Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Arif
"Latar belakang: Penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) terusmeningkat jumlahnya di dunia maupun di Indonesia. Fistula arterio-venosa (FAV) masih menjadi standard emas aksesvaskular untuk hemodialisa dan untuk pasien diabetes melitusdirekomendasikan untuk membuat FAV di brakiosefalika. Steal Syndrome merupakan salah satu komplikasi FAV. Telah adapenelitian basal digital pressure (BDP), saturasi oksigen, dan change digital pressure (CDP) untuk diagnosa Steal Syndrome, namun belum pada pasien dengan diabetes melitus. Penelitianini bertujuan untuk mengukur akurasi BDP, saturasi oksigen, dan CDP untuk diagnosa Steal Syndrome pada pasien PGTA dengandiabetes melitus.
Metode: Penelitian ini merupakan kohort prospektif yang melibatkan 69 pasien PGTA dengan diabetes melitus tipe 2 yang melakukan kontruksi FAV brakiosefalika pada 3 senter vaskulardi Jakarta. Pemeriksaan BDP, CDP, dan saturasi oksigendilakukan minimal 4 minggu setelah proses pembuatan FAV dan setelah FAV dinyatakan matur serta telah digunakan untukhemodialisa. Analisis statistic menggunakan SPSS versi 25.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna pada CDP, BDP, maupun saturasi oksigen antara pasien Steal Syndrome dan tidak Steal Syndrome (p<0,001). Nilai area under curve (AUC) BDP, CDP, dan Saturasi oksigen untuk memprediksi Steal Syndrome adalah 95,9% (IK95%: 90,1%-100%), 93,8% (IK95%: 87,6%-99,9%), dan 97,5% (IK95%: 93,8%-100%). Dan nilai ambang batasBDP, CDP, dan saturasi oksigen yang optimal untukmemprediksi Steal Syndrome adalah <85 mmHg (sensitivitas: 80%, Spesifisitas 100%) untuk BDP, >35 mmHg (sensitivitas: 80%, Spesifisitas 90,74%) untuk CDP, dan 94,5% (sensitivitas80%, spesifisitas 100%) untuk saturasi oksigen.
Kesimpulan: BDP, CDP, dan saturasi oksigen meski dengansensitivitas dan spesifisitas yang masih terbatas terbukti dapatdigunakan untuk mendiagnosa Steal Syndrome pada pasienPGTA dengan diabetes melitus.

Background: The number of end-stage renal disease patient keep increasing globally. Arteriovenous Fistula (AVF) is still the golden standard vascular access for hemodialysis and the recommended site for AVF construction in diabetic patient is at brachiocephalic. Steal Syndrome is one of AVF complication.There have been studies that used basal digital pressure (BDP), oxygen saturation, and change digital pressure (CDP) for Steal Syndrome diagnosis. However, there is no study in diabetic patient. This study aims to measure the accuracy of BDP, CDP, and oxygen saturation to diagnose Steal Syndrome in end-stage renal disease patient with type 2 diabeters mellitus.
Methods: This is a prospective cohort study with 69 end-stage renal disease patient with type 2 diabetes mellitus that have braciocephalic AVF construction in 3 vascular centers in Jakarta. BDP, CDP, and oxygen saturation examination was performed after AVF was considered mature and being use for hemodialysis, the earliest being 4 weeks after AVF construction.SPSS version 25 was used for statictical analysis.
Result: There was significant association between CDP, BDP,and oxygen saturation with Steal Syndrome (p<0,001). Area Under Curve (AUC) value of BDP, CDP, and oxygen saturation to predict Steal Syndrome was 95,9% (90,1%-100%), 93,8% (87,6%-99,9%), and 97,5% (93,8%-100%) consecutively. The optimal threshold of BDP, CDP, and oxygen saturation for predicting steal syndrome was <85 mmHg (sensitivity: 80%, Spesificity 100%) for BDP, >35 mmHg (sensitivity: 80%, Spesificity 90,74%) for CDP, dan 94,5% (sensitivity 80%, spesificity 100%) for oxygen saturation.
Conclusion: BDP, CDP, and oxygen saturation can be used to diagnose Steal Syndrome in end-stage renal disease patient with diabetes mellitus. However, BDP, CDP, and oxygen saturation still have limited sensitivity and specificity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Fahlevi
"Sebagian anak epilepsi akan mengalami epilepsi intractabledengan berbagai dampak jangka pendek dan panjang yang dapat menyertainya. Salah satu pilihan terapi epilepsi intractableadalah pemberian obat antiepilepsi (OAE) lini II, namun tidak semua pasien mendapatkan luaran positif berupa terkontrolnya kejang. Hingga saat ini belum ada penelitian di Indonesia yang menilai faktor-faktor prediktor terkontrolnya kejang pada anak dengan epilepsi intractable. Penelitian ini bertujuan untuk menilai luaran klinis serta faktor prediktor terkontrolnya kejang pada anak dengan epilepsi intractableyang mendapatkan OAE lini II. Penilitian ini merupakan penelitian kasus-kontrol dengan menggunakan data retrospektif. Sebanyak 60 pasien anak epilepsi intractable yang terkontrol OAE lini II selama enam bulan (kelompok kasus) dibandingkan dengan 60 pasien yang tidak terkontrol (kelompok kontrol) yang telah dilakukan matchingterhadap usia. Sebanyak 29% dari seluruh anak epilepsi mengalami epilepsi intractabledan hanya 43% di antaranya yang terkontrol dengan OAE lini II. Ada empat faktor prediktor yang dinilai yaitu tipe kejang, frekuensi kejang, perkembangan motorik kasar, serta gambaran electroencephalogram(EEG) awal. Hanya gambaran EEG awal yang memberikan hasil signifikan sebagai prediktor terkontrolnya kejang dalam analisis bivariat dan multivariat dengan nilai rasio odds(OR) 4,28 (95% interval kepercayaan=1,48-12,41) dan p=0,007. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa gambaran EEG awal yang normal merupakan faktor prediktor positif terhadap terkontrolnya kejang pada pasien anak dengan epilepsi intractable.

Children with epilepsy might have short- and long-term complications if they progress into intractable epilepsy. Seizure remission in intractable epilepsy are sometimes not achieved even after administering second line anti-epileptic drugs (AED). To this day, there were no studies that evaluate the predicting factors of seizure control in children with intractable epilepsy. This research aimed to evaluate the clinical outcomes and predictors factor of seizure control in children with intractable epilepsy who received second line AED. This research is a case-control study with retrospective data. Sixty children with intractable epilepsy patients who had controlled seizure with second line AED for six months (case group) compared with sixty patients who had uncontrolled seizure (control group) with age-matched selection. There were four factors analyzed include type of seizure, frequency of seizure, gross motoric development, and initial electroencephalogram (EEG) feature. Initial EEG feature had significant result in bivariate and multivariate analysis with odd ratio (OR) 4,28 (95% confident interval 1,48-12,41) and p value 0,007. We can conclude that normal initial EEG feature is a positive predicting factor of seizure control in children with intractable epilepsy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Lestari
"Konsekuensi dan penerapan strategi SPICES di FK Unissula sejak 2005 adalah seluruh kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan dengan pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa yang ditandai dengan adanya kegiatan belajar mandiri. Karena pembelajaran berpusat pada siswa tersebut merupakan budaya baru bagi mahasiswa, maka perlu dieksplorasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-fuktor prediksi perilaku pembelajaran berpusat pada siswa 205 mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 menjadi subjek dalam penelitian ini. Keseluruhan data digali dengan menggunakan kuesioner. Risiko relatif (RR) dihitung untuk mengetahui risiko faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pernbe1ajaran berpusat pada siswa, dengan menggunakan regresi cox dengan time konstan, dengan menggunakan software STATA 9.
Hasil penelitian menunjukkan 123 (60%) mahasiswa memiliki perilaku pembelajaran yang tergolong dalam kategori pembelajaran berpusat pada siswa. Kesiapan belajar mandiri (RR sesuaiatFI,76, IK1,39-2,22), persepsi positif terhadap pembelajaran berpusat pada siswa (RR suaian I,Sl, dan asa1 daerah (RR suaian = 5,96, IK = 1,75-2,22) merupakan faktor prediksi dominan terbadap perilaku pembelajaran berpusat pada siswa. Pengelahuan mengenai pembelajaran berpusat pada siswa serta pengnasaan teknologi informasi, usia, gender, dan tahun akademik bukan merupakan fuktor prediksi dominan perilaku pembelajaran berpusat pada siswa.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulksn bahwa untuk meningkatkan perilaku pembelajaran student centered, faktor kesiapan beajar mandiri dan persepsi positif siswa terhadap pembelajaran berpusat pada siswa perlu ditingkatkan. Perlu diberikan bimbingan dan perhatian lebih kepada siswa berasal dari luar Jawa agar siap dan mampu melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa.

Sultan Agung Islamic medical school has to implement student centered learning strategy for all of its learning activities as its consequences of applying SPICES. Since the student centered learning is a new culture for most of the students study exploring factors which might influence the student centered behavior should be conducted. This study is aimed at investigating predicted factors of student centered behavior.
205 students from 2005 and 2006 academic year stood as the subjects of this study. Questionaires were used to collect data. Relative risks (RR) were calculated to identify the risk factors related to student centered behavior using Cox regression analysis with constant time.
The results indicate that 123 (60%) subjects perform student centered behavior. Tbe students' self directed learning readiness score (RR ajusted (RRa)=L76, CI L39-2.22), Cl L26- dominant factors which influence the student centered behavior. Variables of students' knowledge about student centered learning, IT skill, gender, age and students' year entry do not seem to affect the student centered behavior. In order to improve the performance of student centered behavior, self directed learning readiness and student positive perception toward student centered learning should be taken into consideration. Students from out of Java should be given major attention and guidance to go through student centered learning atmosphere.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T31979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library