Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Maulina
Abstrak :
[ABSTRAK
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dalam 5 tahun terakhir terutama melibatkan sepeda motor. Kecelakaan antara lain disebabkan oleh perilaku pengendara sepeda motor yang berisiko tinggi untuk menimbulkan kecelakaan. Disertasi ini mengintegrasikan antara perspektif kognitif dan kognisi sosial untuk menjelaskan pengaruh script mengendara berisiko, persepsi jarak, dan persepsi risiko terhadap keputusan pengendara untuk melakukan tiga jenis perilaku mengendara berisiko yang khas dilakukan di kota besar Indonesia, yaitu menyelip, menyiap, dan melawan arah, dalam situasi pro-risk dan anti-risk. Dua studi pertama (studi 1 dan studi 2) dilakukan untuk menggali situasi pro-risk (mendorong) dan anti-risk (menghambat) pengendara untuk menampilkan perilaku menyelip, menyiap dan melawan arah dan mengembangkan instrumen penelitian. Pada studi 3 dilakukan penelitian eksperimental dengan desain within subject terhadap 231 pengendara lakilaki berusia 20-35 tahun di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh tidak langsung dari script mengendara berisiko melalui persepsi risiko terhadap keputusan untuk menyelip dan menyiap dalam situasi pro-risk dan anti-risk. Untuk keputusan pengendara melawan arah pada situasi pro-risk dipengaruhi secara langsung oleh persepsi risiko dan script mengendara berisiko, sedangkan pada situasi anti-risk faktor yang berpengaruh hanya persepsi risiko. Dari hasil penelitian ini, sejumlah kegiatan pelatihan dan pemberian informasi diperlukan untuk membentuk script mengendara aman dan mengembangkan keterampilan mempersepsi risiko secara akurat.;
ABSTRACT
In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’ decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads, namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting, dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be inferred that further training and provision of information are necessary to help, In the past 5 years, the high rate of traffic accidents in Indonesia mostly involved motorcyclists, many of whom often perform risky riding behaviors. This dissertation is intended to integrate cognitive and social cognitive perspectives in explaining the influence of risky riding script, distance perception, and risk perception on riders’ decision to perform three typical risky riding behaviors on Indonesian urban roads, namely lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction at prorisk and anti-risk situations. Two preliminary studies were conducted to explore the pro-risk and anti-risk situations related to lane splitting, dangerous overtaking, and riding in opposite direction, as well as to aid in the development of research instruments. A within-subjects experiment involving the manipulation of 2 traffic situations (pro-risk x anti-risk) and 3 types of risky riding behavior (lane splitting, dangerous overtaking, riding in opposite direction) was then conducted on 231 male riders aged 20-35 years in Jabodetabek area. The results show that risk perception has an indirect effect of risky riding script on riders’ decision to perform lane splitting and dangerous overtaking at pro-risk and anti-risk situations. On the other hand, the decision to perform riding in opposite direction at pro-risk situation was directly influenced by risk perception and risky riding script, but there was only a direct effect of risk perception at anti-risk situation. Based on the results, it can be inferred that further training and provision of information are necessary to help]
2014
D1992
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tamar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji model pengaruh sistem nilai budaya lokal terhadap tipe nilai motivasional dan sifat-sifat kewirausahaan dalam keberhasilan pengusaha Bugis. Penelitian dilakukan terhadap pengusaha Bugis yang bergerak dalam bidang agrobisnis skala usaha kecil dan menengah di Sulawesi Selatan dengan jumlah sampel 210 orang.

Ada empat hal pokok sebagai variabel utama dalam penelitian ini, yakni sistem nilai budaya lokal Bugis (SNBB), tipe nilai mutivasional (TNM), sifat kewirausahaan (SW), dan keberhasilan pcngusaha (KU). Variabel pertama (SNBB) disebut sebagai variabel eksogen, dan tiga variabel berikutnya ( TNM, SW, dan KU) disebut sebagai variabel endogen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis model persamaan struktural (SEM), dengan bantuan program LISREL versi 8.50 dari Joreskog dan Sorborn (2001).

Hasil pengujian membuktikan bahwa model hipotesis pengaruh sistem nilai budaya lokal terhadap nilai motivasional dan sifat-sifat kewirausahaan dalam keberhamilan pengusaha Bugis terbukti fit (sesuai) dengat data empirik. Dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa SNBB berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha Bugis melalui TNM dan SW, yang berarti bahwa nilai budaya Iokal berfungsi sebagai dinamisator dalam keberhasilan pengusaha Bugis.
Abstract
This research aim to test local culture value system influence model to value motivasional type of values and enterpreneurship trait in the performance of Bugis entrepreneur. Research is done to entrepreneur Bugis which is peripatetic in the field of agrobisnis small and medium industry scale in South Sulawesi with number of samples 210.

There is four the fundamental as main variable in this research, namely local culture value system of Bugis ( SNBB), motivasional type of values ( TNM), enterpreneurship trait ( SW), and performance of entrepreneur (KU). The first variable ( SNBB) conceived of exogen variable, and three next variables (TNM, SW, and KU) conceived of variable endogen. Examination is done by using structural equation model analysis( SEM), with program LISREL version 8.50 of Joreskog and Sorbom (2001).

Result of examination the hypothesis model proves t.hat local culture value system influence to motivasional type of values and enterpreneurship traits in the performance of the Bugis entrepreneur is the fit model. Thereby this research successfully proves that local culture value system (SNBB) influential to performance of entrepreneur Bugis through motivasionai type of values (TNM) and enterpreneurship traits (SW), is meaning that local culture value functioned as dinamisator in performance of entrepreneur Bugis.
2007
D851
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Tasliatul Fuad
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologispada mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) untuk mengetahui gambaran penyesuaian diri di perguruan tinggi partisipan dan alat ukur Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengetahui tingkat stres psikologis partisipan.Partisipan dalam penelitian ini adalah 94 orang mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation untuk menjawab permasalahan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara penyesuaian diri di perguruan tinggi dan stres psikologis(r = -.284). ......This research was conducted to determine the correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia First-year Students. This research method use quantitative approach using Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) to get the descriptive data about participant‟s college adjustment and Hopnkins Sympton Checklist-25 (HSCL-25) to determine the level of psychological distress on participants. Participants in this study were 94 Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students. Pearson Correlation analysis technique was used to answer the research problem. Result showed that there is negative and significant correlation between college adjustment and psychological distress on Faculty of Psychology University of Indonesia first-year students (r = -.284).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[PT. Sri Rejeki Isman Tbk. merupakan pabrik tekstil-garmen terbesar di Asia Tenggara yang memperkerjakan ribuan pekerja, termasuk ibu dengan kanak-kanak madya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara occupational stress dan parenting self-efficacy pada ibu bekerja di PT. Sri Rejeki Isman Tbk. Penelitian cross sectional ini menggunakan teknik accidental sampling terhadap 109 partisipan menggunakan kuesioner Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) dan Occupational Role Questionnaire (ORQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara occupational stress dan parenting selfefficacy (R= -.326; p=.001; two tailed). Penelitian ini merekomendasikan pelatihan koping stres guna meningkatkan parenting self efficacy pada ibu bekerja serta penambahan wawancara mendalam untuk mendapatkan hasil yang komprehensif., PT. Sri Rejeki Isman Tbk. is the largest integrated vertical textile-garment manufacturing in South East Asia that employs thousands labors, including mother with middle-age children. The aim of this research is to investigate the relationship between Occupational Stress and Parenting Self Efficacy among working mother with middle-age children in PT. Sri Rejeki Isman Tbk. This cross sectional research uses accidental sampling technique in 109 participants using Self Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) and Occupational Roles Questionnaire (ORQ). The result of this research shows that there is a significance correlation between Occupational Stress and Parenting Self Efficacy (R= -.326; p=.001; two tailed). This research recommends stress coping training to promote Parenting Self Efficacy in working mother, and in-depth interview to attain more comprehensive results.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini dilakukan untuk melihat Hubungan antara Pola Pengasuhan dan Regulasi Emosi Anak Usia 2-7 tahun pada Keluarga dengan Kedua Orangtua Bekerja. Sebanyak 80 orangtua pada keluarga dengan kedua pasangan bekerja menjadi partisipan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner cetak maupun online yang berisikan item-item yang mengukur pola pengasuhan orangtua dan regulasi emosi pada anak. Pola pengasuhan orangtua diukur dengan alat ukur Parenting Style Development Questionnaire (PSDQ) yang dikonstruksi oleh Robinson, dkk (1995).Dari hasil penelitian ini, terdapat 41 orangtua yang menerapkan pola pengasuhanAuthoritative, 25 orangtua yang menerapkan pola pengasuhan Authoritarian, dan 14orangtua yang menerapkan pola pengasuhanPermissive. Selanjutnya Regulasi Emosi diukur dengan menggunakan alat ukur Emotion Regulation Checklist (ERC) yang dikonstruksi oleh Shields & Cicchetti (1997). Pada penelitian ini ditunjukkan rata-rata hasil skor regulasi emosi anak usia 2-7 tahun sebesar 72,16, dari angka ini diidentifikasikan bahwa terdapat 34 anak yang memiliki kemampuan regulasi emosi baik dan 46 anak yang memiliki kemampuan regulasi emosi buruk.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara ketiga pola pengasuhan orangtua dan regulasi emosi pada anak., This study was conducted to see the relationship between parenting style and emotion regulation on children aged 2-7 years from dual-earner family. A total of 80 parents in families with both spouses working become participants in this study by completing a physic or online questionnaire containing items that measure parenting style and emotion regulation in children. Parenting style was measured by a Parenting Style Development Questionnaire (PSDQ) constructed by Robinson, dkk (1995). From the result of this study, there are 41parents who apply authoritative parenting style,25 parents who apply authoritarian parenting style, and 14 parents who apply permissive parenting style. Furthermore, Emotion Regulation is measured by Emotion Regulation Checklist (ERC), which is constructed by Shields & Cicchetti (1997). In this study, the results indicated an average score of emotion regulation on children aged 2-7 years at 72.16, this figure was identified that there is 34 children who have a good emotion regulation abilities and 46 children who have poor emotion regulation abilities. The results of this study indicate that there are significant relationship between threeparenting style and emotion regulation on children.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian korelasional ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara attributional feedback yang diberikan guru dan creative selfefficacy pada pelajar sekolah menengah pertama. Attributional feedback didefinisikan sebagai umpan balik yang menghubungkan kesuksesan atau kegagalan dengan satu atau lebih penyebab (Schunk, 1987), sedangkan creative self-efficacy didefinisikan sebagai keyakinan yang bersifat sementara pada individu mengenai kemampuannya untuk melakukan tugas spesifik yang membutuhkan produksi solusi-solusi baru, orisinal, dan sesuai (Abbott, 2010). Pengukuran teacher attributional feedback dilakukan dengan alat ukur Teacher Feedback Scale (Burnett, 2002) dan pengukuran creative self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Revised Model CTSE & CPSE II (Abbott, 2010). Data didapat dari 154 orang partisipan pelajar sekolah menengah pertama di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara teacher effort feedback (r = 0,549) maupun teacher ability feedback (r = 0,542) dan creative thinking self-efficacy serta antara teacher effort feedback (r = 0,495) maupun teacher ability feedback (r = 0,489) dan creative performance self-efficacy, seluruhnya pada L.o.S. 0,01. Berdasar pada hasil penelitian, peneliti menyarankan pihak guru dan sekolah untuk berupaya memberikan attributional feedback yang tepat dan sesuai kepada pelajar sekolah menengah pertama dalam rangka mengembangkan creative self-efficacy pelajar untuk menghasilkan lulusan yang kreatif., This correlational research was conducter to find the correlation between teacher attributional feedback and creative self-efficacy on junior high school students. Attributional feedback is defined as feedback which links students’ successes and failures with one or more causes (Schunk, 1987). Creative self-efficacy is defined as individual’s state-like belief in his or her own ability to perform specific tasks required to produce novel, original, or appropriate solutions (Abbott, 2010). Teacher attributional feedback was measured using Teacher Feedback Scale (Burnett, 2002) and creative self-efficacy was measured using Revised Model CTSE & CPSE II (Abbott, 2010). Data was collected from 154 junior high school students in Jakarta. The main result shows that there are significant positive correlations between teacher effort attributional feedback and creative thinking self-efficacy (r = 0,549), between teacher ability attributional feedback and creative thinking self-efficacy (r = 0,542), between teacher effort attributional feedback and creative performance self-efficacy (r = 0,495), and also between teacher ability attributional feedbackand creative performance self-efficacy (r = 0,489) at L.o.S 0,01. Based on this result, it is suggested for teachers and schools to provide proper attributional feedbacks for the students in order to improve students’ creative self-efficacy and students’ creativity as well.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirta Firdaus Nuryananda
Abstrak :
Skripsi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Parenting Self-Efficacy dan Persepsi Dukungan Sosial pada ibu tunggal bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya (usia 5-12 tahun). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk dalam penelitian korelasional serta menggunakan non-probability sampling design. Responden berjumlah 30 orang ibu tunggal bekerja dan diambil datanya menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan alat ukur Self Efficacy for Parenting Task Index dari Coleman dan Karraker (2000) dan Multidimensional of Perceived Social Support dari Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988). Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Parenting Self-Efficacy dan Persepsi Dukungan Sosial (r = 0,0079 ; p > 0,05). Domain Parenting Self-Efficacy yang memiliki nilai mean tertinggi adalah Health dan domain yang memiliki nilai terendah adalah Recreation. Domain Persepsi Dukungan Sosial yang memiliki nilai mean tertinggi adalah Keluarga sedangkan domain Teman memiliki nilai mean terendah. ......This study determined to see wether there’s correlation between Parenting Self-Efficacy and Perceived Social Support on working single-mother with children in middle childhood (5-12 years) or not. This study formed in correlational quantitative research which used nonprobability sampling design. The respondents were 30 respondents of working single-mother. The data was taken with Self Efficacy for Parenting Task Index from Coleman and Karraker (2000) to measure Parenting Self Efficacy and Multidimensional of Perceived Social Support from Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988) to measure Perceived Social Support. The result indicated that there's no significant positive correlation between the two variables with r = 0,0079 and p > 0,05. Domain Health had the highest mean score and domain Recreation had the lowest mean score in Parenting Self-Efficacy. In Perceived Social Support, domain Family had the highest mean score whereas domain Friends had the lowest mean score.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dimensi metakognisi dan dimensi creative self-efficacy (CSE) pada guru sekolah dasar (SD). Metakognisi didefinisikan sebagai kesadaran individu terhadap proses kognitif dan afektif yang terjadi pada dirinya, serta kemampuan individu dalam meregulasi setiap proses tersebut untuk mencapai sebuah tujuan tertentu (Flavell, 1979). CSE merupakan keyakinan terhadap keadaan individu mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan tugas spesifik, yang membutuhkan produksi solusi-solusi baru, orisinal, dan sesuai (Abbott, 2010). Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa metakognisi memiliki korelasi yang signifikan terhadap CSE. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian terhadap 93 guru sekolah dasar (SD). Alat ukur metakognisi yang digunakan adalah Metacognitive Awareness Inventory for Teacher (MAIT) (Balcikanli, 2011), sedangkan alat ukur CSE yang adalah Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010). Melalui teknik statistik Pearson Correlation, ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara masing-masing dimensi dari metakognisi, yaitu metacognitive knowledge dan metacognitive regulation dengan dimensi dari CSE, yaitu CTSE dan CPSE. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti menyarankan kepada para guru untuk memerhatikan kemampuan metakognisi yang terjadi saat mengajar di dalam kelas, juga bagi pihak sekolah untuk memberikan pelatihan kepada para guru mengenai strategi pembelajaran tertentu guna meningkatkan keyakinan diri dalam mengekspresikan kreativitas di kelas., This research was conducted to find the relationship between dimension metacognition and dimension creative self-efficacy (CSE) among elementary teacher. Metacognition is defined as awareness of one’s knowledge, concerning one’s own cognitive processes and affective states, and the ability to consciously deliberately monitor and regulates on which they bear, usually in the service of some concrete goals or objectives (Flavell, 1979). Meanwhile, CSE is an individual’s state-like belief in his or her own ability to perform the specific tasks required to produce novel, original, and appropriate solutions (Abbott, 2010). This study hypothesized that metacognition correlates significantly with CSE. There are 103 elementary teacher participated in this study. Metacognition is measured with Metacognitive Awareness Inventory for Teacher (MAIT) (Balcikanli, 2011), and CSE is measured with Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010). The Pearson Correlation indicates that each dimension of metacognition, consist of metacognitive knowledge and metacognitive regulation is correlates positively and significantly with each dimension of CSE: CTSE and CPSE. Therefore, it is suggested that elementary teachers should know more about their own metacognition, specifically while they’re teaching in a class. In the other side, The Elementary school ought to held an intervention such a training to improve teachers skill of metacognition.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini membahas hubungan antara atribusi bystander terhadap korban dan perilaku menolong saat terjadi peristiwa bullying. Atribusi ini menjelaskan seberapa besar seorang korban dianggap bersalah sehingga dirinya dipilih menjadi target bullying. Perilaku menolong bystander dilihat melalui pemilihan perannya sebagai reinforcer, outsider, atau defender. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi bahwa korban bersalah dan pemilihan peran bystander sebagai reinforcer maupun outsider. Uji korelasi antara persepsi bahwa korban bersalah dan pemilihan peran sebagai defender menunjukkan hubungan negatif yang tidak signifikan., This study examines the correlation between attribution of victim’s fault and bystander’s helping behavior during an incident of bullying. This attribution explain how much a victim is perceived as guilty so he/she was chosen to be the target of bullying. Bystander helping behavior measured by the selection of its role as a reinforcer, outsider, or defender. Results of the analysis showed that there is a significant relationship between attribution toward the victims and the selection of bystander role as a reinforcer or outsider. Correlation between the perception that the innocent victims and electoral role as defender showed a non-significant negative correlation.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara harga diri dan gratitude pada remaja putus sekolah yang bekerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) yang diciptakan oleh Rosenberg pada tahun 1965 dan kemudian sudah diterjemahkan serta divalidasi oleh Ariyani pada penelitiannya tahun 2004. Untuk variabel kedua, alat ukur gratitude yang digunakan adalah The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) yang diciptakan oleh McCullough, Emmons, dan Tsang pada tahun 2002 untuk melihat kualitas atau kondisi bersyukur dalam kehidupan sehari-hari. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistika deskriptif, Pearson Product-Moment Correlation, Independent Sample T-Test, dan One-Way Analysis of Variance (ANOVA). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 68 orang remaja putus sekolah yang bekerja dengan rentang usia 11-22 tahun dan belum menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan gratitude pada remaja putus sekolah yang bekerja., This research was conducted to find the correlation between self esteem and gratitude in school drop out adolescents who worked. This research used a quantitative approach using a measuring instrument Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) developed by Rosenberg in 1965 and then it was translated and validated by Ariyani on her research in 2004. For the second variable, measuring instruments of gratitude used was The Gratitude Questionnaire-Six Item Form (GQ-6) which was created by McCullough, Emmons, and Tsang in 2002 to see the quality or condition of grateful in everyday life. Data were analyzed by using the techniques of descriptive statistics, Pearson Product-Moment Correlation, Independent Sample T-Test, and One-Way Analysis of Variance (ANOVA). Participants in this research were 68 school drop out adolescents who worked with the age range of 11-22 years old and unmarried. The results of this research showed that there were not significant correlation between self-esteem and gratitude in school drop out adolescents who later worked.]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>