Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dede Suryanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Business Risk. Business Risk adalah risiko ketidakpastian EBIT yang disebabkan oleh variabilitas penjualan, tingkat operating leveraged dan kondisi makro ekonomi. Pengaruh yang berasal Bari firm direpresentasikan dengan Degree of Operating Leverage (DOL) dan pengaruh makro ekonomi dan pasar secara umum direpresentasikan oleh Cyclicaliry dan Firm Size. Sedangkan Business Risk sendiri merupakan beta dari unlaveraged firm, dimana beta diperoleh dari beta saham melalui persaanaan regress Market Model. Penelitian ini menggunakan data populasi saham perusahaan-perusahaan pada sektor industri Barang Konsumsi dan Industri Manufaktur yang listing di Bursa Efek Jakarta (BET) dengan periode pengamatan tahun 1998-2002. Model yang dipergunakan merujukpada model Miswanto dan Husnan (1999). Sedangkan regresi dilakukan dengan rani cross section dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis yang, diajukan penulis dapat dibuktikan, karena model yang diajukan ternyata signifikan pada taraf nyata 5 persen, baik untuk industri Barang Konsumsi maupun Industri Manufaktur. Selain itu. penelitian ini berhasil mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel bebas tedhadap variabeI tak bebas Business Risk. Pada industri Barang Konsumsi. variabel DOL mempunyai pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Variabel Cyclical sty mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan, Sedangkan variabel Finn Size mempunyai pengaruh positif tetapi signifikan. Pada sektor industri Manufaktur, variabel UOL mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Variabel L'yclicaliiy mempunyai pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan Firm Size mempunyai pengaruh positi F tetapi tidak signi Ran.
Hal lain yang berhasil diungkap dalarn penelitian ini adalah bahwa rata-rata Business Risk pada sektor industri Barang Konsumsi ternyata tidal: herbecla dengan sektor industri Manulakttun namun Iaktor-laktor yang mcmpcngaruhi Risk antara sektor Barang Konsumsi tersebut ternyata berbeda dengan sektor industri Manufaktur.

This research was tending to analysis the factors that affecting Business Risk. Business Risk is an EBIT uncertainty risk affected by sales variability, Operating Leverage Level and Macroeconomic factors. The affect from the firm is represented with Degree of Operating Leverage (DOL), and then the macroeconomic and market in common are represented by Cyclicality and Firm Size. While Business is itself is the beta of Unleveraged Firm, where beta was obtained from beta stock through the regression equation of Markel Model. This research used the stock population data from the Consumer Goods and Manufacture industries in which listed in the Jakarta Stock Exchange with in the period of 1998 - 2002. The research model points to Miswanto and Husnan (1999) model. While the regression were done by cross sectional through OLS (Ordinary Least Square) Method.
The result shows that the proposed hypothesis can be proven. in fact, the proposed model are significant at 5%, both on Consumer Goods or Manufacture industries. In the other hand, this research were successful to identify the independent variables affecting dependent variable, Business Risk. In Consumer Goods, the DOL variable has positive impact but it is not significant. Cyclicality variable has negative impact but it is significant. While, the Firm Size has positive impact and significant. In Manufacture, the DOL variable has positive impact and significant. The Cyclicality variable has negative impact and significant. While Firm Size has negative impact and it is not significant.
The other thing that successfully revealed in this research is that averagely Business Risk in Consumer Goods industry has no difference with Manufacture industry, however the factors of Business Risk affecting between Consumer Goods industry are different with Manufacture industry."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahdiat Zamzam Miharja
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh atas diterbitkannya sukuk oleh perusahaan manufaktur terhadap kinerja keuangan perusahaan. Data menunjukkan bahwa jumlah sukuk korporasi yang diterbitkan sejak pertama kali tahun 2002 sampai dengan tahun 2016 adalah sebanyak 91 sukuk yang diterbitkan oleh 33 perusahaan dengan total nilai Rp 18,95 triliun. Dari 33 perusahaan tersebut sebanyak 8 penerbit sukuk berasal dari perushaan yang bergerak di bidang manufaktur dengan nilai Rp2,86 triliun atau sebesar 15,11 sementara sebagian besar diterbitkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Sedikitnya perusahaan manufaktur, sebagai industri yang menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi, yang menerbitkan sukuk korporasi sampai dengan saat ini menjadi tantangan tersendiri kepada setiap stakeholder untuk menghadirkan alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan juga alternatif investasi yang halal buat masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data dari laporan keuangan pada periode 2007 sampai dengan 2016 dengan obyek penelitian adalah sukuk ijarah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Perusahaan yang masih outstanding pada saat dilakukannya penelitian. Penelitian dengan analisis regresi linear sederhana mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan variabel independen berupa peristiwa waktu sebelum dan sesudah penerbitan sukuk dan rasio profitabilitas berupa profit margin, Return On Asset ROA , Return on Equity ROE dan Earning Per Share EPS sebagai variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan uji statistik, setiap variabel dependen rata-rata mengalami mengalami kenaikan nilai pada periode setelah penerbitan sukuk. Berdasarkan uji parsial, hanya rasio profit margin yang dipengaruhi oleh peristiwa penerbitan sukuk, sementara tiga rasio lainnya tidak begitu dipengaruhi oleh peristiwa penerbitan sukuk karena berada pada daerah penerimaan hipotesis. Dari uji koefisien determinasi nilai terbesar diperoleh oleh variabel earning per share, sementara ketiga variabel lainnya berada di bawah 30.

This study aims to see whether there is influence on the issuance of sukuk by manufacturing companies to the financial performance of the company. The data show that the number of corporate sukuks issued since the first time in 2002 up to 2016 was 91 sukuk issued by 33 companies with total value of Rp 18.95 trillion. From 33 companies, 8 sukuk publishers are from manufacturing companies with a value of Rp2.86 trillion or 15.11 while most of them are issued by companies engaged in services. At least as a manufacturing company, as the industry that became the backbone of economic development, issuing corporate sukuk up to now becomes a challenge for each stakeholder to present alternative financing for the company and also a halal investment alternative for the community. The research method used is quantitative method with data from financial report in period 2007 until 2016 with research object is sukuk ijarah PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Company which still outstanding at the time of research. Research with simple linear regression analysis measure financial performance of company with independent variable in the form of time event before and after issuance of sukuk and profitability ratio in the form of profit margin, Return On Asset ROA , Return on Equity ROE and Earning Per Share EPS as variable dependent. The results showed that based on statistical test, each dependent variable experienced an increase in value in the period after the issuance of sukuk. Based on the partial test, only the profit margin ratio is affected by the sukuk issuance event, while the other three ratios are not so influenced by the sukuk issuance event because it is in the acceptance area of the hypothesis. From the test coefficient determination of the largest value obtained by the variable earnings per share, while the other three variables are below 30 ."
Depok: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Setiaji
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pembahasan mengenai pertimbangan dan proses pengalihan aset Pusat Investasi Pemerintah kepada PT Sarana Multi Infrastruktur Persero serta menganalisis kinerja keuangan, leverage keuangan dan risiko keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur Persero pasca pengalihan aset tersebut. Total nilai aset yang dialihkan sebesar Rp18,356 triliun yang terdiri dari aset kas Rp9,607 triliun dan aset non kas Rp8,749 triliun. Proses evaluasi menggunakan pendekatan rasio keuangan, tingkat kesehatan perusahaan, degree of financial leverage DFL , non performing loan NPL dan model Z-Score. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan profitabilitas, likuiditas, dan tingkat kesehatan keuangan perusahaan.

This study aims to provide explanation of the consideration and transfer process of assets of the Government Investment Center to PT Sarana Multi Infrastruktur and also to analyze financial performance, financial leverage and financial risk of PT Sarana Multi Infrastruktur Persero after assets transfer. The total value of the asset transfer is IDR18,35 trillion consisting of IDR9,607 trillion of cash asset and IDR8,749 trillion of non cash asset. The evaluation process uses financial ratio approach, corporate health level, degree of financial leverage DFL , non performing loan NPL , and Z score model. The result shows that the company has improved their profitability, liquidity and corporate financial health level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mintari Yulianingsih
"Investasi berkelanjutan tumbuh dengan cepat secara global dan skor ESG semakin memengaruhi keputusan berinvestasi. Namun peringkat ESG dari berbagai penyedia berbeda secara substansial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji bagaimana perbedaan rating ESG dari beberapa provider memengaruhi risiko keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dari Inggris dan Amerika Serikat, serta peringkat ESG dari tiga penyedia peringkat ESG, yaitu Refinitiv Eikon, Bloomberg dan S&P Global, dengan pengujian dilakukan menggunakan analisis regresi data panel. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa  perbedaan skor ESG memengaruhi nilai perusahaan dan risiko sistematis secara positif dan signifikan, namun perbedaan skor ESG tidak memengaruhi risiko total secara signifikan. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi investor dalam penggunaan peringkat ESG dalam keputusan investasi dan memberikan kontribusi bagi pengelola perusahaan dalam memutuskan strategi berkelanjutan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Sustainable investing is growing globally, and ESG scores increasingly influence investment decisions. However, the ESG ratings of various providers differ substantially. This research examined how different ESG ratings from several providers affect financial risk and company value. This research uses a sample of companies from the UK and the United States and ESG ratings from three ESG rating providers, namely Refinitiv Eikon, Bloomberg, and S&P Global, with testing carried out using panel data regression analysis. The results of the tests showed that differences in ESG scores influenced company value and systematic risk positively and significantly. Still, differences in ESG scores did not significantly affect total risk. This research is expected to contribute to investors using ESG ratings in investment decisions and to company managers deciding on sustainable strategies to increase company value."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Made Doni Ricedes
"Dalam industri perbankan di Indonesia khususnya, pengembangan dari pola-pola manajemen resiko telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini merupakan akibat dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 di Indonesia, di mana dunia perbankan mengalami pukulan yang sangat hebat di kala itu.
Namun pembahasan manajemen resiko seringkali melupakan hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh industri perbankan, yaitu manajemen kinerja, padahal manajemen resiko memiliki kaitan yang sangat erat terhadap manajemen kinerja, bahkan tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan ini terjadi karena resiko yang diambil menyebabkan bank perlu mengambil profitabilitas untuk dapat menutupi kemungkinan kerugian yang dapat timbul akibat resiko yang diembannya itu.
Praktek manajemen resiko dan manajemen kinerja di industri perbankan memerlukan perangkat yang mampu menghubungkan antara manajemen resiko dan kinerja di tingkat unit bisnis dengan orientasi global agar tercipta mata rantai yang tidak terputus. Salah satu perangkat tersebut adalah sistem Fund Transfer Pricing (FTP).
Penulisan karya akhir ini akan mencoba untuk memberikan gambaran mengenai proses FTP yang telah berjalan pada bank XYZ, dan mencoba untuk membandingkannya dengan konsep FTP secara teoritis. Berbagai kendala yang dihadapi, pilihan yang dilakukan, justifikasi serta implikasinya dan solusi alternatif yang mungkin diterapkan dalam implementasi sistem tersebut akan dibahas dalam karya akhir ini.

In Indonesian Banking Industry, the development of risk management method has growing very fast. This caused by the economic crisis which happened in 1997. At that time, banking industry got a difficult time.
Sometimes in Risk Management implementation forgets the other important thing that needs to mention in Banking Industry, such as Performance Management. Performance Management and Risk Management have tight relationship, even cannot separated. This relationship happened because of the risk that Bank has taken should cover with number of profit.
This relationship between Risk Management and Performance Management need tools to make the relationship connected in business unit with the global orientation. One of the tools is Fund Transfer Pricing system.
This thesis will try to give an illustration about FTP daily process in Bank XYZ, and try to compare with FTP process theoretical, including the problem, option, justification, implication and alternative solution that probably to implement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Widi Wahyu Prihanto
"Industri perminyakan di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1940-an oleh perusahaan Belanda. Ini bisa dilihat terdapatnya lapangan-lapangan minyak tua yang terdapat pada beberapa daerah di Indonesia. Setelah Indonesia merdeka lapangan-lapangan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah.
Saat ini bisnis perminyakan didominasi oleh perdagangan yang bertujuan untuk penyediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi kebutuhan nasional, maupun kepentingan ekspor bagi yang bertujuan mendapatkan devisa. Dalam melakukan ekspor BBM pendapatan akan sangat tergantung pada harga yang berlaku di pasar, sehingga terdapat risiko ketidakpastian pendapatan hasil ekspor.
Hal ini merupakan suatu risiko pasar yang didefinisikan sebagai risiko yang mungkin timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) dari ekspor yang dilakukan dan dapat menimbulkan kerugian terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini komponen yang dijadikan obyek penelitian adalah risiko harga BBM.
Pengukuran risiko pasar dapat dilakukan dengan mempergunakan standard approach atau internal model. Penerapan internal model diharuskan mempergunakan pendekatan Value at Risk (VaR). Dalam hal ini VaR dapat mengukur potensi kerugian maksimal yang mungkin terjadi dalam selang waktu tertentu dengan confidence level tertentu serta pada kondisi pasar yang normal.
Pada penelitian yang dilakukan, digunakan pendekatan Riskmetrics dalam mengukur risiko harga dengan metode Exponential Weighted Moving Average (EWMA) sesuai dengan hasil pengujian data yang ada.
Untuk mengetahui mengetahui karakteristik data return telah dilakukan pengujian data dengan Cara :
? Stationerry Test dengan ADF test.
? Uji normalitas data dengan Jarque Bera
? White Heteroscedastic Test
Berdasarkan uji data yang dilakukan, diperoleh bahwa metode yang tepat untuk melakukan forecasting volatilitas return harga tersebut adalah standar normal dan EWMA. Dan hasil perhitungan volatilitas tersebut maka dapat diukur VaR harian dengan tingkat keyakinan 95% dan 99% pada holding period satu hari.
Langkah selanjutnya adalah dilakukan uji validasi model berdasarkan Kupiec Test dengan Total Number of Failure (TNoF) dan Time until First Failure (TUFF). Setelah dilakukan uji validasi pada model deviasi standar dan EWMA maka dapat disimpulkan hasil pengukuran dengan metode tersebut valid. Dapat diartikan bahwa nilai VaR yang dihasilkan dapat menangkap semua pergerakan actual loss selama penelitian.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama periode penelitian telah diketahui kerugian maksimum pada ekspor yang dapat terjadi. Hal ini hares menjadi perhatian pihak manajemen perusahaan, karena hares segera diambil langkah-langkah untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin terjadi.

Oil industry in Indonesia has begun since 1940's by the Dutch government. It was able to be seen with many old oil fields found at some areas in Indonesia. After Indonesia was free the fields were nationalized by the government.
Currently oil business is dominated by trading which having a goal to supply the Refined Fuel Oil (BBM) for national needs, or for export interest to obtain a foreign exchange. In doing export the BBM, the income will depend on prevailing price in the market, so it was found the income uncertainty risk of the result of export.
In this case the market risk is defined as the risk may arise because any adverse movement from export to be clone and can arise the loss for a company. In this research, we used the research of the price risk of the BBM.
Determination of the market risk can be done by using standard approach or internal model. Applying the internal model is required to use the Value at Risk approach (VaR). In this case VaR can determine the maximal loss potency maybe occurred in several time with certain confidence level and in normal market condition.
Research was carried out by using riskmetrics approach to determine the price risk with the Exponential Weighted Moving Average (EWMA) method in accordance with the result of existing examining of the data.
To know the characteristics of the data return has been carried out examining of the data in a way:
a. Stationery Test with ADF Test.
b. Data Normality Test with Jarque Bera
c. White Heteroscedastic Test
Based on the data test to be done, it was found that the appropriate method to carry out forecasting volatility return the price is normal standard and EWMA. Of the result of calculation of the volatility and it was able to be determined the daily VaR with certainty level 95% and 99% at holding period one day.
The next step is carried out validation test of model based on the Kupicc Test with Total Number of Failure (TNoF) and Time until First Failure (TUFF)_ After being carried out the validation test on standard deviation model and EWMA and can be concluded the result of calculation with the method is valid. It was able to be meant that VaR value which is obtained can handle all actual losses movement during the research.
Based on the observation to be done during the research it was known the maximum loss on export which can be occurred. In this case must be concern for company management, because it must immediately be taken the steps to anticipate the loss maybe occurred.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Listyo Wibowo
"Dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal, Bank Indonesia selaku Bank Sentral telah menerapkan sistem pembayaran berupa Real-Time Gross Settlement (RTGS). Sistem ini telah diterapkan hampir disebagian besar wilayah Asia Pasifik yang meliputi Hong Kong, Korea, Australia, China, New Zealand, dan Thailand. Di Indonesia sistem ini dikenal dengan sebutan BI-RTGS.
Selain sistem BI-RTGS, Bank Indonesia juga memberikan sistem pembayaran nasional berupa Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Diharapkan melalui kedua sistem tersebut akan tercipta pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/8/PBI/2004 tanggal 11 Maret 2004 tentang Sistem BI-RTGS dan PBI Nomor 7/18/PBI/2005 tanggal 22 Juli 2005 tentang SKNBI telah mengadopsi standar international business practice maupun core principle BIS. Dengan demikian Bank XYZ sebagai peserta sistem BI-RTGS dan SKNBI wajib tunduk kepada kedua PBI tersebut di atas dan sudah barang tentu menimbulkan konsekuensi yaitu timtutan agar pegawai Bank XYZ yang ditempatkan pada operasional sistem pembayaran bekerja lebih teliti, hati-hati dan seksama agar dapat meminimalkan atau meniadakan risiko yang mungkin dapat muncul dalam pelaksanaan transfer dana melalui kedua sistem dimaksud.
Kesalahan pengiriman dana untuk rekening atau nama nasabah penerima yang dituju dipeserta penerima ataupun kesalahan dalam nilai nominal dan double pengiriman adalah beberapa contoh dari risiko operasional dari sisi peserta pengirim, sedangkan kesalahan dalam menentukan judgement terhadap perintah kiriman dana masuk dari peserta pengirim merupakan contoh risiko operasional dari sisi peserta penerima.
Adanya kewajiban dari peserta pengirim untuk menerbitkan perintah kiriman dana baru kepada rekening yang dituju atau nasabah penenma yang benar tanpa menunggu pengembalian dana membuat pengalokasian dana cadangan untuk risiko operasional sangat penting. Besarnya alokasi dana cadangan ini harus dihitung dengan suatu metode pendekatan yang dikenal dengan sebutan Value at Risk (VaR).
Pengukuran VaR untuk risiko operasional dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan dan yang sederhana, sedikit komplek, dan sangat komplek. Tingkat keakuratan pengukuran terhadap aktual loss berbanding lurus dengan tingkat kompleksitas metode yang diterapkan. Adapun metode pengukuran risiko operasional dibagi menjadi 2, yaitu metode Standard dan Advanced Measurement Approach (AMA). Metode Standard terdiri dari Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA), Alternative Standardized Approach (ASA). Sedangkan AMA terdiri dari Internal Measurement Approach (IMA), Loss Distribution Approach (LDA), Scoreboard Approach, Bootstrapping Approach, Bayesian Method, dan Extreme Value Theory ( EVT).
Metode AMA adalah metode yang dianggap menghasilkan pengukuran risiko operasional yang lebih baik yang dapat digunakan bagi perusahaan maupun perbankan dibandingkan dengan metode-metode lainnya seperti BIA, SA, ASA. Metode AMA menggunakan pendekatan internal dalam mengukur risiko operasional, sehingga metode ini terlepas dan aturan Basel.
Dalam mengukur risiko operasional perusahaan, LDA mengharuskan untuk menggunakan data kerugian operasional intemal perusahaan masing-masing. Data kerugian tersebut dikelompokkan menjadi data iiekuensi kejadian dan data severitas kerugian. Dalam metode LDA, terdapat 2 cara pendekatan pengukuran yaitu dengan pendekatan actuarial method dan aggregation method. Dalam penelitian ini, metode pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan AMA-LDA aggregation method.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan dan setelah dilakukan uji back resting, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode pengukuran AMA-LDA aggregation method cocok diterapkan bagi Bank XYZ untuk mengukur besamya cadangan dana yang hams disediakan akibat potensi kerugian risiko operasional dalam sistem pembayaran nasional di keempat cabang Bank XYZ.

In order to achieve efficient, fast, secured and reliable payment system, Bank of Indonesia as the regulator has applied Real-Time Grass Settlement (RTGS) payment system. This system has been applied in most countries among Asia-Pasitic region, including Hong Kong, Korea, Australia, China, New Zealand, and Thailand. In Indonesia, this system is known as BI-RTGS.
Besides BI-RTGS system, Bank of Indonesia also provides national (domestic) payment system which is known as ?Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)? or ?National Clearing System of Bank Indonesia". By applying both systems, It is expected that we can have an efficient, quick, secured and reliable payment system.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) or Bank of Indonesia Policies point 6/8/PBI/2004 on March 11th 2004 regarding to BI-RTGS System and PBI point 7/18/PBI/2005 on July 22nd 2005 regarding to SKNBI have adopted intemational business practice and BIS core principle standard. Thercby Bank XYZ as participant of BI-RTGS and SKNBI systems is required to obey both PBI above and get consequence, that the officers of Bank XYZ at operational payment system are required to work more accurately and carefully in order to minimize or eliminate any risks which might emerge in fund transfer involving both systems.
Mistaken account or customer name of fund recipient, mistaken nominal value and double transfer are some examples of operational risks on the side of fund sender. In the other hand, miss-judgement against incoming fund transfer order is the operational risk on the side of fund recipient.
Obligation of fund sender to issue order for new fund transfer to directed account or recipient without waiting for fund retum makes it very important to have spare fund allocation for operational risk. The amount of the spare fund has to be calculated using a method known as Value at Risk (VaR).
VaR measurement for operational risk can be performed using simple methods, slightly more complex methods or very complex methods. More complexity of the used method means higher accuracy level of the measurement against actual loss. There are two types of operational risk measurement methods: Standard and Advanced Measurement Approach (AMA). Standard method includes Basic Indicator Approach (BIA), Standardized Approach (SA), and Altemative Standardized Approach (ASA). AMA method includes Intemal Measurement Approach (IMA), Loss Distribution Approach (LDA), Scoreboard Approach, Bootstrapping Approach, Bayesian Method, and Extreme Value Theory (EVT).
AMA is a method which is considered as the one provides better operational risk measurement, that can be used in banking or other companies, compared with other methods, such as BIA, SA and ASA. AMA method uses internal approach in measuring operational risk, making this method not to depend on Basel rule.
In measuring company operational risk, usage of LDA demands intemal operational loss data of each company to be used. This loss data is grouped into occurrence frequency data and loss severity data. In LDA method, there are two methods of measurement, namely actuarial method and aggregation method. In this research, the method to be used is AMA- LDA aggregation method.
From the measurement and back testing result, we can get conclusion that applying AMA-LDA aggregation method is lit for Bank XYZ in measuring the amount of spare fund that must be provided due to potential loss of operational risk in national payment system which is used in four of its branches.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zotta Qashmal
"Kelompok etnis minoritas Chinese Indonesian memiliki kontribusi ekonomi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini melihat dimensi risiko spesifiknya toleransi risiko keuangan dan pengaruh dari variabel financial literacy, financial threat, dan faktor demografis dan sosioekonomi. Penelitian menggunakan metode non-probability sampling. Penelitian ini menganalisis 401 responden dengan rentang generasi X, Y, dan Z yang merupakan bagian dari kelompok Chinese Indonesian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei online dan data yang dan diolah dengan teknik Multiple Linear Regression. Hasil dari olahan data menunjukkan bahwa financial literacy, financial threat, gender, tingkat pendidikan, dan kelompok ekonomi signfikan memengaruhi toleransi risiko keuangan. Namun, status perkawinan, kelompok generasi, dan status pekerjaan, tidak signifikan terhadap toleransi risiko. Level toleransi risiko keuangan di kelompok etnis Chinese Indonesian tergolong moderat.

The Chinese Indonesian ethnic minority group has a significant economic contribution in Indonesia. This research looks at risk dimensions specifically financial risk tolerance and the influence of financial literacy, financial threat, and demographic and socioeconomic factors. The research uses a non-probability sampling method. This research analyzed 401 respondents ranging from generations X, Y and Z who were part of the Chinese Indonesian group. The data collection method used was an online survey and the data was processed using the Multiple Linear Regression technique. The results of the processed data show that financial literacy, financial threat, gender, education level and economic group significantly influence financial risk tolerance. However, marital status, generational group, and employment status were not significant for risk tolerance. The level of financial risk tolerance in the Chinese Indonesian ethnic group is classified as moderate."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dariel Mohamad Jastiawan
"Dalam melibatkan bisnis internasional, ada kerumitan tambahan dalam pembelaan hukum, sehingga kontrak harus dibuat dengan mempertimbangkan negara asal mitra serta paparan mereka terhadap risiko. Dalam kasus Bionic, perusahaan melakukan kesalahan dalam transaksi internasional berskala besar melalui perjanjian non-kontrak (word of mouth agreement). Karena itu, perusahaan menghadapi risiko yang belum dicegah dalam kontrak sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian yang tidak terbatasi. Makalah ini menekankan pentingnya kontrak hukum dan memastikannya semua risiko yang terekspos tercakup dalam setiap klausa.
In engaging international business, there is added complexity in legal defense, such that contracts must be made in lieu of counterpart`s country of origins as well as their exposure to risks. In the case of Bionic, the company made mistakes during their engagement into large-scale international transaction by way of non-contractual agreement (word of mouth). As such, company faced risks that it could not mitigate the damages against and is therefore financially suffering for it. This paper stresses the importance of legal contract and making sure all risks exposed are covered within each clause, an issue that is increasingly prominent with the rising trend of globalization."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>