Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Tabrani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan teknis yang diperlukan oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya dalam konteks pengamanan Ibu Kota Negara. Pengamanan Ibu Kota Negara merupakan tantangan yang kompleks dan membutuhkan kesiapan serta kompetensi yang tinggi dari aparat kepolisian, khususnya Batalyon Pelopor. Dalam penelitian ini, kami menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis Training Need Analysis (TNA) yang melibatkan kuesioner dan studi pustaka. Hasil analisis menunjukkan bahwa Batalyon Pelopor secara luas terlibat dalam berbagai tugas pengamanan yang meliputi penanganan ancaman kejahatan intensitas tinggi hingga pengurusan bencana alam. Pelibatan Batalyon Pelopor umumnya berperan dalam mendukung polisi kewilayahan ketika intensitas ancaman mencapai eskalasi yang tinggi. Penelitian selanjutnya membahas pelatihan teknis yang sudah diterima oleh Batalyon Pelopor. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan beragam dan meliputi berbagai aspek keamanan. Namun, pelatihan tersebut belum direncanakan secara optimal dan seringkali terkendala oleh tugas mendadak dan keterbatasan fasilitas. Meskipun pelatihan sudah mencakup isu-isu yang tercantum dalam modul pedoman pelatihan yang diterbitkan oleh Foster Police Department, masih ada potensi untuk meningkatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan aktual dalam pengamanan Ibu Kota Negara. Dalam analisis ini, penulis menekankan kebutuhan aktual untuk pengamanan Ibu Kota Negara, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan persiapan menghadapi ancaman di masa depan.  Kesimpulannya, penelitian ini mengidentifikasi pentingnya pelatihan teknis dalam pengamanan Ibu Kota Negara oleh Batalyon Pelopor Brimob Polda Metro Jaya. Pelatihan teknis penting mengingat banyaknya pelibatan tugas lapangan bagi Batalyon Pelopor. Berdasarkan analisis, masih suda hada pelatihan yang diberikan sesuai dengan modul pelatihan polisi Foster Police yang menjadi dasar analisis. Namun masi hada pelatihan yang belum diberikan, untuk itu, direkomendasikan untuk memberikan pelatihan yang tidak hanya terkait dengan tupoksi khusus Batalyon Pelopor. Namun, temuan paling penting dalam penelitian ini adalah perencanaan pelatihan harus dilakukan secara matang. Pengembangan dan peningkatan pelatihan teknis yang relevan dengan kebutuhan aktual pengamanan Ibu Kota Negara akan memperkuat kesiapan dan kompetensi anggota Batalyon Pelopor dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek keamanan. ......This research aims to analyze the technical training needs required by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya in the context of securing the National Capital City. Securing the National Capital is a complex challenge and requires high readiness and competence from the police, especially the Pioneer Battalion. In this research, we used a qualitative approach with the Training Need Analysis (TNA) analysis method which involved questionnaires and literature study. The results of the analysis show that the Pioneer Battalion is widely involved in various security tasks which include handling high-intensity crime threats to managing natural disasters. The involvement of the Vanguard Battalion generally plays a role in supporting regional police when the intensity of the threat reaches a high escalation. The next research discusses the technical training that the Pioneer Battalion has received. Research findings show that the training provided is diverse and covers various aspects of security. However, this training has not been planned optimally and is often hampered by sudden assignments and limited facilities. Although the training already covers the issues listed in the training manual modules published by the Foster Police Department, there is still potential to improve the training to suit actual needs in securing the National Capital City. In this analysis, the author emphasizes the actual need for securing the National Capital, improving services to the community, and preparing to face future threats. In conclusion, this research identifies the importance of technical training in securing the National Capital by the Mobile Brigade Pioneer Battalion of Polda Metro Jaya. Technical training is important considering the large number of field assignments involved in the Pioneer Battalion. Based on the analysis, there is still no training provided in accordance with the Foster Police police training module which is the basis of the analysis. However, there is still training that has not been provided, for this reason, it is recommended to provide training that is not only related to the special duties and functions of the Pioneer Battalion. However, the most important finding in this research is that training planning must be done carefully. The development and improvement of technical training that is relevant to the actual needs for securing the National Capital will strengthen the readiness and competence of Pioneer Battalion members in carrying out complex security tasks involving various security aspects.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tabrani
Arcan ,
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Tabrani
Abstrak :
ABSTRAK
Perencanaan pembangunan daerah, dalam hal ini kabupaten dan kota, saat ini menjadi hal penting yang harus dilakukan dengan baik seiring dengan dilaksanakanannya otonomi daerah yang memberikan kewenangan besar kepada daerah untuk menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan setiap daerah. Dalam melakukan kegiatan perencanaan pembangunan suatu daerah diperlukan alat yang baik untuk menganalisis mengenai daerah tersebut, khususnya dalam hal perekonomian. Untuk hal tersebut, alat Analisis Input-Output merupakan alat yang dapat dipergunakan untuk menganalisls kondisi perekonomian suatu daerah.

Analisis Input-Output memerlukan suatu tabel yang biasa disebut Tabel Input Output yang didalamnya berisikan informasi mengenai keterkaitan antar sektor yang terdapat dalam suatu perekonomian.

Dalam penyusunan Tabel input Output tersebut pada dasarnya terdapat beberapa metode yaitu metode survai, metode survai parsial dan metode tanpa survai. Metode survai dan metode survai parsial pada prinsipnya memerlukan sumber daya baik tenaga, waktu serta dana yang tidak sedikit untuk memperoleh data sehingga hal tersebut sering menjadi kendala bagi suatu daerah dalam menyusun Tabel input Output. Khusus untuk tingkat kabupaten maka hal tersebut menjadi lebih sulit lagi dibandingkan dengan penyusunan tingkat naslonal ataupun propinsi mengingat tingkat keterbukaan yang tinggi pada tingkat kabupaten sehingga menjadi kendala dalam pengumpulan data yang diperlukan.

Kondisi sebagaimana diutarakan diatas menjadikan metode tanpa survai sebagal alternatif yang dapat digunakan. Dalam metode tanpa survai ini, dengan menggunakan asumsi - asumsi yang diperlukan, maka yang dilakukan adalah penyesuaian terhadap koefisien input tingkat nasional menjadi koefisien input daerah. Koefislen input itu sendiri merupakan suatu jumlah input dari suatu sektor yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output sektor lainnya.

Dalam literatur disebutkan bahwa dalam prosedur penyesuaian terdapat pendekatan - pendekatan yaitu pendekatan location quotient dan pendekatan commodity balance. Sementara itu dalam pendekatan location quotient terdapat beberapa metode yaitu metode Simple Location Quotient (SLQ), Purchases - Only Location quotient (PLQ) dan Cross Industry Quotient (CIQ). Sedangkan dalam pendekatan commodity balance terdapat metode Supply-Demand Pool (SDP).

Terdapatnya beberapa metode dalam upaya penyesuaian koefisien input tersebut merupakan hal yang menarik untuk dianalisis serta dibandingkan hasilnya dimana diharapkan hasil dari analisis tersebut dapat memberikan masukan bagi pihak perencana dalam melakukan kegiatan penyusunan Tabel Koefisien Input yang merupakan bagian penting dari Tabel Input Output.

Untuk melakukan analisis sebagaimana disebutkan diatas maka dalam penelitian ini menggunakan salah satu kabupaten yang terdapat di propinsi Kalimantan Barat yaitu kabupaten Pontianak. Dengan demikian maka penyesuaian yang dilakukan adalah terhadap tabel koefisien Input propinsi Kalimantan Barat 1995 untuk disesuaikan dengan tingkat kabupaten Pontianak.

Untuk melakukan analisis dalam membandingkan hasil penerapan masing - masing metode tersebut digunakan analisis statistik dan analisis deskriptif. Analisis Statistik menggunakan alat analisis varian untuk memperoleh kesimpulan mengenai perbedaan yang terjadi dari hasil penerapan masing - masing metode. Sedangkan untuk analisis deskriptif dengan melakukan analisis terhadap peringkat sektor dan sebaran sektor. Disamping itu untuk melengkapi analisis yang dilakukan maka digunakan juga matrik pengganda yang merupakan kelanjutan dari koefisien Input. Dalam penelitian ini matrik pengganda, yang merupakan hasil dari penerapan masing - masing metode, digunakan untuk melihat dampak perubahan output sebagai akibat dari adanya perubahan permintaan akhir untuk investasi.

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan secara umum bahwa hasil dari penerapan metode SLO, PLO, CIO den SDP tidak berbeda jauh baik untuk koefisien input maupun untuk menghitung dampak perubahan output sebagai akibat adanya perubahan permintaan akhir untuk investasi.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam upaya penyesualan koefisien input, penggunaan metode SLO adalah hal yang disarankan. Hal ini mengingat kesederhanaan metode penghitungan dan pengolahan datanya serta kebutuhan data yang tidak terlalu banyak yang mana masalah keterbatasan data merupakan kendala yang banyak ditemui di tingkat kabupaten.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Tabrani
Abstrak :
ABSTRAK Lokakarya Nasional Perencanaan Kesehatan di Cipanas bulan Agustus 1985 telah menghasilkan beberapa rumusan dan rekomendasi antara lain pola pelatihan perencanaan. Sebagai tindak lanjutnya, Biro Perencanaan beserta Pusat Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan Depkes bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia telah menyusun tujuh buah modul Pelatihan Perencaan Kesehatan DT II, Training of Trainers (TOT) tingkat Propinsi dan Latihan Tenaga Perencana Kesehatan DT II. Pelatihan tenaga perencana kesehatan DT II di Propinsi Jawa Barat telah dilaksanakan pada tahun 1989 sebanyak tiga angkatan. Tujuan pelatihan agar peserta mampu menyusun usulan rencana kesehatan yang memenuhi persyaratan yaitu dengan melakukan analisis situasi, merumuskan dan memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan dan sasaran, menetapkan kebijaksanaan dan langkah-langkah, menyusun kegiatan dan sumber daya serta membuat rencana kegiatan dan penilaian upaya kesehatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap dokumen usulan rencana kesehatan DT II tahun. 1991 yang ada di Dinas Kesehatan DT I serta hasil seminar evaluasi pelatihan perencanaan dan penilaian upaya kesehatan, ternyata dokumen yang telah di susun oleh alumni pelatihan masih berbentuk format isian dan tidak terlihat adanya analisis situasi serta perumusan masalah, sehingga tidak diketahui latar belakang mengapa usulan tersebut dibuat. Hal ini menunjukkan hasil pelatihan belum sesuai dengan harapan, dan ini dapat diartikan kinerja (performance) tenaga perencana kesehatan DT II belum memenuhi sasaran atau tujuan pelatihan perencanaan kesehatan DT II. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja tenaga perencana kesehatan pasca pelatihan tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptip analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, penelitian dilakukan di 22 Kabupaten/Kotamadya Propinsi Jawa Barat, dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik Korelasi Tata Jenjang Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor masukan berupa kemampuan, motivasi kerja dan petunjuk pelaksanaan serta faktor proses yaitu pembimbingan teknis dan penggunaan metode mempunyai hubungan yang erat dengan kinerja tenaga perencana kesehatan DT II. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja tenaga perencana kesehatan DT II. Saran-saran yang diusuikan dalam rangka perbaikan kinerja tersebut adalah, pemberian bimbingan yang berkelanjutan serta peningkatan kemampuan melalui pelatihan atau pertemuan-pertemuan ilmiah. Petunjuk pelaksanaan yang diberikan dalam bentuk format isian, perlu disertai petunjuk penyusunan.dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses penyusunan rencana tersebut. Persyaratan peserta pelatihan hendaknya benar-benar dipenuhi. Sebelum peserta kembali ke tempat kerjanya sebaiknya dibekali pengantar kepada atasan langsungnya mengenai kompetensi yang telah dimilikinya. Para tenaga perencana pengganti hendaknya diberikan pengetahuan dan keterampilan teknik-teknik perencanaan melalui ' pelatihan-pelatihan agar kelangsungan kemampuan perencanaan TK II Kabupaten dapat terus berjalan. Perlu peninjauan kembali terhadap ketujuh buah modul pelatihan perencanaan kesehatan karena hal tersebut dirasakan alumni pelatihan masih sulit. Diharapkan saran-saran yang diajukan 'dapat mengurangi kelemahan-kelemahan maupun kendala-kendala dalam pelaksanaan di masa yang akan datang.
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasoit, Wardana Tabrani
Abstrak :
Kebutuhan akan energy listrik di Indonesia semakin tinggi seiring berkembangnya pembangunan peningkatan pembangunan baik di bidang industri, teknologi dan informasi. Pembangunan yang dilakukan dalam jumlah besar membutuhkan Project Management Office PMO untuk meminimalkan kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran PMO terhadap pengelolaan proyek ketenagalistrikan dengan menggunakan metode Partial Least Square PLS dimana data akan diperoleh melalui hasil survey dan wawancara kepada pakar dan responden. Hasil yang didapat akan menjadi masukan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan ketenagalistrikan.
The need for electric energy in Indonesia is getting higher as the development of the construction of an increase both in the construction industry, and information technology. Large scale development requires project management office PMO to minimize failures project management office PMO to minimize failures. This study aims to determine the role of the PMO on the performance of electrification projects using the Partial Least Square methode where the data will be obtained through surveys and interviews to experts and respondents. The results will be input for companies which engaged in the field of electricity development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Tabrani
Abstrak :
Tesis ini mencoba mendeskripsikan dan menganalisis penyelenggaraan manajemen sekuriti di PT. Lafarge Cement Indonesia Lhok Nga Aceh Besar yang dilakukan oleh PT. Security Phisik Dinamika. Permasalahannya adalah bahwa Penyelenggaraan manajemen sekuriti di PT. Lafarge Cement Indoesia telah dilaksanakan namun, pelanggaran dan kriminalitas tetap terjadi sehingga perusahaan mengalam kerugian dan ketidak nyamanan. Tujuan dan kegunaan tesis ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis proses penyelenggaraan manajemen sekuriti yang dilakukan oleh PT. Security Phisik Dinamika dan untuk mengetahui dan menganalisis kendala-kendala yang dihadapi PT. Security Phisik Dinamika dalam mengamankan PT. Lafarge Cement Indonesia serta untuk mendapatkan upaya-upaya perbaikan sehingga pengamanan PT. Lafarge Cement Indonesia menjadi Ideal sehingga tercipta rasa aman, dan tertib. Metode penulisan tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis manajerial, teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara, pengamatan, pengamatan terlibat dan studi dokumen. Data yang diperoleh melalui wawancara diperdalam dan diperkuat lewat kajian dokumen untuk menjamin akurasi dan objektivitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kerugian terjadi karena kurangnya perhatian PT. Security Phisik Dinamika terhadap sumber daya satpam sehingga satpam tidak mampu melaksanakan manajemen sekuriti dengan baik dan tidak mampu melaksanakan Standar Operasional Prosedur yang dibuat oleh PT. Security Phisik Dinamika Sendiri. Dari hasil penelitian ini maka disarankan agar PT. Security Phisik Dinamika memperbaiki kinerja satpam dengan melakukan perbaikan terhadap sumber daya satpam. ......This thesis attempts to describe and analyze the implementation of security management at PT. Lafarge Cement Indonesia Lhok Nga Aceh Besar by PT. Security Phisik Dinamika. The problem is that the implementation of security management at PT. Lafarge Cement Indonesia has been implemented yet, violations and crime continue to occur so that the company suffered loss and inconvenience. The purpose and usefulness of this thesis is to investigate and analyze the process of security management is done by. Security Phisik Dinamika and to identify and analyze the constraints faced by PT. Security Phisik Dinamika in securing PT. Lafarge Cement Indonesia as well as for improvement measures so that the security of PT. Lafarge Cement Indonesia became the Ideal to create a sense of security, and orderly. The method of writing in this thesis uses a qualitative method with a managerialjuridical approach, technical data collection is to conduct interviews, observation, observation and study of documents involved. Data obtained through interviews deepened and strengthened through the study of documents to ensure accuracy and data objectivity. The results showed that losses occurred due to the lack of attention PT. Security Phisik Dinamika on security resource so that security guards could not perform security properly and unable to implement Standard Operating Procedure made by PT. Security Phisik Dinamika itself. From these results it is suggested that PT. Security Phisik Dinamika improve security performance by improving the security resources.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emirpahsha Eddy Tabrani
Abstrak :
Migrasi tenaga kerja internasional di dorong oleh factor daya tarik dari negara tujuan. Tenaga kerja menilai bahwa kondisi negara tujuan merupakan salah satu faktor yang menentukan negara tujuan mereka untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Terlebih, sebuah negara berkembang dan/atau maju menjadi destinasi utama bagi tenaga kerja untuk bermigrasi karena daya tariknya, dalam kasus ini, negara yang tergabung dalam Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Maka dari itu, penting untuk diketahui besar pengaruh dalam faktor yang mempengaruhi brain gain di negara OECD sebagai daya tarik bagi tenaga kerja untuk bermigrasi serta faktor yang menentukan tenaga kerja untuk bermigrasi. Riset ini bertujuan untuk menyelidiki peran dari globalisasi, pembangunan ekonomi, dan tata kelola pemerintahan dalam migrasi tenaga kerja internasional di negara OECD. Riset ini berdasarkan hasil fixed effect regressions dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari 29 negara anggota OECD pada tahun 2013-2017. Hasil riset menunjukan bahwa globalisasi dan tata kelola pemerintahan memiliki efek positif dalam migrasi tenaga kerja internasional, sedangkan pembangunan ekonomi memiliki efek sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa negara OECD mendapatkan efek dari brain gain dari pengaruh globalisasi dan tata kelola pemerintahan dari negara tujuan. Namun, keterbatasan pengambilan data dari seluruh negara OECD menjadi implikasi dari riset ini. ......The nature of international labor migrations are driven by the pull factors of the host country. Mainly, migrants do perceive that the host country condition becomes one of the factors for them to migrate in order to achieve a better return. Additionally, a developing and/or developed country becomes a favorable destination for labor to migrate due to its country's attractiveness, in this case, the OECD countries. However, it is essential to know the magnitude regarding the drivers of brain gain in OECD countries as the pull factors for labor migration as well as determinants for international labor to migrate. This research aims to investigate the role of globalization, economic development, and political governance on international labor migration in OECD countries. In order to do so, the research is based on fixed effect regressions with secondary data obtained from 29 members of OECD countries between 2003-2017. The research found that globalization and political governance have a positive effect on international labor migration, while economic development has a counter effect. Therefore, it can be concluded that OECD countries gain the effect of brain gain by the nature of globalization and political governance of the host countries. However, the lack of available datasets of all OECD countries becomes the implication of the research.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library