Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helga Rosianna S.
Abstrak :
Sistem proteksi kebakaran, sarana penyelamatan jiwa dan program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana tersebut merupakan bagian dari sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang harus terdapat pada gedung bertingkat khususnya gedung yang merupakan sarana pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan sarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang ada di gedung puskesmas kecamatan Y dan Z terhadap standar. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis yang dilakukan adalah analisis perbandingan dengan standar Keputusn Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10 tahun 2000, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 26 tahun 2008 dan NFPA 10, 13,14, 25,72 dan 101. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 elemen sistem proteksi aktif, 8 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Y tidak sesuai dengan standar. 13 elemen sistem proteksi aktif, 11 elemen sarana penyelamatan jiwa dan 7 elemen program pemeriksaan dan pemeliharaan sarana pencegahan dan penangggulangan kebakaran di puskesmas kecamatan Z juga tidak sesuai dengan standar. ......Fire protection system, means of ecsape and inspection and maintenance program of that means is part of means of prevention and control of fire in building especially in health center building. The purpose of this research is to know the compliance of prevention and control of fire at Puskesmas Kecamatan Y and Z building in 2013 to Indonesian and International standard. Design of this research is observational with cross sectional approach and doing comparison analysis with. Kepmen PU No.10/KPTS/2000, Permen Pu No.28/RTP/2008 and NFPA 10,13,14,25,72 and 101 standard. The result of this research showed that 19 element of fire protection system, 8 element of means of rescue and 37 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Y does not according to the standard. 13 element of fire protection system, 11element of means of rescue and 7 element of inspection and maintanance program in Puskesmas Kecamatan Z does not according to the standard too.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzikry Aulia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya penalti biaya untuk kecelakaan kerja di proyek konstruksi dan juga bagaimana sistem penalti biaya tersebut diterapkan di Indonesia. Dalam peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia, yang mencantumkan sanksi kepada perlindungan keselamatan pekerjanya hanya terdapat pada UU No. 1 tahun 1970 di pasal 15 berupa denda senilai Rp 100.000,- dan UU No. 13 tahun 2003 di pasal 86 dan 87 untuk kewajiban perlindungan pekerjanya dan sanksinya terdapat di pasal 190 hanya berupa sanksi administratif. Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif dengan kuesioner wawancara mendalam yang dilakukan kepada pakarpakar K3. Sistem penalti biaya mencakup pemberian penalti berupa biaya dari pemerintah kepada perusahaan kontraktor yang dalam proyek pekerjaannya terdapat kasus kecelakaan berupa kecelakaan berat tanpa kematian dan kecelakaan berupa kematian. Besarnya penalti untuk kecelakaan berat tanpa kematian adalah Rp 100-250 Juta dan besarnya penalti untuk kecelakaan berupa kematian adalah Rp 250-500 Juta. Penerapan sistem penalti biaya merujuk kepada sistem penalti yang sudah diterapkan di negara Amerika, Inggris, Kanada, Australia, dan Singapura. Penerapan sistem penalti biaya tersebut meliputi dilaksanakannya sistem reward dan punishment, melakukan penambahan tenaga pengawas di lokasi proyek, mekanisme pelaporan kecelakaan dan klaim korban kecelakaan, dan pembentukan lembaga independen dalam pemberian penalti biaya ke pemerintah. ......This study aimed to obtain the amount of penalty charges for occupational injuries in construction projects and also how the cost penalty system applied in Indonesia. In the legislation of the Republic of Indonesia, which includes sanctions against safety protection workers only found in Law. 1 in 1970 in Article 15, to a fine of Rp 100.000, - and the Law. 13 of 2003 in chapter 86 and 87 for the liability protection of workers and the sanctions contained in Article 190 only in the form of administrative sanction. This study uses qualitative analysis with questionnaires conducted in-depth interviews to experts K3. Penalty system costs include the cost of giving a penalty to the government contracting company in project work there is a serious accident accident cases with no deaths and accidents in the form of death. The amount of the penalty for severe accidents without death is USD 100-250 million and the amount of penalty to be death accident is USD 250-500 million. Application of the penalty system costs refer to the penalty system that has been implemented in the United states, Britain, Canada, Australia, and Singapore. Application of the penalty system costs include the implementation of reward and punishment system, conducted additional supervisory personnel at the project site, and accident reporting mechanisms accident victims' claims, and the establishment of independent agencies in awarding a penalty fee to the government.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jane Onyinyechukwu Obodo
Abstrak :
Pengendalian jarak jauh (teleremote operation), yang merupakan engineering control untuk mengurangi tingkat kecelakaan operator Autonomous LHD di PT F, seringkali mengalami productivity loss. Hal tersebut terjadi karena tingginya tingkat kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, sehingga total downtime hours pada alat tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan operational hours-nya. Penelitian ini memberikan gambaran analisis kecelakaan Autonomous LHD tambang bawah tanah G dari sudut pandang faktor manusia, yaitu dari sisi kegagalan aktif (active failures) dan kegagalan laten (latent failures), untuk mengetahui tindakan tidak aman serta faktor-faktor yang mendasari tingginya tingkat kecelakaan alat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegagalan laten (latent failures) lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan kegagalan aktif (active failures). Kesalahan berbasis keterampilan (skill-based errors) adalah faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan aktif (active failures), sedangkan faktor lingkungan, kepemimpinan, iklim organisasi, dan faktor luar menjadi faktor yang paling sering ditemukan pada kegagalan laten (latent failures). ......Teleremote operation, an engineering control to reduce the accident rate of Autonomous LHD operators at PT F, often experiences productivity loss. The situation occurs due to the high accident rate that results in equipment damage, causing the total downtime hours on the equipment is higher than the operational hours. This research provides an overview of the accident analysis of the G underground mine Autonomous LHD from the human factor perspective i.e., in terms of active failures and latent failures, to determine the unsafe acts and the underlying factors of the equipment's high accident rate. The method used in this research is based on the Human Factor Analysis and Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) with observation and interview techniques to collect data. The results show that latent failures are more frequent than active failures. Skill-based errors are the most frequently found factor in active failures, while environmental factors, inadequate leadership, organizational climate, and other factors are the most prevalent factors in latent failures.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Mayasari
Abstrak :
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) RS adalah suatu Panitia yang dibentuk untuk menjamin keamanan, kesehatan dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan pengunjung serta lingkungan rumah sakit. Di RS PMI Bogor terjadi kenaikan kecelakaan kerja pada karyawan pada tahun 2009 hingga 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi karyawan non medis RS PMI mengenai K3 RS pasca akreditasi 12 pelayanan dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sebanyak 100 self administered questionnaires disebarkan dan hanya 85 kuesioner lengkap yang kembali. Dalam penelitian ini persepsi karyawan non medis yang baik terhadap K3 RS sebanyak 48,2% dan persepsi karyawan non medis yang kurang baik terhadap K3 RS sebanyak 51,8%. Dari hasil uji chi square, variabel pengetahuan, pengalaman dan lingkungan kerja terkait K3 RS berhubungan dengan persepsi karyawan non medis terhadap K3 RS. Peneliti menyarankan diadakan pelatihan K3 RS untuk karyawan non medis agar lebih memahami mengenai K3 RS. Occupational Health and Safety (OHS) in hospital is a committee that formed to keep the security, health, and safety life patients, staffs and visitors and hospital environment. In PMI Bogor hospital, work accidents of employee in 2009 to 2011 are increased. The purpose of this study is to describe non medical staff perceptions regarding Occupational Health and Safety (OHS) in PMI Bogor hospital Post Accreditation 12 Service and related factors. This research is descriptive by using cross-sectional design. Total of 100 self-administered questionnaires distributed and only 85 complete questionnaires were returned. In this study the good perception of non-medical staffs of Occupational Health and Safety (OHS) in Hospital are 48,2% and the bad perception of non-medical staffs are 51,8%. From the results of chi square test, the variables of knowledge, experience and work environment related to Occupational Health and Safety (OHS) in hospital associated with non-medical staff's perception of the Occupational Health and Safety (OHS) in hospital. Researcher suggests that Occupational Health and Safety (OHS) in hospital committee in PMI Bogor hospital need to conduct training for non medical staffs to get more understanding about Occupational Health and Safety (OHS) in hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abdurafiud
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26424
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Anggia
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses kerja pembuatan kemeja dan kaos sablon di Asrila Konveksi, Mugi, dan Mitra Pengancingan, Jakarta tahun 2017. Pada penelitian ini, identifikasi bahaya menggunakan Job Safety Analysis JSA dan analisis risiko menggunakan ukuran standar semi kuantitatif W.T. Fine. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan observasi dan wawancara. Pada penelitian ini terdapat tujuh proses kerja yang terdiri atas 17 task kerja dan ditemukan 5 jenis bahaya yaitu fisik, biologi, kimia, ergonomi, dan psikososial dengan jumlah 103 bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Bahaya yang paling banyak ditemukan adalah bahaya fisik. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung nilai basic risk, existing risk, dan predictive risk yang selanjutnya diketahui tingkat risiko pada setiap penilaian tersebut dengan mempertimbangkan pengendalian yang sudah diterapkan dan rekomendasi pengendalian yang diberikan. ......This research discusses about analysis of occupational health and safety risks of shirt printing manufacture work process in Asrila Konveksi, Mugi, and Mitra Pengancingan, Jakarta at 2017. This research hazard identification is conducted through Job Safety Analysis JSA and risk analysis is performed using W. T. Fine rsquo s semi quantitative standard measurement. This research is completed by observational approach and interview. On this research subject, there are seven work processes that consist of 17 tasks that exposed to four types hazard, that are physic, biology, chemical, ergonomic, and psychosocial with total of 103 health and safety related hazard. It is discovered that physical hazard is the most frequent occurrence. Risk analysis is conducted by calculating basic risk value, existing risk value, and predictive risk value. This calculation will resulted as risk level on each valuation by considering applied risk control and given risk control recommendation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenya Lintang Wienantu
Abstrak :
Manajemen risiko yang lemah menjadi faktor utama masalah K3 pada UMKM sehingga identifikasi bahaya dan penilaian risiko dibutuhkan dalam rangka manajemen risiko. Penelitian ini berisi tentang analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada UMKM Pembuatan Furnitur di Kelapa Dua, Depok tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat risiko K3 pada setiap tahapan proses pembuatan furnitur. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko semi kuantitatif dengan kriteria W.T. Fine 1971 untuk menentukan nilai konsekuensi, frekuensi pajanan, dan kemungkinan. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat risiko pada setiap proses meliputi kategori very high berupa bahaya kimia dan mesin potong, kategori priority 1 berupa bising dan ergonomi, kategori substantial berupa getaran, kategori priority 3 yaitu suhu panas dan bahaya mekanik, serta kategori acceptable yaitu bahaya kinetik dan bahaya psikososial. Pengendalian yang ada dinilai belum sepenuhnya efektif dalam mengurangi risiko yang terdapat di lingkungan kerja. ......Poor risk management becomes the main factor of occupational health and safety issue in SMEs. This study focused on hazard identification and risk analysis at SME for furniture making at Kelapa Dua, Depok in 2017. This study aimed to know risk level of processes in making furniture. Risk assessment done by using semi quantitative risk analysis of W.T. Fine 1971 by scoring consequences, exposure, and likelihood. The results showed that risk of cutting machine and chemical hazard were very high, risk of noise and ergonomic hazard were categorized as priority 1, risk of vibration was substantial, risk of hot temperature and mechanical hazard were categorized as priority 3, and risk of kinetical and psychosocial hazard were acceptable. Existing controls were not implemented effectively to minimize hazards and risks in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yuniautami
Abstrak :
Penelitian ini untuk bertujuan mengevaluasi Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 2016 dengan mencari besar persentase pemenuhan lima aspek: kebijakan dan komitmen, perencanaan, implementasi, pemeriksaan, dan tinjauan manajemen. Penelitian ini adalah penelitian semi kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunujukkaan bahwa total pemenuhan SMK3L di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar 50,07%. Masing-masing aspek memiliki besar persentase 67% untuk aspek kebijakan dan komitemen, 33% untuk aspek perencanaan, 56,2% untuk aspek implementasi, 23,5% untuk aspek pemeriksaan, dan 0% untuk aspek tinjauan manajemen.
The purpose this research is to evaluate implementation of Safety, Health, and Environment Management Systems (SHEMS) in Faculty of Engineering Universitas Indonesia in 2016 to look for percentage of the fulfillment of the five aspects : policy and commitment, planning, implementation, inspection, and management review. This research is a semi-quantitative descriptive design. Total fulfillment SHEMS is 50,07%, and fulfillment of each aspects is 67% for policies and commitments, 37,1% for planning, 56,3% for implementation, 23,5% for inspection, and 0% for management review.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library