Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dieni Amalia Zamzamy
Abstrak :
Berangkat dari “membaca sebagai aktivitas multimodal” (Knox, 2020), penelitian ini berupaya mengungkapkan bagaimana moda-moda bekerja sama dalam membangun makna untuk mengomunikasikan pesan atau informasi dalam sebuah bacaan tertentu. Penggunaan teks multimodal dalam pembelajaran bahasa asing semakin umum digunakan, terutama di ruang kelas kontemporer seperti pada buku teks. Peran elemen visual dalam buku teks meskipun dapat dikatakan tidak dapat menggantikan teks verbal, kehadirannya merupakan unsur tidak kalah penting dan selalu menjadi bagian dari bacaan itu sendiri. Untuk itu, penelitian ini berusaha mengungkap peranan elemen visual dan verbal dalam buku teks BIPA dengan menyelisik peranan kedua elemen tersebut di dalam buku teks. Penelitian ini menerapkan studi kualitatif di bawah payung Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) untuk menganalisis elemen visual dan verbal yang terdapat dalam buku teks. Elemen visual dan verbal dianalisis berdasarkan tiga metafungsi, yaitu metafungsi ideasional, metafungsi interpersonal, dan metafungsi tekstual. Data visual dan verbal dalam penelitian ini diperoleh buku teks, yaitu Sahabatku Indonesia untuk Penutur Bahasa Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi metafungsi ideasional, elemen visual berperan sebagai pelengkap dan visualisasi elemen verbal. Namun, pada saat yang bersamaan, elemen visual cenderung mengabaikan elemen verbal karena kurang merepresentasikan apa yang diinformasikan di dalam teks. Dari segi metafungsi nterpersonal, elemen visual dan verbal berperan dalam membangun interaksi dengan pembaca. Namun, interaksi yang dibangun didominasi oleh interaksi satu arah. Dari segi tekstual, elemen visual dan verbal berperan dalam memandu pembaca dalam menelusuri informasi dari teks bacaan. Akan tetapi, elemen visual lebih kentara dibandingkan dengan elemen verbal. ......Taking a trajectory from “reading as a multimodal activity” (Knox, 2020), this study tries to investigate how multiple modes work together in constructing meaning to communicate messages or information in a particular reading passage. The application of multimodal texts in language learning has become increasingly more common, especially in contemporary classrooms such as textbooks. Although it can be said that they cannot substitute for the verbal texts, visual elements often play critically important role in the textbooks and even being an integral part of reading passage. Having understood that, this study attempts to analyse the role of visual and verbal elements in the Bahasa Indonesia for Foreign Speakers (BIPA) textbook by examining their role within the texts. The research is based on qualitative method and applies the Systemic Functional Linguistics (SFL) to analyse visual and verbal elements in the multimedia textbook Sahabatku Indonesia untuk Penutur Bahasa Thailand through three metafunctions: Ideational metafunction, Interpersonal metafunction, and Textual metafunction. In terms of ideasional metafunction, the study finds that visual elements frequently complement and act as visual articulation of the verbal elements but at the same time tend to ignore them when the visual elements have not sufficiently provided information as intended by the verbal elements. On the interpersonal metafunction, the visual and verbal elements do build interactions though predominantly one-way. While both play a role in terms of textual metafunction, the visual elements are found in this study as having more salient in guiding the readers to discern information from the texts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sansiviera Mediana Sari
Abstrak :

Tesis ini berawal dari sebuah hipotesis yang mengatakan bahwa anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) mengalami gangguan bahasa secara semantik atau disebut sebagai defisit semantik.  Berdasarkan pengamatan awal  di sekolah Cahaya Didaktika yang mengamati dua anak ASD ringan berusia 16 dan 11 tahun disimpulkan bahwa dua anak ASD sudah memiliki konsep kata.  Data dari pengamatan awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semanti. Karena data awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semantik, tesis ini memperluas penyelidikan sebelumnya dengan tes pengetahuan leksikal breadth dan leksikal depth guna menjawab hipotesis defisit semantik.

 Rangkaian tes dilakukan yang terdiri atas tes pengetahuan leksikal breadth melalui tugas pemilihan leksikal dan tes pengetahuan leksikal depth melalui tugas definisi kata yang dilakukan terhadap dua anak ASD dan membandingkan dengan grup kontrol berusia sama dengan usia mental ASD yaitu 8 tahun dan 10 tahun. Stimulus terdiri atas 39 kata dan 39 pseudoword dengan kriteria pemerolehan leksikal anak usia 5 tahun, kelas kata verba dan nomina, dan bersuku kata dua. Data tersebut diolah dengan uji statistik Wilcoxon,  klasifikasi definisi kata dari  Hadley, Dickinson, Hirsh-Pasek, dan Golinkoff (2015) dan taksonomi semantik dari De Deyne dan Storms (2008). Berdasarkan dari hasil rangkaian tes pengetahuan leksikal breadth dan depth ditemukan bahwa anak ASD dalam penelitian ini  mengalami defisit semantik dengan ditandai pengetahuan leksikal breadth dan depth yang lemah.


This thesis started from the hypothesis that children with Autism Spectrum Disorder (ASD) suffers from semantic language disorder or semantic deficit. Based on preliminary observation conducted on two children with mild ASD studying at Cahaya Didaktika school (aged 16 and 11 years old), it is concluded that the children have word concepts. However, because data from the preliminary observation is not enough to prove the existence of semantic deficit, this thesis extends the previous investigation by utilizing the lexical breadth and depth tests.The tests comprise lexical knowledge breadth test through Lexical Decision Task and lexical knowledge depth test through word definition that are done by two mild ASD children and control groups matched on the mental age of the ASD children, which are 8 and 10 years old. The stimuli are 39 words with Age of Acquisition of 5 years old and 39 corresponding pseudowords, including verbs and nouns and having two syllables. Data are then analyzed statistically by and are classified according to the word definition classificationof Hadley, Dickinson, Hirsh-Pasek, and Golinkoff (2015) and De Deyne & Storms (2008) semantic taxonomy. The results demonstrate that children with ASD suffers from semantic deficit which are characterized by lack of breadth and depth their lexical knowledge.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ivo Novita S BR
Abstrak :
Tesis ini membahas efektivitas penggunaan video sebagai media ajar dalam kelas tata bahasa tingkat pra-madya. Komponen tata bahasa yang diajarkan adalah kala lampau dan kala kini. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain post-test control group. Data diperoleh dari pre-test, post-test, kuesioner gaya belajar, kuesioner persepsi pemelajar terhadap penggunaan video dalam pengajaran dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang belajar kala dengan menggunakan video lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan buku ajar.Selain itu, pengajaran dengan video meningkatkan nilai siswa dengan berbagai gaya belajar. Perbedaan kenaikan nilai tidak signifikan karena jumlah siswa dengan gaya belajar visual sangat sedikit dibandingkan jumlah siswa dengan gaya belajar non-visual. Kendatipun demikian, hasil kuesioner persepsi gaya belajar menunjukkan bahwa pengajaran dengan video terbukti meningkatkan minat belajar pemelajar kelas eksperimental. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan penggunaan video sebagai salah satu medium ajar kala di dalam kelas.


This thesis discusses the effectiveness of video usage as a teaching medium in pre-secondary grammar class. The grammar points taught were simple past tense and simple present tense. This research is a quasi-experimental research with post-test control group design. Data were obtained from pre-test, post-test, learning style questionnaire, questionnaire of student perception towards the use of video in teaching, and interview. The results showed that the scores of students who learned with video were higher than the scores of students learning using textbooks.  It was found that using video as the teaching medium increased the students scores in all categories of learning styles. It was also found that no significant difference was found in the results obtained by students with visual learning style compared with students with non-visual learning styles. This was due to the small number of students with visual learning style in this reseacrh.  However, the learning-style-questionnaire results revealed that learning with videos proved to be enjoyed by the learners. Therefore, the researcher recommends the use of video as one of the grammar-teaching medium in a classroom.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Harsono Viery
Abstrak :
Respon kontemporer terhadap akomodasi interpretasi psikologistik terhadap korpus fiksi di dalam filsafat oleh Jillian Isenberg merupakan salah satu motivasi tesis ini. Usaha tersebut memperluas pemahaman yang kurang lebih bertahan hingga hampir satu abad yang dimulai dari anggapan Frege dalam misi logisismenya terhadap menganggap suatu korpus logika dan psikologi tidak dapat saling tumpang tindih, dan lantas, fiksi yang erat dengan kondisi emosional manusia niscaya mengandung bahasa yang cenderung bersifat emotif yang tidak dapat dijustifikasi kebenarannya yang di mana kebenarannya dapat dijustifikasi setidaknya dengan memiliki referensi. Di dalam tulisan ini, kekhawatiran Fregean viz logisisme hingga kaum realisme fiksi seperti David Lewis hingga kaum bahasa keseharian seperti John Searl akan dikaji dengan kilas terhadap nilai kebenaran teori glap, yang ditawarkan oleh Jenny Matthias yang di mana teori glap merupakan sintesis dari teori kebenaran glut dan gap. Tesis ini berargumen bahwa kekhawatiran terhadap fiksi dapat dirumuskan terutama dalam dua poin: (1) Inkonsistensi kebenarannya, (2) Relasinya terhadap realitas aktual qua referensinya—saya akan menganggap permasalahan ini sebagai permasalahan kekaburan. (1) akan lebih banyak mendapat perhatian melalui teori kebenaran, terutama glap, (2) akan diteliti lebih lanjut melalui pandangan fiksi tanpa pretensi seperti oleh Isenberg didukung oleh Akiba di dalam pandangan modal terhadap kekaburan. Dengan validasi yang diberikan, saya menawarkan pandangan kerangka teoritik fenomenologis sebagai titik berangkat interpretasi atau alternatif selanjutnya di dalam korpus fiksi bagaimana sebenarnya pandangan psikologis sepenuhnya tidak dapat kita pertahankan melainkan adanya afirmasi intensional yang selalu mengikuti hingga di dalam logika sekalipun. ......This thesis is inspired by the contemporary academic discourse on integrating psychological interpretations within the corpus of fictional philosophy, as exemplified by Jillian Isenberg's work. It extends the debate that has evolved over nearly a century, starting with Frege's assertion in his logicism that a corpus of logic and psychology are mutually exclusive. This assertion highlights that fiction, inherently linked to human emotions, often includes emotive language whose truth cannot be simply justified by references. This paper explores a range of perspectives from Fregean logicism to David Lewis's fictional realism, and everyday language analysis by John Searle. Special emphasis is placed on evaluating the 'glap' theory's truth value, proposed by Jenny Matthias. 'Glap' theory is a synthesis of the 'glut' and 'gaps' theories. The thesis argues that the dilemma of fiction can be primarily broken down into two issues: (1) The inconsistency in its truthfulness, and (2) Its relationship to actual reality in terms of references. These issues are approached as problems of vagueness.The focus is more on (1), examined through the lens of truth theories, particularly 'glap', while (2) is explored through a non-presumptive fictional perspective as advocated by Isenberg and supported by Akiba's modal view of vagueness. This thesis proposes a phenomenological theoretical framework as a foundational or alternative approach for interpreting the corpus of fiction, emphasizing that a purely psychological viewpoint is indefensible except for intentional affirmations that persist even in logic.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mei, Liu Xiang
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang perbedaan representasi objektifikasi perempuan dalam humor seksual antara Tiongkok dan Indonesia, serta implikasinya terhadap persepsi sosial. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi ini membandingkan konten humor dari kedua negara, mengidentifikasi cara-cara perempuan diobjektifikasi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda. Di Indonesia, humor cenderung menggambarkan perempuan dalam peran domestik dan tradisional, sementara di Tiongkok, objektifikasi lebih eksplisit dan berfokus pada aspek seksual dan transaksional. Metodologi penelitian melibatkan analisis konten terhadap humor dalam media massa dan digital, dengan teori Avner Ziv tentang humor, teori objektifikasi Nussbaum dan Langton, dan perspektif feminisme serta teori kritis media sebagai kerangka teori. Hasil studi ini menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai budaya mempengaruhi representasi objektifikasi perempuan dalam humor, serta dampaknya terhadap pandangan masyarakat terhadap perempuan, menunjukkan perlunya pemahaman kritis terhadap humor dalam konteks sosial dan gender yang lebih luas. ......This research discusses the differences in the representation of women's objectification in sexual humor between China and Indonesia, and its implications on social perceptions. Utilizing qualitative analysis, the study compares humor content from both countries, identifying how women are objectified within different cultural and social contexts. In Indonesia, humor tends to depict women in domestic and traditional roles, whereas in Tiongkok, objectification is more explicit and focuses on sexual and transactional aspects. The research methodology involves content analysis of humor in mass media and digital platforms, employing Avner Ziv’s theory of humor, Nussbaum and Langton's objectification theory, and perspectives from feminism and critical media theory as the theoretical framework. The findings highlight how social norms and cultural values influence the representation of women's objectification in humor, and its impact on societal views of women, indicating the need for a critical understanding of humor within broader social and gender contexts.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Xue, Jiang
Abstrak :
Karya film dan televisi dapat mencerminkan fenomena sosial yang terjadi dalam konteks waktu dan tempat tertentu. Karakter perempuan dalam film Singapura "Wet Season" dan film Malaysia "Barbarian Invasion" mencerminkan dilema peran perempuan Tionghoa di Asia Tenggara. Modernitas dan keberhasilan gerakan feminisme tidak serta menempatkan perempuan secara bebas melakukan peran dalam profesinya di dunia kerja. Konflik peran dan identitas perempuan menghasilkan dilema dalam menjalankan profesi inilah yang digambarkan dua film tersebut. Artikel ini membahas dilema identitas tokoh utama perempuan Tionghoa dari tiga perspektif: identitas sosial, identitas budaya, dan identitas keluarga. Penelitian ini menggunakan teori feminisme untuk menganalisis gambaran karakter perempuan Tionghoa Asia Tenggara yang memperlihatkan dilema identitas tersebut. Analisis film ini digabungkan dengan analisis kajian wilayah Asia Tenggara untuk memperlihatkan bagaimana kompleksitas lingkungan tempat tinggal dua tokoh perempuan di dalam dua film ini, yaitu Singapura dan Malaysia, mempengaruhi secara khas proses transformasi dan penemuan identitas diri masing-masing. Penelitian ini menemukan adanya gambaran kecemasan identitas yang dialami tokoh utama perempuan Tionghoa, A Ling dalam “Wet Season” dan Li Yuanman, tokoh utama wanita dalam "Barbarian Invasion". Namun, keduanya berjuang untuk melakukan transformasi dan berhasil menemukan kendali atas diri mereka. ......Film and television works can reflect social phenomena that occur in the context of a certain time and place. The female characters in the Singaporean film "Wet Season" and the Malaysian film "Barbarian Invasion" reflect the dilemma of the role of Chinese women in Southeast Asia. Modernity and the success of the feminist movement do not mean that women are free to play their professional roles in the world of work. The conflict in women's roles and identities results in a dilemma in carrying out this profession which is depicted in these two films. This article discusses the Chinese female protagonist's identity dilemma from three perspectives: social identity, cultural identity, and family identity. This research uses feminist theory to analyze the character descriptions of Southeast Asian Chinese women who show this identity dilemma. Analysis of this film is combined with analysis of Southeast Asian regional studies to show how the complexity of the environment where the two female characters in these two films live, namely Singapore and Malaysia, specifically influences the process of transformation and discovery of their respective identities. This research found a depiction of identity anxiety experienced by the Chinese female main character, A Ling in "Wet Season" and Li Yuanman, the main female character in "Barbarian Invasion". However, both of them struggle to make the transformation and manage to find control over themselves.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alifah Tamir
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil pembahasan mengenai perempuan dan monstrositas ibu dalam novel karya Gillian Flynn berjudul Sharp Objects (2006). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme dengan cara deskriptif analitis. Novel ini menceritakan isu mengenai fenomena dan permasalahan perempuan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan teori monstrous-feminine Barbara Creed agar memperlihatkan dasar dan akibat dari monstrositas perempuan serta ginokritik Elaine Showalter untuk memperlihatkan dampak monstrositas dari sudut pandang perempuan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pelabelan monstrositas pada perempuan sebagai ibu merupakan akibat dari tekanan peran perempuan oleh laki-laki dan Flynn sebagai pengarang perempuan berhasil mengutarakan suara perempuan melalui novel tersebut salah satunya dengan cara memberikan dominasi perempuan dalam cerita lebih banyak dari pada tokoh laki-laki. ......This thesis is a research about women and monstrous mother in Gillian Flynn's novel Sharp Objects (2006). The method in this research is using a feminist approach in analytical descriptive method. This novel tells the issue of women's phenomena and problems. Therefore, the research was conducted using the monstrous-feminine theory of Barbara Creed to show the basis and effects of monstrous feminine and Elaine Showalter's gynocriticism to show the impact of monstrosity from a female perspective. In this research, it was found that the labelling of monstrosity on women as mothers is caused by the pressure of gender role by men and Flynn as a female author succeeded in expressing the voice of women through the novel, one of which was by giving women dominance in the story more than the male characters.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Rosmaida
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pergolakan di Simalungun yang belangsung pada awal Maret 1946. Pergolakan yang terjadi di Simalungun merupakan dampak dari persaingan antara pribumi dengan migran.Penelitian ini menggunakan teori collective action dari Charles Tilly. Teori ini kemudian ditempatkan dalam kerangka metodologi strukturis yaitu suatu metodologi yang berusaha mengungkapkan realitas peristiwa berdasarkan sumber sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergolakan di Simalungun merupakan ledakan akumulasi dari ketidakpuasan masyarakat Batak Simalungun terhadap Batak Toba yang mendominasi segala aspek kehidupan yang menimbulkan kesenjangan sosial. Kekuatan sosial Batak Simalungun terdesak oleh kekuatan sosial Batak Toba yang sumber manusianya lebih baik, karena Batak Toba lebih dulu mengenyam pendidikan yang ditawarkan zending. Berbeda halnya dengan Batak Simalungun yang terisolasi di pedalaman, sama sekali tidak tersentuk pendidikan. Akibatnya mereka tidak mampu mengisi lowongan kerja yang ditawarkan pemerintah Hindia Belanda dan pengusaha perkebunan. Dengan demikian mereka tidak dapat berpartisipasi dalam pembangunan di daerahnya. Hal ini...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T37540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syihabul Irfan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memahami jenis metafora dan perbedaan ranah sumber metafora yang digunakan dalam deskripsi istilah bidang kajian genetika pada tiga buku ajar biologi SMA online dengan pengarang yang berbeda. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku ajar biologi online untuk pelajar SMA kelas XII pada situs http://bse.kemdikbud.go.id. Data dipilih secara purposive yaitu metafora dalam deskripsi istilah pada pembahasan Materi Genetika. Jenis ungkapan metaforis paling dominan dalam deskripsi istilah terpilih berdasarkan teori Lakoff dan Johnson (1980) adalah metafora struktural yang menunjukkan penggambaran suatu konsep dengan menggunakan konsep lain guna mempermudah pemahaman. Mengacu pada teori Moeliono (1989), jenis majas yang sering digunakan untuk membantu pemahaman deskripsi istilah adalah simile dan personifikasi. Ranah sumber bersifat konvensional yang dominan digunakan dalam ketiga buku ajar terpilih adalah BAHASA. Buku ajar karangan Kistinnah dan Lestari (2009) lebih banyak memanfaatkan beragam konsep ranah sumber berupa benda-benda konkret yang dekat dengan pengalaman sehari-hari siswa seperti konsep BANGUNAN, OTAK, MESIN, dan MAKANAN. Sedangkan buku ajar karangan Rochmah, Widayanti, dan Miah (2009) serta karangan Sembiring dan Sudjino (2009) kurang mengeksplorasi ranah sumber yang bersifat konkret. Semakin dikenal (familiar) dan konkret sebuah konsep ranah sumber semakin dapat membantu siswa memahami deskripsi istilah dalam materi ajar terpilih.
ABSTRACT
This study observes types of and source domains of metaphors used in terminological description of genetics from three standard and acknowledged online biology textbooks for twelfth (XII) grade students on website http://bse.kemdikbud.go.id. The conceptual metaphors are purposively reduced and classified based on framing of particular and fundamental topic in Genetics: Genetic Material. The most dominant type of metaphor in the terminological descriptions on the basis of Lakoff and Johnson’s theory (1980) is structural metaphor which applies particular source domain inference pattern to understand an abstract concept. Based on Moeliono’s theory of metaphor in broad sense (1989), figure of speech mostly used in understanding terminological description are simile and personification. Conventional source domain dominantly found in the selected textbooks is LANGUAGE. Online textbook composed by Kistinnah and Lestari (2009) applies the most varied source domain on the basis of concrete entities and embodied in students’ daily experience and understanding, for instance concept of BUILDING, BRAIN, MECHINE, and FOOD. Meanwhile, online textbooks composed by Rochmah, Widayanti, and Miah (2009) and also Sembiring and Sudjino (2009) are lack of exploring concrete concept of source domain. The more familiar and concrete a concept of source domain is selected, the more understandable a terminological description is.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T36869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windria Setiatama
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang fungsi edukasi dari museum. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa sangat sedikit program edukasi untuk pengunjung yang ada di Museum Olahraga Nasional, padahal salah satu tanggungjawab museum adalah pelayanan edukasi terhadap masyarakatnya. Pembahasan dalam penelitian ini berupaya untuk membuat dan merancang suatu program edukasi yang sesuai dengan keadaan dan situasi yang ada di Museum Olahraga Nasional. Bentuk program edukasi Museum Olahraga Nasional perlu menggunakan teori pendidikan. Teori belajar Kontruktif digunakan untuk mengaplikasikan program edukasi di Museum Olahraga Nasional. ...... This thesis discusses the educational functions of the museum. This research is qualitative. The results of this study indicated that very few educational programs for visitors at the National Sports Museum, but the museum is one of the responsibilities of educational services to its citizens. The discussion in this study seeks to create and design an educational program that is appropriate to the circumstances and situations that exist in the National Sports Museum. Form of educational program of the National Sports Museum will need to use the theory of education. Constructive learning theory is used to apply the educational programs at the National Sports Museum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42367
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>