Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoan Sara Mose
"Latar Belakang: Status hidrasi adalah keadaan yang menggambarkan kondisi keseimbangan cairan tubuh. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status hidrasi seorang pekerja, seperti lama kerja, jenis pekerjaan, durasi kerja, jenis dan jumlsh asupan cairan, serta faktor individu seperti, usia, jenis kelamin, status gizi, penyakit yang diserita dan obat-obatan yang diminum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum alkohol dan faktor pekerjaan lainnya dengan status hidrasi pada pekerja yang terpajan suhu tinggi di industri pengolahan ikan kayu.
Metode: Desain penelitian ini adalah observasional analitik denga pendekatan cross-sectional, menggunakan data pemeriksaan pekerja dan lingkungan PT. CM tahun 2023. Jumlah sampel sebanyak 60 orang. Variabel bebas adalah kebiasaan minum alkohol dan faktor pekerjaan (jenis, pekerjaan, masa kerja, durasi kerja). Variabel terikat adalah status hidrasi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Analisa multivariat dengan menggunakan Uji Regresi Logistik.  
Latar Belakang: Status hidrasi adalah keadaan yang menggambarkan kondisi keseimbangan cairan tubuh. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi status hidrasi seorang pekerja, seperti lama kerja, jenis pekerjaan, durasi kerja, jenis dan jumlsh asupan cairan, serta faktor individu seperti, usia, jenis kelamin, status gizi, penyakit yang diserita dan obat-obatan yang diminum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan minum alkohol dan faktor pekerjaan lainnya dengan status hidrasi pada pekerja yang terpajan suhu tinggi di industri pengolahan ikan kayu. Metode: Desain penelitian ini adalah observasional analitik denga pendekatan cross-sectional, menggunakan data pemeriksaan pekerja dan lingkungan PT. CM tahun 2023. Jumlah sampel sebanyak 60 orang. Variabel bebas adalah kebiasaan minum alkohol dan faktor pekerjaan (jenis, pekerjaan, masa kerja, durasi kerja). Variabel terikat adalah status hidrasi. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Analisa multivariat dengan menggunakan Uji Regresi Logistik. Hasil: Berdasarkan hasil analisa 60 orang pekerja di bagian produksi pengolahan ikan kayu, 85% (51 orang) memiliki status hidrasi buruk (dehidrasi ringan 45%, dehidrasi sedang 30%, dan dehidrasi berat 10%). Sebanyak 61% (16 orang) pekerja yang mengonsumsi alkohol memiliki status hidrasi buruk setelah bekerja. Hasil uji chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara kebiasaan minum alkohol p=0.007), masa kerja (p=0.001), jenis pekerjaan/area tempat kerja (p=0.001), durasi kerja (p=0.001), jenis kelamin (p=0.023), dan aktivitas fisik (p=0.001) dengan status hidrasi pekerja. Hasil uji regresi logistik didapatkan kebiasaan minum alkohol [p=0.044 (αOR=6.132(1.048-35.874)], dan jenis pekerjaan/bekerja pada area yang terpajan suhu tinggi [p=0.000 (αOR=104.28(10.367-1049.104)] memiliki peluang yang besar menyebabkan dehidrasi. Kesimpulan: Kebiasaan minum alkohol, masa kerja, jenis/area tempat kerja serta durasi/lama kerja) memiliki hubungan yang signifikan dengan status hidrasi pekerja.Dimana kebiasaan minum alkohol dan masa kerja tiga kali (3 kali) lebih berisiko mengalami gangguan status hidrasi/status hidrasi buruk (dehidrasi ringan – berat) yang ditandai dengan peningkatan berat jenis (BJ) urin pekerja.

Background: Hydration status is a condition that describes the condition of body fluid balance. Many factors can influence a worker's hydration status, such as length of work, type of work, duration of work, type and amount of fluid intake, and individual factors such as age, gender, nutritional status, illnesses suffered, and medications taken. This study aims to determine the relationship between alkohol drinking habits and other work factors and the hydration status of workers exposed to high temperatures in the smoked-dried fish processing industry. Method: The design of this research is analytical observational with a cross-sectional approach, using Medical check-up data of workers and the environment PT. CM in 2023. The total sample is 60 people. The independent variables are alkohol drinking habits and work factors (type, job, length of work, duration of work). The dependent variable is hydration status. Bivariate analysis uses the Chi-square test. And multivariate analysis uses Regresion Logistic Test. Results: Based on the analysis of 60 workers in the smoked-dried fish processing production section, 85% (51 people) had poor hydration status (45% mild dehydration, 30% moderate dehydration, and 10% severe dehydration). As many as 61% (16 people) of workers who consumed alkohol had poor hydration status after work. There was a significant relationship between alkohol drinking habits [p=0.007, RR(95% CI = 2.6(1.3-5.2)], working years [p=0.001, RR(95% CI=3.2(1.6-6.3)], type of work/workplace area (p=0.001, RR(IK95%) =23.00(3.3-1959.58)], duration of work (p=0.001, RR(IK95%) =34.00(6.45-178.73)], gender [p=0.023, RR(IK95%) = 2.36(1.02-5.45)], and physical activity [p=0.001, RR(IK95%) = 24.00(5.97-96.42)] with worker’s hydration status. The results of the logistic regression test show that workers who work in hot areas with a high temperature of workplace environment [p=0.000 (αOR=104.28(10.367-1049.104)], and had a habit of drinking alkohol [p=0.044 (αOR=6.132(1.048-35.874)] predictable have higher probability of experiencing poor hydration status.
Conclusion: Alkohol drinking habits, work period, type/area of the workplace, and duration/length of work) have a significant relationship with workers' hydration status. Where the habit of drinking alkohol and working period is three times (3 times) more at risk of experiencing impaired hydration status (poor hydration status).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Sintha Fransiske
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kegemukan, tekanan/stress dan faktor lainnya dengan subfertilitas wanita di RSPAD Gatot Soebroto tahun 2012. Desain penelitian adalah case control yang dilakukan dengan cara purposif sampling pada 86 responden. Penelitian dilakukan April sampai Mei 2012. Data yang dikumpulkan adalah data status subfertilitas, riwayat alkohol, Diabetes Melitus, tekanan/stress, keterpaparan bahan kimia/polutan, aktivitas fisik, pengukuran antropometri, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kegemukan dan tekanan/stress dengan subfertilitas wanita (nilai p < 0,05).
Penelitian ini menyarankan untuk melakukan penurunan berat badan dibarengi aktivitas fisik, rekreasi untuk menenangkan pikiran dan memakan makanan yang bergizi seimbang.

ABSTRAK
This study aims to detect The Relationship Between Overweight, Stress and Another Factor?s with Female?s Subfertility at RSPAD Gatot Soebroto 2012. This study?s design was case control with purposive sampling to 86 respondent. This study was held in April until May 2012. Data that has been collected were subfertility status, alcohol consumption history, diabetic, stress, chemicals/pollutan exposure, physical activity, anthropometric and quetionnare. This study?s result indicate that overweight and stress can increase female subfertility (pvalue < 0,05).
This study suggest to reduce weight with physical activity, have a recreation to relaxe mind and eat balancing nutrient food."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sry Ayu Nashria
"Konsumsi alkohol berlebih yang menyebabkan mabuk dapat merugikan kesehatan dan mengarah pada kematian. Beberapa penelitian menunjukkan perspektif waktu Past-Negative, Present-Fatalistic, dan Future berpengaruh pada konsumsi alkohol, namun hasil yang kontradiktif masih ditemukan. Teori Transactional Model of Stress and Coping menjelaskan bahwa influencing factors berperan pada proses cognitive appraisal yang digunakan dalam menilai sebuah keadaan dan membuat keputusan mengenai pemilihan strategi coping. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengajukan hipotesis bahwa hubungan antara perspektif waktu dan tingkat konsumsi alkohol dimediasi oleh perceived stress. Sebanyak 307 partisipan berusia 18-22 tahun dan mengonsumsi alkohol terlibat dalam penelitian ini.
Berdasarkan analisis mediasi, hasil menunjukkan bahwa perceived stress tidak berperan sebagai mediator pada hubungan antara perspektif waktu Past-Negative dan Present-Fatalistic dengan konsumsi alkohol, namun berperan sebagai mediator pada hubungan antara perspektif waktu Future dengan konsumsi alkohol. Hal ini berarti tingkat konsumsi alkohol pada perspektif waktu Past-Negative dan Present-Fatalistic lebih disebabkan oleh perspektif waktu yang dimiliki, sedangkan pada karakteristik future konsumsi alkohol berlebih akan terjadi bila individu mengalami stres.

Being drunk after consuming a lot of alcohol may harm peoples health and even deaths. Several studies show that Past-Negative, Present-Fatalistic, and Future time perspectives are influencing alcohol consumption, but contradictory results are found. Transactional Model of Stress and Coping explains that cognitive process that being influenced by personal factors responsible for peoples choice of coping strategy. Based ont the theory, it is hypothesized that the relationship between time perspectives and alcohol consumption were mediated by perceived stress. As much as 307 participants age of 18-22 years old and consuming alcohol involved.
Based on mediation analysis, it shows that perceived stress is not a mediator in the relationship between Past-Negative and Present-Fatalistic with alcohol consumption, however perceived stress is a mediator in the relationship between Future and alcohol consumption. In summary, alcohol consumption int Past-Negative and Presnt-Fatalistic are caused by the domination in these time perspectives, meanwhile for Future, the alcohol consumption more likely to happen when the person experienced stress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library