Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangesti
Abstrak :
Penelitian mengenai sikap wanita Cina dalam menghadapi perubahan sebagai akibat pengaruh barat dalam novel East Wind: West Wind telah dilakukan sejakbulan September hingga Desember 1993. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Cina sebagai akibat penetrasi pengaruh Barat. Secara lebih mendalam, penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan sikap wanita Cina menghadapi perubahan sosial akibat pengaruh Barat dalam pandangan Pearl S. Buck yang ditelaah menurut novelnya East Wind: West Wind. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan. Data_ - datanya diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan yang terdapat di berbagai perpustakaan, terutama perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga sikap yang ditunjukkan oleh para wanita Cina dalam menghadapi perubahan sosial akibat penetrasi pengaruh Barat. Sikap yang pertama adalah sikap menentang segala sesuatu yang berasal dari Barat. Sikap seperti ini umumnya dilakukan oleh wanita yang berasal dari generasi tua(pada masa itu). Wanita yang berasal dari generasi yang lebih muda terpecah menjadi dua golong-an. Golongan yang pertama adalah wanita yang sangat menye_tujui pengaruh-pengaruh positif dari. Barat, sedangkan golongan yang lainnya ialah wanita yang terjepit di antara tradisi Cina dan pengaruh Barat. Golongan yang terakhir ini merasa bingung untuk mengungkapkan sikapnya terhadap perubahan sosial yang terjadi secara tiba-tiba.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartissa Pangesti
Abstrak :
Menganalisis sitotoksisitas TAD SS setelah paparan tiga jenis larutan kumur yang dilihat melalui parameter reaktivitas dan viabilitas sel fibroblast BHK-21. Metode: 28 unit TAD SS dibagi menjadi masing-masing 7 unit TAD dalam 4 kelompok larutan kumur (sodium fluoride 0.2%, povidone iodine 1%, kitosan 1.5%, akuades) dan direndam selama 90 hari. Elusi TAD SS dalam larutan kumur kemudian dimasukkan ke dalam kultur sel fibroblast BHK-21 dan diinkubasi selama 24 jam. Reaktivitas dianalisis dengan mikroskop inverted-light dan reliabilitasnya diuji dengan ICC serta diuji secara statistik dengan independent T-test. Viabilitas dilakukan dengan metode MTT Assay dan dianalisis secara statistik dengan independent T-test. Hasil: Sel fibroblast BHK-21 menunjukkan perbedaan reaktivitas yang bermakna (p<0.05) setelah paparan elusi TAD SS dalam larutan kumur povidone iodine dan kitosan dibanding larutan povidone iodine dan kitosan tanpa TAD SS. Uji viabilitas menunjukkan perbedaan bermakna (p<0.05) setelah paparan elusi TAD SS dalam larutan kumur povidone iodine dibanding larutan povidone iodine saja tanpa TAD SS. Reaktivitas sel fibroblast BHK-21 pada kelompok yang terpapar larutan fluoride dan akuades tidak berbeda bermakna (p>0.05) dibanding larutan fluoride dan akuades tanpa TAD SS. Viabilitas sel fibroblast BHK-21 pada kelompok yang terpapar larutan fluoride dan akuades tidak berbeda bermakna (p>0.05) dibanding kelompok larutan fluoride dan akuades tanpa TAD SS. Kesimpulan: Pasien ortodonti dengan TAD SS dapat dianjurkan menggunakan larutan kumur kitosan dengan kadar lebih rendah atau akuades. Larutan kumur fluoride tidak dianjurkan untuk diberikan pada pasien ortodonti dengan TAD SS. Larutan povidone iodine sebaiknya tidak digunakan secara terus menerus untuk memberi waktu bagi revitalisasi sel. ...... Analyzing the cytotoxicity of SS TAD after exposure to three types of mouthwash seen through the parameters of reactivity and viability of BHK-21 fibroblast cells. Methods: 28 units of SS TAD were divided into 7 units each of TAD in 4 groups of mouthwash (sodium fluoride 0.2%, povidone iodine 1%, chitosan 1.5%, aquadest) and immersed for 90 days. The elution of SS TAD in mouthwash was then fed into BHK-21 fibroblast cell culture and incubated for 24 hours. Reactivity was analyzed with an inverted-light microscope and reliability was tested with ICC also statistically tested with an independent T-test. Viability was performed using MTT Assay and statistically analyzed with an independent T-test. Results: BHK-21 fibroblast cells showed significant differences in reactivity (p<0.05) after exposure to TAD SS elution in povidone iodine and chitosan mouthwash compared to its solution groups without TAD SS. Viability test showed significant differences (p<0.05) after exposure to TAD SS elution in povidone iodine mouthwash compared to povidone iodine without TAD SS. The reactivity of BHK-21 fibroblast cells exposed to fluoride and aquadest was not significantly different (p>0.05) compared to its solution groups without TAD SS. The viability of BHK-21 fibroblast cells exposed to fluoride and aquadest did not significantly different compared to its solution groups without TAD SS. Conclusions : Orthodontic patients with TAD SS may be recommended to use lower levels of chitosan mouthwash or aquadest. Fluoride mouthwash is not recommended to be given to orthodontic patients with TAD SS. Povidone iodine solution should not be used continuosly to give time for cell revitalization
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosfina Pangesti
Abstrak :
Sifat mekanik, yaitu kekuatan tarik dan kekuatan tekan dari komposit epoxy CY 219 dengan penguat woven S-2 glass (pola twill) diselidiki melalui uji tarik dan uji tekan. Spesimen dibuat melalui metode hand lay-up dan vacuum bagging. Proses curing epoxy memerlukan waktu 7 hari dan dilakukan di temperatur ruangan dan tekanan atmosfer. Setelah cured, spesimen dipotong dengan menggunakan diamond cutter berdasarkan bentuk yang direkomendasikan ASTM D3039 dan ASTM D3410 dalam arah serat 0/90 dan +/- 45. Selain pengujian mekanik, mode of failure komposit juga diamati dengan menggunakan scanning electron microscope. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa kekuatan tarik komposit epoxy CY 219/ S-2 glass lebih besar daripada kekuatan tekannya.
Tensile and compressive strength of woven S-2 glass (twill weaved) reinforced epoxy CY 219 is investigated through tensile and compressive test. Specimens are made with hand lay-up and vacuum bagging method. The curing process took 7 days and was done under atmospheric pressure and ambient temperature. After cured, specimens are cut by using diamond cutter based on ASTM D3039 and ASTM D3410 recommended shape in 0/90 and +/-45 fiber orientation. Besides mechanical testing, modes of failure of failed composites also observed with scanning electron microscope (SEM). This research concluded that generally, tensile strength of epoxy CY 219/ S-2 glass composites is better than its compressive strength.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulina Ayu Pangesti
Abstrak :
ABSTRAK
Isu energi global merupakan suatu topik masalah yang tidak baru lagi. Peningkatan produksi energi yang menunjukkan pengaruh signifikan adalah dengan modifikasi bahan bakar fosil dengan bahan bakar terbarukan, salah satunya adalah dengan bioethanol. Salah satu kendala dalam produksi bioethanol fuel-grade adalah sulitnya memenuhi standar kadar air yang berada pada angka 1.0 v/v sesuai standar Amerika ASTM D4806 karena terjadinya fenomena azeotrope. Salah satu metode yang paling hemat energi adalah dengan adsorpsi. Salah satu kriteria dehidrasi bioethanol dengan metode ini dinilai memiliki kinerja baik adalah saat kapasitas adsorpsi dari adsorbent semakin besar. Kapasitas ini salah satunya dipengaruhi oleh material dari adsorbent yang digunakan. Material adsorbent yang diuji kapasitasnya dalam penelitian ini adalah polyvinyl alcohol PVA , zeolit, dan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hubungan serta pengaruh jenis adsorbent dan konsentrasi awal campuran terhadap kapasitas adsorpsi menggunakan pemodelan Langmuir untuk grafik hubungan konsentrasi akhir etanol dengan kapasitas adsorpsi. Adsorpsi karbon aktif memiliki kapasitas yang dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan PVA, dan 20 lebih besar dari zeolit. Analisis selektivitas menunjukkan bahwa zeolit sebagai adsorben lebih selektif terhadap air dibandingkan dengan kedua adsorben lainnya.
ABSTRAK
Global energy issue is no longer a new topic. The expansion of energy production proven to show significant influence is the fossil fuel modification by blending it with liquid renewable fuel, such as bioethanol. Bioethanol must achieve fuel grade standard to qualify as gasoline, one of the specification is to have moisture content of 1.0 v v or less, as regulated by ASTM D4806. This parameter is a challenging one to achieve, because water ethanol mixture will encounter the azeotrope phenomenon when the mixture undergoes a common distillation process and reach 95.6 v v of ethanol. One of the dehydration method that use less energy is adsorption. One of the efficiency consideration of bioethanol dehydration with adsorption is its adsorption capacity. Adsorption capacity is influenced by the material of adsorbent, operational temperature and time. The material being tested in this research are poly vinyl alcohol PVA , zeolite, and activated carbon. This research will analyze the dependency and influence of adsorbent type and mixture rsquo s initial concentration towards adsorption capacity utilizing a Langmuir model. The result of this study showed that the activated carbon has the highest parameter capacity, which is almost twice as much than PVA and 20 larger than zeolite. Whereas the result of selectivity study between the three prove that zeolite has better selectivity.
2017
S68067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Medya Pangesti
Abstrak :
ABSTRAK
Asam azelat merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan dalam dermatologi. Untuk meningkatkan efektivitas asam azelat dibentuk ke dalam vesikel transfersom. Transfersom adalah vesikel yang berkemampuan deformabilitas dan dibuat dengan metode lapis tipis. Namun transfersom memiliki kekurangan yaitu tidak stabil selama masa penyimpanan. Maka dari itu dibentuk protransfersom melalui metode freeze dry. Lioprotektan trehalosa digunakan untuk menjaga stabilitas protransfersom selama proses freeze dry. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan stabilitas transfersom dan protransfersom asam azelat serta mengetahui pengaruh lioprotektan trehalosa terhadap protransfersom asam azelat. Selama masa penyimpanan 4 minggu pada suhu 4o transfersom, protransfersom dengan trehalosa, dan protransfersom tanpa trehalosa mengalami penurunan presentase efisiensi penjerapan sebesar 34,23 ; 12,19 ; 29,96 . Sedangkan pada suhu 28o masing-masing mengalami penurunan sebesar 35,36 ; 24,54 rsquo; 32,06 . Ukuran partikel transfersom dan protransfersom dengan trehalosa yang disimpan pada suhu 4o cenderung stabil. Hasil dari penelitian ini yaitu protransfersom memiliki stabilitas lebih baik dibandingkan transfersom. Penggunaan lioprotektan trehalosa memberikan stabilitas yang lebih baik pada protransfersom. Selain itu, penyimpanan pada suhu rendah dan dalam bentuk kering mampu mempertahankan stabilitas protransfersom asam azelat.
ABSTRACT
Azelaic acid is a chemical compound widely used in dermatology. To increase the effectiveness of azelaic acid was formed into transfersome. Transfersome is a vesicle capable of deformability which was made by thin layer method. Transfersome did not stabilized during storage, so it was formed protransfersome through freeze dry method. Lyoprotectant trehalose was used to maintain the stability of protransfersome during freeze dry process. The purposes of this research were comparing transfersome and protransfersome azelaic acid stability, and detecting the effects of trehalose lyoprotectant on protransfersome azelaic acid. During storage period at 4oC for 4 weeks, the entrapment efficiency of transfersome, protransfersome with trehalose, and protransfersome without trehalose were decreased by 34,23 12,19 29,96 respectively. On the other hand, at 28oC for 4 weeks, the percentage were decreased by 35,36 24,54 rsquo 32,06 respectively. Particle size of transfersome and protransfersome with trehalose were stable at 4oC. The result of this study shows that protransfersomes have better stability than transfersomes. Trehalose provides better stability on protransfersome azelaic acid. In addition, protransfersome stability can be mantain by storing at low temperature and dry form.
2017
S70081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Yunisda Pangesti
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang analisis program penghapusan sanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2017. Peneliti bertujuan untuk menguraikan alasan dilakukannya kembali kebijakan ini, perbedaan program penghapusan sanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2017 dengan tahun-tahun sebelumnya dan alternatif lain yang dimiliki BPRD DKI Jakarta terkait Pajak Kendaraan Bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan terdapat beberapa alasan dilakukannya kembali program penghapusan sanksi administrasi Pajak Kendaraan Bermotor pada tahun 2017 yaitu dalam rangka HUT RI ke-72, optimalisasi penerimaan dan peningkatan tertib administrasi serta perbaikan sistem pendataan. Selain itu juga terdapat beberapa perbedaan dari kebijakan yang dilakukan tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya adalah pelaksanaan razia bersama, pemberitahuan melalui media yang lebih luas, perpanjangan waktu pelayanan, dan peningkatan penerimaan dibanding tahun-tahun sebelumnya. BPRD DKI Jakarta memiliki alternatif lain baik yang sedang berjalan maupun dalam proses perencanaan. Saran untuk BPRD DKI Jakarta dan Samsat agar program ini, sosialiasinya dan alternatif lain untuk lebih dioptimalkan.
ABSTRACT This study discusses about the analysis of program about administrative sanctions write off of vehicle tax at DKI Jakarta in 2017. The researcher aims to describe the reasons for the re implementation of this policy, the difference of administrative sanctions write off policy of vehicle tax in 2017 with previous years and other alternatives owned by BPRD DKI Jakarta related to Vehicle Tax. This research is a qualitative approach research. The results of this study indicate the existence of several reasons for the program that exist in the framework of Indonesia rsquo s 72nd Year of the Independence Day, optimizing the acceptance and improvement of administrative order and improvement of data collection system. There are also some differences from the policies undertaken this year with previous years is the implementation of joint raids, notices through the wider media, extension of service time, and increased revenues than in previous years. BPRD DKI Jakarta has other alternatives both ongoing and in the planning process. Suggestions for BPRD DKI Jakarta and Samsat for this program, its socialization and its alternatives to be more optimized.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julita Pangesti
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan oleh nyamuk dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. DBD disebabkan oleh berbagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara spasial keterkaitan antara faktor-faktor risiko DBD yaitu kepadatan penduduk, ketinggian wilayah, indikator kepadatan vektor (HI, ABJ), cakupan PHBS (rumah tangga, TTU), dan pelayanan kesehatan (puskesmas) dengan kejadian DBD di tiap kelurahan Kota Depok pada tahun 2020-2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan spasial yang signifikan dengan pola sebaran kasus mengelompok yaitu pada variabel kasus DBD terhadap wilayah geografis tahun 2020 dan 2021, kepadatan penduduk terhadap kasus DBD tahun 2020 dan 2021, cakupan PHBS RT terhadap kasus DBD tahun 2020 dan 2021, cakupan PHBS TTU terhadap kasus DBD tahun 2021, dan variabel puskesmas terhadap kasus DBD tahun 2021.Sedangkan variabel pada tahun lainnya tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Hasil skoring prioritas wilayah dengan risiko paling tinggi terhadap kejadian DBD di Kota Depok yaitu kelurahan Pancoran Mas, Beji, dan Kemirimuka. Peningkatan pengendalian DBD yang berfokus pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB), penguatan komitmen stakeholder untuk monitoring dan evaluasi pengendalian DBD, serta penguatan program Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), pelatihan kader DBD, dan pemantau jentik di lingkungan masyarakat dan tempat-tempat umum diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan pengendalian kejadian DBD di wilayah Kota Depok. ......Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the dengue virus, transmitted by mosquitoes and is still a major public health problem in Indonesia. DHF is caused by various risk factors. This study aims to spatially identify the relationship between DHF risk factors, that is population density, altitude, vector density indicators (house index, free larva index), clean and healthy live behavior or PHBS (households, public places), and health services (puskesmas) with DHF incidents in each urban village area of Depok City in 2020-2021. The results showed that there was a significant spatial relationship with the pattern of distribution of cases in clusters, that is the variable DHF cases for geographical areas in 2020 and 2021, population density for DHF cases in 2020 and 2021, PHBS households coverage for DHF cases in 2020 and 2021, PHBS public coverage for DHF cases in 2021, and puskesmas for DHF cases in 2021. Meanwhile, the variables in other years do not show a significant relationship. The results of the priority scoring areas with the highest risk of DHF incidents in Depok City are the Pancoran Mas, Beji, and Kemirimuka sub-districts. Increasing DHF control that focuses on community empowerment activities with the Mosquito Nest Eradication (PSN) movement and Periodic Larvae Monitoring (PJB) activities, strengthening stakeholder commitment to monitoring and evaluating DHF control, as well as strengthening the Movement of 1 House 1 Jumantik (G1R1J) program, DHF cadre training, and larva monitoring in the community and public places is expected to be the key to successful control of DHF incidents in the Depok City area.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Pangesti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan flexploitation yang merupakan keadaan yang memaksa pekerja untuk tunduk saat tereksploitasi. Berbeda dengan eksploitasi biasa, flexploitation terjadi di kalangan pekerja dengan kondisi kerja yang flexible seperti pekerja lepas. Studi-studi sebelumnya mengkaji bagaimana pekerja seni turut melanggengkan serta menormalisasi kondisi rentan mereka. Namun, studi-studi sebelumnya belum secara khusus berfokus membahas perempuan pekerja seni. Masih minimnya pembahasan mengenai topik tersebut membuat peneliti berargumen bahwa perempuan pekerja seni mengalami kondisi kerentanan yang khas karena adanya kerugian atas lingkungan kerja yang buruk, diskriminasi gender, timpang dan adanya beban ganda. Penelitian ini menggunakan konsep flexploitation untuk membantu menjelaskan kerentanan yang terjadi pada perempuan pekerja seni visual. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perempuan pekerja seni terjebak dalam flexploitation. Flexploitation terhadap perempuan pekerja seni terlihat pada penerimaan terhadap kondisi eksploitasi dalam sistem kerja flexible dan menyebabkan normalisasi kerentanan. Kerentanan ini dinormalisasi berupa ketidakamanan pendapatan, jam kerja yang tidak menentu, kontrak kerja yang tidak mengikat, ketiadaan jaminan sosial, dan ketidakpastian jenjang karir. Kemungkinan flexploitation terjadi lebih besar pada perempuan pekerja seni visual karena perempuan dianggap tidak memiliki tanggung jawab utama sebagai pencari nafkah dan perempuan dapat memiliki keleluasaan untuk dapat mengurus rumah tangga. ......This study aims to describe flexploitation which is a condition that forces workers to submit when exploited. In contrast to ordinary exploitation, flexploitation occurs among workers with flexible working conditions such as casual workers. Previous studies examined how arts workers helped perpetuate and normalize their vulnerable condition. However, previous studies have not specifically focused on women arts workers. The lack of discussion on this topic has led researchers to argue that women arts workers experience unique conditions of vulnerability due to the disadvantages of a bad working environment, gender discrimination, inequality and a double burden. This study uses the concept of flexploitation to help explain the vulnerability that occurs in female visual arts workers. The research findings show that women arts workers are trapped in flexploitation. Flexploitation of women arts workers can be seen in the acceptance of conditions of exploitation in a flexible work system and causes the normalization of vulnerabilities. This vulnerability is normalized in the form of income insecurity, erratic working hours, non-binding work contracts, lack of social security, and uncertain career paths. The possibility of flexploitation to occur is greater for women visual arts workers because women are considered not to have the main responsibility as breadwinners and women can have the freedom to be able to manage the household
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Widia Pangesti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki asosiasi anatara usia pernikahan pada ibu terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) gelombang 5 dengan menggunakan model regresi logistik biner. Unit analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah anak yang telah berusia 25 tahun atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendidikan intergenerasi sebagai variabel tidak bebas dan usia pernikahan ibu sebagai variabel bebas utama. Variabel bebas lainnya yang digunakan adalah jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia pernikahan ibu berkorelasi positif dan berdampak secara siginifikan terhadap pendidikan intergenerasi di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas memiliki pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang lahir dari ibu menikah pada saat usia 18 tahun atau kurang daripada pada anak dari ibu yang menikah pada usia lebih dari 18 tahun. Pengaruh yang sama ditunjukkan setelah dikontrol terhadap jenis kelamin, pendidikan ayah, rasio biaya pendidikan, tempat tinggal, dan wilayah tempat tinggal. Penelitian ini menunjukkan bahwa probabilitas pendidikan intergenerasi yang rendah lebih tinggi pada anak yang berjenis kelamin perempuan, memiliki ayah dengan tingkat pendidikan rendah, memiliki rasio biaya pendidikan rumah tangga yang rendah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berdomisili di Pulau Jawa. ......This study investigated the association between maternal age at marriage and intergenerational education in Indonesia. This study used a binary logistic regression model with secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) wave 5 in 2014. The unit of analysis used in this study was children aged 25 years or older with. This study used intergenerational education as the dependent variable and maternal age of marriage as the main independent variable. Meanwhile, other independent variables used were gender, father's education, the ratio of education costs, place of residence, and region of residence. The results of the study showed that mother’s age at marriage age was positively correlated and significantly impacted intergenerational education in Indonesia. It shows that the probability of having a low intergenerational education was higher among children who were born to mothers who were married at child’s age (18 years or younger) than among children of mothers who were married at older than 18 years. The same effect was shown after controlling for gender, father's education, the ratio of education costs, place of living area, and place of residence. This study shows that the probability of low intergenerational education was higher for female children, had fathers with low levels of education, had a low ratio of household education expenditure, lived in rural areas, and lived in Java.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Wahyu Pangesti
Abstrak :
Implementasi kebijakan bantuan sosial APBD berupa uang tunai sebagai jaring pengaman sosial bagi masyarakat yang ekonominya terdampak akibat pandemi COVID-19 di Kota Depok diberikan pada tahun 2020 secara tiga tahap, yaitu bulan April, bulan Mei dan bulan Juli. Bantuan sosial APBD diberikan sebesar Rp250.000/KK untuk masyarakat Kota Depok Non-DTKS yang kriterianya telah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota Depok Nomor 38 Tahun 2020. Pemberian bantuan sosial APBD tersebut bertujuan sebagai bentuk perlindungan untuk menjamin masyarakat yang terdampak ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi bantuan Sosial APBD sebagai jaring pengaman sosial bagi masyarakat terdampak COVID-19 di Kota Depok dengan menggunakan teori policy implementation framework analysis oleh Moulton da Sandfort (2017). Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu post-positivist dengan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder, serta teknik analisis yang digunakan adalah kualitatif. Hasil dari penelitian ini bahwa pengimplementasian kebijakan bansos APBD sebagai jaring pengaman sosial bagi masyarakat yang ekonominya terdampak akibat pandemi COVID-19 di Kota Depok berlangsung dengan baik dikarenakan dari 8 subdimensi dari 10 subdimensi yang ada pada komponen dalam kerangka kerja analisis kebijakan publik sudah terpenuhi. Perubahan yang ingin dicapai dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat melalui koordinasi dan mobilisasi yang dilakukan oleh para pelaksana agar intervensi yang dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan. Walaupun demikian, sebagai bansos tidak terduga masih ada permasalah yang terjadi akibat adanya trial error. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah Dinsos Depok meningkatkan upaya koordinasi pembuat kebijakan serta pelaksana lainnya dan memperbaiki database penerima bantuan sosial baik DTKS maupun Non-DTKS ......Implementation of the APBD social assistance policy in the form of cash as a social safety net for people whose economies are affected by the COVID-19 pandemic in Depok City will be given in 2020 in three stages, namely April, May and July. The APBD social assistance is given in the amount of Rp. 250,000/KK for the people of Depok City Non-DTKS whose criteria have been set in the Depok Mayor Regulation Number 38 of 2020. The provision of APBD social assistance is intended as a form of protection to ensure that people are economically affected by the COVID pandemic -19. Therefore, this study aims to analyze the implementation of APBD Social assistance as a social safety net for communities affected by COVID-19 in Depok City using the theory of policy implementation framework analysis by Sandfort and Moulton (2017). The research approach used is post-positivist with data collection techniques with in-depth interviews as primary data and literature study as secondary data, and the analysis technique used is qualitative. The results of this study are that the implementation of the APBD social assistance policy as a social safety net for people whose economies are affected by the COVID-19 pandemic in Depok City is going well because of the 8 subdimensions of the 10 subdimensions that exist in the components in the framework of public policy analysis have been fulfilled. The impact of the changes to be achieved has already been felt by the community through coordination and mobilization carried out by the implementers so that the interventions carried out are in accordance with what has been determined. However, as an unexpected social assistance, there are still problems that occur due to trial error. The recommendation that can be given is that the Depok Social Service Office increases the coordination of policy makers and other implementers and improves the database of recipients of social assistance, both DTKS and Non-DTKS.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>