Tesis ini berawal dari sebuah hipotesis yang mengatakan bahwa anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) mengalami gangguan bahasa secara semantik atau disebut sebagai defisit semantik. Berdasarkan pengamatan awal di sekolah Cahaya Didaktika yang mengamati dua anak ASD ringan berusia 16 dan 11 tahun disimpulkan bahwa dua anak ASD sudah memiliki konsep kata. Data dari pengamatan awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semanti. Karena data awal tidak mencukupi untuk membuktikan hipotesis defisit semantik, tesis ini memperluas penyelidikan sebelumnya dengan tes pengetahuan leksikal breadth dan leksikal depth guna menjawab hipotesis defisit semantik.
Rangkaian tes dilakukan yang terdiri atas tes pengetahuan leksikal breadth melalui tugas pemilihan leksikal dan tes pengetahuan leksikal depth melalui tugas definisi kata yang dilakukan terhadap dua anak ASD dan membandingkan dengan grup kontrol berusia sama dengan usia mental ASD yaitu 8 tahun dan 10 tahun. Stimulus terdiri atas 39 kata dan 39 pseudoword dengan kriteria pemerolehan leksikal anak usia 5 tahun, kelas kata verba dan nomina, dan bersuku kata dua. Data tersebut diolah dengan uji statistik Wilcoxon, klasifikasi definisi kata dari Hadley, Dickinson, Hirsh-Pasek, dan Golinkoff (2015) dan taksonomi semantik dari De Deyne dan Storms (2008). Berdasarkan dari hasil rangkaian tes pengetahuan leksikal breadth dan depth ditemukan bahwa anak ASD dalam penelitian ini mengalami defisit semantik dengan ditandai pengetahuan leksikal breadth dan depth yang lemah.
This thesis discusses the effectiveness of video usage as a teaching medium in pre-secondary grammar class. The grammar points taught were simple past tense and simple present tense. This research is a quasi-experimental research with post-test control group design. Data were obtained from pre-test, post-test, learning style questionnaire, questionnaire of student perception towards the use of video in teaching, and interview. The results showed that the scores of students who learned with video were higher than the scores of students learning using textbooks. It was found that using video as the teaching medium increased the students scores in all categories of learning styles. It was also found that no significant difference was found in the results obtained by students with visual learning style compared with students with non-visual learning styles. This was due to the small number of students with visual learning style in this reseacrh. However, the learning-style-questionnaire results revealed that learning with videos proved to be enjoyed by the learners. Therefore, the researcher recommends the use of video as one of the grammar-teaching medium in a classroom.