Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Sabillaa
"Penulis literatur fantasi memiliki imajinasi yang tinggi dalam menciptakan karyanya. Untuk mewujudkan imajinasi ini, penulis literatur fantasi pun perlu menciptakan kata-kata atau istilah baru yang hanya dapat ditemui dalam karyanya dan terkadang tidak ditemui dalam kehidupan nyata. Kata-kata atau istilah baru yang diciptakan oleh penulis ini yang disebut sebagai neologisme penulis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis neologisme penulis dalam webtoon Jeonjijeok Dokja Sijeom (전지적 독자 시점) yang diterjemahkan dari bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia dan memaparkan prosedur penerjemahan yang digunakannya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 54 neologisme penulis yang ditemukan dalam webtoon Jeonjijeok Dokja Sijeom. Berdasarkan klasifikasi jenis pembentukan neologisme yang dikemukakan oleh Jang (2007), terdapat 8 neologisme yang termasuk dalam jenis penggabungan; 13 neologisme termasuk dalam jenis peminjaman; dan 33 neologisme termasuk dalam jenis diferensiasi semantik. Di antara 54 neologisme penulis yang ditemukan, prosedur penerjemahan yang paling banyak digunakan dalam penerjemahan neologisme penulis adalah penerjemahan harfiah dan kuplet. Selain itu, ditemukan juga neologisme penulis yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Fantasy authors tend to have great imagination in creating their works. In order to actualize their imagination, authors will need to create words or terms that can only be found in their works and sometimes it does not exist in reality. These author’s newly created words and terms are called author’s neologisms. This study aims to discuss the author’s neologisms classification in Jeonjijeok Dokja Sijeom (전지적 독자 시점) webtoon and explain the translation procedures used in translating the author's neologism into Indonesian. This study uses descriptive analysis method with a qualitative and literature study approach. The results show that there are 54 author’s neologisms which appeared in Jeonjijeok Dokja Sijeom webtoon. According to Jang’s (2007) Korean neologism word-formation theory, it is found that 8 neologisms are classified as compounding; 13 neologisms are classified as derivation; and 33 neologisms are classified as semantic differentiation. Among these 54 author’s neologisms, the procedures mostly used in translating these author’s neologisms based on Newmark’s (1988) theory are literal translation and couplet. It is also found that there are author’s neologisms which were not translated into Indonesian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Amanda Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah mengenai bagaimana penerapan dan
pengaruh teknik penambahan dan pengurangan pada terjemahan mahasiswa semester
enam. Metode yang digunakan adalah gabungan pendekatan kuantitatif dan kualitatif
yang memanfaatkan analisis isi untuk menguraikan penerapan dan pengaruh dari kedua
teknik tersebut. Sumber penelitian diperoleh dari 22 terjemahan mahasiswa pada kelas
penerjemahan di Program Studi Belanda Universitas Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penerapan teknik penambahan sebanyak 25 kali dan 83 kali pada
teknik pengurangan. Penerapan tersebut paling banyak terjadi pada Keterangan (K).
Tujuan dari penerapan teknik penambahan adalah untuk melancarkan kalimat dan
menjelaskan informasi pada Bahasa Sumber (BSu). Sementara teknik pengurangan
digunakan untuk menghasilkan kalimat yang ringkas dan mengakomodasi informasi yang
dibutuhkan dalam Bahasa Sasaran (BSa). Ketidakakuratan akibat dari penerapan teknik
penambahan dan pengurangan adalah 17% atau 19 dari 109 jumlah kasus. Kesalahan
dalam pemahaman struktur dan fungsi bagian kalimat serta penggunaan BSa yang kurang
sesuai menjadi alasan dari ketidakakuratan terjemahan. Persentase ketidakakuratan
tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa telah berhasil menerapkan teknik
penambahan dan pengurangan pada terjemahan.

This research was aimed to deal with the research question about how the usage and the
impact of addition and deletion on the sixth semester students’ works. The method that
used in this research was the combination of quantitative and qualitative approaches
which utilized content analysis to decipher the usage and the impact of both technics. The
source of this research was 22 students’ work from translation studies class in Dutch
Literature of Universitas Indonesia. The result discovered that the addition and deletion
was found 25 and 83 times consecutively which often showed in adverbial. The purpose
of using addition was for the fluency of sentences and to clarify an information in Source
Language. Meanwhile for deletion was used to produce concise sentences and
accommodate information needs in Target Language. The inaccuracy as a result of the
usage of addition and deletion was 17% or 19 of 109 total cases that caused by error in
understanding the structure and function of words in sentences and the correct use of
Target Language. This indicated that students have successfully applied the technique of
addition and deletion on their works.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rissa Ummy Setiani
"Maen pukulan merupakan budaya Betawi yang mengandung unsur olah raga, budaya, spiritual, dan bela diri. Ia merupakan warisan yang hidup pada masyarakat Betawi serta Jakarta dan sekitarnya. Satu aliran maen pukulan yang relatif lama, eksis, dan populer pada masa kini ialah Beksi Tradisional H. Hasbullah. Tujuan penelitian ini ialah mengkaji penggunaan memori kolektif pada perguruan maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah sebagai bagian dari budaya masyarakat Betawi dilihat dari sistem pewarisan dan pengelolaan perguruan pada masa kini. Pada perguruan tersebut, memori yang terpelihara terbagi menjadi memori individu yang teraplikasi pada guru maen pukul dan memori kolektif yang terdapat pada komunitas. Menggunakan tiga teori mengenai memori kolektif oleh Rubin, Bernecker, dan Halbwachs ditemukan bahwa maen pukulan Beksi Tradisional H. Hasbullah berkembang menggunakan memori kolektif para guru, murid, serta masyarakat yang menanggap pertunjukan Beksi. Ditemukan pula memori individu guru membentuk pola pewarisan yang ia pilih bagi muridnya serta tipe pengelolaan yang digunakan dalam kepengurusan perguruan. Memori kolektif berperan pada pertunjukan yang mengandung Beksi di dalamnya. Memori menjadi panduan ketika terjadi perbedaan walau di sisi lain, memori yang tereduksi menyebabkan terjadinya pengerucutan pakem pertunjukan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya peran memori kolektif untuk eksistensi dan perkembangan maen pukulan di masa depan.

Maen pukulan is a part of Betawinese tradition that contains sport, cultural, spiritual, and martial arts elements. It is a living heritage among Betawinese community and is found in Jakarta and its surrounding areas. A relatively old school of maen pukulan which still exists and popular today is the H. Hasbullah’s Traditional Beksi. This research aims to investigate the use of collective memory in the current Maen Pukulan Beksi Traditional H.Hasbullah schools as a part of Betawinese culture related to its cultural inheritance pattern and management. At the maen pukulan schools, there are two types of preserved memory. The first is individual memory which is applied by the maen pukulan gurus and the second is collective memory which is found among the community. Using three theories about collective memory by Rubin, Bernecker, and Halbwachs, it is found that the traditional maen pukulan Beksi of H. Hasbullah has developed through the collective memory of the gurus, students, and the publics who perceive the Beksi performance. It is also found that individual memory of the gurus forms an inheritance pattern which they choose for their students and the type of management use at the maen pukulan school organisation. Collective memory has its role in the performance that contains Beksi in it. The memory, on the one hand, becomes their guide when there is a dispute about Beksi. On the other hand, reduced memory has caused some changes and reduction, along with the continuity in the maen pukulan Beksi performance. This research shows the important role of collective memory in maintaining the existence and development of maen pukulan in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nico
"Tulisan ini membahas mengenai pengarcaan pada arca dewa-dewi yang terdapat pada kelenteng Toasebio, Jakarta Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengarcaan dan peranan dari tiap-tiap tokoh dewa yang dipuja di Kelenteng Toasebio melalui kajian ikonografi serta mengklasifikasikan setiap tokoh dewa berdasarkan wilayah kekuasannya. Komponen pengarcaan yang diteliti pada penelitian ini adalah pakaian, raut wajah, sikap tangan, sikap duduk, posisi peletakan, serta alat dan atribut yang dibawa oleh setiap arca tokoh. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat 114 arca pada kelenteng Toasebio yang terbagi menjadi 29 tokoh dewa. Tokoh dewa pada kelenteng Toasebio diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu dewata penguasa langit yang terdiri dari 2 tokoh dewa, dewata penguasa bumi yang terdiri dari 7 tokoh dewa, dan dewa penguasa manusia yang terdiri dari 20.

This paper discusses the manifestations of the statues of the gods found at Toasebio temple, West Jakarta. This study aims to determine the character and role of each god who is worshiped at Toasebio Temple through iconographic studies and to classify each god character based on their area of power. The manifestation components examined in this study are clothes, expressions, hand gestures, sitting attitudes, positions, tools and attributes carried by each character. The results of this study explain that there are 114 statues in Toasebio temple which are divided into 29 divine figures. The god figures in Toasebio temple are classified into 3 groups, namely the gods who rule the universe consisting of 2 god figures, the gods who rule the earth consisting of 7 god figures, and the gods who rule the humans who consist of 20 divine figures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nickyta Cahaya Putri
"Penelitian ini mengkaji komponen makna verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan makna enam verba bahasa Korea yang memiliki relasi makna ‘memakai’, yakni verba sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, dan sinta berdasarkan komponen maknanya. Penelitian ini dirancang untuk menjawab dua pertanyaan penelitian, yaitu bagaimana makna konseptual keenam verba tersebut dan bagaimana perbedaan makna keenam verba yang menjadi objek penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif-analitis. Analisis komponen makna digunakan untuk mencari tahu perbedaan keenam objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, keenam verba memiliki makna konseptual yang sama dari tiga kamus yang digunakan sebagai data primer. Kedua, perbedaan keenam verba ini dibagi ke dalam 4 kategori komponen maknanya, yakni objek yang diikuti oleh verba, tujuan pemakaian, posisi objek, dan asal kata. Terdapat 1 komponen umum dan 13 komponen pembeda dari keenam verba yang dianalisis.

This research examines componential meaning of Korean verb which have the semantic relation of ‘to use’. The purpose of this research is to describe the difference in meaning of the six Korean verbs that have semantic relation of ‘to use’ based on the componential meaning, namely sseuda, sayonghada, iyonghada, chakyonghada, ibta, and sinta. This research aims to answer two questions, which are how is the conceptual meaning of the six verbs and how is the meaning differences between the six verbs which are the object of this research. This research is a qualitative research which uses a descriptive analysis method. Componential analysis of meaning is used to find out the difference between those six research objects. This research concludes that the six verbs have the same conceptual meaning with three different dictionaries used as a primary data. Furthermore, the differences between those six verbs differ based on the categories, which are the object that followed by the verb, the purpose of the usage, the position of the object, and the origin of the word. In this research, there is 1 common component and 11 diagnostic components from the analyzed six verbs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nickie Marinka
"Representasi variasi linguistik telah menjadi fitur yang patut diperhatikan dalam karya sastra, baik untuk penokohan karakter maupun untuk menimbulkan efek tertentu pada pembaca. Pengarang juga dapat menyertakan variasi linguistik dalam karyanya melalui berbagai cara, termasuk secara jenaka. Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi linguistik yang direpresentasikan dalam The Burning Maze karya Rick Riordan dan juga menganalisa bagaimana sang penulis memanfaatkan variasi linguistik tersebut untuk menciptakan lelucon. Data yang diperoleh dari karya asli yang dipublikasikan oleh by Disney Hyperion (2018) kemudian dianalisa menggunakan teori “Nonstandard Language Marker” oleh Dimitrova (2004) dengan metode deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk keterkaitan dengan humor, data akan dianalisa menggunakan salah satu parameter dari teori Attardo (2002) “The General Theory of Verbal Humor (GTVH)”, teori Monro (1988) “Theories of Humor”, dan juga teori Triezenberg (2008) mengenai humor enhancers. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua variasi yakni Shakespearean English dan American English yang informal. Keduanya digunakan sebagai bahan lelucon sesuai dengan prinsip Script Opposition. Variasi Shakespearean English menciptakan incongruity humor dan relief humor sedangkan variasi American English yang informal menciptakan incongruity humor. Temuan ini menambah kontribusi baru di bidang sosiolingustik dan keterkaitannya dengan humor melalui analisa terhadap karya fiksi Young Adult.

The representation of linguistic variation has been a noteworthy feature in literary works for several uses such as to give characterization or to achieve certain effects. Authors may also insert representations of linguistic variation in their works in numerous ways, including in a humorous manner. This study identifies the linguistic variations represented in The Burning Maze by Rick Riordan as well as analyzes how the author produces humor utilizing the variations. Data from the original work published by Disney Hyperion (2018) is analyzed through Dimitrova‟s (2004) nonstandard language markers framework along with one of the parameters from the General Theory of Verbal Humor (GTVH) proposed by Attardo (2002), Monro‟s (1988) Theories of Humor, and Triezenberg‟s (2008) humor enhancers. The study finds that there are two notable variations, Shakespearean English and informal American English, and both of them are employed to support characterizations as well as to create humor. Shakespearean English is utilized to create incongruity humor and relief humor while informal American English is utilized to create incongruity humor. These findings provide a new contribution to sociolinguistics in relation to humor through the analysis of young adult fiction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Ayu Ajnadewi Prabharani
"Relief Lalitavistara pada Candi Borobudur memiliki penggambaran cerita mengenai perjalanan hidup Siddharta Gautama yang mencapai pencerahan sejati. Cerita yang dipahatkan banyak menampilkan adegan para tokoh dalam keadaan atau sikap duduk. Pembahasan terkait sikap duduk masih terbatas pada seni pengarcaan saja sehingga dalam penelitian ini akan berusaha menjelaskan dan menelusuri sikap duduk dari segi penggambaran relief. Metode yang digunakan mengacu pada analisis deskriptif dengan mengidentifikasi sikap duduk melalui pendeskripsian dan pengelompokan berdasarkan kajian ikonografi. Selanjutnya dilakukan analisa sikap duduk terkait dengan bentuk hingga konteks kegiatan. Hasil dari penelitian ini menuunjukkan bahwa terdapat sembilan sikap duduk pada penggambaran relief Lalitavistara dengan variasi tertentu yang dapat menunjukkan perubahan atau perbedaan dan berkaitan dengan tahapan kehidupan Siddharta Gautama.

The Lalitavistara relief at Borobudur Temple depicts a story about the life journey of Siddhartha Gautama who reached true enlightenment. The stories that are carved show the scenes of the characters in a sitting state or pose. The discussion related to sitting pose is still limited to the art of iconography so that in this study we will try to explain and explore the sitting pose in terms of relief depiction. The method used refers to descriptive analysis by identifying sitting attitudes through description and grouping based on iconographic studies. Furthermore, an analysis of sitting pose was carried out in relation to the form to the context of the activity. The results of this study indicate that there are nine sitting pose in the depiction of Lalitavistara relief with certain variations that can indicate changes or differences and are related to the life stages of Siddharta Gautama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nashfati Ikramina
"Penelitian ini membahas mengenai efektivitas dan kegunaan permainan smart carpet sebagai media belajar bagi anak-anak dalam mengenal kosakata bahasa Jerman. Partisipan penelitian ini adalah 20 anak dengan rentang usia 7-12 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah media smart carpet merupakan media yang efektif bagi anak-anak untuk mengenal kosakata bahasa Jerman dibandingkan dengan hanya menggunakan media laptop dan dikte pengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan intact-group comparison dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki reaksi yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol dibuktikan dengan kesan mereka selama kegiatan pengenalan kosakata. Sebanyak 40% subjek penelitian pada kelompok eksperimen mengatakan smart carpet merupakan permainan yang menyenangkan, lalu 30% mengatakan menarik, 20% mengatakan seru dan 10% mengatakan smart carpet merupakan permainan yang menantang. Selain kesan yang positif, nilai rata-rata tes kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu pada kelompok eksperimen sebesar 82,50 dan pada kelompok kontrol sebesar 65,40.

This study discusses the effectiveness and benefits of smart carpet game as a learning medium for children in recognizing German vocabulary. The study participants were 20 children aged 7-12 years who were divided into two groups, namely the experimental group and the control group. The purpose of this study was to determine whether the smart carpet media is an effective medium for children to recognize German vocabulary compared to only using laptop media and teaching dictation. This study was conducted using an intact-group comparison design with the observation results showing that the experimental group had a better reaction than the control group as evidenced by their impressions during vocabulary recognition activities. As many as 40% of research subjects in the experimental group said the smart carpet was a fun game, then 30% said it was interesting, 20% said it was fun and 10% said it was a challenging game. In addition to a positive impression, the test average score in the experimental group was higher than the control group, namely the experimental group at 82.50 and the control group at 65.40."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Narita Nugrahani
"Selama masa pendudukan Jepang, banyak cara yang telah dilakukan pemerintah militer Jepang untuk menarik dan mendapatkan dukungan masyarakat Indonesia, salah satunya dengan menggunakan propaganda. Fokus penelitian ini adalah tentang program propaganda Jepang di Indonesia, pada masa Perang Dunia II, dengan acuan khusus pada kegiatan program media film yang dipandang sebagai ujuang tombak program propaganda Jepang di Jawa. Sumber data studi ini berasal dari dua sumber, yakni, data primer, berupa film. Sedangkan data sekunder berasal dari koleksi data yang ada di perpustakaan Universitas Indonesia, Pusat Studi Jepang, dan The Japan Foundation, Jakarta. Pengorganisasian data seperti buku, jurnal, majalah, dan surat kabar yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang menggunakan metode sejarah. Berdasarkan analisis yang disajikan dalam studi ini, saya berpendapat bahwa operasionalisasi kebijakan propaganda Jepang, melalui media film, telah dan terus digunakan untuk menghasilkan hasil politik yang diinginkan Jepang.

During the Japanese occupation, in order to attract and to get support from the Indonesian people, the Japanese military government carried out various policies, one of which was by using propaganda. This study focuses on Japan’s propaganda program in Indonesia, during World War II, with special reference to film media programs activities which are seen as the main agents of Japan's propaganda programs in Java. This analysis makes use of two types of sources: primary and secondary data. Primary data was based on film, and secondary sources were based on data collection from library of university of Indonesia, Center for Japanese Studies, and The Japan Foundation, Jakarta. Literature and materials such as books, journals, magazines, and newspapers which are published in Indonesian, English, and Japanese were used in order that the historical methods of organizing the data may be achieved. Based from the analysis presented in this study, I argue that the operationalization of Japan's propaganda policy, through media film, was and continue to be used to produce the desired political results of Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naomi Tiodora Carolina
"Artikel ini membahas identitas in-between narator Aku dalam teks esai Pourquoi j’écris karya Henri Lopes. Secara garis besar, teks esai ini menjelaskan alasan dan tujuan narator Aku menulis. Tujuan artikel ini adalah untuk membahas bagaimana posisi dan identitas in-between narator Aku diperlihatkan dalam esai Pourquoi j’écris. Artikel ini menggunakan metode kualitatif melalui analisis struktur tekstual yang kemudian dikaitkan dengan konteks latar belakang penulis, yaitu Henri Lopes. Analisis struktur tekstual dilakukan untuk menemukan makna esai dan posisi penulis. Hasil penelitian menunjukkan posisi dan identitas in-between narator Aku diperlihatkan melalui pemikirannya dalam esai yang dipengaruhi dua identitas latar belakangnya yang berbeda, yaitu sebagai bagian dari orang Kongo dan Belgia.

This article discusses the identity in-between of narrator ‘I’ in the essay of Henri Lopès, Pourquoi j'écris. Broadly speaking, this essay explains the reasons and purpose of why narrator ‘I’ started writing. The purpose of this article is to explains how the narrator’s position and identity in-between are represented in the essay. This article used a qualitative method through textual structure analysis which is then linked to the context of the author's background, namely Henri Lopes. Textual structure analysis was conducted to find the meaning of the essay and the writer's position. The results showed that the narrator’s position and identity in-between was shown through his thoughts in the text which was influenced by two different cultural identities, namely as part of the Congolese and Belgian."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>