Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suyanti
"Banjir merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihilangkan sama sekali tapi dapat dikurangi resikonya. Secara langsung banjir dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; intensitas hujan, frekuensi, luas area serta koefisien aliran. Sedangkan koefisien aliran itu sendiri dipengaruhi antara lain oleh; topografi daerah, perubahan tata guna lahan, jenis penutup permukaan dan jenis tanah. Banjir pada suatu kawasan perumahan dapat berdampak negatif antara lain pada kesehatan, perekonomian, keamanan dan kenyamanan. Sehingga analisa untuk mendapatkan ketinggian muka air maksimum akibat debit puncak banjir rencana perlu dilakukan untuk mengetahui ketinggian minimal peil bangunan yang aman.
Analisa dilakukan terhadap data-data hidrologi, topografi dan geometri serta data eksisting lokasi studi. Data tersebut diperoleh antara lain dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Konsultan Management Bumi Serpong Damai, Balai Besar sungai Cisadane Ciliwung dan dari berbagai sumber informasi termasuk wawancara dan observasi di lapangan. Analisa dilakukan pada Kawasan Atmajaya Bumi Serpong Damai Tahap II-1. Melalui analisa hidrologi diperoleh debit puncak banjir rencana, yang dilanjutkan dengan analisa hidrolika untuk memperoleh penampang ekonomis saluran drainase yang mampu melalukan debit banjir rencana tersebut. Ketinggian elevasi minimum bangunan merujuk pada kedalaman saluran drainase.
Pengolahan data selain dengan perhitungan manual berdasarkan buku-buku referensi yang ada, juga dengan permodelan menggunakan software SMADA 6.0 for windows. Hasil analisa memberikan ketinggian peil minimum bangunan ratarata 3,1 m diatas elevasi dasar saluran utama masing-masing tinjauan, dengan debit banjir rencanan 50 tahunan yang harus dalirkan sebesar 26,08 m³/det. Nilai ini aman terhadap elevasi muka air maksimum (±21.00) banjir rencana 100 tahunan sungai Cisadane (outlet DAS).

Flood is a kind of natural phenomenal. It can't be removing; we just decrease its potential destruction effect. There are many factors influencing the flood such as rainfall intensity, frequency, drainage area, and runoff coefficients. Runoff coefficient is influenced by topography, various surface type and soil type. Caused of flood many people loosed more of their safely, capital and satisfaction. That's why it's important to design residence's drainage channel as based to decide the minimum elevation residence.
The analyzed based on some data of hydrology, topography, geometry and existing condition. The data were taken from Meteorology and Geophysical Department, Management Consultant of Bumi Serpong Damai residence, Flood Control Cisadane and Ciliwung River and collected through interviews and observation. Analyze using case study at Atmajaya residence Bumi Serpong Damai Tahap II-1. The maximum discharge is provided by hydrology analyze result, and the residence's drainage channel decided by hydraulic analyzed result. The minimum elevation residence depend on the maximum deep of geometric drainage chanel.
The analyze also compute by other tool computer program SMADA 6.0 for Windows. Based on the result of analyzed maximum dischard for 50 years return period is 26,08 m³/sec and The minimum elevation is average 3,1 m up from based line drainage. The result safe for maximum elevation (±21.00) 100 years return period discharge Cisadane river.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanti
"Sulitnya mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa kedua membuat siswa terkadang menjadi enggan untuk mempelajarinya. Akibamya terkadang hasil yang dicapai menjadi tidak optimal. Pentlngnya mempelajari bahasa Inggris karena ia merupalcan bahasa yang digunakan secara internasional. Tetapi keadaan yang memprihatinkan tarnpak pada prestasi yang dicapai oleh siswa Indonesia. Ketika mereka memasuki jenjang pendidikan tinggi, banyak yang mengalami kesulitan untuk membaca buku yang berbahasa Inggris, Mereka cenderung snlit untuk memahami isi bacaan. Untuk dapat memahami suatu pelajaran, tahap awal yang harus dilakukan yaitu membenkan atensi. Apalagi dalam bahasa Inggris banyak pengucapan kata yang hampir mirip.
Oleh karena itu dalam mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa lcedua ataupun dalam membaca buku yang berbahasa Inggris diperlukan atensi yang lebih untuk dapat memahami maksud dari perkataan orang atau bulcu yang dibaca Dalam psilcogram, atensi belum terdapat sebagai salah satu lcompetensi psikologik dalam aspek yang terdapat dalam psilcogram. Padahal atensi itu penting dalam proses belajar bahasa Inggris. Dalam melakukan pemeriksaan psikologik dalam rangka warid belajar, atensi dapat dqadikan sebagai salah Satu komponen yang harus diperhitungkan ketika akan menjuruskan siswa ke program bahasa. Namun hal tersebut belum tampak pada aspek psikogram.
Peneiitian ini bermaksud untuk melihat kontribusi atensi terhadap penguasaan pelajaran bahasa Inggris. Metod yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan menggunakan uji statistik regresi linier majemuk. Pengambilan data dilakukan di SLTPN 252, Jakarta dengan jumlah populasi 406 dan hanya 382 siswa yang ikut terlibat dalam penelitian ini. Pada pnelitian ini digunakan alat tes psikologi Yaitu Army Aaivha lnteligency Ibst untuk mengukur atensinya serta nilai rapor untuk mellhat keberhasilan mereka pada pelajaran bahasa Inggris. Selain itu juga digunakan biodata sebagai data kontrol.
Berdasarkan analisa statislik dengan menggunakan regresi linier majemuk (multiple regression), dilcetahui bahwa atensi memiliki hubungan dengan penguasaan bahasa Inggris sebesar 13,9 %. Jadi keberhasilan penguasaan pelajaran bahasa Inggris ini dapat diprediksi sebesar 13,9% dad atensi siswa pada saat pelajaran dan belajar bahasa Inggris. Sebesar 86,l% keberhasilan dalam penguasaan bahasa Inggris dapat diprediksi dari variabel lain. Berdasarkan dari data kontrol, minat memberikan kontribusi yang cukup memadai yaitu 0,247 terhadap keberhasilan penguasaan bahasa Inggris.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para psikolog bahwa atensi cukup memiliki peran dalam keberhasilan penguasaan bahasa Inggris. Oleh karena itu atensi disarankan agar dapat dimasukan sebagai salah satu kompetensi psikologi daiam psikogram."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38394
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suyanti
"Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tetap tinggi, yaitu sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015). AKI adalah indikator kesehatan ibu, terutama risiko kematian ibu saat hamil dan melahirkan. McCarthy dan Maine menunjukkan tiga faktor yang memengaruhi kematian ibu, yaitu determinan dekat, determinan antara dan determinan jauh. Kabupaten Serang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki angka kematian ibu masih tinggi, sehingga perlu dikaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian ibu di kabupaten tersebut. Tujuan : Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor risiko yang mempengaruhi kematian ibu, yang terdiri dari determinan dekat, determinan antara dan determinan jauh. Metode : Jenis penelitian adalah observasional dengan studi kasus kontrol, dilengkapi dengan kajian kualitatif mengenai kejadian kematian ibu serta upaya penurunan angka kematian ibu di kabupaten Serang. Jumlah sampel 58 kasus dan 116 kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test, multivariat dengan metode regresi logistik ganda. Kajian kualitatif dilakukan dengan metode indept/focused interview dan dilakukan analisis secara deskriptif, disajikan dalam bentuk narasi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang mempengaruhi kematian maternal berdasarkan analisis multivariat adalah pemeriksaan antenatal (OR = 0,152; 95% CI : 0,031-0,744; p = 0,020), penolong ANC/persalinan (OR = 3,184; 95% CI : 1,010- 10,037; p = 0,048), jumlah pendapatan keluarga (OR = 342,67; 95% CI : 58,15-2019,18; p = 0,000).Hasil kajian kualitatif menunjukkan bahwa kematian maternal dipengaruhi berbagai faktor seperti keterlambatan rujukan, terutama keterlambatan pertama, rendahnya tingkat pendidikan ibu, rendahnya tingkat pendapatan keluarga dan belum dapat dilaksanakannya Gerakan Sayang Ibu (GSI) secara optimal di seluruh wilayah kecamatan sebagai upaya pemerintah dalam menurunkan kematian ibu. Saran : perlu pengenalan dini tanda – tanda komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas, persiapan rujukan, perencanaan kehamilan, pelaksanaan GSI secara optimal.

Background : The maternal mortality ratio (MMR) in Indonesia remains high, i.e. approximately 305 per 100.000 live birth (SUPAS 2015). MMR is an indicator of mother’s health, especially the risk of being death for a mother while pregnant and delivery. McCarthy and Maine shows three factors that influence maternal mortality, i.e. proximate determinant, intermediate determinant and distant determinant. Serang district is one of district in the province of Banten which have maternal mortality case still high, so it is necessary to study the factors that related to maternal mortality in that district. Objective : The study was carried out to know the factors that related to maternal mortality, which consist of proximate determinant, intermediate determinant and distant determinant. Methods : This was an observational research using case control study, completed with qualitative study about the occurrence of maternal mortality and the effort to decrease MMR in Serang district. Number of samples was 58 cases and 116 controls. Data were analyzed by univariate analysis, bivariate analysis with chi square test, multivariate analysis with multiple logistic regression. Qualitative study was done by the method of indepth/focused interview and were analyzed by descriptive analysis and presented in narration. Result : The result showed that factors that related to maternal mortality according to multivariate analysis were antenatal care (OR = 0,152; 95% CI : 0,031-0,744; p = 0,020), antenatal/maternity helper (OR = 3,184; 95% CI : 1,010-10,037; p = 0,048), family income (OR = 342,67; 95% CI : 58,15-2019,18; p = 0,000). The result of qualitative study showed that many factors that related to maternal mortality like late referral, especially first late referral, low education of the mother, low of family income, and the GSI activities not well done yet in each subdistricts. Suggestion : This research recommended that it is necessary to detect signs of pregnancy complication, delivery complication, and post delivery complication early, referral preparation, pregnancy planning and optimizing GSI activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Suyanti
"Tulisan ini mengungkapkan masalah kegagalan kebijaksanaan Sanering dalam menaham laju inflasi pada masa Ekonomi Terpimpin. Kebijaksanaan Sanering tersebut oleh pemerintah dilakukan pada awal dan menjelang berakhirnya pembangunan sistem ekonomi terpimpin dengan munculnya pemerintahan baru dibawah Presiden Soeharto. Kebijaksanaan sanering tersebut kemudian dikenal sebagai Tindakan Moneter I, tanggal 25 Agustus 1959 yang dituangkan dalam Lembaran Negara No. 89 dan dan Tindakan Sanering II pada tanggal 13 I7esember 1965 dalam Lembaran Negara No. 102 tahun 1965.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Tindakan Moneter 1, secara kuantitatif berhasil mencapai target kebi/aksanaan, yaitu:
a. Pengurangan secara drastis jumlah uang yang beredar, yang menurut pemerintah sebagai sumber yang paling mendasar terjadinya inflasi.
b. Sebagai sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk menutup hutang pemerintah kepada Bank Indonesia Unit I yang telah mencetak uang baru untuk memenuhi pinjaman pemerintah tersebut.
Dengan tindakan Sanering 1, pemerintah berhasil menghimpun dana melalui penurunan nilai uang Rp 500 dan Rp 1000 masing-masing menjadi Rp 50 dan Rp 100 dan pembekuan sebagian tabungan masyarakat sebesar Rp 8264 juta. Sebagian dari jumlah tersebut dapat menutup hutang pemerintah kepada Bank Indonesia Unit I, sehingga hutang pemerintah pada Bank Indonesia, khususnya dalam Triwulan 111/1959 menjadi minus sebesar Rp 4154, (Lampiran II Sub A) sedangkan jumlah uang yang beredar menjadi minus sebesar Rp 7622 juta (Lampiran II Sub E).
Tindakan Moneter I tersebut juga berhasil mengurangi prosentasi kenaikan inflasi yang termasuk dalam golongan inflasi berat inflasi diatas 30%). Pada tahun 1958 inflasi telah mencapai kenaikan 45,76% dan pada tahun 1959 dengan kebijakan Sanering I intensitas inflasi hanya mengalami kenaikan 22,22%. Namun harga tetap menunjukkan kenaikan.
Tetapi sejak tahun 1960 inflasi kembali mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 1962 inflasi telah meningkat menjadi hyperinflasi. Sejak saat itu harga barangbarang pada umumnya dan tahun ke tahun semakin tidak terkendali.
Pada bulan November tahun 1965 telah terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak sebesar 600%. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 160 M/Migas/1965, pemerintah telah menaikan harga bensin dari Rp 4 per liter menjadi Rp 250 per liter, sedangkan harga minyak tanah naik menjadi Rp 100. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut mendorong kenaikan harga barang-barang pada umumnya.
Kenaikan tersebut mendorong pemerintah untuk kembali melaksanakan tindakan Sanering yang dikenal sebagai Tindakan Moneter II, pada tanggai 13 Desember 1965 untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan harapan pemerintah berhasil mengendalikan lajunya hyperinflasi tersebut. Namun dengan Tindakan Moneter II, pemerintah secara kuantitatif tidak berhasil mencapai target kebijaksanaan yaitu menutup hutang pemerintah pada Bank Indonesia dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Karena dana yang berhasil dihimpun oleh pemerintah melalui penurunan nilai rupiah (Rp 1000 uang lama) menjadi (Rp 1 uang baru) dengan pajak penukaran 10% tidak berhasil menutup hutang pemerintah pada Bank Indonesia pada Triwulan I tahun 1966 telah bertambah sebesar Rp 3.180 juta. (Lampiran XIV Sub E).
Beberapa hari setelah pemerintah melakukan Tindakan Moneter II, pada tanggal 13 Desember 1959 beberapa hari kemudian pada tanggal 3 Januari 1966 pemerintah kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak sebesar 400%. Dengan Surat Keputusan Minyak dan Gas Bumi No. 216/M/Migas11965, pemerintah menaikkan harga bensin dari Rp 250 per liter menjadi Rp 1000 per liter, minyak tanah dari Rp 100 per liter menjadi Rp 400 per liter.
Dengan adanya desakan dari masyarakat untuk segera menurunkan harga BBM tersebut, maka pada tanggal 21 Ianuari 1966 pemerintah segera menurunkan harga bensin sebesar 50%. Dengan Surat Keputusan Minyak dan Gas Bumi No. 34/M/Migas/1966 harga bensin yang semula Rp 1000 turun menjadi Rp 500 per liter dan harga minyak tanah dari Rp 400 per liter turun menjadi Rp 200 per liter.
Dengan kenaikan harga bahan bakar tersebut dengan sendirinya diikuti dengan kenaikan harga-harga baru lainnya yang mendorong inflasi mencapai puncaknya pada tahun 1966 naik sebesar 635,26%.
Untuk menganalisis causal faktor perkembangan intensitas inflasi yang semakin tidak terkendali sebagaimana tersebut di atas, sehingga dapat menjawab permasalahan yang telah penulis rumuskan sebagaimana tersebut diatas, selain menggunakan beberapa temuan teori inflasi sebagai dasar untuk menganalisa permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka penulis bertitik tolak dari Teori Transformasi struktur oleh Hollis Chinery, yang menekankan bahwa sebagai modal utama Pembangunan Ekonomi adalah suatu negara yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional (sub sistem) ke sektor industri.
Karena tulisan ini penulis tempatkan dalam kerangka metodologi struktural, maka masalah meningkatnya inflasi yang semakin tidak terkendali pada masa Ekonomi Terpimpin, sangat berkaitan dengan beberapa kelemahan kebijakan sistem ekonomi yang dirumuskan oleh kelompok radikal khususnya PKI, militer yang mulai masuk dalam perekonomian, maupun Presiden Soekarno dan pendukungnya khusus PNI yang berhaluan kiri yang bertindak sebagai agent of change telah gagal mentransformasi struktur ekonomi kolonial ke nasional (sektor ekonomi yang bersifat esensial dikuasai/ dikelola penguasa pribumi).
Dengan gagalnya kelompok radikal mentransformasi struktur ekonomi kita yang terletak pada sektor tradisional (pertanian) menuju sektor industri telah mengakibatkan terjadinya penurunan Produksi Nasional Bruto yaitu rata-rata pertahun hanya mencapai 2%. Pada masa ekonomi liberal, pemerintah telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2%, perkembangan penduduk Indonesia rata-rata pertahun pada masa Ekonomi Terpimpin mencapai 2,3% maka pertumbuhan ekonomi perkapita menjadi minus.
Terjadinya penurunan produksi nasional dan pertumbuhan ekonomi perkapita yang telah mengalami stagnasi secara langsung berdampak pada menurunnya penerimaan Negara. Dengan semakin menurunnya penerimaan Negara secara maka untuk membiayai pengeluarannya, pemerintah terus menerus menggunakan anggaran defisit dengan jumlah semakin meningkat. Bahkan sejak tahun 1962 defisit APBN telah melampaui penerimaannya yang mengakibatkan intensitas hyperinflasi semakin tidak terkendali, dengan semakin menurunnya produk nasional kita dan menurunnya penerimaan Negara kita secara bersama.
Dalam tulisan ini dibahas bagaimana proses transformasi sosial mengalami kemunduran yang berdampak pada menurunnya Produk Nasional Bruto yang berakibat menurunnya pendapatan pemerintah yang pada gilirannya mendorong terjadinya defisit anggaran sebagai dasar untuk menganalisa masalah mengapa kebijakan Sanering pada masa ekonomi terpimpin gagal mengendalikan inflasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T11120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Suyanti
"Skripsi ini membahas fasilitas olahraga (FOR) Pemda DKI Jakarta dimana keberadaannya menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Maka perlu diketahui dimana saja lokasi persebarannya dan yang mempengaruhi karakteristik lokasi FOR yaitu, penggunaan tanah, jaringan jalan, luas lahan, dan jumlah unit olahraga, sehingga diketahui variasi keruangan dengan adanya jumlah dan karakteristik pengguna. Dengan metode kualitatif, pendekatan keruangan, dan wawancara khusus, hasilnya yaitu: jumlah terbanyak adalah FOR Kecamatan di wilayah perumahan pada jalan lokal. FOR lainnya di wilayah jasa perdagangan pada jalan utama. FOR yang memiliki jumlah unit olahraga banyak, lahan luas, berlokasi di wilayah jasa perdagangan pada jalan utama, dominan digunakan oleh masyarakat/karyawan.

The focus of this study is about Jakarta Government?s sport facilities that could be a necessary for civilization. In that case, it needs to know where are the place spread and what kind of things can be influential to sport facilities location characteristics. It is about land use, roadway network, land space, and number of sport unit. Until this, we know about spatial variation with number of user and its characteristics. It used qualitative methods, spatial approach, and elite interviewing. The result is sport facilities in district are dominating from the others. Its location are in lodging and local road. The sport facilities that have a lot of number of sport unit, large land space, located in commercial place on main road are using by civil society/employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34155
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization WHO yaitu kondisi sejahtera dimana individu menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi dalam kehidupan bermasyarakat. Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan positif yang ditandai dengan adanya rasa tanggung jawab, menunjukkan kesadaran diri, mampu menunjukkan diri bebas dari rasa cemas dalam menghadapi masalah yang dihadapi sehari-hari.
Hasil penanganan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan terapi spesialis latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu pada klien isolasi sosial dengan pendekatan teori M. King di RW 02 Kelurahan Ciparigi Bogor Utara. Penangaan kasus ini menggunakan pendekatan studi kasus tunggal, jumlah klien dalam studi ini adalah 7 orang dengan masalah isolasi sosial yang diberikan latihan ketrampilan sosial, psikoedukasi keluarga dan kelompok swabantu.
Hasil penanganan kasus ini adalah terjadi penurunan tanda dan gejala isolasi sosial terbesar pada aspek sosial yaitu 86,90 dan peningkatan kemampuan klien melakukan hubungan sosial sebesar 76,19 serta peningkatan kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan isolasi sosial sebesar 73,30. Penanganan kasus ini merekomendasikan agar klien mempertahankan hasil pelaksanaan terapi yang telah dicapai dengan cara melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitar setiap hari, keluarga menerapkan latihan merawat klien sehingga dapat menjadi social support bagi klien serta kader kesehatan jiwa untuk terus melakukan pendampingan dan monitoring kemandirian klien dalam melakukan latihan ketrampilan sosial

Mental health is a condition that enables a person to develop optimally his her physical being, intelligence, and emotion. Human beings experience the same development in mental health. World Health Organization WHO defines mental health as a vigorous condition that enables each individual to be aware of his her capability, while being able to cope with stress in daily life, work productively, and contribute to their society. Mental health is a positive condition characterized by each individual through responsibility, showing self awareness, and having no fear to run their daily life.
The purpose of this case is to provide an overview of the implementation of the specific therapy with social skilled training, family psychoeducation, and aids from local self help groups on patients with social isolation problems on Kelurahan Ciparigi RW 02, Bogor Utara, using the approach theory of M. King. Seven patients were used in the single case study approach, with each individual having social isolation problems. Those patients were given a therapy with social skilled training, family psychoeducation, and self help groups.
The result of this case study showed significant outcome 86.90 decrease in social isolation symptoms, 76.19 increase in patients rsquo ability to interact socially, and 73.30 increase in family members who have to take care of their kin who have such problems. This case study suggests a few recommendations on how a patient could maintain the results of the therapy that has been achieved by communicating with the surrounding environment every day. Such as, a patient must not fully rely on family members rsquo care to be 100 percent but should use them as a support group. Patients should also follow treatment schedules on their own and should have the help of nurses and caregivers when absolutely needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Mailis Suyanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya pengembalian berkas klaim Inacbg’s Rawat Inap di RS Kanker “Dharmais” dimana pengembalian tertinggi disebabkan oleh konfirmasi koding dan resume medis. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugan bagi RS akibat pembayaran klaim yang tertunda. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan komponen diagnosis, prosedur dan koding terhadap besaran tarif klaim INA-CBG’s rawat inap di RS Kanker “Dharmais”. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah resume medis pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi selama bulan Maret 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaklengkapan pengisian resume medis tertinggi dalam pengisian indikasi masuk rawat 41%, pemeriksaan fisik 20%, dan pemeriksaan penunjang 4% dari total 45 kasus yang ditelaah. Angka ketidaksesuaian penulisan diagnosis sekunder dan prosedur berturut-turut sebesar 40% dan 37.8%. Namun penulisan diagnosis utama sudah sesuai antara rekam medis dan resume medis. Ketidaktepatan koding diagnosis utama masih ditemukan yaitu sebesar 17.8%. Akibat dari ketidaktepatan koding diagnosis utama, ketidaksesuaian diagnosis sekunder dan ketidaksesuaian prosedur/tindakan terdapat selisih negatif sebesar Rp. 142.763.800. Untuk itu komitmen dari manajemen RS Kanker “Dharmais” yaitu tim yang terlibat dalam koding final yang merupakan tim internal rumah sakit perlu diperkuat dalam rangka meningkatkan kualitas berkas klaim dari aspek kelengkapan dan ketepatan diagnosis, prosedur dan koding sehingga didapatkan nilai klaim INA-CBG’s yang tepat.

The background of this research is the highest return of inpatient Inacbg’s claim in Dharmais Cancer Center because of confirmation of coding and medical resume. This would potentially become hospital loss of payment due to pending claims payments. The study was aiming to analyzing the completeness and accuracy of diagnosis, procedure and coding against amount of INA-CBG’s inpatient claim rate in Dharmais National Cancer Center. This case study research was using a qualitative approach by doing the indeph interview and analyzing the medical resume of breast cancer patients who received chemotherapy during March 2018. The result revealed that the incompleteness of the medical resume written was high in certain component e.a indication of admission (41%), physical examination (20%), supporting investigation(4%) of total 45 cases reviewed. Incorrect written of secondary diagnosis and procedure was 40% and 37.8%. Primary diagnosis is found match between medical record and medical resume. However, inaccuracy of primary diagnosis coding was found in the amount of 17.8%. Due to incompleteness and inaccuracy of claim have potentially effect hospital loss approximately by Rp. 142.763.800. Therefore, hospital should empowered the internal team tahat involve in the process of final coding in order to improve the quality of claim document started from the aspect of completeness and accuracy of diagnosis, procedure and coding to obtain the right claim value of INACBG’s.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Suyanti
"Berkaitan dalam hukum Agraria. pemberian kuasa mutlak dibatasi oleh Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1982 tentang Larangan Pengunaan Kuasa Mutlak Sebagai Pemindahan Hak Atas Tanah. Penelitian ini mengkaji mengenai kuasa untuk menjual dalam pengalihan hak atas tanah yang terdapat dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor 229 /PDT .Gi20 I 0/PN.JKT.UT. Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian normatif dengan alat pengumpulan data studi dokumen. Kuasa untuk menjual bukan termasuk dalam Kuasa Mutlak yang dilarang, dan pemberian kuasa untuk menjual merupakan kelanjutan dan perjanjian yang tidak terpisahkan dari perjanjian pendahulunya yaitu perjanjian Jual Beli yang dilakukan pemberi kuasa dan penerima kuasa."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T43864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library