Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismar Agustin
Abstrak :
Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan "heart" profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dan fokus sentral serta unik dari keperawatan. Fenomena di lapangan mengindikasikan adanya kecenderungan perawat tidak caring dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang berdampak pada kualitas asuhan yang pada akhirnya mempengaruhi kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Berkaitan dengan itu maka penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui gambaran perilaku caring perawat dan hubungannya dengan tingkat kepuasan klien. Rancangan penelitian adalah cross sectional, populasi penelitian adalah seluruh klien pasca bedah yang dirawat sebanyak 299 orang, dengan sarnpel 101 orang. Data yang dikumpulkan adalah data primer, melalui angket. Perilaku caring perawat dan tingkat kepuasan klien diidentifikasi dengan instrumen yang merupakan modifikasi A Care Q-Questionnaire terdiri dari 6 komponen caring yaitu ; kesiapan membantu; penjelasan dan kemudahan; kenyamanan; tindakan antisipasi; membina hubungan saling percaya dengan klien; pemantauan dan pengawasan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer. Analisa data rnenggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (kai-kuadrat), dan multivariat (regresi logistik). Dari karakteristik klien diketahui proporsi wanita dan pria relatif seimbang (54,5%, 45,5%), lebih dari separuh berusia diatas 35 tahun (56,5%), sebagian besar pendidikan rendah (62,3%), bekerja (63,4%), dirawat dikelas III (62,4%). dan biaya perawatan ditanggung (ASKES dan 3PS) 55,4%. Hampir separuh perawat dinilai tidak caring (48.5%), secara umurn caring perawat termasuk kategori cukup (X - 5.94). Komponen caring yang cukup baik adalah kesiapan membantu ( X 6,77), sedangkan penjelasan dan kemudahan memiliki nilai terendah (X - 5,51). Sebagian besar klien tidak puas terhadap perilaku caring perawat (79,2%). Komponen yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kepuasan adalah kesiapan membantu (X 20,35) dan terendah penjelasan dan kemudahan (X 14,73), namun secara proporsi menunjukkan kecenderungan semakin baik caring perawat akan meningkatkan proporsi kepuasan klien. Uji multivariate menunjukkan kesiapan membantu merupakan komponen yang paling dominan memberikan kepuasan kepada klien (OR 3,9516), dan karakteristik klien bukan merupakan confounder terhadap komponen kesiapan membantu (perbedaan < 10%). Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat belum sepenuhnya berperilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, dan tingkat kepuasan klien masih sangat rendah. Dari keenam komponen caring, hanya kesiapan membantu yang berhubungan secara bermakna dengan kepuasan klien (p value 0.015). Beberapa saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak yang berkepentingan adalah manajerial Perjan RSMH Palembang agar mengupayakan peningkatan sikap dan perilaku caring perawat. Bagi institusi pendidikan untuk melatih dan menanamkan sikap dan perilaku caring, organisasi profesi melakukan pembinaan secara intensif terhadap anggotanya. Bagi perawat sendiri agar menjadi role model bagi lingkungan, dan bagi peneliti lain agar menggunakan desain dan metoda yang berbeda seperti quasi eksprimen atau metoda kualitatif
Caring in nursing is a matter of foundation of nursing services. It is the heart of nursing profession. Caring becomes a fundamental component and central focus, and also unique of nursing care. The phenomena in the clinical field showed that there was a tendency of nurses who were not caring when they gave services. The Nursing care of the patient will influence the quality of caring, finally affected to patient satisfaction, especially in the entirely health service. This study aims to determine the description of behavior on caring'snurses and its relationships to patient satisfaction level. The study's design used cross-sectional, the population of this study is 299 post operative patient s at in-patient's wards. With the sample number is 101 patients. The data source was obtained from primary data, which were collected through questionnaire. The caring behavior nurses and the level of patient satisfaction is classified using instrument which is modified from A care - Q questionnaire. It consists of six components of caring, they are accessible; explains and facility; comfort; anticipates; trusting relationship; monitor and follows. The data analyzing used computer software, by univariate (frecuency distribution), bivariate (chi-square), and multivariate (multiple regretion logistic) analysis. The patients characteristics were found male and female sexes are balancing (54.5%; 45.5%), most of them > 35 years old (56,5%), lower education (62.3%), working (63.4%), hospitalized at economics-class (62.4%), and pay the hospital fee insurance 55,4% (Askes & JPS). Based on univariate analysis it is known that almost a half nurses are not performing caring behavior (48.5%), and in general the categorized of nurses caring behavior is enough ()-5.94). The accessible component in caring is good (X 6.77), however the component of explains and facility has the lowest score (X 5.51). The most of patients were not satisfaction to caring behavior of nurses (79.2%). The component that most contribute to patient satisfaction is accessible (X 20.35), and the lowest is explains and facility (14.73). However purposively other components showed to tend positive. The more nurses performed caring behavior, the most patient satisfaction will be achieved. In multivariate analysis the component which has dominant relationship to patient satisfaction is accessible (OR 3,9516). After controlled by explains and facility components, and trusting relationship, the characteristic of patients are not confounded to accessible (different < 10%). Based on this study, it can be concluded that nurses in giving nursing care is not performing optimal caring behavior. The level of patient satisfaction to nursing care is still low. Out of six components, accessible is the component that having significant relationship to patient satisfaction (p value 0.015). Some suggestions that can be recommended to stake holders are the managerial of RSMH, public service enterprise of Palembang should provide improvement on attitude and caring behavior of their nurses. For education Institution to train and educate the attitude and caring behavior to their students, to the profession organization should give guidance intensively to their members. For nurses themselves should be a Role Model for their environment. For other researchers should develop other designs and different methods such as quasi experimental or qualitative method.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Anjaswarni
Abstrak :
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya keseliatan. Keberhasilannya dalam rnemberikan pelayanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pelayanan keperawatan yang memberikan pelayanan secara terus menerus selama 24 jam. Dengan demikian pelayanan keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dapat menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan serta berperan dalam menentukan kepuasan klien sebagai tolok ukur mutu pelayanan. Salah satu bentuk pelayanan keperawatan yang perlu mendapat perhatian adalah perilaku `caring' perawat yang merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktek keperawatan profesional. Sehubungan dengan hal tersebut maka dirasakan perlu melakukan evaluasi kepuasan klien khususnya yang berhubungan dengan perilaku `caring' perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian `cross sectional'. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat dan hubungan kepuasan klien dengan karakteristik demografi dan sosial ekonomi dan faktor psikologi 1dien. Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien yang dirawat di Instalasi Rawat Inap I dan U RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Mei sampai Juni 2002, penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana (simple random sampling) sejumlah 125 responder. Data yang diperoleh adalah data primer yang dikumpulkan secara langsung dengan cara wawancara. Validitas dan reliabilitas instrumen telah diuji sebelum penelitian dilakukan dengan menggunakan uji korelasi `Pearson' dan uji koefisien reliabilitas `Alpha Cronbach'. Hasil pengujian cukup valid dan reliabel pada r = 0,349 dan alpha = 0,8982 untuk instrumen harapan klien terhadap perilaku `caring' perawat dan alpha = 0,9188 untuk pelaksanaan perilaku 'caring' yang diterima klien. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa rata-rata pencapaian tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat adalah 82,25 % yang diperoleh dari membandingkan harapan dan kenyataan. Dengan menggunakan mean sebagai cut off point diketahui bahwa sejumlah 67 orang (53,6 %) kepuasannya di atas rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian tingkat kepuasan ini belum 100 % memenuhi harapan klien . Hasil analisis fungsi dengan diagram kartesius diketahui bahwa faktor `carative''caring' yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh perawat dan memberi rasa puas klien adalah (1) pendekatan humanistik dan altruistik, (2) kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, (3) Meningkatkan dan penerimaan ekspresi peraaan positif dan negatif (4) memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Hasil analisis korelasional terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah dirawat dengan tingkat kepuasan klien dengan Pv = 0,009. Makin sering klien dirawat, makin rendah tingkat kepuasannya. Hasil uji ?t? dan ANOVA didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat pendidikan klien dengan tingkat kepuasan klien dengan Pv = 0,05. Makin tinggi tingkat pendidikan klien, makin rendah tingkat kepuasannya. Pada analisis regresi linier ganda didapatkan bahwa 12,5 % saja sub variabel jumlah dirawat, pendidikan, dan pekerjaan menjadi penentu tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat. Variabel yang paling signifikan dan besar perannya sehagai faktor penentu tingkat kepuasan klien terhadap perilaku `caring' perawat adalah variabel pendidikan klien dengan Pv = 0,003 dan koefisien betha = - 0,268. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian klien kepuasannya di atas rata-rata dan sebagian kecil klien kepuasan mencapai 100 % atau lebih. Sehubungan dengan hal tersebut make pihak rumah sakit perlu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berfokus pada perilaku 'caring' perawat dengan cara meningkatkan kemampuan dalam `profesional caring'. Aspek atau faktor `carative' dalam `caring' yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan berdasarkan analisis diagram kartesius adalah (1) membina hubungan saling percaya dan saling membantu dan (2) meningkatkan proses pembelajaran dalam hubungan interpersonal.
The Analyses Of Client Satisfaction Toward Nurse's Caring Behavior In The General Hospital `Dr. Saiful Anwar' In MalangHospital as the health service has function to prepare and provide health care. The successful of health care service depend on many factors, one of them is how to manage nursing care at 24 jam hours continuous. So that the nursing care is the basic of health care services at the hospital, and influence the client's satisfaction level as indicator of quality. Attention should be given to nurse's behavior especially `caring' as a focus of professional nursing pratice. In order that it was necessary to evaluate client's satisfaction related to nurse's 'caring' behavior In The General Hospital `Dr_Saiful Anwar' Malang. The design in this sudy was descriptive analyses on cross sectional. The purpose of the study was to analyses the client's satisfaction level toward by nurse's caring behavior and correlation between client's satisfaction level with demography and social economic and psychology factors . The population in this study were all the client who had admatted in installation I and II during May to June 2002 in the General Hospital `Dr. Saiful Anwar' in Malang. The number of sample was 125 respondents were selected by using simple random sampling. The primary data were collected by direct interviev. The validity and reliability of the instruments had examinated before research by using person correlation test and coeficience cronbach alpha. The result of the examination is valid enough and reliable at r = 0,349 and alpha = 0,8982 for expected instrument and alpha = 0,9188 for performance instrument. The result of analyses, that the mean of client's satisfaction level to nurse's caring behavior was 82,25 percent. If we used mean as cut off point there were 67 persons (53,6 %) have satisfy above mean. This client's satisfaction not gain 100 percent. The result of analyses of function with cartecius diagram, the performance of four carative factors on caring was good there were (1) forming and acting from a humanistic and altruistic systems of values, (2) Sensitives to self and others, (3) promoting and accepting the expression of positive and negative feelings and emotions, and (4) assisting with gratification of basic human needs. The correlation analyses, there was significance correlation between the number of admitted to hospital with client's satisfaction level at Pv = 0,009, and the correlation is linier. The elder client had less satisfaction level than the young client. The result in differences of two mean with `t' test and ANOVA there were significance correlation between client's education with client's satisfaction level at Pv = 0,05. The client high education level had less satisfaction than low education. The multiple linier regression analyses got that 12,5 percent the number of admitted to hospital, education, and job influence the client satisfaction level, client education had dominance and significance at Pv = 0,003 and betha coefficient = - 0,268. Finally, the results were part client who had satisfied level of client satisfaction above mean and there were less the satisfaction level gained on 100 %. So that the hospital must increased the quality services especially on nurse's caring behavior. From Cartecius diagram, there are two aspects on carative factors that must increase (1) developing helping - trusting relationship and (2) promoting teaching-learning process in interpersonal relationships.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminuddin
Abstrak :
Mutu sebuah rumah sakit ditentukan oleh faktor manusia. Oleh karena itu, manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam upaya mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, disamping pengelolaan sumber daya manusia yang baik, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain adalah iklim kerja yang ada di tempat mereka bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dan iklim kerja dengan kinerja perawat pelaksana. Jenis penelitian desktiptif analitik dengan rancangan crass sectional. Populasi penelitian seluruh perawat diruang rawat inap yang berstatus pegawai negeri yaitu 97 orang. Instrumen penelitian, telah diuji cobakan di RSU Kabupaten Bengkulu Utara dengan basil validitas dan reliabilitasnya baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik perawat tidak berhubungan dengan kinerja, sedangkan perawat yang mempunyai persepsi baik terhadap iklim kerja, mempunyai kinerja baik pula. Sub variabel iklim kerja yang mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja antara lain: Kepemimpinan, kesesuaian, tanggungjawab, Struktur organisasi dan rekan kerja. Sedangkan sub variabel iklim kerja yang tidak berhubungan dengan kinerja adalah penghargaan dan standar. Dari uji regresi linear ganda diketahui bahwa struktur organisasi adalah sub variabel iklim kerja yang mempunyai hubungan paling bermakna dan dapat meningkatkan kinerja 1,24 kali setelah dikontrol dengan sub variabel iklim kerja lainnya. Saran yang diberikan kepada Direktur RSUD Dr.M.Yunus Bengkulu adalah karena manajemen sumber daya keperawatan. penting, maka perawat pelaksana yang relatif umurnya masih muda mempunyai potensi untuk dikembangkan lewat pelatihan-pelatihan keperawatan sesuai dengan kebutuhan ruangan. Kepada Kepala Bidang Keperawatan perlunya perbaikan dan mengkaji ulang penerapan standar kerja di ruangan rawat inap. Untuk peneliti lain perlunya melakukan penelitian terhadap beberapa topik yang terkait dengan kinerja perawat misalnya: meneliti beban kerja perawat dengan kinerja. Penelitian ini terbatas pads perawat yang berstatus pegawai tetap (PNS), maka perlu dilakukan penelitian dengan rancangan desktiptif komparatif dengan perawat yang berstatus kontrak karya/honorer yang jumlahnya relatif sama banvak. Penelitian ini dapat dilakukan di rumah sakit lain yang karakteristiknya relatif lama.
The quality of hospital depended on the human factor. So, they were very important resources to reach the goal. For that we need to know the related factors like-work climate at they work place. The purpose of the research is to know correlation of nurses characteristic and work climate with nurse staff performance. This study was descriptive analytic. with cross sectional design. The population were all nurse (97 person) in the ward with government status. The research instrument has been tested at KSU Kabupaten Bengkulu Utara and the result of validity and reability is good. The result of research show that nurses characteristic is not have correlation with performance the nurse who have goal perception with work climate have a good performance also. Work climate sub variable which have the meaning relationship with work performances: leadership, adaption, responsibility, the structure of organization and work team. The work climate sub variable which not have relationship with performance are reinforcement and standard. The linear regression test determine the structure of time after controlled by the other sub variable of work climate. The sugestion for director of RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu is because of nursing human resources management was very important, so the young nurse staff who have potention should be developed through the nursing training. For work standard in the ward. For the other research need to do research about nurse performance such as nurse work load and performance. This research just for government nurse, so may be need to do comparative research for on job training nurse with the large population. This research can be do at the other hospital with the same characteristic.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asnet Leo Bunga
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan penerapan Metode Asuhan Keperawatan Primer dengan kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan disain potong lintang (cross sectional) terhadap 124 perawat di Unit Penyakit Dalam dan Bedah PK Sint Carolus Jakarta pada tanggal 25 Juni - 4 Juli 2001.

Hasil penelitian secara signfikan menunjukkan bahwa 89,5% perawat primer mempunyai tingkat kemampuan pengambilan keputusan tinggi, dan 10,5% mempunyai kategori sedang 78,2% perawat primer mempunyai kategori baik dalam penerapan asuhan keperawatan primer dan 21,8% mempunyai kategori cukup. Variabel independen yang mempunyai hubungan signifikan dengan kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan adalah umur, pengalaman kerja, tindakan keperawatan komprehensif, otonomi pengambilan keputusan, dan komunikasi antar perawat. Dari variabel dependen tersebut sebagai prediktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kemampuan perawat dalam pengambilan keputusan adalah komunikasi antar perawat.
Daftar Pustaka 51 (1975-2001)
The Relationship Between Individual Characteristic And Implementation of Primary Nursing Care Method With Nurse's Capability to Make Decision at Medical and Surgical Unit of Sint Carolus Health Service Institution Jakarta.The main purpose of the research is going to acquire information about the relationship between individual characteristics and the implementation of primary nursing methods towards nurses ability to make decision. This descriptive correlation research with cross sectional designed was conducted toward 124 nurses at medical and surgical unit of Sint Carolus Hospital, Jakarta from June 25 until July 04, 2001.

Results indicated that significantly, 89.5% of primary nurses had a high level category of making decisions, and the rest (10.5%) had an intermediate one; 78.2% of primary nurses had a good category in implementing primary nursing methods and 21,8% were in sufficient category. Independent variables that had significant relationship with nurses ability to make decision were age, working experience, comprehensiveness 1 the depth of nursing intervention, autonomous decision making and communication among nurses. According to variables independent, the most influential predictor on nurses' ability to make decision was communication among nurses.
Bibliography 51 (1975-2001
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Cahyati
Abstrak :
Dalam manajemen sumber daya manusia di rumah sakit, terdapat proses untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan yang dikenal dengan istilah penilaian kinerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem penilaian kinerja diantaranya adalah faktor peran karyawan sebagai penilai maupun yang diniiai. Untuk mengevaluasi sejauh mana sistem tersebut diterima oleh karyawan, salah satu teknik evaluasinya adalah dengan survey pendapat karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan perawat terhadap sistem penilaian kinerja. Desain yang digunakan deskriptif korelasi bersifat cross sectional, dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen pengukuran pemahaman dan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, konsep yang digunakan merupakan modifikasi dari konsep-konsep penilaian kinerja dari Anderson (1993), Handoko (1995), Bernadine & Russet (1993), Steers (1985), Saydam (1996) dan Nawawi (2000) . Sampel penelitian adalah 117 orang perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta dan pernah mendapatkan penilaian kinerja. Data kualitatif diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) terhadap sembilan orang perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta menyatakan puas dengan sistem penilaian kinerja dan pemahaman tentang sistem penilaian kinerja baik. Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa umur, masa kerja dan tingkat pemahaman berhubungan dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja. Analisis multivariat memperoleh hasil masa kerja dan tingkat pemahaman berhubungan dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, adapun yang paling dominan hubungannya dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja adalah. tingkat pemahaman 0=0,0005). Analisis isi tentang kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, perawat menyatakan sistem penilaian kinerja dikaitkan dengan imbalan, syarat mengikuti pendidikan, syarat mendapatkan fasilitas lain, diumpanbalikkan dan dapat membedakan kinerja yang baik atau tidak baik. Sedangkan yang kurang memuaskan dan perlu ditingkatkan adalah penilai yang kurang obyektif dalam memberikan penilaian, umpan balik terlambat dan kurang arahan-arahan dari penilai. Berdasarkan hasil penelitian ini maka pihak manajemen Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre disarankan perlu mempertahankan tingkat kepuasan dan evaluasi terhadap kepuasan hendaknya dilakukan secara berkala, karena kepuasan bukan hal yang menetap tetapi akan berubah setiap waktu sesuai dengan perubahan situasi. ......Analysis on Factors Related With Nurses Satisfaction Toward The System of Work Evaluation at Metropolitan Medical Centre Hospital JakartaDiscussing human resources at a hospital, there is a process to evaluate the work achievement of employee that is well known as work evaluation. Some factors effecting work evaluation success are employee's role either as appraiser or as the object of the evaluation. One of techniques to evaluate how far the system is well accepted by employee is survey of employee's opinion. This research is to obtain description on nurses' satisfaction on work evaluation system. The used design was descriptive correlation with cross sectional, and utilized methods were qualitative and quantitative. The quantitative data was attained through instrument of understanding measurement and satisfaction on the work evaluation system, the functioned concept constituted modification of several work evaluations of Anderson (1993), Handoko (1995), Bernadine & Russel (1993), Steers (1985), Saydam (1996) and Nawawi (2000. The sample research was 117 executing nurses who work at Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta. They once experienced work evaluation. The qualitative data was obtained through Focus discussion group on nine hospital attendants. The results indicated that the nurses of Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta were satisfied with the work evaluation system and the understanding of the work evaluation was good. The bivariat analysis implied that age, year of work, and understanding level were related with satisfaction on work evaluation system. The multivariat analysis got the results that the year of work and understanding level were connected with satisfaction on the work evaluation system, and the most dominant factor related with the satisfaction toward the system of work evaluation was the understanding level (p 0.0005). The content analysis of satisfaction work evaluation system and the nurses stated that the evaluation system connected with reward, requirement to join a training, and eligibility to get other facilities, were fed back and could differentiate which work is good or bad. Meanwhile something less satisfying and need to be enhanced was less objective grading, late feed back, and less direction of grader. Based on the research it is recommended that the Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta should keep the satisfaction level and the evaluation on the satisfaction should be carried out periodically since the satisfaction is not something constant but changeable anytime as the situation drag to change.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efitra
Abstrak :
Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan bagi organisasi apapun, oleh karena itu perlu diberdayakan agar lebih produktif. Demikian pula halnya dengan SDM keperawatan yang ada di Puskesmas, karena perawat Puskesmas mempunyai peran yang besar untuk mewujudkan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini dapat dilihat dari tujuan dan fokus intervensi pelayanan keperawatan di Puskesmas. Namun kenyataan tidak demikian, pemberdayaan SDM keperawatan di Puskesmas masih terlihat lambat dan seperti terlupakan bila dibandingkan dengan pemberdayaan SDM di rumah sakit, sehingga hal ini berdampak terhadap mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas. Di Kota Padang tahun 1999, didapatkan persentase pencapaian kegiatan perawatan kesehatan masyarakat masih rendah, yaitu 35 %. Hal ini menunjukkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan perawat Puskesmas di Kota Padang belum optimal. Untuk melihat bagaimana mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat Puskesmas, maka perlu dikaji indikator dari mutu tersebut. Pada penelitian ini salah satu indikator yang dikaji adalah produktivitas kerja. Banyak faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja. Ilyas (1999) mengemukakan produktivitas berhubungan dengan faktor lingkungan, faktor personal, faktor organisasi, dan faktor manajemen. Pada penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas kerja perawat Puskesmas, dan melihat bagaimana hubungan antara faktor: umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kepemimpinan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah total sampling. Pengambilan sampel secara purposive yaitu seluruh perawat Puskesmas yang bekerja sebagai perawat kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung. Hasil penelitian menunjukkan 50,7 % perawat Puskesmas di Kota Padang menilai produktivitas kerja mereka dengan kategori rendah. Hasil uji statistik bivariat Chi - Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel motivasi (p = 0,005), penghargaan (p= 0,009), dan kepemimpinan (p=0,0001) dengan produktivitas kerja. Sedangkan variabel umur (p= 0,247), masa kerja (p= 0,617 ) dan pelatihan (p= 0,135) tidak berhubungan dengan produktivitas kerja. Selain itu hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa kepemimpinan paling berkontribusi terhadap produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Merujuk pada hasil penelitian di atas, terlihat lebih dari sebagian perawat yang menilai peran dan keterlibatan mereka dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat masih belum optimal. Faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah kemampuan manajerial pimpinan, motivasi perawat, dan penghargaan. Walaupun secara statistik dalam penelitian ini, pelatihan tidak mempengaruhi produktivitas kerja, namun secara substansi pelatihan akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga pelatihan tetap menjadi pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Tidak ditemukannya hubungan antara pelatihan dengan produktivitas kerja, kemungkinan disebabkan perawat yang mengikuti pelatihan baru dalam jumlah yang sedikit. Selain itu juga belum adanya evaluasi atau monitoring terhadap efektivitas dari pelatihan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi ditujukan kepada pengelola Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat dengan meningkatkan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas melalui pendidikan, atau membuat kebijakan dengan menetapkan kriteria kemampuan manajerial sebagai prasarat utama bagi seorang pimpinan, meningkatkan motivasi melalui pengembangan karir, dan supervisi, merancang sistem penghargaan untuk perawat yang berprestasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan atau harapan perawat, serta meningkatkan program pelatihan untuk perawat sesuai kebutuhan. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan metoda yang berbeda, antara lain pengumpulan data dengan tehnik observasi atau wawancara. Selain itu dapat menggunakan alat ukur yang berbeda, seperti yang dikemukakan IIyas (1999) dan Amstrong (1990). ...... Human resource is a main key of success to any organization. They need to be empowered in order to be more productive. Human resource also become the key of success in Puskesmas because of nurses in Puskesmas have the major role to achieve "Indonesia Sehat 2010", as we can see from the purpose and the focus of nursing care in Puskesmas. In reality, human resource in Puskesmas is less empowered than in Hospital, so it affects the quality of nursing care in Puskesmas. In Kodya Padang, 1999, it was found that the percentage of nursing achievement in Puskesmas is low, around 35 %. It indicates that quality of nursing care which has given by nurses in Puskesmas is not optimal yet. In order to find how the quality of nursing care has given by nurses, we need to assess the work productivity. Many factors relate to productivity. Ilyas (1999) stated that productivity relates to environmental, organizational, personal, and managerial factors. This study assumed that the factors relate to nurses work productivity in Kodya Padang are age, job experience, training, motivation, reward and the managerial capability of the Puskesmas leader. The purpose of the study was to identify the level of productivity of nurses at Puskesmas; the relationship between: age, work experience, training, motivation, reward, and leadership and the nurses productivity at Puskesmas in Kodya Padang. The design of the study was descriptive analytical through cross sectional approach. A total sampling was utilized purposively. All nurses who work as community health nurses either at Puskesmas or outside Puskesmas participated in the study. The findings demonstrated that 50,7 % nurses evaluated themselves as having low productivity. A bivariate statistical test Chi - Square showed that there are significant relationship between motivation (p = 0,005), reward (p = 0,009) and leadership (p 0,0001) and their work productivities. The variable: age (p = 0,247), work experience (p = 0,617), and training (p = 0,135) did not have relationship with nurses productivity. In addition, a logistic regression test showed that leadership is the most influencing variable to the work productivity of Puskesmas nurses in Padang. Based on the result of this study, some recommendations were conveyed to the management of Puskesmas and regional office of health in Padang to improve nurses work productivity by providing them with several types of training, designing a reward system for nurses according to their needs or expectation, motivating them through a definite career development and supervision system. Also, by improving managerial skills of Puskesmas leaders through a formal education, continuing education, or developing a policy based on criteria requirements of a leader. Referred also to the findings from this study, it showed that over a half of nurses feel that their involvement in giving nursing care to individual, family or society is not optimal yet. The factors that considered can improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang are leader's managerial, motivation, and reward. Even though statistically, the training has not influenced the work productivity, the substance of training itself may influence the staff work productivity. So, training is still needed to improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang. This study could not find the relationship between training and work productivity. It might be happened because there is not evaluation on the effectiveness of the training and the number of nurses who followed training is low. This study has some limitation, however, it is expected that the future studies will be conducted with different methods and instruments, such as, in collecting the data may use observation or interview technique. Or, use different measurement technique as Ilyas (1999) or Armstrong (1990) suggested.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertha Farida
Abstrak :
Latar belakang: Empat puluh sampai enam puluh satu persen dari pelayanan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan yang diberikan pada rawat jalan dan rawat inap. Mutu asuhan keperawatan yang diberikan melalui pendekatan proses keperawatan merupakan barometer baik buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Proses keperawatan yang diterapkan sebagai pendekatan penyelesaian masalah di RSJHK Jakarta belum baik sekitar 50,5% (pengamatan Tim audit kep, 2000), yang menyebabkan masalah keperawatan klien diselesaikan tidak secara tuntas. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran hubungan karakteristik perawat, karakteristik pekerjaan dan karakteristik situasi pekerjaan dengan pelaksanaan proses keperawatan di RSJHK Jakarta.
Disain dan metodologi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer dan responden. Sampel 134 perawat pelaksana. Pengolahan data dengan analisis univariat, analisis bivariat dengan Uji Chi Square Tingkat kemaknaan 95%.
Hasil. Didapatkan: umur rata-rata perawat 31 tahun, 79,1% perempuan, lama kerja rata-rata 8 tahun, 56% telah kawin, 91,8% dengan latar belakang pendidikan DIII Keperawatan dan seluruhnya telah mendapat pendidikan tambahan, 70,9% perawat dengan tingkat tanggung jawab perawat pelaksana, .88,8 % ada bimbingan teknis dari perawat senior dan 69,4% ada supervisi kepala ruangan dalam pelaksanaan proses keperawatan. Proses keperawatan belum termasuk kategori baik dengan cut off point 80% disebabkan oleh: belum mengikuti pelatihan pelaksanaan proses keperawatan, kurang pemahaman, kurang tenaga, beban kerja berat, proses keperawatan menyita waktu, tugas lain selain tugas pokok, tidak ada bimbingan, arahan, evaluasi dan umpan balik dari kepala ruangan. Analisis bivariat didapatkan 9 dari 10 variabel yang diteliti tidak berhubungan secara bermakna dengan pelaksanaan proses keperawatan, namun mempuayai hubungan yang positif dengan pelaksanaan proses keperawatan kecuali pendidikan formal dan tingkat tanggung jawab. Hal ini diasurnsikan karena tuntutan tugas terhadap sumberdaya keperawatan dengan tingkat pendidikan lebih tinggi tidak ada perbedaan dengan perawat dari latar belakang pendidikan yang lebih rendah, sehingga tidak ada tantangan untuk bekerja lebih baik. Demikian juga dengan tingkat tanggung jawab antara perawat pelaksana dan ketua tim, didapatkan tidak ada perbedaan tuntutan tanggung jawab dalam pelaksanaan proses keperawatan. Supervisi kepala ruangan berhubungan bermakna secara statistik dengan pelaksanaan proses keperawatan dengan a = 0,04.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses keperawatan di ruang rawat inap RSJHK Jakarta belum termasuk kategori baik (<80%). Pengkajian, Perencanaan dan Evaluasi berkisar antara 73% - 77% sedangkan diagnosa dan implementasi masing-masing 80,3% dan 89,4%. Persentase rata-rata proses keperawatan 78,2%, lebih tinggi dari hasil pengamatan tim audit keperawatan terhadap pelaksanaan proses keperawatan (50,5%) pada tahun 2000. Ditemukan supervisi kepala ruangan berhubungan bermakna secara statistik dengan pelaksanaan proses keperawatan pada a < 0,05.
Saran: Mengacu pada kesimpulan, peneliti menyarankan agar bidang keperawatan sebaiknya mengevaluasi kinerja kepala ruangan dalam pelaksanaan supervisi kegiatan pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSJHK Jakarta. Agar kepala ruangan meningkatkan kegiatan supervisi berupa birnbingan, arahan dan evaluasi terhadap kegiatan pelaksanaan proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana.
Analysis of Factors Relate To the Implementation of Nursing Process in Inpatient Room of the Rumah Sakit Jantung Harapan Kita JakartaIntroduction: Forty to sixty one percent of hospital services are nursing services which is provided in to inpatients and outpatients. The quality of nursing care which is delivered by nursing process as an approach is a barometer of health services in the hospital. The nursing process as an approach to solve the nursing problem in the RSJHK Jakarta has done up to about 50.5% (Observation of the Nursing Audit Team, 2000) that may lead to incomplete solution of the client problems. The purpose of this study was to get the correlations of nursing, work and work-environment characteristics and the implementation of nursing process in the RSJHK Jakarta.
Design and Methodology: This study was the descriptive-analytic research with cross-sectional design. The data used were primary data. Sample involved 134 nursing staffs. The univariat and bivariat analysis were applied for this study. The level of significance was 95%.
Results: The average of age of the nurses was: 31 years, 79.1% of them were females, the average of work experience was 8 years, 56% were married, 91.8% educational background of the nurse were DIII of Nursing and all of them got extra education, 70.9% of them were nurses staff, 88.8% got technical guidance from senior nurses and 69.4% got supervision from Head Nurse in the implementation of nursing process. The nursing process does not at good category with cut off point 80% because-of: did not get nursing process training, lack of understanding about the nursing process, lack of nursing staff heavy work load, time-consuming, have extra duty other then nursing duty, no counseling, guidance, evaluation and feed-back from the Head Nurse. From Bivariat analysis 9 of 10 variables were not had a significant correlation with the implementation of nursing process, but have a positive correlation with implementation of nursing process except for formal education and level of responsibility. It was assumed that because of no difference between the duties of nursing staff with high and low level educational background, so there were not challenges for working better of them. Moreover, there were not differences between the responsibilities of nursing staff with team leader in concern of implementation of nursing process. Supervision of Head nurse has significantly correlation statistically with the implementation of nursing process which was; a = 0.04.
Conclusions: From this study there was a conclusion that the implementation of nursing process at Inpatients Room of RSJHK Jakarta was not in good category (<80%). Assessment, Planning and Evaluation range between 73% - 77%, diagnosis was 80.3% and evaluation was 84.9%_ Average percentage of the nursing process was 78.2%, it was higher than the Nursing Audit Team observation in the year 2000 that is just 50.5%. It was also found that supervision of the Head Nurse has a significant correlation statistically with the implementation of nursing process, which was a< 0.05.
Suggestions: Base on the conclusions, the researcher suggest that the Nursing Department should evaluate the Head Nurse performance of the head nurse in giving supervision to the nursing staffs in the implementation of nursing process at Inpatients Room of RSJHK Jakarta. There for, the Head Nurse should improve the activity in relation to the supervision of nursing staff in implementation of nursing process such as guidance, counseling, and evaluation.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Satria
Abstrak :
Menurut WHO (1997), Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan utama di negara berkembang. Kematian akibat ISPA, terutama pneumonia sebesar 13,5% (1,5 juta) dari angka kematian total (11,1 juta). Di Indonesia ISPA merupakan penyebab utama kematian balita. Berdasarkan angka ekstrapolasi dari hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995, angka kematian balita pada akhir pelita V diperkirakan 6 per 1000 balita atau berkisar 150.000 balita pertahun (Depkes RI, 1995). Angka kematian balita pada tahun 1995 adalah 75 per 1000 kelahiran hidup dan 59 per 1000 kelahiran pada tahun 1997 (Profit Kesehatan Indonesia, 2000). Berdasarkan pemantauan disejumlah Puskesmas di Kabupaten Bogor diperoleh data bahwa pola penyakit terbanyak diamati menurut kelompok umur 1-4 tahun pada tahun 2000 yang tertinggi adalah ISPA (9,67%). Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan parung dari bulan Januari - Februari 2002 diperoleh data bahwa ISPA merupakan urutan pertama dari 10 penyakit terbesar yaitu 243 balita dengan rincian 10,70% balita ISPA yang tergolong pneumonia dan 89,30% balita ISPA non pneumonia. Sedang data hasil survey mahasiswa keperawatan komunitas pada bulan Februari 2002 pada 12 RT yang menjadi sampel, diperoleh data dari 370 balita ditemukan 173 balita(46,75%) mengalami ISPA dan dari pola penyakit terbanyak sesuai survey tersebut, ISPA menduduki urutan pertama untuk semua golongan umur termasuk balita. Keterlibatan keluarga dalam memberikan perawatan balita dengan ISPA sangat besar sehingga peran perawat komunitas sangat dibutuhkan untuk membina keluarga balita dengan ISPA. Perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dapat berperan sebagai pendidik, koordinator, pelaksana, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus dan modilikasi lingkungan (Friedman, 1998). Untuk melaksanakan semua peran tersebut dibutuhkan perawat yang mempunyai kemampuan yang bridal dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga balita dengan ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA di Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Bogor Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi seluruh keluarga balita di desa Waru Jaya Kecamatan Parung Bogor yang sedang menderita ISPA pada waktu penelitian atau pernah menderita 1SPA 3 bulan terakhir. Sampel penelitian yang diambil adalah keluarga yang memiliki balita yang pernah menderita ISPA 3 bulan terakhir saat penelitian atau pada saat penelitian dilakukan terjaring sedang mengalami ISPA. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga balita usia 1-5 tahun pada saat pelaksanaan PIN pada 9 pos penimbangan, terjaring sebanyak 201 keluarga balita. Pengumpulan data dengan cara kunjungan rumah dan melakukan wawancara dengan keluarga balita yang terjaring menderita ISPA dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disediakan yang dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2002. Data diolah dan dianalisis dengan menggunakan uji kai kuadrat dan regresi logistik sederhana. Hasil penelitian pada analisis univariat menggambarkan bahwa dari karakteristik sosioekonomi yaitu pendidikan sebagian besar berpendidikan tamat SD (62,2%), tidak bekerja (75,6%), penghasilan keluarga lebih dari seratus ribu (60,7%), pengetahuan keluarga tentang pencegahan masih sangat kurang (71.64%), sikap keluarga dalam merawat balita ISPA positif (50,7%) dan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA (52,74%) tergolong baik. Berdasarkan uji kai kuadrat didapatkan ada hubungan bermakna antara penghasilan, pengetahuan dan sikap terhadap perilaku dalam merawat balita dengan ISPA. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik didapatkan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk meningkatkan sumber daya perawat yang memberikan asuhan keperawatan komunitas melalui pelatihan atau pendidikan tinggi keperawatan baik D. III keperawatan atau S1 keperawatan. Bagi Puskesmas agar menyusun program secara terpadu, meningkatkan kunjungan rumah yang terencana, memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, serta meningkatkan kemampuan perawat dalam membuat media sederhana yang mudah dipahami dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan keluarga.
Analysis Factors which Related to Family Behavior in Caring Children with Acute Respiratory Infection (ARI) within Community nursing services context in Waru Jaya Village, Kecamatan Parung Kabupaten Bogor West Java, Year 2002"Regarding WHO (I997), Acur Respiratory Infection (ARI) is a mayor health problem in developing countries. Death caused by ARI, especially pneumonia is 13,5% (1,5 million) from total mortality rate (11,1 million). ARI in Indonesia also become the primary cause of children mortality. Based on house hold survey data in 1995, children mortality at the 5 th five years development was about 6 in 1000 children under five or about 150.000 children under five in a years (Depkesehatan RI, 1995). Children mortality rate in 1995 was 75 per 1000 birth and 59 per 1000 birth in 1997 (Indonesia Health Profile, 2000). Based on monitoring some Community Health Center in Bogor, it was found that ARI (9,67%) was the mayor disease in the age of 1-4 years at 2000. Regarding data from Parung Community Health Center, ARI is the firs level of the 10 biggest disease. From 243 children under five years, which consists of I0,70% children with pneumonia and 89,30 % children with non pneumonia. From the community nursing student specialis survey result in February 2002 at 12 house hold, it was found 370 children under five years and 173 from 370 (46,75%) have ARI. ART also become the first level disease from whole age groups in the life span. Family involvement in caring children with ARI is significant therefore community nurses are really needed to help the family of children with ARI. The community nurses can demonstrate role as educator, coordinator, carer, health supervisor, consultan, collaborator, facilitator, case finder, and enviroment modifier (Friedman, 1998). In implenting those roles, the compotent nurses are needed in giving care for the family of children with ARI. This study purpose to identify factors which related to family behavior incaring children under five years with ARI in Waru Jaya village, Kecamatan Parung Bogor West Java. Design of this study used analytic survey method using cross sectional approach with total population sampling. The sample are all family who have children with ARI at the time of study or ever have ART in the last 3 months. Based on the interview result at National Immunization week at 9 centre, there were 201 family who included in the samples criteria. Data was collected by home visiting and interviewing during September to October 2002, Data was analyzed by chi square and logistic regression. The study result on univariat analysis demonstrate that socioeconomic characteristic: mostly finished primary school (67,7%), un employed (75,6%), family income less than Rp.100.000 (60,7%), family knowledge about ARI prevention is limited (71,64%), positive family in caring shildren with ARI (50,7%) and family behavior in caring balita with MU (52,74%) is good. There was also find a significant relationship between in come, knowledge and attitude toward family behavior in caring children with ARI. This study results are recommended to Kabupaten Health Council Bogor to increase nurses resource who will give nursing care through training or high nursing education at D.III program or bachelor degree. For Health Center, it is advised to create integrated program which increase planned home visit anggiving nursing care to the family and the community using nursing process approach, and increase nurses ability in developing simple tools for health education.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 2112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamsiah Hamzah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di rang rawat imp Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sebagai unit analisis adalah perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap bedah, interna, anak, kebidanan dan ruang rawat gabung. Adapun populasi pada penelitian ini adalah 160 responden. Sampel sebanyak 106 ouang yang ditentukan berdasarkan rumus dari Lwanga, diambil secara proporsional dimasing-masing ruang rawat inap dan dipilih dengan cara Simple Random Sampling. Selanjutnya data primer dikumpulkan melelui penyebaran kuesioner yang validitas dan reliabilitasnya telah diuji di Rumah Sakit Pelamonia Makassar sebelum penelitian dilaksanakan. Pengolahan data dilakukan secara bertahap dimulai dari editing, koding. Setelah data bersih dilakukan entri data dengan program SPSS versi 7.5. Analisis data menggunakun analisis univariat yang mana hasilnya menunjukkan 53,8 % responden puas terhadap pekerjaannya. Hasil penelitian secara univariat menggambarkan sebagian besar perawat, menyatakan supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri adalah baik, secara umum perawat menilai kepuasan kerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar memuaskan. Menguji hubungan antara supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja digunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Supervisi berhubungan secara statistik dengan kepuasan kerja (p = 0,000), tanggung jawab berhubungan secara statistik dengan kepuasan kerja (p = 0,024) serta pengembangan diri berhubungan dengan kepuasan kerja (p -- 0,041). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Untuk memperbaiki mutu pelayanan keperawatan disarankan kepada Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar agar secara periodik melaksanakan pengukuran tentang kepuasan kerja perawat.
The relationship between supervision, responsibility and self development with nurses job satisfaction in the Makassar Labuang Baji General Hospital wards, 2001.The purpose of this study is to identify relationship between supervision, responsibility and self development with nurse?s job satisfaction, Makassar Labuang Baji General Hospital wards. The method to be used for this study is cross sectional design and quantitative method. The unit analysis is number of nurses work in Medical, Surgical, Pediatric, Obstetric and combine care unit. The population was 160 nurses and the sample size was 106, using Lwanga formulation. To determine the sample size for every ward the simple random sampling technique was used. Primary data were collected by using questionnaire, which validity and reliability was tested at Makassar Pelamonia Hospital. The data has been analyzed through by editing, coding, cleaning and data entry using SPSS, versi 7.5, and also univariate and bivariate analysis. Univariate analysis showed that 53,8 % nurses felt satisfy on their daily work. Partly of them said that supervision, responsibility and self development are good, to examine the relationship between supervision, responsibility and self development with nurses job satisfaction Chi Square was used. The result of this study showed that nurses at Makassar Labuang Baji General Hospital wards were feel satisfy with their works. Supervision related to nurses job satisfaction (p = 0,000), responsibility related to nurses job satisfaction (p = 0,024) and self development also related to nurses job satisfaction (p = 0,041). The conclusion of this study show that there are relationship between supervision, responsibility self development and nurses job satisfaction. To improve the nursing care quality, it is suggested for Makassar Labuang Baji General Hospital, to measures nurses? job satisfaction periodically.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T2879
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryati
Abstrak :
Prestasi kerja perawat pelaksana merupakan penampilan kerja perawat, baik kuantitas maupun kualitas dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya. Prestasi kerja perawat dapat dinilai dari kualitas pelayanan keperawatan, kualitas personil perawatnya, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Prestasi kerja perawat yang tinggi merupakan cerminan kualitas pelayanan keperawatan yang dapat memenuhi kepuasan klien. Prestasi kerja perawat diprediksi dapat dipengaruhi oleh peran kepala ruangan meliputi peran interpersonal, informasional dan peran pengambilan keputusan. Dalam proses pelayanan keperawatan ketiga sub variabel secara bersama-sama mempunyai kontribusi terhadap prestasi kerja perawat pelaksana. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara peran kepala ruangan dengan prestasi kerja perawat pelaksana dalam periode waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan dengan populasi 245 orang dan sampel 156 orang perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap, pada tanggal 19 Juni s/d 5 Juli 2002. Instrumen penelitian ini terdiri dari 25 pernyataan untuk mengukur peran kepala ruangan dan 30 pernyataan untuk mengukur prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik bivariat dengan uji kai kuadrat didapatkan peran kepala ruangan (interpersonal, informasional dan pengambil keputusan), semuanya berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sedangkan untuk variabel confounding ( usia, pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan ), ternyata tidak ada yang berhubungan secara bermakna dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Hasil analisis statistik multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapatkan peran interpersonal dan informasional kepala ruangan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Untuk variabel confounding, hanya pendidikan yang paling berhubungan dengan prestasi kerja perawat pelaksana. Sub variabel informasional mempunyai kontribusi paling besar terhadap prestasi kerja perawat pelaksana setelah dikontrol dengan sub variabel interpersonal dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan RSUP Persahabatan, kiranya dapat meningkatkan penampilan kepala ruangan dalam melaksanakan perannya melalui pelatihan atau pendidikan manajemen keperawatan serta meningkatkan prestasi kerja perawat pelaksana melalui pendidikan baik formal maupun informal. Bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metoda observasi dan wawancara mendalam, terhadap populasi dan sampel yang lebih luas.
The Correlation between the Role Appearances of the Head Nurse with the Performance of Nursing Associate in The Instalasi Rawat Inap RSUP Persahabatan Jakarta, 2002The performance of nursing associate is an appearance of nurses, either quantity or quality in caring for their patients who have become their responsibility. The performances of nurses consist of to their applying for their good services, qualified skill, satisfying work and disciplinary work. The high performance of nurses is the reflection of nursing services quality. This can fulfill the patients? satisfaction. The performance of nurses is predicted can be influenced by the role of head nurse. Which consist of interpersonal, informational, and decisive roles. In the process of nursing, the three sub variables contribute to the performance of nurses. This research was quantitative research with the approach of cross sectional, whose purpose is to observe the correlation between head nurse role and the performance of nursing associate at the same period. The research conducted in RSVP Persahabatan with population 245 and sample 156 nursing associates in Instalasi Rawat Imp, from June 19 until Juli 5 2002, The instruments include 25 questionnaires to survey the head nurse and 30 questionnaires to performance of nursing associate. The results of bivariate statistic with chi-square are gained from the role of head nurse (interpersonal, informational and decisive), all are significantly related with the performance of nursing associate, while for confounding variables ( age, education, work length, sex and marriage status ), are not obviously correlated significantly with the nursing associate performance. The result of multivariate statistic with the regression test of double logistic is found the role of interpersonal and informational of head nurse, has a significant correlation with the performance of nursing associate, for confounding variable only sub educational variables have a significant with the performance of nursing associate, while the sub-informational variable has the greatest contribution to the achievement of nurses after being controlled with interpersonal and educational sub variable. Based on result of the research is suggested to the director of RSVP Pesahabatan, the develop both of appearance of head nurse on duty through nursing management education or training and informal. For others researchers to continue this research with observation and interview methods deeper for population and sample wider than research.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T2877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>