Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Phopy Aropatin N, Kiki Korneliani
Abstrak :
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita. Penyakit diare pada balita masih menjadi masalah. Di Sukarame pada umumnya masyarakat belum memiliki jamban pribadi, sehingga masih banyak yang BAB, mandi dan mencuci disatu tempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di puskesmas Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas (dependen) dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang diare, sikap ibu tentang diare dan praktek hygieni ibu sedangkan variabel terikatnya (independen) adalah kejadian diare pada balita. dengan jumlah populasi seluruh ibu yang memeriksakan balitanya ke puskesmas Sukarame Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1675 orang dan sampelnya sebanyak 94 orang. Berdasarkan uji chi-square diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah pendidikan ibu (p=0,044, OR=2,692), pekerjaan ibu (p=0,001, OR=3,81), pengetahuan ibu tentang diare (p=0,001, OR=6,57), praktek hygieni ibu (p=<0,001, OR=11,978) dan variabel yang tidak ada hubungan yaitu sikap ibu (p=0,056, OR=2,542). Saran untuk ibu-ibu agar selalu memperhatikan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan selalu mencuci tangan secara benar sebelum menyuapi, menyusui, memegang makanan serta sesudah buang air besar. Disamping itu pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Fariatul Aeni, Lis Triswanah
Abstrak :
Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap kondisi kesehatan atau kejadian suatu penyakit adalah lingkungan, dan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dan dipengaruhi pula oleh perilaku individu adalah demam berdarah dengue (DBD). Tipologi kelurahan jagasatru yang relatif padat penduduk dan pusat perdagangan lintas daerah, dimungkinkan menyimpan berbagai persoalan kesehatan, khususnya berkaitan dengan kesehatan lingkunagn (santiasi), baik di lingkungan perumahan maupun tempat-tempat umum lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD). penelitina ini merupakan jenis penelitian eksplanasi (explanatory research) dengan pendekatan metode cross sectional. Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini sebanyak 333 kepala keluarga (KK) dari popolasi sebesar 2.497 KK secara sampel acak sistematis (sistematic random sampling) di Keluarah Jagasatru Kecamatan Pekalipan Kota Cirebon. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara langsung dan uji sistematic yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dalam PSN dengan kejadian DBD, ada hubungan antara sikap terhadap PSN dengan kejadian DBD, tidak ada hubungan antara praktek dalam PSN dengan kejadian DBD. berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan teknik pengumpulan melalui metode self-report dan menambah cakupan penelitian, serta kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat lebih ditingkatkan dalam gerakan PSN melalui 3M plus.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Maola Noviansyah, Nur Lina
Abstrak :
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi primer pada laki-laki usia 45 tahun ke atas di rumah sakik umum daerah Kabupaten Ciamis. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang merokok dengan jumlah >10 batang perhari 69,81% 62,26% responden menghisap rokok dengan cara menghisap dalam, responden menghisap rokok >10 tahun sebanyak 73,50% dan responden yang merokok dengan jenis filter sebanyak 52,83%. Hasil uji stastistik chi square menunjukan bahwa jumlah rokok >10 batang perhari (OR=3,748 CI=1,525-9,215 p<0,05) menghisap rokok dengan cara dalam (OR=3,827 CI=1,653-8,859 p<0,05) menghisap rokok >10 tahun (OR=4,312 CI=1,640-11,343 p<0,05) dan rokok dengan jenis filter (OR=2,963 CI=1,343-,537 p<0,05). Hasil : faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit hipertensi primer pada laki-laki usia >45 tahun yaitu jumlah rokok, lama merokok dan cara merokok. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa jenis rokok, jumlah rokok, lama merokok dan cara merokok merupakan faktor-faktor risiko kejadian hipertensi. Saran penulis pada penderita hipertensi supaya berhenti merokok.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Wahyudi
Abstrak :
Efek getaran terhadap sistem tulang, sendi dan otot berupa osteoarticular (gangguan pada sendi tangan) terhadap sistem saraf berupa perestesi, menurunnya sensitivitas, gangguan kemampuan membedakan selanjutnya atropi. Aktivitas yang dilakukan tenaga kerja tikar mendong dibagian penjahitan berpotensi terhadap kemungkinan mengalami gejala CTS, dengan adanya getaran dari media kerja, dengan disertai adanya penekanan oleh tangan pada waktu kerja. berdasarkan kriteria yang ditetapkan (NIOSH, 1977) bilaman ditemukannya tenaga kerja dengan memiliki riwayat pekerjaan tersebut dan adanya keluhan subjektif serta secara objektifdijumpai hasil pemeriksaan fisik, tes tinnel positif atau tes phalen positif adalah suatu indikasi menderita CTS. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan lama paparan getaran dengan kejadian CTS pada pekerja tikar mendong dibagian penjahitan Kelurahan Purbaratu. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 31 orang dari populasi 45 orang dengan lama paparan <4 tahun sebanyak 12 orang dan lama paparan >4 tahun sebanyak 19 orang, uji yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil pemeriksaan fisik dengan menggunakan tes tinnel dan tes phalen didapatkan 10 orang dengan tes tinnel 6 orang (19%), tes phalen 2 orang (6,5%), serta tes tinnel dan phalen sebanyak 2 orang. Responden positif CTS. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan ada hubungan antara lama paparan getaran dengan kejadian CTS (p=0,046). Disarankan pada pekerja untuk melakukan peregangan (streching) sebelum melakukan pekerjaan selama 5 menit dan senantiasa merawat mesin jahit untuk mengurangi intensitas getaran dengan cara pemberian pelumas.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinawati
Abstrak :
Penggunaan alat kontrasepsi oleh PUS (pasangan usaha subur) sangat penting tetapi banyak mengalami drop out. Drop out penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain faktor individudan lingkungan adalah faktor program yaitu pelayanan KIE (komunikasi, informasi, edukasi) dan kualitas pelayanan kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh KIE (macam KIE KB dan macam konseling KB) dan kualitas pelayanan kontrasepsi (pilihan metode kontrasepsi, kemudahan pelayanan dan pemberian informasi) terhadap terjadinya drop out penggunaan alat kontrasepsi. Jenis penelitian ini explanatory survey degan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian adalah PUS yang menjadi apsektor KB dan tercatat pada bulan Desember 2002-Desember 2003 di Desa Setupatok. Besar sampel sebanyak 119 orang yang diambil secara acak sistematik. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik (araf signifikasn 95%) diperoleh simpulan bahwa ada pengaruh macam KIE KB terhadap drop out (p=0,024), ada pengaruh macam konseling terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), ada pengaruh pilihan metode kontrasepsi terhadap drop out (p=0,008), tidak ada pengaruh kemudahan pelayanan terhadap drop out (p=0,186), ada pengaruh pemberian informasi terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (0,002), ada pengaruh layanan KIE KB terhadap drop out (p=0,0001), dan ada pengaruh kualitas pelayanan kontrasepsi terhadap drop out (p=0,002) serta probabilitas terjadi drop out sebesar 38% pada ekspektor KB yang memperoleh konseling yang tidak lengkap dan informasi yang tidak memadai. disarankan kepada petugas pemberi pelayanan KB untuk memberikan pelayanan KIE KB yang teratur, pemberian materi KIE yang lengkap, pemberian konseling yang lengkap dan pemberian informasi yang memadai.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Fajriyah
Abstrak :
Prevalensi kekurangan energi protein (EP) di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 mencapai 17,16% dengan kasus gizi buruk sebanyak 0,40% sedangkan data di Puskesmas Sukaresik penderita gizi buruk mencapai 33 orang tahun 2008. Penyebab langsung gizi buruk adalah kurang konsumsi energi protein dan infeksi, sehingga salah satu penanggulangannya adalah pemberian makanan tambahan (PMT). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh PMT terhadap status gizi balita buruk di Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian eksperimen semu dengan pendekatan pretest posttest one group design. Populasi balita gizi buruk (BB/U < -3 sd) sebanyak 33 anak dan sampel darah yang memenuhi kriteria inklusi menghabiskan sebanyak 80% PMT yang diberikan. di akhir penelitian ada 8 anak yang tidak bisa mencapai 80% PMT sehingga jumlah sampel menjadi 25 anak. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan status gizi sebelum dan setelah PMT (p=0,019) dengan selisih perbedaan status gizi (BB/U skor) sebesar 0,07. Variabel pengganggu (tingkat kecukupan energi dan protein dari konsumsi harian) secara statistik tidak ada hubungan dengan variable terikat (status gizi). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya untuk melanjutkan program PMT kepada balita gizi buruk dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan status gizi balita gizi buruk melalui pemberian penyuluhan pemamfaatan produk lokal untuk konsumsi balita.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi, 2005
JKKI 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library