Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Sopi Puji Astuti
"Stres lansia pada masa pensiun merupakan hal yang wajar ketika lansia tidak mempunyai pekerjaan, jabatan, keuangan, dan kehormatan yang dimiliki oleh lansia. Lansia yang mengalami stres mmepunyai respon pertahanan tubuh untuk melawan stressor. Pertahanan tersebut disebut koping. Koping yang digunakan lansia yaitu koping adaptif dan maladaptif.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan tingkat stres dan koping lansia pada masa pensiun. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melibatkan 84 lansia pensiun yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 55,95% lansia pada masa pensiun memiliki tingkat stres sedang dan 51,2% lansia pada masa pensiun menggunakan koping maladaptif. Penelitian ini memberikan implikasi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan, penelitian selanjutnya, dan lansia dalam menjalani kehidupan pada masa pensiun.
Stress got by elderly in retirement is a proper case when they do not have a job, department, finances, and the honor. The elderly who suffer from stress have immune response to against the stressor. It is named coping. The copings used by elderly namely adaptive and maladaptive.This study was aimed to explain or describe the level of stress and coping suffered by them. Design of this study employed a descriptive study involving 84 riterement elderly, determined by using total sampling technique.The results showed 56.0% elderly in retirement have moderate level of stress and 51.2% were maladaptive coping. This study proposed some implications to improve the quality of nursing care, nursing education, further studies, and life of the elderly in retirement."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45989
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sopi Puji Astuti
"Remaja adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun dari masa anak-anak menjadi masa dewasa yang mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi pada remaja yaitu perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Remaja putri belum dapat memilih makanan yang bergizi dan mengalami menstruasi setiap bulannya. Hal tersebut membuat remaja putri akan mengalami anemia gizi besi. Dampak anemia gizi besi tidak diatasi yaitu menurunnya kemampuan tubuh, menurunnya konsentrasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh, dan menghambat tumbuh kembang. Intervensi unggulan dalam mengatasi anemia gizi besi yaitu variasi menu makanan yang mengandung zat besi. Hasil evaluasi menunjukkan Ibu P mampu menyediakan variasi menu makanan yang mengandung zat besi bagi An W dalam mengatasi masalah anemia gizi besi.
Adolescent are a person aged 10-19 years from childhood into adulthood is undergoing many changes. Changes that occur in adolescence are physical changes, cognitive, and psychosocial. Adolescent have not been able to choose foods that are nutritious and menstruate every month. This makes young women will experience iron deficiency anemia. Impact of iron deficiency anemia is decreased ability of the body, decreasing the concentration of learning, immune deficiencies, and inhibit growth. Intervention featured in addressing iron deficiency anemia is a varied menu of foods that contain iron. The evaluation results showed Mrs. P is able to provide a varied menu of foods that contain iron for An W in addressing iron deficiency anemia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library