Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4020 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarnimatul Ummah
Abstrak :
ABSTRAK
Ketidakberdayaan dapat terjadi pada individu yang menderita gagal jantung akibat tanda gejala yang dirasakan, dan menjadi permasalahan psikososial yang berpengaruh pada fungsi fisik individu dengan gagal jantung. Karya ilmiah akhir ners ini memaparkan asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan selama empat hari pada pasien dengan gagal jantung di Ruang Antasena RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor. Implementasi keperawatan yang dilakukan berupa menggali perasaan, melatih berpikir positif, mengidentifikasi aspek positif diri yang masih dapat dilakukan sesuai kemampuan, dan memilih target realistis yang dapat dicapai. Karya ilmiah ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan ketidakberdayaan yang optimal melibatkan keluarga menunjukkan penerimaan terhadap penyakit pada pasien dan menumbuhkan rasa berdaya, sehingga klien mampu menumbuhkan harapan diri dan tujuan realistis dalam hidupnya. Oleh karena itu, hubungan timbal balik antara fungsi fisik dan psikososial pasien gagal jantung perlu menjadi perhatian yang menjadi dasar pemberian asuhan keperawatan yang holistik
ABSTRACT
Powerlessness may occur in heart failure patient due to its symptoms, and may become psychosocial problem affect the physical function. This work describes psychosocial nursing care plan of powerlessness given to heart failure patient in Antasena Room Dr H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor for four days. The nursing implementation are include letting the patient to express her feelings, building positive thinking, identifying positive aspects of herself according to her physical ability, and choosing the realistic goals. This scientific work demonstrates that optimal nursing intervention of powerlessness involving the family show acceptance of the disease in the patient and foster a sense of empowerment, so that the client is able to foster self expectations and realistic goals in his life. Therefore, the interrelationships between physical and psychosocial aspect of the heart failure patient should be noted as the basis of holistic care nursing
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Andriani Lestari
Abstrak :
Ekstrak biji kopi hijau (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) mengandung senyawa asam klorogenik yang berpotensi menurunkan berat badan dengan memodulasi metabolisme glukosa dalam tubuh, dan antihipertensi, sedangkan kafein memiliki efek stimulan sistem saraf pusat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kondisi pengeringan ekstrak menggunakan metode pengeringan beku pada ekstrak pelarut eutektik dalam (NADES) biji kopi hijau yang memiliki titik leleh rendah dengan menggunakan maltodekstrin dan Aerosil® sebagai adsorben. Variabel kondisi pengeringan yang diteliti adalah konsentrasi maltodekstrin pada 25%, 30%, 35%, dan Aerosil® pada 1%, 2%, 3%. Hasil kadar kafein dan asam klorogenat diperoleh oleh sistem gradien HPLC, dan kadar air diuji pada ekstrak beku-kering. Hasil kadar kafein dan asam klorogenat yang diperoleh dalam ekstrak NADES dari biji kopi hijau adalah 18,70 mg / g dan 42,63 mg / g bubuk kopi hijau. Hasil pengeringan dalam ekstrak NADES dari biji kopi hijau menjadi lebih baik seiring dengan penambahan maltodekstrin dan Aerosil® dengan mengurangi lengket dan higroskopisitas ekstrak. Pengeringan hasil, kafein, dan kadar asam klorogenat menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam penambahan maltodekstrin dan Aerosil® (p> 0,05). Kadar air terendah diperoleh dengan penambahan maltodekstrin pada 35% (p <0,05).
Green coffee bean extract (Coffea canephora Pierre ex A. Froehner) contains chlorogenic acid compounds that have the potential to lose weight by modulating glucose metabolism in the body, and antihypertensive, whereas caffeine has a stimulant effect on the central nervous system. This research aims to produce extract drying conditions using the freeze drying method in eutectic solvent extracts (NADES) of green coffee beans that have low melting points by using maltodextrin and Aerosil® as adsorbents. The drying conditions variables studied were maltodextrin concentrations at 25%, 30%, 35%, and Aerosil® at 1%, 2%, 3%. The results of caffeine and chlorogenic acid levels were obtained by the HPLC gradient system, and the water content was tested on freeze-dried extracts. The results of caffeine and chlorogenic acid obtained in NADES extracts from green coffee beans are 18.70 mg / g and 42.63 mg / g green coffee powder. Drying results in NADES extracts from green coffee beans get better along with the addition of maltodextrin and Aerosil® by reducing the stickiness and hygroscopicity of the extract. Drying yield, caffeine, and chlorogenic acid levels showed insignificant results in the addition of maltodextrin and Aerosil® (p> 0.05). The lowest water content was obtained by adding maltodextrin at 35% (p <0.05).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gumilar Adhi Nugroho
Abstrak :
Andrographis paniculata (AP) dan Syzygium cumini (SC) banyak diteliti sebagai alternatif pengobatan antidiabetes namun kombinasi AP-SC belum pernah diteliti sebelumnya. Pada kombinasi ini, dilakukan penapisan fitokimia, uji toksisitas akut oral, dan uji antidiabetes. Ekstrak AP dan SC, mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, glikosida, tanin, terpenoid dan saponin. Uji toksisitas akut oral kombinasi APSC menggunakan 13 mencit betina galur DDY yang dibagi ke dalam 3 kelompok dan secara oral diberikan satu dosis kombinasi 1:1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BB), pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Uji antidiabetes dilakukan menggunakan tikus Sprague-Dawley (SD) jantan yang diinduksi high-fat diet-streptozotosin dosis rendah berganda (HFD-STZ). Tikus diabetes (n=5) diberikan perlakuan satu kali sehari dengan 0,5% CMC (kontrol diabetes), metformin (50 mg/kg), AP (50 dan 100 mg/kg), SC (50 dan 100 mg/kg) atau APSC (100 dan 200 mg/kg) selama 7 hari. Kelompok normal diberikan pakan normal diet. Uji toksisitas akut tidak menunjukkan toksisitas pada fungsi hati, ginjal, dan morfologi organ. Data menunjukkan dosis 100 mg/kg BB AP dan 100 mg/kg BB APSC menunjukkan potensi antihiperglikemik. Pemberian sediaan AP, SC, dan APSC berpotensi poliferatif sel beta pankreas lebih baik dari pemberian metformin, namun pemberian dosis tunggal AP dan SC serta kombinasi APSC cenderung tidak memberikan perbaikan profil lipid. ......Andrographis paniculata (AP) and Syzygium cumini (SC) have been widely studied as alternatives to antidiabetic treatment but the combination of AP-SC has never been studied before. In this combination, phytochemical screening, oral acute toxicity testing, and antidiabetic testing were performed. AP and SC extracts contain flavonoids, alkaloids, glycosides, tannins, terpenoids and saponins. The acute oral toxicity test of the APSC combination used 13 female DDY strain mice divided into 3 groups and orally administered one dose combination of 1: 1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BW), observations were carried out for 2 weeks. Antidiabetic testing was carried out using male Sprague-Dawley (SD) rats induced by high-fat diet and multiple low-dose streptozotocin (HFD-STZ). Diabetic mice (n = 5) were treated once a day with 0.5% CMC (diabetes control), metformin (50 mg/kg), AP (50 and 100 mg/kg), SC (50 and 100 mg/kg) or APSC (100 and 200 mg/kg) for 7 days. The normal group was given normal diet food. Acute toxicity tests do not show toxicity to liver, kidney and organ morphology. The data shows a dose of 100 mg/kg AP and 100 mg/kg APSC shows antihyperglycemic potential. AP, SC, and APSC preparations have potentially proliferative pancreatic beta cells better than metformin administration, but the administration of single doses of AP and SC and the combination of APSC tends not to provide improved lipid profile.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulung Lanova Hersipa
Abstrak :
ABSTRAK
Selective Estrogen Receptor Modulators (SERMs) untuk sindrom pascamenopause diketahui memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan terapi sulih hormon, tetapi efektivitasnya dalam mengatasi semua gejala menopause masih belum ideal. Tujuan penelitian ini adalah mengkombinasikan ekstrak etanol dari 70% Eleutherina bulbosa (BD) dan Vigna unguiculata (KP) untuk memperoleh efek SERM yang lebih baik terhadap morfologi uterus, histopatologi vagina, dan hot flushes serta untuk melihat profil farmakokinetik equol dari KP yang berperan dalam mengurangi hot flashes. Total 36 tikus Sprague-Dawley betina, 32 tikus diovariektomi (OVX) kecuali kelompok Sham. Tikus dibagi menjadi 9 kelompok: kelompok Sham (CMC 0,5%), negatif (CMC 0,5%), positif (raloksifen 1,08 mg/200g BB), KP (100 mg/200g BB), BD (18 mg/200gBB), D1-D4: dosis KP adalah 100 mg/200 gBW dan BD adalah 36 mg, 18 mg, 9 mg, 4,5 mg/200 gBW. Equol dalam serum tikus dianalisis menggunakan KCKT/UV-Vis dengan kondisi isokratis. Pengamatan hot flashes dilakukan setiap minggu sedangkan berat uterus dan epitelium vagina pada akhir perlakuan. Hasil menunjukkan penurunan rata-rata suhu permukaan kulit ekor kelompok kombinasi D3 dan D4 secara berurutan 1,860,31°C dan 1,830,20°C sedangkan suhu rektal 0,58 0,49°C dan 0,710,28°C. Semua kelompok kecuali Sham tidak meningkatkan berat uterus. Kelompok D3 meningkatkan ketebalan epitel vagina hingga 38,24-6,47 μm. Kombinasi tidak menyebabkan perubahan parameter farmakokinetik equol secara signifikan. Kombinasi dapat mengurangi sindrom pascamenopause pada tikus hipoestrogen tanpa mengubah parameter farmakokinetik equol
ABSTRACT
Selective Estrogen Receptor modulators (SERMs) for postmenopausal syndromes are believed to have more minimal side effects than hormone replacement therapy, but the effectiveness to resolve it are still not ideal. The aim of this study was to combine ethanol extract of 70% Eleutherina bulbosa (BD) and Vigna unguiculata (KP) to obtain a better SERM effect for uterine morphology, vaginal histopathology, and hot flushes and to see pharmacokinetic profiles of equol from KP. Total of 36 female Sprague-Dawley rats were used in this study, 32 rats were ovariectomized (OVX) and 4 rats were Sham. Rats were divided into 9 groups: Sham group (0.5% CMC), negative (0.5% CMC), positive (1.08 mg/200g BB raloxifene), KP (100 mg/200g BB), BD (18 mg/200gBB), D1-D4: KP dosage is 100 mg/200 gBW and BD is 36 mg, 18 mg, 9 mg, 4.5 mg/200 gBW. Equol in rat serum was analyzed using HPLC/UV-Vis in an isocratic condition. Observation of hot flashes is carried out every week, uterus weight wet and vaginal epithelium at the end of treatment. The results showed that D3 and D4 combination can decrease the average tail skin temperature respectively 1.86±0.31°C and 1.83± 0.20°C and the rectal temperature respectively 0.58±0.49°C and 0.71±0.28°C. All groups except Sham did not increase the weight of the uterus. The D3 group increased vaginal epithelial thickness to 38.24 ± 6.47 μm. The combination did not significantly change equol pharmacokinetic parameters. The combination can reduce postmenopausal syndrome in hypoestrogenic mice without changing equol pharmacokinetic parameters.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T52371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Stephanie Ong
Abstrak :
Kacip Fatima merupakan tanaman yang berasal dari butan tropis Asia Tenggara, tennasuk Indonesia. Tanaman dengan nama lain Labisia pumila ini memiliki nilai fenol sebesar 5.454,301100 gram. Kacip fatima dapat digunakan sebagai pereduksi dalam pembuatan nanopartikel emas. Nanopartikel emas dapat disentesis dengan metode green synthesis terbukti Iebih aJnan untuk penggllnaan dan lingkungan. Kandungan fenol pada tanaman kacip fatima dapat memberi keuntungan lain sebagai anfiaging. Aging sendiri dapat diatasi dengan penggunaan kosmetik, salah satunya masker, khususnya masker peel-off .Dilakukan pengujian antiglikasi untuk menghitung persen inhibisi pembentukan Advance Glycation End Products (AGEs), dimana AGEs sendiri merupakan Salall satu pemicll proses aging yang menyebabkan timbulnya tanda penuan dini . Hasil pengujian glikasi dilakllkan untuk menentukan kadar yang sesuai untuk menghambat pembentukan AGEs. Digunakan dua sample dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu sediaan masker peel-off dengan konsentrasi 10% memiliki daya inhibisi terhadap AGEs sebesar 64,432±25,651 % dan sediaan masker peel-off dengan kandungan nanopartikel emas 20% memiliki daya inhibisi sebesar 94,691±30,444%
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T57590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Zielda Najib
Abstrak :
Indonesia merupakan negara urutan ke-5 dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) setelah China, India, USA, dan Brazil. Penderita DM terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan gaya hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk standardisasi, uji toksisitas akut dan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol Garcinia daedalanthera Pierre. Standardisasi meliputi pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik, parameter fitokimia, penapisan fitokimia, anal isis cemaran mikroba dan logam berat, uji toksisitas akut meliputi pengujian dengan BSLT dan pengujian terhadap mencit DDY berusia 8 minggu dengan dosis 5, 50, 500, 5000, 10000 dan 20000 mg/kgBB, dan uji aktivitas anti diabetes terhadap tikus wistar jantan dengan dosis 1, 10 dan 100 mg/kgBB. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak Garcinia daedalanthera mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid dan senyawa fenol. Kadar air sebesar 2,35%, kadar abu 2,51 %, kadar abu tidak larut asam 0,05%, kandungan total fenol sebesar 83,33 g GAEIlOOg dan kandungan total flavonoid sebesar 2g QEIlOOg. LCso ekstrak Garcinia daedalanthera sebesar 435,75 ~g/mL dan LDso diatas 20000 mg/kgBB. Ekstrak Garcinia daedalanthera memiliki aktivitas antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa puasa dan postprandial secara bermakna. Penelitian kami mengindikasikan bahwa ekstrak Garcinia daedalantera mempunyai efek antidiabetes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T57591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wiwiet Nurwidya Hening
Abstrak :
Peran apoteker dalam upaya peningkatan kepatuhan pengobatan dan perbaikan luaran klinis pasien di Indonesia perlu dievaluasi. Penelitian bertujuan mengevaluasi pengaruh konseling apoteker terhadap peningkatan kepatuhan pengobatan, mengontrol kadar kontrol glikemik, profil lipid dan tekanan darah pasien DM tipe 2 di RSUD Kota Depok dari April-Oktober 2018. Penelitian dilakukan dengan desain kuasi-eksperimental dengan pretest-posttest pada 77 responden terdiri atas kelompok intervensi (KI) (n=39 orang) mendapatkan konseling dan buklet dari apoteker dan kelompok kontrol (KK) (n=38 orang) yang hanya diberikan buklet saja, dengan alat ukur Medication Adherence Questionnaire (MAQ) untuk kepatuhan, pemeriksaan darah untuk gula darah puasa (GDP), gula darah dua jam post prandial (GDPP), glycosylated hemoglobin A1 (HbA1c) dan profil lipid serta pengukuran tekanan darah. KI mengalami perbaikan parameter kepatuhan, HbA1c dan profil lipid sedangkan pada KK tidak ada perubahan yang bermakna pada parameter klinis bahkan mengalami peningkatan ketidakpatuhan (p=0,008) posttest dibandingkan pretest. Hasil uji beda rerata antara KI dan KK menunjukkan perbedaan bermakna pada parameter kepatuhan, GDP, GDPP dan HbA1c. Berdasarkan uji kai kuadrat, KI menunjukkan perubahan signifikan pada GDP (p=0,05) dan HbA1c (<0,0001) terkontrol dibandingkan KK. Hasil analisis multivariat, konseling apoteker memberikan pengaruh 2,0 kali (95% CI: 0,603-7,059) dan 3,5 kali (95% CI: 0,880-14,045) pada kondisi terkontrol GDP dan HbA1c. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan konseling apoteker merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan GDP dan HbA1c menjadi lebih terkontrol. ......The role of the pharmacist to improve medication adherence and clinical outcome of patients in Indonesia needs to be evaluated. The study aimed to evaluate the effect of pharmacist counseling on improving medication adherence, controlling the level of glycemic control, lipid profile and blood pressure of type 2 DM outpatient at RSUD Kota Depok from April-October 2018. The study was conducted with quasi-experimental design with pretest-posttest on 77 respondents divided into intervention groups (IG) (n = 39 people) getting counseling and booklets from pharmacists and control groups (CG) (n = 38 people) who were given booklets only, with a MAQ questionnaire for medication adherence, blood tests for fasting blood glucose (FBG), post prandial blood glucose (PPBG), glycosylated hemoglobin A1 (HbA1c) and lipid profiles and blood pressure measurements. IG improved adherence parameters, HbA1c and lipid profile whereas in CG there were no significant changes in clinical parameters and even increased non-adherence (p = 0.008) on posttest. Mean Whitney test between IG and CG showed significant differences in parameters of medication adherence, fasting blood glucose (FBG), post prandial blood glucose (PPBG) and glycosylated hemoglobin A1 (HbA1c). Based on the chi square test, IG shows a significant change in controlled GDP (p = 0.05) and HbA1c (<0,0001) compared to CG. Based on multivariate analysis, counseling of pharmacists had an effect of 2,0 times (95% CI: 0,603-7,059) and 3,5 times (95% CI: 0,880-14,045) on changes in FBG and HbA1c. Pharmacist counseling is a factor that affects changes in FBG and HbA1c to be more controlled.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yona Harianti Putri
Abstrak :
Reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) adalah salah satu penyebab akseptor menghentikan penggunaan kontrasepsi. Penghentian kontrasepsi dapat meningkatkan kejadian kehamilan yang tidak dikehendaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kejadian ROTD dari penggunaan kontrasepsi suntik tunggal (Depo Medroksi Progesteron Asetat) dan kontrasepsi suntik kombinasi (MPA/Estradiol Sipionat). Desain penelitian adalah kohort prospektif  uji dua populasi. Jumlah sampel sebanyak 57 akseptor kontrasepsi suntik tunggal dan 57 akseptor kontrasepsi suntik kombinasi. Kejadian ROTD dianalisis menggunakan Chi-Square dan uji regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kejadian ROTD gangguan menstruasi lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (91.2%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (49.1%) dengan P-value <0.001. Kejadian ROTD sakit kepala pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (75.4%) dan kombinasi sebanding (70.2%) dengan P-value 0.528. Kejadian ROTD mudah marah lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (89,5%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (78.9%) dengan P-value 0.123. Kejadian ROTD kurang gairah seksual lebih banyak terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal (71.9%) dibanding akseptor kontrasepsi suntik kombinasi (52.6%) dengan P-value 0.034. Kejadian ROTD gangguan menstruasi sepuluh kali lebih berisiko terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi. Kejadian ROTD kurang gairah seksual tiga kali lebih berisiko terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik tunggal dibanding kombinasi. ...... Adverse drug reaction (ADR) is one of the causes of discontinuing contraception. Discontinuation of contraception will increase the incidence of unintended pregnancy. This study aimed to compare the incidence of ADR between single injectable contraceptive acceptors (DMPA) and a combination of injectable contraceptive acceptors (MPA/Estradiol Cypionate). The study design was a cohort prospective test of two populations. The sample consisted of 57 acceptors for every single injectable contraceptive and combined of injectable contraceptives (CICs). The ADRs were analyzed using Chi-Square and logistic regression multivariate tests. The results showed that ADRs incidence of menstrual disorders was very common in single injectable contraceptive acceptors (91.2%) than CICs acceptors (49.1%) with P-value <0.001. The incidence of headaches in a single injectable contraceptive acceptors (75.4%) dan CICs acceptors (70.2%) with P-value 0.528. Irritable is more common in single injectable contraceptive acceptors (89.5%) than CICs acceptors (78.9%) with P-value 0.123. Lack of sexual desire is more common in single injectable contraceptive acceptors (71.9%) than CICs acceptors (52.6%) with P-value 0.034. The incidence of menstrual disorders ten times more occurs in single injectable contraceptive acceptors than CICs acceptors. Lack of sexual desire three times more occurs in single injectable contraceptive acceptors than CICs acceptors.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>