Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudaryani
"ABSTRAK
Salah satu indikator kualitas pelayanan rumah sakit adalah kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yaitu pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang. Program
pendidikan ini belum dilaksanakan di RSD Kabupaten Madiun, sehingga perlu dilakukan
penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap
kepuasaan pasien tentang pelayanan keperawatan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh program tersebut terhadap kepuasaan pasien sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Metode penelitian yang digunakan adalah
quasi eksperimen postest only with control group design. Jumlah responden sebanyak 80
pasien yang dibagi dalam kelompok intervensi dan kontrol masing-masing 40 orang
berdasarkan ruang perawatan. Pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terdiri dari
nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala serta obat-obatan. Kepuasan pasien diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti dengan hasil uji validitas
0,4678 – 0,9098 dan reliabilitas 0,9851. Perbedaan kepuasan pasien pada kelompok
intervensi dan kontrol dianalisis dengan uji beda 2 mean t test independent dan faktor
dominan yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien dianalisis dengan regresi linier
berganda dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang mendapat pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang
mencapai 94,23% dan yang tidak mendapatkan mencapai 71,42% dengan (p = 0,000 <
0,05), berarti terdapat pengaruh pendidikan kesehatan persiapan pasien pulang terhadap
kepuasan pasien tentang pelayanan keperawatan. Pendidikan kesehatan persiapan pasien
pulang perlu direkomendasikan oleh rumah sakit untuk dilaksanakan kepada seluruh
pasien di ruang rawat inap dan rawat jalan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien
dan kualitas pelayanan keperawatan.

ABSTRACT
One of hospital service quality indicator is patient satisfaction of nursing service that is
health education of return patient preparation. This education program can not be
implemented yet at Public Hospital in Madiun District, so it is important to be done a
research concerning the effect of health education on return patient preparation toward
patient satisfaction of nursing service. This research purpose is to know the effect of this
program toward patient satisfaction so it can be used. This research used a quasi
experiment post test only with control group design. Amount of respondents are 80
patients divided into intervention and control group, each group consist of 40 people based
on caring room. Health education of return patient preparation consists of nutrition,
activity, signal and symptom and also medicines. Patient satisfaction is measured by using
questionnaires which is developed by researchers with validities test results of 0,4678 -
0,9098 and reliability of 0,9851. Difference of patient satisfaction on intervention and
control group is analyzed by different test 2 mean t test independent and dominance factor
which have effect on patient satisfaction analyzed by multiple linear regression with α =
0,05. Research result indicated that patient satisfaction of nursing service which getting
health education of return patient preparation reached 94,23% and don't get health
education of return patient preparation reached 71,42% (p=0,000 < 0,05), It means there
are effect of health education of return patient preparation toward patient satisfaction of
nursing service. Health education of return patient preparation must be recommended by
hospital to implement for all patient both inpatient and outpatient, so it can improve patient
satisfaction and nursing service quality."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen Sudaryani
"Latar belakang penelitian ini adalah adanya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Dalam bidang Kesehatan Pengarusutamaan Gender (PUG) dikemas dalam Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan (PUG-BK) berdasarkan surat edaran Menteri Kesehatan nomor HK.00.SJ.SK.1.1712 tahun 2002 tentang Tim PUG-BK di Departemen Kesehatan.
Untuk mengakselerasi pembangunan gender di Indonesia surat edaran ini diperkuat dengan diterbitkannya SK Menkes nomor 423/Menkes/SK/V/2008 tentang Pusat Pelatihan Gender Bidang Kesehatan (PPG- BK) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak. Untuk itu PPG-BK perlu konsep dan perencanaan strategis untak melakukan pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang responsif gender.
Untuk dapat menyusun rencana strategik dilakukan penelitian operasional dengan analisa kualitatif. Informasi yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan analisis Iingkungan eksternal dan internal yang berkaitan dengan PPG-BK yang didapat dari pihak-pihak yang terkait dan berwenang melalui tehnik wawancara mendalam, kelompok diskusi terarah (FGD), dan telaahan dokumen.
Penyusunan perencanaan strategis PPG-BK dilakuan dalam tiga tahap yaitu tahap 1 : Input Stage, tahap 2 : Marching Stage, dan tahap 3 : Decision Stage yang menghasilkan altematif-alternatif strategi yang bisa digunakan untuk pengembangan PPG-BK. Berdasarkan tiga tahap analisis tersebut, maka prioritas strategi yang tepat dan cocok untuk PPG-BK adalah strategi intensif dan strategi integratif dengan tiga strategi utamanya adalah mengembangkan kelembagaan PPG-BK dalam struktur Departemen Kesehatan, mengembangkan kapasitas dan kompetensi SDM PPG-BK dan mengembangkan jejaring kelembagaan PPG-BK pada tingkat nasional dan internasional.
Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya upaya-upaya untuk mewujudkan penguatan kelembagaan PPG-BK dalam struktur Departemen Kesehatan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan gender yaitu penguatan kelembagaan PUG di berbagai bidang pembangunan termasuk sektor kesehatan.

The background of this research is the President Instruction No. 9 year 2000 about the gender mainstreaming in the national development. At the health sector, gender mainstreaming created by the gender mainstreaming based on Health Minister circular letter No. HK.00.SJ.SK.1.1712 year 2002 about Health Gender Mainstreaming Team at the Health Department.
For accelerating gender development in Indonesia this circular supported by decision letter of Health Minister no. 423/Menkes/SK/V/2008 about Gender Health Training Center at Cilandak Health Training Center. Therefore Gender Health Training Center need a concept and strategic planning for servicing in education and training that responsive gender.
In order to be able to arrange the strategic planning done operational research by qualitative analysis. The information gotten in this research based on the external and internal circle analysis related with Gender Health Training Center gotten from the related and competence parties by deeply interview technique, focus group discussion, and document research.
The arranging of strategic planning Gender Health Training Center done by three stages, 1st stage is input Stage, 2nd stage is Matching Stage, and 3rd stage is Decision Stage that produce altematives strategy can be used for developing Gender Health Training Center. Base on these three stages analysis, so that priority tix strategy for Gender Health Training Center are intensive strategy and integrative strategy with three main strategic are to develop PPG-BK into structure of Health Department organization, to develop the capacity and competency of man resource in PPG-BK, and to develop networking of PPG-BK in national and international circumstances.
The conclusion of this research is that PPG-BK needs effort to make this organitation as part of structure of Health Department organization related with the direction of gender national development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudaryani
"[Preparasi zeolit berpori hierarki dari klinoptilolit Kalianda Lampung berhasil dilakukan dengan metode tandem acid-base treatments. Material zeolit alam berpori mikro dimodifikasi dengan menyatukan dua metode yang biasa dilakukan untuk mengubah ukuran mikropori zeolit menjadi mesopori, yaitu perlakuan asam (dealuminasi) dan perlakuan basa (desilikasi). Perlakuan asam diharapkan dapat meningkatkan rasio Si/Al sebagai hasil dari penurunan kadar Al, kemudian dilakukan perlakuan basa yang bertujuan untuk melarutkan sebagian atau menyeimbangkan kadar Si dan mengarahkan pembentukan mesopori dalam kerangka zeolit. Karakterisasi terhadap klinoptilolit raw dan hasil perlakuan asam-basa digunakan instrumen AAS, XRD, FTIR, dan BET surface area. Berdasarkan penelitian, Z-A4B1 memiliki sisi aktif yang cukup besar yang dapat berperan menjadi adsorben ion logam berat Cu(II) yang lebih baik karena kapasitas adsorpsi Z-A4B1 ini 4 kali lipat lebih tinggi daripada kapasitas adsorpsi dari klinoptilolit raw pada waktu optimum dan konsentrasi awal Cu(II) 300 ppm. Nilai KTK Z-A4B1 adalah sebesar 33,27 mg/g yang setara dengan 104,78 meq/100 g zeolit, sedangkan nilai KTK klinoptilolit raw adalah sebesar 72,19 meq/100 g zeolit. Adapun isoterm adsorpsi yang paling sesuai untuk menjelaskan mekanisme adsorpsi Cu(II) pada klinoptilolit berpori hierarki Z-A4B1 adalah model isoterm adsorpsi Freundlich.
;Hierarchical zeolites are prepared from Kalianda Lampung clinoptilolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolites that are micropore intrinsicly was modified with two familiar methods that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite; acid treatment (dealumination) and base teratment (desilication). Acid treatments can increase Si/Al ratio of clinoptilolite because of Al content decreasing, then base treatment can balance Si content and aim the mesopore formation in zeolite frameworks. Intensive characterizations of both raw and modified clinoptilolites are conducted using XRD, AAS, FTIR, and BET surface area measurement. In this research, Z-A4B1 has more active sites to adsorb Cu(II) ions because the adsorption capacity of Z-A4B1 is up to 4-fold higher than the adsorption capacity of raw clinoptilolite at its optimum contact time and initial Cu(II) concentration 300 ppm. The CEC of Z-A4B1 is 33.27 mg/g that equals to 104.78 meq/100 g zeolite, besides CEC of raw clinoptilolite is 72.19 meq/100 g zeolite. Therefore, adsorption isoterm that fit to explain the adsorption Cu(II) mechanism at hierarichal zeolite Z-A4B1 is Freundlich isoterm adsorption model.
, Hierarchical zeolites are prepared from Kalianda Lampung clinoptilolite by tandem acid-base treatments. Natural zeolites that are micropore intrinsicly was modified with two familiar methods that mostly used to change micropore size zeolite into hierarchical zeolite; acid treatment (dealumination) and base teratment (desilication). Acid treatments can increase Si/Al ratio of clinoptilolite because of Al content decreasing, then base treatment can balance Si content and aim the mesopore formation in zeolite frameworks. Intensive characterizations of both raw and modified clinoptilolites are conducted using XRD, AAS, FTIR, and BET surface area measurement. In this research, Z-A4B1 has more active sites to adsorb Cu(II) ions because the adsorption capacity of Z-A4B1 is up to 4-fold higher than the adsorption capacity of raw clinoptilolite at its optimum contact time and initial Cu(II) concentration 300 ppm. The CEC of Z-A4B1 is 33.27 mg/g that equals to 104.78 meq/100 g zeolite, besides CEC of raw clinoptilolite is 72.19 meq/100 g zeolite. Therefore, adsorption isoterm that fit to explain the adsorption Cu(II) mechanism at hierarichal zeolite Z-A4B1 is Freundlich isoterm adsorption model.
]"
2015
S58386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library