Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Az Zahra
"Skripsi ini membahas mengenai peran pengelola perpustakaan di Perpustakaan Rimba Baca. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran pengelola berdasarkan kompetensi dari ALSC (Association for Library Service to Children) yang meliputi lima komponen yaitukompetensi pengetahuan mengenai kelompok pengguna, pengembangan bahan dan koleksi, membuat program, administrasi dan manajemen, dan advokasi, hubungan masyarakat, dan jaringan selain itu mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh pengelola perpustakaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan gambaran pengelola perpustakaan Rimba Baca telah memenuhi kompetensi pengetahuan mengenai kelompok pengguna, pengembangan koleksi, dan membuat program. Namun, masih mengalami kendala dalam kompetensi administrasi dan manajemen yaitu kegiatan pengolahan dan sirkulasi dan kompetensi advokasi, hubungan dan masyarakat.Untuk itu dibutuhkan pelatihan mengenai perpustakaan mengenai administrasi dan manajemen serta advokasi, hubungan masyarakat, dan jaringan perpustakaan untuk menambah kompetensi mereka dan secara aktif melakukan kerjasama.

This under graduate thesis discusses the role of the Rimba Baca library management. This study aims to describe the role of library management based on ALSC (Association for Library Service to Children) competencies which are; knowledge of client group; administrative and management skills; collection development; programming skills and; advocacy, human relation and networking. This research is qualitative research and use descriptive method. The results showed library management of Rimba Baca Library had full filed; knowledge of client group; collection development and; programming skills. However, there are still problems in administrative and management skills ( processing and circulating) and advocacy, human relation and networking. Therefore there is still a need library management training to increase their competence about administrative and management skills and advocacy, human relation and networking and management should actively to take cooperation with other institution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Az Zahra
"ABSTRAK
Pelecehan seksual merupakan salah satu masalah sosial di Korea Selatan yang ada di berbagai tempat dan dapat menimpa siapa saja, salah satunya pelaku dunia hiburan. Dalam jurnal ini, penulis membahas bentuk pelecehan yang terjadi pada pria di Korea Selatan dengan mengangkat kasus pelecehan seksual boyband B1A4 oleh komedian dan kru SNL Korea. Metode dan teori yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan teori pelecehan seksual di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan seksual dapat terjadi karena kebiasaan dan budaya di lingkungan tersebut.

ABSTRACT
Sexual harassment is one of social issues in South Korea which happened in various places and occurred to anyone, includes people in entertainment industry. In this journal, I will explain form of harassment which occurred to Korean men based on recent case of sexual harassment by SNL Korea comedians and crew to boyband B1A4. I used method descriptive and qualitative research and sexual harassment in workplace theory. The result shows that sexual harassment can occurred because of the culture in the workplace environment."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Az Zahra
"Dalam era digital saat ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat bertindak sebagai penyangga terhadap dampak negatif dari technostress creators terhadap kesejahteraan karyawan. Penelitian ini bersifat korelasional dengan pengambilan data menggunakan kuesioner secara cross-sectional dan sampel diambil dengan convenience sampling. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran otonomi kerja sebagai moderator dalam hubungan antara technostress creators dan kesejahteraan karyawan di kalangan pekerja IT, dengan sudut pandang teori Job Demands-Resources (JDR). Data dikumpulkan dari 117 pekerja IT yang bekerja di berbagai perusahaan teknologi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara technostress creators dan kesejahteraan karyawan (b = -.17, SE = .13, 95% CI [-.45, .06], p = .18). Selain itu, ditemukan korelasi positif yang signifikan antara otonomi kerja dan kesejahteraan karyawan (b = .72, SE = .12, 95% CI [.47, .95], p < .001). Namun, otonomi kerja tidak memoderasi secara signifikan hubungan antara technostress creators dan kesejahteraan karyawan (b = -.06, SE = .20, 95% CI [-.41, .38], p = .76). Hal ini berarti tinggi atau rendahnya tingkat otonomi kerja tidak dapat memengaruhi hubungan technostress creators dan kesejahteraan karyawan. Temuan dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya literatur yang telah ada seputar technostress creators, kesejahteraan karyawan, dan otonomi kerja.

In today's digital era, it is important to understand the factors that can act as buffers against the negative impacts of technostress creators on employee well-being. This correlational study uses cross-sectional data collected through questionnaires, with the sample obtained via convenience sampling. The study aims to explore the role of job autonomy as a moderator in the relationship between technostress creators and employee well-being among IT workers, from the perspective of the Job Demands-Resources (JDR) theory. Data was collected from 117 IT workers employed in various technology companies in Indonesia. The results indicate that there is no significant relationship between technostress creators and employee well-being (b = -.17, SE = .13, 95% CI [-.45, .06], p = .18). Additionally, a significant positive correlation was found between job autonomy and employee well-being (b = .72, SE = .12, 95% CI [.47, .95], p < .001). However, job autonomy does not significantly moderate the relationship between technostress creators and employee well-being (b = -.06, SE = .20, 95% CI [-.41, .38], p = .76). This means that the level of job autonomy does not influence the relationship between technostress creators and employee well-being. This study's findings can enrich the existing literature on technostress creators, employee well-being, and job autonomy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library