Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 42 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharno
"Masalah pokok yang dihadapi oleh organisasi kerja terutama adalah pencapaian tujuan atau sasaran dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan penyediaan iklim atau suasana kerja yang dapat meningkatkan motivasi kerja dan tingkat kesejahteraan dari anggotanya. Salah satu aspek yang penting bagi petugas puskesmas dalam pencapaian tujuan program puskesmas digambarkan dengan meningkatnya penggunaan alokasi waktu kerja produktif yang meliputi kegiatan pelayanan kesehatan, penunjangladministratif, perkenan pribadi dan waktu kerja tidak produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif tenaga Dokter dan Bidan KIA di Puskesmas Kota Tangerang Propinsi Banten Tahun 2001.
Rancangan penelitian ini adalah survei observasional dan cross sectional untuk mendapatkan gambaran penggunaan alokasi waktu kerja produktif dan melihat hubungan umur, pendidikan, pendapatan, kemarnpuan, pengalaman, pengetahuan, sikap, motivasi, situasi kepemimpinan, struktur disain organisasi, sarana prasarana dengan penggunaan alokasi waktu kerja.
Pada penelitian pengamatan sampel penelitian adalah 4 Puskesmas (Paris pelawad, Cibodasari, Ciledug, Jatiuwung) dengan unit analisis tenaga Dokter dan Bidan KIA. Pada penelitian cross sectional sampel penelitian adalah tenaga Dokter dan Bidan KIA di 22 Puskesmas Kota Tangerang yang berjumlah 95 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alokasi waktu kerja produktif tenaga kesehatan Puskesmas sebesar 52,4%. Dengan metoda work sampling diperoleh kegiatan penunjang/administrasi sebesar 27,2%; kegiatan pelayanan kesehatan sebesar 24,8%; kegiatan perkenan pribadi sebesar 3,3% dan kegiatan tenaga Dokter 53,3%; tenaga Bidan 57,3%. Faktor pendidikan, pengalaman, sikap, struktur disain organisasi, sarana prasarana berhubungan bermakna dengan penggunaan alokasi waktu kerja. Sementara faktor umur, pendapatan, kemampuan, pengetahuan, motivasi, situasi kepemimpinan tidak berhubungan bermakna dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif.
Hubungan yang dominan dengan penggunaan alokasi waktu kerja produktif adalah pengalaman, sarana prasarana, struktur disain organisasi dan pendidikan Pengalaman kerja, tersedianya sarana prasarana yang lengkap, struktur disain organisasi yang jelas dan pendidikan petugas sangat berperan dalam meningkatkan penggunaan alokasi waktu kerja produktifnya. Dinas Kesehatan agar memperhatikan aspek ini karena terbukti telah dapat meningkatkan penggunaan alokasi waktu produktifnya.

The main barriers which always facing by work organization is how to achieve the objectives or aims by using the resources eficiently and provide working environment which could improve work motivation and welfare of the members. One of the important aspect for public health centers staffs to achieve programs objectives describe by the increasing of productive working time allocation usage, including, health services activities, administratif activities, personal activities, and non productive working time.
This research aimed to find out description and factors related to utilizing of Productive Working Time Allocation of Physicians and Midwives in Mother Child health division (KIA) in Primary health Center Tangerang, Province of Banten.
Design of this research using cross sectional design and observational design to find out correlation between age, education, income, skill, experience, knowledge, attitude, motivation, leadership, organizational structure design, infrastructure with working time allocation usage.
Sample of this research is 4 primary health center (Poris pelawad, Cibodasari, Ciledug, Jatiuwung) with unit analysis Physicians and Midwives in KIA division. For cross sectional design, the sample is 95 Physicians and Midwives of KIA division from 22 Primary health center.
The results showed that productive working time allocation usage by medical personnel in primary health centers is 52,4%. By work sampling method administration activity is 27,2%, health service activity is 24,8%, self inisiatived activity is 3,3% and Physicians activity is 53,3%, also Ntidewives activity is 57,3%. Education, experience, attitude, organization design structure, and infrastructure have significant relationship with working time allocation usage. The other factors like, age, income, knowledge, skill, motivation and leadership have no significant relationship to usage of working time allocation. Dominant relationship to usage of working time allocation are experience, infrastructure, organizational design structure and education.
Experience, good infrastructure, clear organizational design structure, and education have important to increase productive working time allocation. Health office should be consider this aspects to improve primary health centers performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
"Laju Pembangunan nasional yang meningkat di segala bidang, mengakibatkan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan juga meningkat.
Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistim pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN Fee Trade Area ( AFTA ) tahun 2003 serta disusul dengan World Trade Organization ( WTO ) tahun 2010 dan 2020, dimana pelayanan rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global, sehingga pengembangan rumah sakit sangat perlu ditingkatkan baik teknis maupun menejerial. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat antar pelayanan kesehatan untuk merebut pangsa pasar yang masih terbuka, sehingga setiap kegiatan di rumah sakit harus selalu mengarah kepada efisiensi, dengan selalu mengacu pada standar mutu yang telah di tetapkan.
Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan dalam menyongsong era globalisasi maka Rumah Sakit Antam Kijang harus mengantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan pelayanan kesehatan lainnya, oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan Rumah Sakit Antam Kijang.
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis faktor eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan Rumah Sakit Antam Kijang, melalui focus group discussion dan di putuskan melalui Consensus Decision Making Group (CDMG), tahap input dengan memakai Matriks TOWS dan Matriks SPACE, tahap matching dilakukan dengan membandingkan posisi alternatif strategi yang di dapat dari kedua matriks tersebut sehingga tipe strategi yang muncul adalah tipe strategi yang menunjukkan tipe yang sama dari kedua matriks tersebut, serta tahap decision dengan matriks QSPM.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedudukan posisi strategi Rumah Sakit Antam Kijang di dalam posisi di Eksternal Fix it Kuadran menurut Matriks TOWS dan dalam posisi di Kuadran Kompetitif menurut Matriks SPACE, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Sedangkan tipe strategi yang dapat diterapkan adalah: Pengembangan Produk dan Pengembangan Pasar. Dengan mengimplementasikan strategi terpilh ke dalam rencana dan program yang tepat diharapkan Rumah Sakit Antam Kijang di masa akan datang akan dapat lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya.

The escalating of our national development in all sectors that generates a rapid change in our society's economic growth and in their education is causing a high demand towards a better health service.
In coping with health issues, advanced science and technology, changes in the future health system especially dealing with the AFTA 2003 and the soon to be declared 2010 and 2020 WTO, hospitals are challenged to delivery more professional standardized health service in order to boost its performance through a better managerial and technical system. This condition can trigger for a more competitive health service among health provider to win the market, making all actions leading to efficiency that constantly uphold on standardize quality.
In line with the development surrounding health services in facing globalization, Antam Kijang Hospital must anticipate and prepare itself to compete with other health provider. Definitely a strategic plan is required for this.
This research is conducted to analyze the external and internal factors that can be an influential towards Antam Kijang Hospital's strategic plan. Through focused group discussions, the input stage is analyzed with TOWS and SPACE matrix. The results are then matched up and continued by using QSPM in the decision stage.
The research comes up with the conclusion that Antam Kijang Hospital positions itself in the External Fix - it Quadrant, according to TOWS matrix; and Competitive Quadrant according to SPACE matrix. The outcome is as a result of minimizing the weaknesses and avoiding the possible treats. The strategic plans that can be implemented are: Product Development and Market Development, in which depends on the current condition. By implementing the right strategy, it is hoped that Antam Kijang Hospital can improve itself in the future.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
332.7 Suh a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
Jakarta: Djambatan, 2001
332.7 Suh a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
Jakarta: Djambatan, 2003
332.1 SUH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
"Information about magnetic structure can not be obtained through X ray diffraction method. Therefore data from neutron diffraction are needed to find out substance magnetic structure. From that structure, we can get information about magnetic crystal structure and magnetic momentum or the structure of the spin. The research is aimed to find out magnetic structure at CaMnO3 dan LaMnO3 in powder. The preparation of CaMnO3 and LaMnO3 substance is made through powder method and stoikiometric calculation. Basic substance of CaMnO3 is CaCO3 and MnO2, while basic substance of LaMnO3 is La2O3 and MnO2. After the substances are mixed, time varied milling, temperature varied sintering and annealing are conducted. It is hoped that the substances will be united or form a new phase.
The magnetic structure study of CaMnO3 and LaMnO3 at this research are explained by neutron powder diffraction. CaMnO3 is good analisis at crystal system on orthorhombic space group Pnma with lattice parameter at 12 k is a = 5.2692 Å, b = 7.4403 Å, c = 5.2596 Å. LaMnO3 is good analisis at crystal system on monoklinik space group P1121/a with lattice parameter at 12 K is a = 5.4726 Å, b = 7.7613 Å, c = 5.5324 Å. Magnetic parameter Mn atomic has charge ordered of CaMnO3 and LaMnO3 is Mn4+ ion and Mn3+ ion.
Result at research with High Resolution Powder Diffractometer, HRPD to find, CaMnO3 has properties magnetic at Mn atomic with indeks miller hkl (011) angle θ 2 = 24.486 on 12 K. LaMnO3 has properties magnetic at Mn atomic with indeks miller hkl (200) and angle θ 2 = 38.966°. Magnetic structure Mn atomic at 4b(0,0, 2 1 ) simetri of CaMnO3 is four possible nonkolinear ferromagnetic, with value magnetic momen is m(Mn) = 1.73 B µ . Magnetic structure Mn atomic of LaMnO3 at 2c(0,0, 2 1 ) is two possible (antiferomagnetik and ferromagnetic) and 2d( 2 1 , 2 1 ,0) simetri is two possible antiferromagnetic, with value magnetic momen is m(Mn) = 2.23 B µ ."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharno
"Bahan yang memiliki sifat ferroelektrik dan ferromagnetik berpotensi sebagai absorber gelombang mikro dan memiliki peranan penting pada dunia militer. BiFeO3 merupakan salah satu bahan multiferroik yang memiliki sifat ferroelektrik dan ferromagnetik. Pada penelitian ini dilakukan rekayasa sintesa BiFeO3 dengan doping Yttrium dan Seng dengan variasi konsentrasi (%wt) 6, 12, dan 18%. Sintesa BiFeO3 telah berhasil disintesis dengan metode sol-gel autocombustion. Melalui uji XRD, fasa BiFeO3 diperoleh pada temperatur 750°C selama 5 jam. Hasil refinement menunjukkan bahwa BiFeO3 memiliki struktur kristal rhombohedral space grup R3c. BiFeO3 doping Yttrium dan Seng di atas 12% (%wt) terjadi perubahan struktur kristal dari rhombohedral ke orthorombic. Kurva hysterisis menunjukkan bahwa BiFeO3 memiliki saturasi magnetik 3.04 emu/g, remanen magnetik 0.26 emu/g, dan medan koersivitas 0.0013 T. BiFeO3 doping Yttrium dengan konsentrasi (%wt) 12% terjadi peningkatan nilai saturasi magnetik, remanen magnetik, dan medan koersivitas namun BiFeO3 doping Seng dengan konsentrasi (%wt) 12% terjadi penurunan nilai saturasi magnetik, remanen magnetik, dan medan koersivitas. BiFeO3 doping Yttrium 12% (%wt) dan Seng 12% (%wt) memiliki nilai saturasi magnetik 8.18 emu/g, remanen magnetik 2.92 emu/g, medan koersivitas 0.0036 T. Pada frekuensi 1 kHz BiFeO3 memiliki konstanta dielektrik sebesar 239.12 dan adanya doping Yttrium dan Seng terjadi penurunan nilai konstanta dielektrik. Hasil pengujian sifat penyerapan gelombang mikro pada frekuensi X band (8.2 ? 12.4 GHz) diperoleh bahwa bahan Bi0.88Y0.12FeO3/C memiliki refleksi loss -39.42 dB pada frekuensi resonansi 11.47 GHz. Dengan demikian bahan Bi0.88Y0.12FeO3/C dapat dijadikan bahan penyerap gelombang mikro pada frekuensi X band.

Materials with both ferroelectric and ferromagnetic properties are potential candidate for microwave absorbers and play important role in military world. One of them is BiFeO3, a multiferroic material with both ferroelectric and ferromagnetic properties. In this research, BiFeO3 has been synthesized successfully via auto-combustion sol-gel method. To improve its properties, yttrium- and zinc-doped BiFeO3 has been synthesized with various doping concentrations, i.e. 6, 12, and 18 wt.%. X-ray diffraction patterns showed that BiFeO3 phase was obtained after heating at 750ᵒC for 5 hours with rhombohedral crystal structure and space group of R3c. The hysteresis curve of BiFeO3 showed a magnetic saturation of 3.04 emu/g, magnetic remnant 0.26 emu/g and coercive field 0.0013 T. Yttrium- and zinc-doped BiFeO3 over 12wt.% showed a structural change from rhombohedral to orthorhombic with magnetic saturation of 8.18 emu/g, the magnetic remnant of 2.92 emu/g and coercive field of 0.0036 T. Yttrium-doped BiFeO3 showed an increase in the magnetic saturation, the magnetic remnant and the coercive field; however zinc-doped BiFeO3 showed a decrease in the magnetic saturation, the magnetic remnant and coercive field. At a frequency of 1 kHz, the dielectric constant of BiFeO3 was 239.12, and this value will decrease when it was doped by yttrium and zinc. Further investigation on the application of this material, composites Bi0.88Y0.12FeO3/C has also been synthesized. The composites showed a reflection loss of -39.32 dB within the frequency range of 8.2-12.4 GHz (X-band) particularly at the frequency of 11.47 GHz with the absorptivity of 98.60%. Based on this results, composite Bi0.88Y0.12FeO3/C material could be used as a potential microwave absorber in the X-band frequency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
D2061
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Debu filter yang dihasilkan pada proses pembuatan baja melalui tanur busur listrik, saat ini pada negara-negara maju dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya. Salah satu teknologi yang menawarkan pengolahan debu filter ini adalah proses HTM (High Turbulence Mixer). Pada proses ini debu filter -tanpa proses aglomerisasi- dimasukkan ke dalam besi/baja cair yang terdapat pada reactor. Beberapa oksida seperti ZnO, PbO dan FeO akan tereduksi sementara CaO, SiO2, MnO, P205 dan AI203 akan masuk ke terak yang tidak berbahaya
Untuk mengoptimalkan parameter penting pada proses pengolahan debu filter di reaktor HTM, dilakukan perhitungan termodinamik dengan bantuan program komputer ChemSage. Melalui model simulasi ini, ingin diketahui parameter-parameter yang berpengaruh terhadap proses-proses metalurgi pengolahan debu filter, antara lain kandungan karbon dan temperatur pada besi/baja cair, basasitas terak serta besarnya tekanan pada permukaan besi/baja cair.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk mereduksi keseluruhan oksida-oksida seperti ZnO, PbO, dan FeO yang ada pada debu filter, dibutuhkan paling sedikit kadar karbon awal pada besi.baja cair sebesar 4%. Besarnya temperatur besi/baja cair yang optimal untuk pengolahan debu filter adalah 1500°C. Meski peningkatan temperatur menguntungkan proses penguapan Zn dari besi/baja cair, namun hal ini sebaiknya dihindarkan karena akan berpengaruh negatif terhadap refraktori reaktor HTM. Pengaruh basasitas terak antara 0,3 sampai 2,7 terhadap derajat penguapan Zn tidak terlampau berarti jika dibandingkan dengan pengaruh kadar karbon pada besi/baja cair yang terdapat dalam reaktor HTM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"ABSTRAK
Kebutuhan material baja tahan panas di Indonesia sebanding dengan banyaknya industri-industri yang memerlukan peralatan atau perlengkapan yang berkaitan dengan pemakaian pada kondisi operasi temperatur tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan membuat "tray" dari baja tahan panas HK40 yang berkualitas baik sebagai produk substitusi impor dengan bahan baku paduan yang berasal dari dalam negeri. Penelitian ini juga diharapkan dapat dikembangkan oleh industri kecil/menengah pengecoran logam di Indonesia dan dapat dijadikan produk unggulannya.
Terhadap prototipe produk tray yang dihasilkan dilakukan pengujian karakterisasi sifat mekanis, meliputi: kekuatan tarik pada temperatur ruang dan temperatur tinggi, kekuatan luluh, elongasi, reduksi penampang; nilai kekerasan; pengujian creep rupture, struktur mikro, komposisi kimia, komposisi endapan dan pengujian di lapangan di mana prototipe produk tray digunakan di salah satu perusahaan pembuat bearing di Jakarta.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa peluang pengembangan dan pembuatan baja tahan panas dengan komposisi paduan lokal cukup besar. Sifat mekanis (kekuatan tarik, kekerasan dan creep rupture) temperatur ruang maupun temperatur tinggi dari paduan tahan panas lokal mampu menyamai paduan tahan panas impor. Hasil pengujian di lapangan terhadap produk tray yang dikembangkan, juga menunjukkan bahwa kinerja yang baik. Terbukti dari tidak adanya kerusakan pecah atau retak sama sekali pada prototipe produk tray setelah pemakaian selama 3 bulan di lapangan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"Proses pembersihan logam (metal cleaning) yang umum dilakukan biasanya menggunakan larutan dari jenis pelarut terklorinasi. Pelarut dari turunan senyawa yang mengandung klor atau senyawa halogen ini memiliki sifat yang dapat merusak lapisan ozon. Jenis pelarut lain yang memiliki sifat daya bersih yang baik dan tidak merusak lapisan ozon adalah pelarut berbasis hidrokarbon dan mengandung senyawa terpene, salah satu jenis dari pelarut ini adalah pelarut organik Non-ODS tipe D-721.
Penelitian ini akan menyelidiki dan menguji pengaruh pelarut organik tipe D-721. terhadap baja karbon rendah dan tembaga dengan memperhatikan struktur mikro dari bahan tersebut sebelum dan sesudah pengujian, perubahan berat, serta mengamati kekasaran permukaaan akibat proses pengikisan yang mungkin terjadi selama waktu pencelupan 1, 2, dan 3 jam yang dilakukan pada temperatur ruang tanpa proses pengadukan.
Berdasarkan penelitian ini, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada proses pembersihan logam dengan cara mencelupkan baja karbon JIS G-3141 dan tembaga JIS Cu-7204 ke dalam pelarut tipe D-721 dengan waktu celup 1, 2, dan 3 jam tidak terjadi proses pengikisan karena tidak dihasilkan perubahan berat sampel serta tidak berubahnya struktur mikro sebelum maupun sesudah pencelupan, dan dapat dikatakan bahwa pelarut yang digunakan dalam proses pembersihan ini yaitu pelarut tipe D-721 tidak reaktif atau tidak bereaksi terhadap baja karbon JIS G-3141 dan tembaga Cu-7204."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>