Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ledi Khalidannisa
"Pada proyek konstruksi breakwater sebagai komponen pembangunan di Pelabuhan Kalibaru metode penjadwalannya masih konvensional, yaitu dengan menggunakan kurva-S. Sementara, metode yang sesuai untuk pekerjaan repetitive seperti breakwater ini adalah linear scheduling. Dalam perkembangannya, linear scheduling method diteliti dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah pendekatan varying production rates (LSMVPR). Metode LSMVPR ini merupakan metode linear scheduling dengan mengembangkan kerangka untuk mengaplikasikan production rates dari sebuah pekerjaan. Pada penelitian ini ditemukan terdapat 9 faktor dominan dalam membuat model persamaan produktivitas breakwater di Pelabuhan Kalibaru. Sehingga dari model tersebut, kita dapat mengetahui kapan dan dimana variasi produktivitas tersebut terjadi, agar dapat lebih akurat dalam memprediksi jadwal kedepannya.

The scheduling method which is used for breakwater construction project as a buliding component in Port of Kalibaru is still convensional which is use S-Curve. While the relevan scheduling method for repetitive work such as breakwater is linier scheduling. Furthermore, liniear scheduling is researched by many approach. One of them is varying production rates (LSMVPR). This LSMVPR is scheduling method of liniear sheduling that developing framework to implement production rates from any work activity, so that LSMVPR to be a method that could be defining a productivity variation of a scheduling. In this research has found 9 dominant factor that we can develop productivity model at breakwater construction project in Port of kalibaru. So, using the model, we can know that when and where the variance in production rates has accoured, in order to more accurate predicted the schedule.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54905
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ledi Khalidannisa
"Proyek EPC umumnya dilaksanakan pada pekerjaan kompleks dengan unsur uncertainty yang tinggi, untuk itu dilakukan kegiatan subcontracting sebagai kegiatan transfer risiko. Sayangnya, besarnya keterlibatan subkon khusunya pada pengendaliaan subcon piping menimbulkan risiko baru bagi pihak kontraktor terutama pada kinerja biaya. Oleh karena itu, dilakukan sebuah simulasi model risiko berbasis PMBOK 2013 yang menemukan bahwa angka rejection rates yang tinggi serta inspeksi yang tidak berjalan optimal merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan repon prefentive yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan claim, reward system dan penyesuaian metode kerja. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan optimal bahkan terdapat respon yang belum diterapkan untuk itu dilakukanlah beberapa improvisasi.

EPC projects commonly used for the complex works that have many uncertainty, so subcontracting is one of alternatives that choosen as a risk transfer. Unfortunetly, the magnitude of involment subcontractor in EPC projects especially control piping subcont activity reliefs a new risk to main-contractor, mainlly impact to cost performance. Therefore,simulation risk modeling based PMBOK2013 was built and generate high percentage from rejection rates and low perfromance from inspection activity are the main risk. Furthermore, risk mitigation is prefentive action that most appropriate.Meanwhile,the most appropriate corrective action is doing the claim,reward system and construction method adaptation. Unfortunately,the following risk repson still not doing optimal,even the respon hasn’t been applied. So, there’re some improvitation that applied in controling procurement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library