
Abstrak :
ABSTRAK
Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian. Rematri merupakan kelompok rentan. Selain kondisinya sedang dalam masa pertumbuhan juga risiko dari menstruasi yang dialaminya. Padahal rematri adalah calon ibu sehingga upaya dini intervensi gizi harus dilakukan. Program suplementasi TTD dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia serta meningkatkan status besi rematri meskipun tidak selalu berhasil karena berbagai faktor. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan dukungan guru sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan perubahan kadar Hb rematri penerima program. Penelitian ini dilakukan dengan design crossectional di 2 SMP penerima program di Kota Bekasi dengan sampel 175 rematri. Data perubahan kadar Hb diperoleh dari selisih pengukuran Hb sebelum dan setelah suplementasi TTD berjalan 10 minggu yang merupakan data sekunder (telah lolos etik). Data lainnya yaitu data dukungan sekolah, karakteristik rematri, pola konsumsi dan karakteristik Ibu diperoleh melalui wawancara pengisian kuisioner. Hasil penelitian mendapatkan bahwa suplementasi TTD efektif meningkatkan kadar Hb rematri (p= 0,005). Analisa regresi linear ganda mendapatkan hasil bahwa dukungan guru merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan perubahan kadar Hb. Hal ini membuktikan bahwa penuntasan intervensi gizi spesifik memerlukan upaya sensitif dari sektor non kesehatan. Sehingga disarankan meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan program kesehatan khususnya program suplementasi TTD berbasis sekolah.
ABSTRACT
Anemia remains public health issue that needs attention. Adolescent girls are the vulnerable group. Besides in their growth period condition, also the risk of their menstruation. Though adolescent girls are mother candidates, early efforts of nutritional intervention should be implemented. Iron supplementation program is done to prevent and cope with anemia and increase iron status of adolescent girls, although not always work due to various factors. The objective of this study was to prove teacher support as the dominant factor associated with hemoglobin level changes of adolescent girls in this program. This research was conducted with cross-sectional design in two junior high schools beneficiaries program in Bekasi City with 175 adolescent girls subject. The changes of hemoglobin data was obtained from the difference of hemoglobin level before and after measurement by giving iron supplementation for 10 weeks, which were secondary data (ethics approved). Other data such as school support, characteristics of adolescent girls, consumption patterns and characteristics of mothers were obtained through interviewing based on questionnaire. The results of the study was Iron supplementation effectively increased hemoglobin levels of adolescent girls (p = 0.005). Multiple linear regression analysis found that teacher support was the dominant factor associated with changes in hemoglobin levels. This proves that completion of specific nutritional interventions requires sensitive efforts from the non-health sector. It is suggested to increase cross-sector collaboration in health program implementation especially school-based Iron supplementation program.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Puji Lestari
Abstrak :

Latar Belakang Pabrik X, sebuah pabrik tekstil dimana sebagian besar karyawannya adalah perempuan, dalam operasional kerjanya mengharuskan mereka untuk menjalani sistem kerja gilir. Adanya perubahan pada pola makan, serta perubahan pada profil metabolik pekerja gilir, meningkatkan risiko terjadinya anemia gizi, sehingga diperlukan rekomendasi gizi tambahan bagi populasi ini. Pendekatan Linear Programming (LP) merumuskan Pedoman Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal (PGS-PL) menggunakan konteks makanan lokal (mempertimbangkan budaya dan harga) yang disesuaikan dengan pola makan dan mengoptimalkan kandungan nutrisi spesifik sesuai permasalahan gizi pada populasi tertentu. Sehingga rekomendasi PGS-PL yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai kebijakan bagi pemerintah dan industri manufaktur yang mempekerjakan pekerja perempuan dengan kerja gilir. Sejauh ini pendekatan LP belum pernah diterapkan pada populasi pekerja.

Obyektif Untuk merumuskan PGS-PL dan menilai efektifitasnya dalam meningkatkan kadar Hb pekerja perempuan dengan kerja gilir..

Metode Penelitian ini dilakukan melalui dua fase. Fase pertama merupakan penelitian deskriptif analitik cross sectional untuk menyusun PGS-PL yang optimal dari 106 orang pekerja perempuan dengan kerja gilir. Data diet diperoleh dari data penimbangan makanan (weighed food) yang diberikan perusahaan pada shift malam, dikombinasi dengan 24 hours food recall serta 5dFFQ (5-days food-frequency questionnaire). Kadar Hb diperiksa dengan menggunakan HemoCue. Analisis LP menggunakan sistem Optifood. Fase kedua adalah penelitian eksperimental two group pretest and postest experiment design dengan 51 orang kelompok kontrol dan 49 orang kelompok intervensi. Intervensi PGS-PL dilakukan selama 24 minggu.

Hasil Hasil analisis Optifood menunjukkan bahwa yang merupakan permasalahan gizi adalah zat besi (Fe) dan kalsium. PGS-PL menghasilkan rekomendasi berupa pesan mingguan dan menu makanan pabrik yang digunakan untuk mengisi nutrient gap yang ada. Dengan intervensi PGS-PL responden yang mengalami kenaikan kadar Hb sebanyak 63.3% dengan peningkatan rerata Hb sebesar 0,6 mg/dL (p=0,000).

Kesimpulan Intervensi PGS-PL efektif dalam meningkatkan kadar Hb.

 

Kata Kunci : Formula makanan, Hemoglobin, linear programming, manufaktur, pekerja

 


Background Factory X, a textile factory where most of its employees are women, in their operational requires these female workers to undergo a shift work. Changes in diet, as well as changes in the metabolic profile of shift workers, increase the risk of nutritional anemia. In order to meet adequate nutrition, a nutrient based recommendation is necessary. The Linear Programming (LP) approach formulates Food Based Recommendation (FBR) to meet nutrient requirements given local food availability, food patterns, food portions, and cost based on problem nutrients in certain populations. LP approach has never been applied to the working population. A set of FBR produced is valuable for nutrition promotion, as well as nutrition program planning and advocacy.

Objectives To formulate a set of FBR and assess its effectiveness in increasing Hb levels.

Methods The first phase of this research was cross-sectional study to develop an optimal FBR of 106 female shift workers. Dietary data obtained from 1-day weighed diet record combined with repeated 24-hour recall and 5-day food intake tally. LP analysis was performed using Optifood software. Hb levels were examined using HemoCue. The second phase was an intervention study which was carried out for 16 weeks.

Results Iron and calcium were the problem nutrients. FBR produced recommendations in the form of weekly messages and factory food menu to fill the existing nutrient gap. With FBR intervention, 63.3% respondents experienced an increase in Hb levels with an increase in mean Hb of 0.6 mg/dL (p = 0,000).

Conclusions FBR intervention is effective in increasing Hb levels.

 

Keywords Food formula, Hemoglobin, linear programming, manufacture, workers

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Izmi Arisa Putri
Abstrak :
Anemia salah satu masalah kesehatan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui analisis faktor risiko terhadap kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi pada tahun 2022. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan cross sectional dengan sampel 90 ibu hamil. Pengambilan sampel menggunakan tehnik aksidental dengan kriteria inklusi yaitu ibu hamil yang melakukan pemeriksaan hamil ke Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dalam waktu bulan mei-juni 2022 dan bersedia menjadi responden penelitian. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner, FFQ, data LILA dan kadar HB ibu hamil diambil dari data laboratorium puskesmas Analisis data yaitu analisis univariat, dan analisis bivariat berupa uji kai kuadrat.Hasil penelitian diketahui bahwa prevalensi kejadian anemia ibu hamil di wilayah kerjaPuskesmas Putri Ayu Kota Jambi sebesar 41,1%. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan anemia ibu hamil artinya ibu yang berusia <20 tahun dan >35 tahun beresiko mengalami anemia 4 kali dibandingkan dengan ibu yang hamil berusia 20-35 tahun. Perlu dilakukan penyuluhan pemberian edukasi kepada calon ibu hamil yang berkunjung saat melakukan suntik calon pengantin untuk dapat merencanakan kehamilan sebaiknya di usia 20–35 tahun sehingga mengurangi resiko anemia saat hamil agar upaya pencegahan dan penanggulangan untuk mencegah kejadian anemia pada ibu hamil dapat dicegah. ......Anemia is a health problem that can affect the health of mothers and children. The purpose of this study was to determine the analysis of risk factors for the incidence of anemia in pregnant women at the Putri Ayu Health Center, Jambi City in 2022. The design of this study was a quantitative study using a cross sectional sample of 90 pregnant women. Sampling used accidental technique with inclusion criteria, namely pregnant women who did a pregnancy check at the Putri Ayu Health Center in Jambi City in May-June 2022 and were willing to be research respondents. Collecting data by interview using questionnaires, FFQ, LILA data and HB levels of pregnant women. Data analysis was univariate analysis, and bivariate analysis in the form of chi-square. The results showed that the prevalence of anemia in pregnant women in the Putri Ayu Health Center working area, Jambi City was 41.1%. There is a significant relationship between maternal age and anemia in pregnant women means mothers aged < 20 years and > 35 years are at risk of anemia 4 times compared to pregnant women aged 20-35 years. It is necessary to provide counseling to provide education to prospective pregnant women who visit when injecting prospective brides to be able to plan pregnancy preferably at the age of 20-35 years so as to reduce the risk of anemia during pregnancy so that prevention and control efforts to prevent the incidence of anemia in pregnant women can be prevented.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Saida
Abstrak :
Anemia adalah salah satu masalah gizi yang masi banyak terjadi di Indonesia. Anemia memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan, konsentrasi, kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemampuan kognitif anak yang diperoleh dari proses belajar mempengaruhi prestasi belajar. Tujuan belajar adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan anemia dengan kemampuan kognitif pada anak usia sekolah. Desain penelitian ini cross-sectional menggunakan data sekunder IFLS 5 yang dilakukan pada bulan Juni-Desember 2020. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi anak usia sekolah. Uji yang digunakan adalah kai kuadrat dan regresi logistik model faktor risiko. Anak usia sekolah yang anemia sebesar 25,6% dan diestimasikan ada sekitar 41,7% dari mereka yang menderita defisiensi zat besi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signitifkan antara anemia (p=0,043;OR=1,6), usia (p=0,007), pendidikan ibu (p=0,002;OR=1,96), frekuensi makan telur (p=0,022) dan status sekolah (p=0,009;OR=2) dengan kemampuan kognitif. Hasil analisis multivariat tidak ditemukan adanya variabel interaksi antara anemia dan variabel konfonding lainya. Anak yang tidak anemia berkemungkinan memiliki kemampuan kognitif 1,6 kali lebih baik setelah dikontrol variabel status sekolah. Disarankan kepada sekolah untuk memilih satu perwakilan per kelas yang bertugas mengingatkan untuk mengonsumsi tablet tambah darah mengingat besarnya pengaruh teman sebaya pada anak usia sekolah. ......Anemia is one of the most common nutritional problems in Indonesia. Anemia has negative impact on health, concentration, cognitifve ability dan academic achievemnt. Children cognitive abilities is obtained from learning process and effects the academic achievement. The purpose of this study was to determine the association between anemia and cognitive abilities in school aged children. This is a cross-sectional study using a secondary data from IFLS 5 and was conducted from June-December 2020. The sample of this study was all school aged schildren in Indonesia. This study used chi square test and logistic regression of risk factor. Among the children 25,6% was anemia and estimated about 41,7% suffer iron deficiency. Bivariate analysis showed that there was a significant relation between anemia (p=0,043;OR1,6), age (p = 0.007), mother's education (p = 0.002; OR = 1.96), frequency of eating eggs (p = 0.022) and school status (p = 0.009;OR=2) with cognitive abilities. There were no interaction variable to anemia and other confounding variabel. Children who are not anemic has 1,6 chance to have better cognitive ability after adjusting school status. Suggested to school to choose one representative per class to remind his/her friends to consume iron supplemen knowing that friends have big influence in children
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Ciptaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Anemia merupakan masalah kesehatan yang utama di kalangan remaja putri meskipun berbagai program pencegahan anemia telah dijalankan. Salah satu program yang telah dilaksanakan yaitu edukasi tentang anemia menggunakan media cetak. Perlu adanya bukti ilmiah yang membuktikan bahwa aplikasi android merupakan sarana efektif yang dapat membantu pencegahan anemia dengan meningkatkan konsumsi makanan dan zat gizi pada remaja putri. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplorasi, pengembangan (pendekatan prototyping) dan open label non-randomized trial. Lokasi penelitian bertempat di  enam SMP Muhammadiyah Depok. Penelitian ini dilakukan dari Oktober 2015 hingga Juni 2016 dengan tahapan formatif melalui pendekatan kualitatif, pengembangan material, pengukuran pra intervensi, implementasi selama lima bulan, pengukuran paska intervensi serta follow-up selama satu bulan. Besar sampel remaja putri kelompok intervensi pada studi diperoleh dari perhitungan dengan estimasi rata-rata beda dua kelompok yaitu 228 orang pada kelompok aplikasi android dan 250 orang pada kelompok modul cetak serta dilakukan analisis statistik General Linear Model untuk melihat perbedaan efektivitas pada konsumsi makanan, zat gizi dan hemoglobin (Hb). Penelitian ini menunjukkan setelah pengukuran pra intervensi dikontrol, perbedaan yang signifikan pada konsumsi vitamin B12. Zat gizi lain dan Hb tidak signifikan secara statistik dikarenakan terdapat pengaruh dari variabel yang dikontrol yaitu environment constraint dan Hb pra intervensi. Selain itu tidak ada kenaikan yang signifikan pada niat sebagai faktor yang langsung berhubungan dengan perilaku. Studi ini menunjukkan kelompok remaja putri yang menggunakan aplikasi android lebih baik dalam determinan perilaku, konsumsi makanan serta zat gizi dan Hb karena mereka lebih banyak terlibat dalam implementasi intervensi serta lebih puas dalam menggunakan aplikasi dibandingkan kelompok modul cetak. Kesimpulannya aplikasi android dapat digunakan sebagai intervensi lebih lanjut. Aplikasi android dapat digunakan sebagai alat edukasi untuk mencegah anemia pada remaja perempuan. Efektivitas hasil studi ini dapat diujicobakan pada remaja putri dengan mengoptimalkan fitur sosial media sehingga lebih interaktif. 


Anemia is a significant public health problem in female adolescents although intervention program has been established until present. One of the intervention programs, education on anemia is delivered by paper-based module. A scientific evidence is needed to evaluate the effectiveness of android application to prevent anemia through improvement in food and nutrient intake among female adolescents. The design studies used in this research, i.e. exploration, development (prototyping approach) and open label non-randomized trial. The location of this study was at six Muhammadiyah junior high schools in Depok since October 2015 to June 2016 with the phases of formative, pre-intervention, implementation for five months, post-intervention and follow-up for one month. Sample size calculation in this study was based on estimation means difference between two groups (228 subjects in android application group & 250 subjects in paper-based module group) with statistical analysis using General Linear model to evaluate the effectiveness of android application versus paper-based module on food & nutrient consumption and hemoglobin (Hb). This study showed that after controlling pre-intervention factors, there was significant different on the change in vitamin B12 intake. Other nutrients and Hb level between android application group and paper-based module group were not statistically different because of the influence factors from controlling factors, i.e. environment constraint & pre-intervention Hb. In addition to that, there was no statistically different in intention change after post-intervention and follow-up. This study revealed that adolescents using android application was better in determinant of behaviors, food & nutrient intake and Hb because they were more engaged in implementation intervention and more satisfied in experiencing the intervention. While paper-based module seemed to experience lower satisfaction. This can be interpreted that android application can be used for further intervention. Android application can be used as an education tool to prevent anemia among female adolescents. This effectiveness should optimize social media feature that female adolescents can have more interactive experience.

 

Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabitha Putriajeng Nuraisya
Abstrak :
Anemia merupakan masalah kesehatan global yang dapat menyerang semua kalangan. Prevalensi anemia secara global adalah sebesar 24,8%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kadar polutan dalam darah dengan kejadian anemia pada warga DAS Citarum, Jawa Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari penelitian INDOHUN yang diambil pada tahun 2018. Hubungan polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan nilai kemaknaan α 0,05 dan interval kepercayaan 95%. Dari 162 subyek yang didapat, ditemukan 16,7% (n=27) menderita anemia dan 17,3% (n=28) terdeteksi logam berat (Hg/Pb/Cd/Cr) dalam tubuh. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan signifikan (P=1,000) antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr dengan anemia. Hingga saat ini, belum ada studi yang secara spesifik melihat hubungan antara polutan Hg, Pb, Cd, dan Cr di air dengan risiko anemia. ......Anemia is a global health problem that can affect all population. The global prevalence of anemia is 24,8%. Diagnosis of anemia is confirmed by the measurement of hemoglobin concentration. According to the WHO, the hemoglobin cutoff assigned for the diagnosis of anemia was <13 g/dL for men and <11.6 g/dL for women. This study aims to determine the relationship between levels of pollutants in the blood and the incidence of anemia in residents near the Citarum River, West Java. This is a cross sectional study that uses secondary data from INDOHUN’s main research taken in 2018. The relationship between pollutants and anemia is measured by doing chi-square test with α equal to 0,05 and 95% confidence interval. Out of 162 subjects obtained, 16,7% (n=27) was detected to have anemia and 17,3% (n=28) was detected to have heavy metal (Hg/Pb/Cd/Cr) in their body. The results of this study showed that there was no significant relationship (P=1,000) of the Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants with anemia. To date, no study has specifically looked at the relationship between Hg, Pb, Cd, and Cr pollutants in water and the risk of anemia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelita Gladys Novia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik balita dan faktor maternal yang berkaitan dengan kejadian anemia pada anak 12-59 bulan di Indonesia tahun 2018. Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan memanfaatkan data sekunder Riskesdas 2018. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2021. Populasi penelitian ini adalah anak usia 12-59 bulan di Indonesia. Total sampel yang didapatkan adalah 1662 sampel, tetapi yang termasuk ke dalam kriteria penelitian sebanyak 1592 sampel. Variabel yang diteliti meliputi jenis kelamin, usia balita, riwayat lahir, berat badan lahir, status gizi balita (BB/U, TB/U, dan BB/TB), riwayat penyakit malaria, ASI eksklusif, durasi pemberian ASI, MP-ASI dini, pendidikan ibu, usia ibu, konsumsi TTD ibu selama kehamilan, dan paritas ibu. Analisis bivariat dari penelitian ini menggunakan uji chi-square. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa prevalensi kejadian anemia pada anak 12-59 bulan di Indonesia sebesar 37,8%. Uji statistik yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara usia balita dibawah 2 tahun (p<0,001), status gizi berdasarkan BB/U (p=0,007) dan TB/U (p<0,001), ASI eksklusif (p<0,001), durasi pemberian ASI (p<0,001), MP-ASI dini (p<0,001), dan pendidikan ibu (p=0,012) dengan kejadian anaemia pada anak 12-59 bulan di Indonesia. Disarankan melakukan kerjasama lintas sektor untuk membuat dan melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan anemia yang berfokus pada populasi balita. ......This study aims to determine the characteristics of toddlers and maternal factors related to the incidence of anemia in children 12-59 months in Indonesia in 2018. A cross-sectional study was conducted by utilizing secondary data from basic health research 2018 in May-July 2021. The population of this study was children aged 12-59 months in Indonesia. The total sample obtained was 1662 samples, but only 1592 samples were included in the analysis. The variables studied are gender, age, birth history, birth weight, nutritional status, history of malaria, exclusive breastfeeding, duration of breastfeeding, early complementary feeding, maternal education, maternal age, iron tablets consumption during pregnancy, and parity. The bivariate analysis was conducted using the chi-square test. This study found that the prevalence of anemia in children 12-59 months in Indonesia was 37.8%. Statistical tests conducted showed a relationship between children under 2 years old (p<0.001), nutritional status WAZ (p=0.007) and HAZ (p<0.001), exclusive breastfeeding (p<0.001), duration of breastfeeding (p<0.001), early complementary feeding (p<0.001), and maternal education (p=0.012) with the incidence of anemia in children 12-59 months in Indonesia. It is recommended to conduct cross-sectoral collaboration to create and implement anemia prevention and control programs that focus on toddlers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlena Hayati
Abstrak :
Menurut WHO 2008, Indonesia termasuk negara dengan prevalensianemia katagori berat ge;40 , Riskesdes 2013 menyebutkan prevalensi anemiamaternal sebesar 37,1 . Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu 30.3 dan anemia maternal merupakan faktor risiko utama perdarahan. 51,5 kematian maternal disebakan oleh anemia maternal sebagai penyebab kematiantidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan anemia maternal dan penyebabnya di RSUD AM ParikesitTenggarong Tahun 2017. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatifdan kualitatif. Rancangan kuantitatif menggunakan metode deskriptif analitikdengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 214 ibu hamil.Sedangkan rancangan kualitatif menggunakan RAP, analisis data menggunakancontent analisis dengan jumlah informan 37 orang. Hasil penelitian menunjukkanada hubungan yang bermakna antara status gizi RP=1,7; 95 CI: 1,1-2,6 dengananemia maternal setelah di kontrol kepemilikan rumah, riwayat pertolonganpersalinan, jarak kehamilan dan paritas. Tidak rumah sendiri RP=1,5; CI: 1,0-2,2 berisiko anemia. Riwayat pertolongan persalinan sebelumnnya bidan RP=0,6; 95 CI: 0,4-0,9 berisiko lebih rendah untuk anemia maternal. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan konsumsi heme nabati adalah konsumsi proteinterbanyak pada ibu anemia selain rendahnya kepatuhan ibu hamil dalammengkonsumsi tablet Fe dan pemahaman yang salah tentang penyebab anemiamaternal pada kelompok ibu hamil. Hal yang sebaliknya ditemukan padakelompok ibu hamil yang tidak anemia maternal, konsumsi heme hewani adalahkonsumsi harian informan, hampir seluruhnya patuh dalam mengkonsumsi tabletFe dan menyebutkan kurang asupan makanan bergizi sebagai penyebab terbanyakkurang darah pada ibu hamil. Perlu kebijakan skrening anemia pada remaja dantablet Fe prakehamilan pada calon pengantin yang anemia termasuk penanganangizi lintas program dan lintas sektoral.Kata Kunci: Anemia Maternal, Status Gizi, Ibu Hamil.
According to WHO 2008 , Indonesia is a country with a severe category anemia prevalence ge 40 , Riskesdes data 2013 found 37,1 prevalence of maternal anemia. Bleeding is a major cause of maternal death 30.3 and maternal anemiais a major risk factor for bleeding. 51.5 of maternal deaths are caused bymaternal anemia as the cause of indirect death. This study aims to determine thefactors related to maternal anemia and its causes in RSUD AM ParikesitTenggarong Year 2017. The research used quantitative and qualitative researchmethods. Quantitative design uses descriptive analytic method with crosssectional study design with 214 samples of pregnant women. While the qualitativedesign using RAP, analysis method used content analysis with number ofinforman 37 people. The results showed that there was a significant correlationbetween nutritional status RP 1.7, 95 CI 1,1 2,6 with maternal anemia aftercontrolled home ownership, history of delivery assistance, distance of pregnancyand parity. Not having a home RP 1.5 CI 1.0 2.2 is more at risk of anemia.History of delivery assistance midwives RP 0.6, 95 CI 0.4 0.9 lower riskfor maternal anemia. The result of qualitative research shows that vegetable hemeconsumption is the most protein consumption in the mother of anemia besides thelow compliance of pregnant mother in consuming Fe tablet and the wrongunderstanding about maternal anemia cause in pregnant women group. Theopposite is found in the group of pregnant women who are not maternal anemias,animal heme consumption is the daily consumption of informants, almost entirelyobedient in consuming Fe tablets and mention less intake of nutritious foods asthe most cause of less blood in pregnant women. Anemia screening policy isrequired on adolescents and Fe tablets for fre conception in bridal candidatesincluding cross program and cross sectoral nutritional care.Key words Maternal Anemia, Nutrional Status, Pregnant Women.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library