Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Septia Winduwati
"Penelitian ini membahas mengenai nilai-nilai kesetaraan jender dan karakter perempuan yang dikonstruksikan dalam anime. Anime biasanya memuat nilai-nilai yang ada dalam realitas sosial dan budaya Jepang saat anime tersebut ditayangkan, namun anime Sailor Moon justru memuat konstruksi perempuan yang tidak sesuai dengan realitas sosial dan budaya Jepang yang berbudaya patriarki. Maka dari itu, tujuan penelitian dengan menggunakan tiga level analisis CDA Fairclough ini adalah untuk melihat bagaimana nilai-nilai kesetaraan jender dikonstruksikan dalam anime ini serta bagaimana infiorman menanggapi hal tersebut. Dari keseluruhan hasil analisis atas tiga level CDA Fairclough bahwa hasil analisis teks ketika bersinergi dengan hasil analisis sosiocultural practise justru menunjukkan walaupun dalam anime Sailor Moon perempuan digambarkan tangguh dan kuat sebagaimana laki-laki, namun dalam budaya Jepang perempuan tetap berada di bawah dominasi laki-laki terutama di wilayah domestik. Hal ini mengindikasikan bahwa realitas yang dikonstruksikan dalam media tidak selalu sesuai dengan realitas sosial yang ada sesungguhnya.

This study discusses about the values of gender equality and female character that is constructed in the anime. The anime usually contains values that exist in Japanese social culture. However, The Sailor Moon anime contains the construction of women which is different from women portrayal in the cultural and social reality of the Japanese patriarchy culture. The purpose of this study is to examine critically how these gender equality values are constructed in the anime. Therefore, the three levels of Fairclugh?s CDA analysis was used to see how the audiences interpret those values. The synergy of the text analysis and the sociocultural practise analysis result on the three levels of Fairclough's CDA analysis shows the women in the Sailor Moon anime was portrayed as tough and strong women just like the men. It is contrary to the reality in Japanese culture where the women still lives under the male domination especially in the domestic field. The result found the reality constructed by the media is not always the same with the actual social reality."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Winduwati
"Tesis ini membahas pengalaman kenikmatan bermedia dengan muatan fiksi boy(s)?s love
Jepang atau yang lebih dikenal dengan yaoi oleh remaja putri. Dengan menggunakan
kerangka pemikiran dalam perkembangan teori entertainment, penelitian ini mengkaji
kenikmatan yang diperoleh fujoshi remaja dalam mengonsumsi fiksi yaoi, baik dalam hal
pemilihan preferensi yang disukai, alasan, hingga pengalaman kenikmatan yang dirasakan
secara individual. Penelitian ini adalah studi kualitatif dengan paradigma post positifistis
dengan indepth interview sebagai metode pengambilan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksi yaoi memberikan pengalaman kenikmatan berupa
engagement feeling seperti perasaan terhanyut ke dalam cerita serta pleasant joy yang
membuat individu fujoshi mengalami perasaan emosional seperti bahagia, sedih dan marah.
Pemilihan media yaoi didasari atas pertimbangan unsur-unsur di dalam media yaoi (seperti
artwork, tema cerita, dan gaya bahasa), maupun di luar individu (seperti teknologi, pergaulan
dan lingkungan sekitar). Selain itu karakter fujoshi remaja dengan perkembangan psikologis
khusus serta pengalaman terkait lingkungan keluarga dan sosial menentukan pola konsumsi
dan pandangan mereka terhadap media bermuatan yaoi.
Secara akademis, penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap pengaplikasian
kerangka pemikiran teori entertainment dan konsep media enjoyment dalam media yang
diakses melalui on line serta dalam konten isi pornografi yang menentang norma asusila di
masyarakat Indonesia pada umumnya.

This thesis explores the experience of media enjoyment of Japanese Boy(s) 's love content
fiction, or better known as yaoi by young women. Using the framework in the development of
entertainment theory, this study examines the pleasure that teens fujoshi obtained from
consuming yaoi fiction, both in terms of the selection of a preferred preference, reasons, and
pleasure experiencse that they perceived individually. This research is a qualitative study
with post positivist paradigm and indepth interview as a data collection method.
The results showed that yaoi fiction make teens fujoshi experience enjoying experience, as the
feeling of drifting into a pleasant story and joy that make them feel emotional feelings such as
happy, sad and angry. Yaoi media selection is based on the consideration of the elements in
the media yaoi, (such as artwork, the theme of the story, and writing style), and outside the
individual (such as technology, social relationships, and environment). Additionally fujoshi
with adolescents character with special psychological development and related experience in
family and social environment determine consumption patterns and their mindview of yaoi
media.
Academically, this study provides a new view of the application of the theoretical framework
and the concept of media entertainment and enjoyment in media accessible via on-line as
well as the content of pornographic content that defy the immoral norm in Indonesian society
in general."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Winduwati
Depok: Rajawali Pers, 2022
659.2 SEP m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library