Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
T. Chandra
Jakarta: Evergreen Japanese Course, 1992
R 495.6399221 CHA k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
T. Chandra
Jakarta: Kursus Bahasa Jepang Evergreen, 1991
R 499.2213956 CHA k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra
"Skripsi ini disusun untuk mengetahui dan mempelajari konsep perancangan analisis dinarnika dari prototip robot manipulator jenis artikulasi dengan enam derajat kebebasan yang kemudian diharapkan dapat dikembangkan untuk proses las busur. Hasil perhitungan rancangan dinamika ini kemudian menjadi bagian integral dari pembuatan perangkat lunak pengendali gerak kinematik manipulator.
Masalah dinamika ini meliputi persamaan-persamaan untuk memperoleh kecepatan dan percepatan anguler dan linier, gaya pada lengan-lengan manipulator dan gaya dan momen penunjang dan torsi penggerak masing-masing sendi. Perhitungan analisis dinarnika ini menggunakan metode Newton-Euler. Spesifikasi awal prototip dibuat berisi parameter-parameter dan variabel pada manipulator. Langkah selanjutnya adalah melakukan rangkaian perhitungan rinci menurut bidang-bidang tertentu, yang akan dibahas disini adalah mengenai analisis dinamika robot manipulator yang dimaksud.
Dari rangkaian perhitungan analisis dinamika yang dilakukan, diperoleh parameter-parameter dinamika robot manipulator berupa hasil perhitungan rekursif maju dan rekursif mundur menurut formulasi Newton-Euler, rangkaian parameter ini kemudian digunakan untuk mengetahui sifat dinamik manipulator dengan berbagai pembebanan. Untuk lebih memudahkan perhitungan lebih lanjut, hasil perhitungan yang diperoleh dibuatkan dalam bentuk program yang disusun dalam bahasa C.
Analisis dinamika dengan menggunakan metode Newton-Euler rnenunjukkan masing-masing parameter yang diperoleh rnasih dalam bentuk variabel bebas, dimana variabel bebas tersebut diperoleh dengan menghitung trajectory planning, demikian juga nilai-nilai sudut masing-masing join yang diperoleh dari perhitungan inverse kinematik yang dilakukan pada bagian lain. Dari hasil persamaan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa faktor massa dan pembebanan akan sangat mempengaruhi performansi dinamik manipulator tersebut."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra
"Penyalahgunaan keadaan merupakan salah satu alasan pembatalan perjanjian di dalam Nieuw Burgerlijk Wetboek di Belanda. Penelitian ini membehas mengenai ajaran penyalahgunaan keadaan misbruik van omstandigheden yang menyebabkan dapat dibatalkannya suatu perjanjian dengan dasar keunggulan ekonomi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat yuridis normative dengan menggunakan data sekunder, peraturan perundang-undangan, yurisprudensi Mahkamah Agung dan buku-buku yang membahas mengenai pernyalahgunaan keadaan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, sehingga bentuk hasil penelitian ini adalah deskripstif analitis. Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh kesimpulan yang menjawab pokok permasalahan, yaitu bahwa penyalahgunaan keadaan dapat dijadikan suatu alasan pembatalan perjanjian pada suatu perjanjian jual beli. Hal ini dikarenakan telah mempengaruhi kehendak bebas seseorang dalam memberikan sepakat atau persetujuannya dalam suatu perjanjian. Dengan banyaknya beberapa putusan Hakim di Indonesia terkait penerapan ajaran penyalahgunaan keadaan menunjukkan bahwa praktik peradilan di Indonesia pun telah menerima ajaran penyalahgunaan keadaan sebagi salah satu alasan pembatalan perjanjian, selain yang telah diatur dalam Burgerlijk Wetboek BW.

Undue influence is one of the defects of consent in Nieuw Burgerlijk Wetboek in Netherlands. Recently, undue influence has been used by Indonesian court as one of the defects of consent. This research discuss about the theory concerning the abuse of condition misbruik van omstandigheden which lead a sales purchase agreement become voidable. Furthermore, this research using normative juridical method in which some of the sources are based on the related literatures such as secondary data, law, Supreme Court rsquo s verdicts, and books concerning theory of abuse of condition. Method used to analyze data herein is qualitative method thus this is a descriptive analytical research. This research leads to a conclusion that abuse of condition can be deemed as one of term to revoke a sales purchase agreement since it affects the free will of a party in giving approval or consent to the agreement. It also supported by the fact that some judges rsquo verdicts in Indonesia have acknowledged that theory of abuse of conditions as one of reason, other than stipulated in Burgerlijk Wetboek BW , to revoke a sales purchase agreement.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S66207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra
"Pada proses pengeringan semprot, temperatur pengeringan sangat mempengaruhi laju pengeringannya, namun juga akan berdampak pada kandungan vitamin pada bahan itu sendiri. Temperatur pengeringan yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang sensitif terhadap panas, terutama pada vitamin C. Meskipun demikian, jika temperatur pengeringan terlalu rendah akan mengakibatkan laju pengeringan sangat lambat. Hasil pengeringan yang diharapkan adalah menghasilkan kualitas dan kuantitas produk yang baik, meskipun proses pengawetannya berlangsung singkat. Variasi dari parameter debit bahan, debit udara masuk serta temperatur udara pengering dianalisis untuk mendapatkan kondisi pengeringan yang paling efisien dimana kerusakan produk paling rendah dengan konsumsi daya paling efisien pada pengering semprot. Debit bahan akan meningkat jika kelembaban spesifik udara turun, debit udara pengering naik, dan temperatur udara pengering naik. Dalam penelitian ini, konsumsi energi spesifik terendah terdapat pada penggunaan dehumidifier dengan temperatur keluar evaporator 10°C, temperatur pengeringan 120°C, dan debit udara 450 lpm. Pada rentang temperatur pengeringan 90°C sampai 120°C vitamin C pada tomat mengalami kerusakan yang banyak, namun sebenarnya pada temperatur di bawah 90°C sudah mengalami kerusakan tetapi sedikit.

In the spray drying process, drying temperature influences drying rate, but it affects to the vitamin content of the feed too. High drying temperature damages to heat-sensitive materials, especially in vitamin C. Even so, if the temperature is too low can lead to a very slow rate of drying products. The expected drying results are produced a good quality and quantity product, even though with only short preservation time process. Variations of material flow rate, air flow rate and air drying temperature have been analyzed to get the most efficient drying condition which is in the lowest damage to the product with the most efficient of energy consumption in spray dryer. Material flow rate increase if specific humidity low, air flow rate high, and drying temperature high. In this research, the lowest specific energy consumption is on the use of dehumidifier with 10°C outlet temperature of evaporator, 120°C drying temperature, and 450 lpm air flow rate. On the range between 90°C to 120°C drying temperature vitamin C content on tomato decrease significantly, but actually have damaged sligthly on temperature below 90°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius Chandra
Yogyakarta: Kanisius, 1994
153.35 JUL k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Chandra
"Di dalam proses pengelasan yang dilaksanakan dengan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW), tegangan busur merupakan salah satu parameter primer yang menentukan lebar dan kedalaman weld pool yang terbentuk pada logam selain arus las dan kecepatan pengelasan. Untuk mendapatkan pengelasan yang bermutu tinggi tegangan busur ini perlu dijaga pada nilai tertentu selama proses pengelasan berlangsung.
Tesis ini membahas perancangan sistem pengendalian tegangan busur dengan sistem kendali yang berbasis neural network. Arsitektur yang digunakan adalah Neural Model Reference Adaptive Control. Hasil perancangan disimulasikan dengan menggunakan program Matlab Ver 5.3 dan kemudian dibandingkan dengan sistem kendali proporsional.
Model busur yang digunakan pada simulasi ini berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh D.J. Leith dari Universitas Glasgow, UK. Neural network yang digunakan sebagai pengendali dilatih dengan metode Levenberg marquardt secara off-line dan kemudian dilatih kembali dengan specialized training dengan algoritma rekursif kuadrat terkecil secara on-line.
Saat proses simulasi tegangan busur di variasikan dengan bentuk segi empat dan arus las yang diterapkan dari 5 A sampai dengan 300 A. Hasil setiap arus yang diterapkan ditampilkan dan kemudian dianalisa respon waktunya.

In the gas tungsten are welding process, arc voltage is one of the primary parameter which will determine the width and penetration of weld pool on metal. To obtain high quality of welded bond, the arc voltage is necessary to be controlled to a fixed value in the welding process.
The thesis studies the design of an arc voltage control system based on a neural network using neural mode reference adaptive control architecture. The system is simulated on a computer using Matlab V 5.3, and the result is then compared to proportional control system.
The model used is based on the experiment by Leith at the University of Glasgow -UK. The Neural Network is first trained off-line using Levenberg marquardt method. Then the neural network is trained on-line using least square recursive algorithm in specialized training scheme.
In the simulation the welding current applied to the system is set over range 5 A and 300 A. The reference arc voltage is varied in square wave. The results of the simulation are shown.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1267
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Chandra
"Penelitian mengenai analisis pelaksanaan sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat Jalan Rumah Saldt Pusat Pertamina berlatar belakang Bari lamanya proses yang mengakibatkan terlambatnya penyelesaian berkas tagihan, sehingga sering tidak dapat ditagihkan karena melewati masa penagihan yang telah disepakati oleh perusahaan dan RSPP. Pada akhirnya akan menyebabkan kerugian bagi pihak RSPP karena piutangyang tidak terbayar, padahal RSPP harus membayar pajak dan piutang tsb dan membayar biaya pelayanan yang telah diterima pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP belum dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Untuk itu dilihat proses billing di setiap bagian yang terkait dan diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.
Penehtian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. PeneIitian dilakukan dengan pengamatan terhadap proses dan wawancara mendalam. Proses yang diamati adalah pelaksanaan sistim bi1lling pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP mulai dari bagian pendaflaran dan rekam medis, bagian poliklinik dan penunjang medis, bagian verifiaksi administrasi medis, bagian akuntansi keuangan, bagian teknologi dan informasi dan bagian penagihan. Sedangkan wawancara ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem billing pasien dengan jaminan pihak ketiga di instalasi rawat jalan.
Hasil penelitian yang didapatkan melalui pendekatan sistem, dimana sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan prosedur sebagai input, pendaftaran, rekam medik, administrasi poliklinik, verifikasi administrasi medis, teknologi informasi, akuntansi keuangan dan penagihan sebagai variabel proses, dan dokumen penagihan piutang yang lengkap dan tepat waktu sebagai output.
Untuk memperbaiki sistim billing pasien jaminan di instalasi rawat jalan RSPP perlu diperhatikan lagi kebutuhan jumlah petugas yang hares disesuaikan dengan beban kerja, pemberian uang lembur bagi pegawai yang bekerja melebihi jam kerja, perbaikan sarana yang menunjang tugas-tugas proses billing dan prosedur kerja yang lebih baik dan disosialisasikan ke petugas agar lebih dipahami.

Research on the analysis of the billing system execution for guaranteed patients in the out patient ward of Rumah Sakit Pusat Pertamina is based on the length of time required for processing which results in the delay of issuing medical invoices, such that at times, an invoice will not be paid as it has exceeded the payment period agreed by the company and RSPP. This would result as a loss on the part of RSPP as invoices cannot be paid, whereas RSPP would have to pay taxes imposed on said invoices and also pay for services which have been rendered to patient.
Aim of this research is to study the different factors causing the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward to not proceed smoothly and on time. For this purpose, billing procedure in every department involved is examined to identify the factors causing delay.
The research conducted is an analytical descriptive research with qualitative approach. This research is conducted with a study toward the process and intensive interviews. Process observed is the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP starting from the registration desk and medical records, clinic and medical infrastructure, medical administration verification section, accounting section, information and technology information section, and invoicing section. Whereas interviews was conducted to all parties involved in the billing system execution for patients with third party guarantee in the outpatient ward of RSPP. Results obtained by approach system, where manpower, finance, logistics and procedure are input, registration, medical records, clinic administration, medical administration verification, guaranteed patients information technology, accounting and invoicing as variable process, and complete and timely invoicing documents as output.
To improve the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP, it is necessary to consider the manpower requirements which has to be balanced with the volume of work, overtime for employees working outside the normal working hours, improve infrastructure to support the billing process and upgrade/improve the work procedure, and to socialize this information to the workers so that is it understood.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktiva Herry Chandra
"Pemahaman implikatur percakapan lebih sulit jika dibandingkan dengan pemahaman makna tersurat tuturan, lebih-lebih di dalam wacana humor yang penuh dengan muatan budaya pembuat tuturan tersebut. Perbedaan budaya yang melatarbelakangi masing-masing penutur dan petutur akan berdampak pada mudah dan tidaknya makna implisit tersebut diungkap kembali.
Penelitian ini bertujuan memaparkan dan memberikan deskripsi tentang pemahaman implikatur percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama. Paparan dan deskripsi tersebut mencakup strategi penguasaan atau pemahaman implikatur percakapan serta sebab-sebab kegagalan di dalam memahami implikatur percakapan.
Teori yang menjadi landasan di dalam penelitian kualitatif ini adalah teori Grice (1975) tentang implikatur percakapan dan prinsip kerja sama dan teori Sperber dan Wilson (1995) tentang enam fitur teori relevansi. Data penelitian ini terdiri atas informasi tentang strategi atau cara menarik inferensi pragmatik dalam sebuah percakapan dan jawaban responden terhadap kuesioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif dan rnetode analisis pragmatik dengan menggunakan analisis fitur relevansi.
Dari analisis data penelitian ini diperoleh temuan bahwa strategi pemahaman implikatur percakapan pada lima jenis tindak tutur, yaitu 1) tindak tutur direktif, 2) tindak tutur komisif, 3) tindak tutur ekspresif, 4) tindak tutur representatif, dan 5)tindak tutur deklaratif, tidak menunjukkan perbedaan cara di dalam menarik inferensi pragmatik sebuah tuturan. Untuk dapat menarik implikasi pragmatik sebuah tuturan keenam fitur relevansi digunakan,yaitu 1) eksplikatur, 2) andaian dan simpulan implikatur, 3) sumber petutur, 4) pengungkapan makna, 5) aksesabilitas, dan 6) tuturan sementara. Kesalahan dalam menenrukan salah satu fitur relevansi tersebut akan berdampak pada kesulitan di dalam memahami implikasi pragmatik sebuah tuturan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa keterpahaman sebuah implikatur percakapan mensyaratkan kemampuan petutur untuk dapat mengidentifikasi keenam fitur relevansi tersebut dengan benar. Kegagalan di dalam memahami implikatur percakapan disebabkan kegagalan di dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan salah satu atau beberapa fitur. Adapun jenis fitur relevansi yang gagal diidentifikasi sangat bervariasi antara responden yang satu dengan responden lain. Responden gagal menginterpretasikan wacana humor yang ada karena salah di dalam 1) menangkap eksplikatur ujaran, 2) mengambil andaian dan simpulan implikatif, 3) mengembangkan kesan konteks ujaran, 4) memberikan pemaknaan yang tepat pada ujaran, atau 5) menentukan tuturan sementara yang dijadikan acuan dalam membuat simpulan.

Understanding a conversational implicature is more difficult than comprehending the explicit meaning of an utterance, especially humor discourses, which are rich of speaker's cultural background. The cultural difference between speaker and hearer creates an impact on revealing the understanding of implicit meaning.
The aims of this research are to explore and to describe a conversational implicature understanding, which appears as the result of cooperative principle violations. The explanation and description encompass the strategy of conversational implicature understandings and the causes of failure in understanding conversational implicature.
This qualitative research is based on Grice's (1975) theory of conversational implicature and cooperative principle and Sperber and Wilson's (1995) theory of relevance. The sources of data are the information of strategy or way of pragmatic inferring and the answer of respondents to questionnaires. Qualitative and pragmatic analyses using six features of relevance theory are conducted to analyze the data.
The findings of the research show that the strategies used in understanding conversational implicatures of the five speech acts, namely, 1) directive, 2) commissive, 3) expressive, 4) representative, and 5) declarative, aren't dissimilar in inferring pragmatic implications of utterances. To infer pragmatic implications, speaker applies simultaneously the six features of relevance, such as 1) explicature, 2) implicit premise and conclusion, 3) hearer's source, 4) meaning judgment, 5) accessibility, and 6) garden-path utterance. A mistake in determining one of the features of relevance causes difficulties in understanding the pragmatic implication of utterances.
The analysis shows that the comprehension of a conversational implicature requires the hearer's ability to identify six features of relevance. A failure in identification of one or some features causes a misunderstanding in comprehending the conversational implicatures. And the features that can't be identified by respondents vary among them. Respondents fail to interpret the humor discourses since they fail in 1) identifying the explicature of utterance, 2) determining the implicative premise and conclusion, 3) developing the contextual meaning of utterance, 4) giving the right meaning of the utterance, or 5) determining the garden-path of utterance as reference in interpreting the discourses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T1227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrison Bagus Chandra
"Sepeda motor sebagai sarana transportasi untuk masyarakat sedang mengalami permintaan yang cukup besar. Permintaan masyarakat yang tinggi ini, mendorong PT. Astra Honda Motor (PT. AHM) sebagai perusahaan pembuat sepeda motor merek Honda meningkatkan kemampuan produksinya. Salah satu strateginya adalah dengan memperbanyak komponen yang berasal dari subkontraktor (outsourcing).
Untuk menjaga agar kualitas (Quality), dan ketersediaan (Delivery) barangbarang yang berasal dari subkontraktor tetap terjaga, maka PT. AHM memandang perlu adanya evaluasi secara berkala terhadap kinerja tiap subkontraktor. Evaluasi kinerja subkontraktor merupakan masalah multikriteria yang kompleks, karena akan melibatkan aspek-aspek dalam kualitas dan ketersediaan (Q & D).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode Analitycal Hirarchy Process dan Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) untuk membantu penilaian evaluasi kinerja subkontraktor di PT. AHM. Kedua metode pengambilan keputusan ini mampu mengakomodasi masalah yang multikompleks dengan begitu banyak pihak terkait yang masing-masing mempunyai persepsi dan kepentingan yang berbeda.
Sebagai contoh penerapan metode ini dalam kasus evaluasi kinerja subkontraktor yang memasok kebutuhan blank casting untuk PT. AHM. Hasil pengolahan data bulan Juni 2002 dengan menggunakan metode AHP dan Promethee menghasilkan peringkat yang sama, yaitu PT. Kyowa Indonesia, PT. Chemco Harapan Nusantara, PT. Moradon Berlian Sakti, dan PT. Nusa Metal AOP. Dilihat dari segi kemudahan penggunaan, dan kecepatan penampilan hasil dalam aplikasi di lapangan, penulis mengusulkan kepada PT. AHM untuk menggunakan metode Promethee. Untuk kelengkapan input data analisis atas bobot masing-masing kriteria, penggunaan metode AHP di awal akan sangat membantu, sehingga hasil akhir yang didapat akan lebih baik.

As a simple transportation facility, motor cycle has been getting- high demand in the recent years. This condition has been pushing PT. Astra Honda Motor as a big motor cycle producer in Indonesia to add up their production capability. One of its strategies is outsourcing.
To ensure the quality and delivery from its subcontractors, it is important for PT. Astra Honda Motor to make performance evaluating for its subcontractors. The problem of the ranking of subcontractor submitted to a multi criteria evaluation, the quality aspects and delivery aspects are obviously taken into account.
Based on that reason I try to make a research using Analytical Hierarchy Process method and Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation) method for treating performance evaluation for subcontractor at PT. Astra Honda Motor. Both decision aid methods or decision support systems has been proposed to help in the ranking of the best performance subcontractor.
As a short example to applied these methods, I took 4 subcontractors to supply blank casting need for PT. Astra Honda Motor. Processing data for June 2002 with AHP and Promethee methods have given us the same ranking. They are PT. Kyowa Indonesia, PT. Chemco Harapan Nusantara, PT. Moradon Bertian Sakti, and PT. Nusa Metal AOP. Promethee method is more superior than AHP method in easy to use aspect and speed to show the result aspect in operational condition. Based on that superiority I suggest to PT. Astra Honda Motor to use Promethee method. To completely analysis input data for each criteria, using AHP method in the beginning will be helpful to get the best end result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T1223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>