Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septiani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengakuan akuntansi atas pengembangan sistem informasi sebagai aset tak berwujud dalam laporan keuangan pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di antara beberapa sistem informasi yang dikembangkan oleh Pusat Informasi Pengawasan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Pengembangan Sistem Informasi Manjemen Akuntabilitas SIMA seharusnya mendapat pengakuan akuntansi sebagai aset tak berwujud dalam laporan keuangan, karena memenuhi semua unsur yang dipersyaratkan sesuai kriteria definisi, pengakuan dan pengembangan. Kapitalisasi penting dilakukan karena akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, sebagai upaya pengamanan aset negara dan berguna sebagai informasi pengambilan keputusan manajemen, serta menunjukkan komitmen pemerintah dalam menerapkan prinsip akuntansi berbasis akrual. Pengabaian pengakuan akuntansi yang masih terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman aparatur terhadap konsep pengakuan aset dan juga disebabkan karena belum lengkapnya ketentuan yang mengatur perlakuan akuntansi aset tak berwujud yang berasal dari pengembangan internal.

ABSTRACT
This study aims to analyze information system development recognition as an intagible assets in government financial report. This research is a qualitative case study method. The result shows that among information systems developed by Pusat Informasi Pengawasan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP , SIMA BPKP development should be recognized as an intagible assets, since it meets all criterias required of definition, recognition and development. Capitalization become important since it will increase accountability and transparency, as a safeguard state assets and useful as a better information for management decision making, as well as showing the government commitment to implement accrual based accounting principle. Abandonment of accounting recognition still occurs due to a lack of understanding of the concepts of assets recognition and incomplete provisions governing the accounting treatment of intagible assets derived from internal development. "
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Septiani
"Secara umum motivasi dapat diartikan sebagai konsep perealisasian diri seseorang atau self concept realization. Konsep universal yang juga berlaku pada kehidupan berorganisasi ini ini mencerminkan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu jika orang tersebut hidup dalam suatu cara yang sesuai dengan peran yang dia sukai, dan jika orang tersebut diperlakukan sesuai dengan tingkatan yang lebih dia sukai, serta jika orang tersebut diperlakukan dengan cara yang sesuai dengan cara yang mencerminkan penghargaan seseorang atas kemampuannya.
Setiap organisasi bisnis harus mampu menyusun kerangka yang tepat bagaimana sebaiiknya motivasi itu diberlakukan pada setiap individu yang terlibat di dalamnya. Motivasi menjadi tugas kepemimpinan dimana jajaran pemimpin mengkonseptualisasi dan sekaligus mengimplementasi motivasi untuk seluruh jajaran karyawan, pegawai, dan terhadap SDM yang bertugas.
Timbulnya motivasi dari dalam diri karyawan itu sendiri disebabkan oleh banyak hal, dan diantaranya adalah hubungan atasan-bawahan dan iklim komunikasi yang terjadi di perusahaan tersebut. Hubungan atasan-bawahan atau iklim komunikasi yang buruk kerap mempengaruhi persepsi atasan terhadap bawahan, akibatnya hubungan yang tercipta cenderung vertikal dan bawahan hanyalah dipandang sebagai orang suruhan. Dampak jangka panjang yang terjadi adalah produktivitas menurun karena kurang puas terhadap suasana yang ada, karyawan pun jadi malas bekerja karena tak memiliki motivasi lagi, dan pada akhirnya karyawan tersebut keluar atau dikeluarkan dari perusahaan. Jika hubungan supervisor atau leader dengan pars bawahannya tidak tegalin dengan balk dan is tidak dapat menciptakan iklim komunikasi yang baik maka tak menutup kemungkinan ketidakpuasan bawahan yang berhubungan erat dengan motivasi kerja dan akan berdampak pada penurunan produktivitas dan pencapaian tujuan perusahaan. Di sini pula kita dapat melihat apakah meletakkan iklim komunikasi sebagai moderator adalah hal yang tepat guna mendukung terciptanya motivasi intrinsik karyawan.
Penelitian ini dilakukan di PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berada di Cikarang. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang berupa pertanyaan-pertanyaan kuesioner untuk menguji pemodelan yang ada pada PT. Unilever Indonesia. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder untuk mendukung rasionalisasi dari uji pemodelan yang ada dan juga untuk mendukung validitas dan reliabilitas dari kuesioner yang digunakan. Pengambilan sample dilakukan dengan membagikan kuesioner ke beberapa departemen kerja di PT. Unilever-Cikarang.
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik linear regression untuk menentukan hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Pengujian model ini pertama-tama dilakukan dengan meregresi motivasi intrinsik (INT) dengan hubungan atasanbawahan (LMX). Hasilnya adalah hubungan atasan-bawahan (LMX) berpengaruh positif terhadap motivasi intrinsik (INT). Artinya, jika hubungan atasan-bawahan (LMX) meningkat, maka motivasi intrinsik (INT karyawan akan meningkat.
Penambahan variabel iklim komunikasi (CC) pada langkah dua menunjukkan pengaruh yang positif terhadap motivasi intrinsik, tetapi variabel LMX menjadi tidak signifikan. Hasil regresi dari langkah kedua memperlihatkan bahwa variabel iklim komunikasi (CC) sangat dominan berpengaruh terhadap motivasi intrinsik dari pada variabel hubungan atasan-bawahan (LMX).
Regresi ketiga yaitu dengan melctakkan iklim komunikasi (CC) sebagai moderator ternyata mempengaruhi interaksi antara hubungan atasan-bawahan (LMX) dan motivasi intrinsik (INT) karyawan. Hasil regresi menunjukkan bahwa semakin balk iklim komunikasi (CC), maka semakin lemah interaksi positif antara hubungan atasan-bawahan (LMX) dan motivasi intrinsik (INT). Hal ini terjadi karena responden yang dianalisa dalam penelitian ini adalah level supervisor ke bawah, yang mana variasi pekerjaan yang dilakukan bawahan yang dimaksud disini tidak terlalu beragam, jadi intensitas komunikasi yang dilakukan tidak perlu terlalu besar/banyak.

In general motivation can be defined as a self concept realization. This universal concept that also applies in organization reflects one's drive to do something, if a person live in a way that is suitable with the role he/she like, and if a person is treated in a proper level which he/she prefers, and also if a person is treated in a way that respect him/her ability.
Every business organization must be able to construct the appropriate framework on how motivation is best be implemented to every individual involved. Motivation becomes the leadership task where the groups of leaders conceptualize and implement it through groups of subordinates and employees.
The bloom of motivation from inside of the employee itself is caused by many things, and among them is leader member exchange and communication climate that happen in a particular company. Bad leader member exchange and communication climate often influence perception of superior to subordinate. That will cause the vertical relation and subordinate is considered as a person that always do what he/she's told to do. The long impact is the decreasing productivity because of lack of work satisfaction that trigger no motivation from the employee. In the end the employee will resign or get terminated. If the relationship between supervisor or leader with the subordinates is not good and he/she cannot create good communication climate, there is a possibility that the dissatisfaction of subordinate which tightly connected with work motivation. It will have effect on the decreasing productivity and the failure to achieve company goal. We will also see that putting communication climate as a moderator is a right thing to support the creation of employees' intrinsic motivation.
This research takes place in PT. Unilever Indonesia, Tbk, in Cikarang. In this research, primary data from questionaire is used to test the model in PT. Unilever Indonesia. This research also use secondary data to suport the rationale of model testing and to support the validity and reliability of the questionaire used. The sample is taken from several departments in PT. Unilever Indonesia Tbk. - Cikarang.
In this research the data is processed with linear regression techniques to determine the relation between independent variable with dependent variable. The first test of the model is to regress intrinsic motivation with leader-member exchange. The result is leader-member exchange have positive influence toward intrinsic motivation. Than means, if leader-member exchange increase then the intrinsic motivation will also increase.
The additional of communication climate variable on the second step point out a positive influence towards intrinsic motivation, but leader member exchange variable becomes insignificant. The regression result from the second step shows that communication climate variable has a dominant influence towards intrinsic motivation compared to leader member exchange variable.
The third regression where communication climate is put as a moderator shows the influence to interaction of leader member exchange and employee intrinsic motivation. The regression shows that the better communication climate is, the weaker positive interaction between leader member exchange and intrinsic motivation. It happens due to the respondents in this research come from supervisor and below level, whereas the works done by the subordinate are not too various, so the communication intensity that needs to be done is not too heavy/ too much.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virginia Septiani
"Latar Belakang: Seiring berkembangnya teknologi dan informasi di seluruh dunia, pemakaian tenaga listrik di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin meningkat. Tanpa disadari, hal tersebut mengakibatkan peningkatan pemajanan medan elektromagnet extremely low frequency (ELF) pada kehidupan manusia. Hal tersebut menyebabkan banyak kelainan pada tubuh manusia, termasuk pengaruh terhadap sistem reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemajanan medan elektromagnet ELF dengan perubahan jumlah folikel ovarium melalui mencit sebagai model.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, yang merupakan bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Kelompok yang digunakan terdiri dari 6 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang masing-masing terdiri dari 3 generasi. Penelitian ini membandingkan jumlah folikel ovarium antara mencit kontrol dan perlakuan dari generasi satu sampai generasi tiga serta melihat efek akumulasi pemajanan medan elektromagnet dengan membandingkan jumlah folikel ovarium antar generasi dalam kelompok perlakuan. Data folikel ovarium mencit diperoleh dengan melihat sediaan di bawah mikroskop cahaya untuk menghitung jumlah folikel primer, sekunder, tersier, de Graaf, dan atresia (primer, sekunder dan tersier).
Hasil: Terdapat perbedaan jumlah folikel sekunder yang bermakna (p < 0.05, uji t tidak berpasangan) pada kelompok perlakuan dan kontrol generasi pertama, serta terdapat perbedaan jumlah folikel tersier yang bermakna (p < 0.05, uji Mann-Whitney) pada kelompok perlakuan dan kontrol generasi pertama. Sedangkan perbedaan jumlah folikel primer dan folikel de Graaf serta folikel atresia pada kelompok perlakuan tidak bermakna. Begitu pula dengan efek akumulasi pemajanan ( p > 0.05, ANOVA 1 arah dan Kruskal Wallis).
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya penurunan jumlah folikel sekunder dan tersier yang bermakna. Sedangkan penurunan jumlah folikel primer dan folikel de Graaf serta peningkatan folikel atresia pada kelompok perlakuan tidak tebukti, begitu pula dengan efek akumulasi pemajanan.

Background: The usage of electricity in various countries including Indonesia has been increasing, along with the development of information and technology in the world. Without realizing it, the exposure of extremely low frequency-electromagnetic field on human life is increasing rapidly. This could bring up a lot of abnormalities in human body, including the influence of the electromagnetic field in the reproductive system. This research aims to determine the relationship between extremely low frequency-electromagnetic field exposures on changes of number of ovarian follicle with mice as a model.
Method: The design of this research is experimental design study with laboratory animals, which was part of a bigger experimental research. The mice take divided into 6 groups which were group of control and treatment each consisting of 3 generations. It compared the number of ovarian follicle between control and treatment mice from first generation to third generation and sees the effect of the accumulation electromagnetic field exposure which compares the number of ovarian follicle inter-generation in the treatment group. Mice ovarian follicle data obtained from observing the sample under light microscope to count the number of primary, secondary, tertiary, de Graaf, and atretic (primary, secondary and tertiary) follicle.
Result: There is significant difference in the number of secondary follicles between first generation of treatment and control group (p < 0.05, independent-unpaired-t-test). The significant difference is also found in the number of tertiary follicles between first generation of treatment and control group (p <0.05, Mann-Whitney test). The difference between the number of primary, de Graaf follicles, and atretic follicle in treatment is found not significant. The effect of accumulation in treatment is also found not significant (p > 0,05, One-Way-Anova and Kruskal Wallis).
Conclusion There was a significant decrease in the number of secondary and tertiary follicles. However the decrease in the number of primary follicle and de Graaf follicle, and the increase of atretic follicle in the treatment group were not proved, as well as the effect of the exposure accumulation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Septiani
"Skripsi ini membahas unsur sejarah yang terkandung dalam naskah Syair Bintara Mahmud Setia Raja Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). Metode yang digunakan dalam menyunting teks adalah metode edisi kritis. Penelitian ini menggunakan pendekatan instrinsik pada tahap analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan naskah SBMSRBPJ dan mendeskripsikan unsur sejarah yang terkandung dalam naskah tersebut.
Dalam naskah SBMSRBPJ, ditemukan adanya peristiwa sejarah mengenai Perang Aceh melawan Belanda yang terjadi pada tahun 1873?1942 di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan unsur-unsur dalam naskah, yakni tokoh dan latar, yang dikenal dalam dunia nyata. Oleh karena itu, naskah SBMSRBPJ termasuk dalam sastra sejarah.

This thesis discuss about the history of the text on Syair Bintara Mahmud Setia Blang Pidier Jajahan (SBMSRBPJ). The method which is used in this text is critical edition method. Thisresearch used the intrinsic approach for analysis step. The purpose of this research is explaining the text of SBMSRBPJ and describing the history of its text.
From the text, the writer found the Aceh war with the Dutch in 1873-1942 at Aceh. It happened supporting with two aspects such as the characters and the setting. There, it is called as a history of literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10818
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Septiani
"Posyandu merupakan sarana yang efektif untuk pemberdayaan masyarakat di suatu kelurahan atau desa. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan revitalisasi Posyandu untuk diimplementasikan di setiap wilayahnya. Dalam pelaksanaannya banyak hambatan yang mempengaruhi, seperti keterbatasan jumlah kader, anggaran, dan partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Bekasi 2008. Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Bekasi tahun 2008. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena melalui pendekatan ini diharapkan dapat menggali informasi secara lengkap dan mendalam tentang implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Bekasi tahun 2008.
Sasaran dalam penelitian ini adalah Dinas Kesehatan, Puskesmas Suka Indah, Posyandu desa Suka Murni dan Suka Karya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2008. Hasil yang didapatkan dari p enelitian implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu di Kabupaten Bekasi adalah bahwa kebijakan revitalisasi Posyandu di kabupaten Bekasi sudah diterjemahkan menjadi bentuk pedoman. Distribusi buku pedoman tersebut belum cukup optimal. SDM yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu tersebut adalah bidang Promosi Kesehatan baik di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas, bidan desa, dan kader kesehatan. Sumber daya keuangan untuk implementasi kebijakan revitalisasi Posyandu berasal dari APBN, APBS, dana sehat dari masyarakat dan CSR dari berbagai perusahaan.
Penyelenggaraan Posyandu di Kabupaten Bekasi sudah berjalan rutin, kegiatan-kegiatan yang ada di setiap Posyandu adalah KIA, KB, gizi, imunisasi, dan kesehatan lingkungan. Proses pembinaan kader sudah berjalan rutin. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara rutin, insidental, dan melalui lomba Posyandu. Tingkat aktivitas tokoh masyarakat dan kader berbeda-beda di setiap daerah, hal tersebut dikarenakan faktor politik yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Posyandu. Setiap Posyandu memiliki perbedaan dalam pengelolaan dana sehat, hal tersebut tergantung dari karakteristik masyarakatnya di setiap daerah. Perlu adanya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat agar meningkatnya kesadaran tentang dana sehat dan urgensi dari pelaksanaan Posyandu."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa Septiani
"ABSTRAK
Isu-isu lingkungan sering kali tidak memiliki tempat di pemberitaan media-media daring nasional. Alasannya
karena isu lingkungan seringkali dianggap sebagai isu yang sensitif dan mengundang konflik kepentingan
berbagai pihak. Selain itu, perubahan model bisnis perusahaan berita yang mulai mengambil keuntungan melalui
monetisasi klik dari audiens membuat isu lingkungan tidak strategis untuk mendapatkan profit. Meskipun
demikian, jurnalisme di era digital turut melahirkan jurnalisme hiperlokal yang menjadi kekuatan baru bagi
jurnalis agar dapat mengutamakan kualitas pemberitaan yang memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang inklusif dan salah satunya dalam isu-isu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
peran aktor-aktor lingkungan yang terdiri dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat sipil
di media hiperlokal Bale Bengong dalam menyuarakan isu-isu lingkungan di Bali. Ditemukan bahwa media
hiperlokal dan aktor-aktor lingkungan di dalamnya berperan untuk (1) menyediakan ruang untuk agenda
advokasi dan kampanye LSM, (2) membantu masyarakat dalam memonitor kekuasaan, dan (3) memberikan
suara kepada yang tidak bersuara (giving voice to the voiceless) dalam masalah lingkungan di Bali.

ABSTRACT
Environmental issues oftentimes have no place in national online media coverage. The reason is because
environmental issues are often regarded as sensitive issues and invite conflicting interests of various parties. In addition, changes in the news companys business model that began to take advantage through monetized clicks
from the audience made environmental issues not strategic for profit. Nevertheless, journalism in the digital era
also gave birth to hyperlocal journalism which became a new force for journalists to be able to prioritize the
quality of reporting that fulfills the communitys right to get information that is inclusive and one of them on
environmental issues. This study aims to examine the role of environmental actors consisting of the government,
non-governmental organizations and civil society in voicing environmental issues in Bali through a hyperlocal
media called Bale Bengong. It was found that environmental actors and hyperlocal media played a role in (1)
providing space for NGO advocacy and campaign agendas, (2) helping communities monitor power, and (3)
giving voice to the voiceless in environmental problems in Bali."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eti Septiani
"Rihlah Ibnu Batutah merupakan karya prosa nonfiksi. Rihlah dapat digolongkan ke dalam kajian sejarah, geografi dan juga sastra. Dalam kajian sastra, rihlah termasuk ke dalam teks-teks naratif. Penelitian terhadap rihlah Ibnu Batutah di Kota Iskandariyah bertujuan untuk memaparkan unsur-unsur narasinya, yaitu dari segi sudut pandang, penyajian cerita serta pendeskripsiannya. Dalarn rihlah Ibu Batutah, pengarang identik dengan pencerita. Sebagai pencerita Ibu Batutah menggunakan sudut pandang orang pertama, yang mengacu pada dirinya sendiri dan disebut dengan pencerita akuan. Dalam pencerita akuan Ibu Batutah kadang terlibat dalam cerita dan kadang tidak ikut berperan, hanya sebagai penonton. Hal lain yang menarik adalah dari penyampaiannya yang menggunakan bentuk kisahan dan cakapan. Dalam kisahan, kadang diselingi oleh cakapan baik baik yang berupa dialog antar tokoh maupun monolog. Pendeskripsian dalam rihlah Ibnu Batutah terdiri dari pendeskripsian tempat dan orang. Pendeskripsian tempat dipaparkan dengan mendetail, yang terdiri dari beberapa alinea dan terpisah dari jalinan cerita. Sedangkan pendeskripsian orang, dipaparkan tenting aktivitas-aktivitasnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S13146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cintia Septiani
"Penelitian mengenai manajemen sumber daya manusia perpustakaan telah dilakukan di Perpustakaan Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, pada bulan April hingga Juni 2008.Tujuannya adalah untuk memahami manajemen sumber daya manusia, yang meliputi penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan atau Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan) serta hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam manajemen SDM Perpustakaan RSUP Fatmawati. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Bagian SDM RSUP Fatmawati, pimpinan serta staf Perpustakaan RSUP Fatmawati. Selanjutnya yang menjadi objek penelitian adalah manajemen SDM Perpustakaan RSUP Fatmawati. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sumber daya manusia di Perpustakaan RSUP Fatmawati telah dilakukan secara konsisten. Dalam mengelola sumber daya manusia yang ada, perpustakaan telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Hanya saja fungsi-fungsi manajemen tersebut tidak berdasarkan pada teori-teori ilmu manajemen, tetapi berdasarkan kebutuhan dan pengalaman yang ada di perpustakaan. Manajemen sumber daya manusia Perpustakaan RSUP Fatmawati tidak lepas dari hambatan, yaitu: Perencanaan pengembangan yang terkadang tidak semua dapat terlaksana; Keterbatasan sumber daya manusia yang ada di perpustakaan; Adanya kendala yang terkadang dihadapi oleh pimpinan perpustakaan di dalam mengarahkan dan menggerakkan stafnya. Dalam rangka meningkatkan manajemen sumber daya manusia Perpustakaan RSUP Fatmawati dan mengatasi hambatan-hambatan yang ada, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: untuk mengatasi perencanaan pengembangan sumber daya manusia yang tidak dapat terlaksana, staf perpustakaan dapat mengikuti pelatihan atau diskusi perpustakaan yang tidak mengeluarkan banyak biaya agar tetap dapat meningkatkan kualitas mereka, penambahan staf perpustakaan sangat diperlukan agar staf dapat melaksanakan uraian tugasnya dengan baik sehingga kegiatan perpustakaan akan dapat berjalan secara optimal, hubungan dan komitmen antara personel perpustakaan hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan agar kerja tim dapat lebih solid lagi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15244
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Septiani
"Pada penelitian-penelitian mengenai aktivis keagamaan, terdapat lima unsur yang diteliti, yaitu emosi, sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara,peralatan upacara, dan umat. Maka, dalam penelitian ini membahas tentang aktivitas keagamaan masyarakat Sunda Kuna pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16 Masihe yang menghubungkan pada tiga unsur saja, yaitu sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara, dan peralatan upacara.

In the study of religius activities, there eis five elements that has been researched. They are emotions, beliefs, ritus and ceremony, ceremony tools, and people of ceremony. Thus, this study is about Sudaness religy activities in the fourhteen century until the beginning of sixteen century, in corelating to three elements, thay are beliefs: ritus and ceremony, and ceremony tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dristy Winta Septiani
"Skripsi ini membahas dampak terbukanya Eropa Timur sebagai tujuan wisata baru terhadap perkembangan pariwisata di Prancis. Sejak menjadi anggota UE pada 2004, Eropa Timur mengalami kemajuan baik di bidang ekonomi, sosial, politik, maupun pariwisata. Di bidang pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi Eropa Timur mengalami peningkatan. Selain di sebabkan oleh keanggotaannya dalam UE, Eropa Timur menawarkan berbagai jenis wisata menarik dan produk-produk wisata dengan harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Eropa Barat. Oleh karena itu, Eropa Timur muncul sebagai pesaing baru pariwisata Eropa yang patut dipertimbangkan. Keadaan ini dapat memberikan pengaruh bagi perkembangan pariwisata anggota lama UE, termasuk Prancis yang selama ini dikenal sebagai tujuan wisata nomor satu dunia.

This thesis discusses about the impact of the opening of Eastern Europe as a new tourist destination for the development of tourism in France. Since becoming the EU member, the sector economic, social, political, as well as tourism of the Eastern Europe well developed. In the tourism sector, the number of tourist arrivals in Eastern Europe increased. Besides caused by its membership in the EU, Eastern Europe offers variety of interesting tourists attractions and more reasonable price for tourist products than in Western Europe. Therefore, Eastern Europe emerges as new competitor of European Tourism that is worth to be considered. This situation could give an impact for the old EU member states, including France which is known as number one world tourist destination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S31
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>