Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratri Virianita
Abstrak :
Aksi unjuk rasa buruh makin marak terjadi di berbagai perusahaan di Indonesia. Dampak negatif yang ditimbulkan aksi unjuk rasa buruh tidak hanya dirasakan oleh buruh dengan di-PHK-nya buruh, melainkan juga berdampak negatif pada perusahaan dan negara. Perusahaan mengalami kerugian berupa hilangnya jam kerja dan menurunnya produktivitas. Sementara negara mengalami hambatan pertumbuhan ekonomi nasional, terutama bila aksi unjuk rasa buruh berakhir dengan tindakan destruktif sehingga mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi dan politik. Keadaan ini membuat para investor enggan memasukkan. modalnya ke Indonesia. Menurut teori Identitas Sosial, perilaku kolektif dapat dijelaskan melalui peranan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif mengenai permeabilitas kelompok. Dikatakan bahwa individu memiliki identitas sosial yang mengikat pada kelompoknya, sehingga dalam berhubungan dengan kelompok lain individu akan berupaya memperbesar identitas sosialnya secara positif dan bahwa keyakinan subyektif mengenai batas-batas antar kelompok akan menentukan pilihan menggunakan strategi individual atau kolektif. Berdasarkan ha1 ini hipotesis yang diajukan adalah ada pengaruh identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif mengenai permeabilitas kelompok yang signifikan terhadap partisipasi dalam aksi unjuk rasa buruh. Dengan menggunakan subyek penelitian sebanyak 102 buruh yang ikutserta dalam aksi unjuk rasa buruh diperoleh hasil uji korelasi antara identifikasi kolektif dengan parcisipasi dalam aksi unjuk rasa buruh sebesar r = 0,622, dan korelasi antara keyakinan subyektif mengenai permeabili- tas kelompok dengan partisipasi dalam aksi unjuk rasa buruh sebesar r = - 0,675 Hasil analisis regresi menghasilkan persamaan Y = 34,974 + 0,187X1 - 0,113x2 dan F(2,99) = 96,809, p = 0,000. Hal ini menunjukkan identifikasi kolektif dan keyakinan subyektif mengenai permeabilitas kelompok merupakan prediktor yang signifikan terhadap partisipasi dalam aksi unjuk rasa buruh, sehingga hipotesis diterima. Dengan mengunakan metode stepwise diketahui bahwa keyakinan subyektif mengenai permeabilitas kelompok memberi sumbangan yang lebih besar daripada identifikasi kolektif. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan umtuk melakukan penelitian komparatif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Virianita
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk pertama, menyusun tipologi petani berdasarkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan; kedua, menganalisis konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan pada petani; ketiga, menganalisis peran perspektif waktu masa depan, aksesibilitas sumberdaya dan sosio-demografis, yaitu usia, pendidikan non formal, pendapatan usahatani dan luas lahan pertanian, sebagai moderator dalam meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan; dan keempat, menganalisis peran identitas sosial sebagai mediator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode survai dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner pada 160 petani padi sawah di Desa Mangunsari, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang rendah, tetapi positif antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Berdasarkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan, petani dapat digolongkan dalam empat tipe. Yaitu, a) Petani Konsisten Positif, petani yang bersikap dan bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara positif; b) Petani Inkosisten Negatif, petani yang bersikap positif, tetapi bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara negatif; c) Petani Inkonsisten Positif, petani yang bersikap negatif, tetapi bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara positif; dan d) Petani Konsisten Negatif, petani yang bersikap dan bertingkahlaku bertani berkelanjutan secara negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa: 1) perspektif waktu masa depan, aksesibilitas sumberdaya, pendidikan non formal dan luas lahan pertanian berperan sebagai moderator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan, dan 2) identitas sosial berperan sebagai mediator yang meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa identitas sosial yang didukung oleh perspektif waktu masa depan dan aksesibilitas sumberdaya, berperan sebagai mediator dalam meningkatkan konsistensi antara sikap dan tingkahlaku bertani berkelanjutan.;
ABSTRACT
The objective of this study is: 1) to compile farmers’ typology based on their attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 2), to analyze farmers’ attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 3) to analyze the role of future time perspective, resources accessibility and socio-demographic factors, such as age, non formal education, farm income and land scale, as moderators on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, and 4) to analyze the role of social identity as mediator on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior. A survey methodology was conducted to achieve these objectives by collecting data using questionnaire. About 160 farmers in Magelang Regency responded to a package of questionnaire investigating socio-demografic variables, sustainable agricultural attitude and behavior, future time perspective, resources accessibility and social identity. Results indicated low, but positive correlation between attitude and sustainable agricultural behavior. Based on the attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, farmers can be classified into four types. That is, a) Positive Consistent Farmers (positive attitude and behavior); b) Negative Inconsistent Farmers (positive attitude, but negative behavior); c) Positive Inconsistent Farmers (negative attitude, but positive behavior); and d) Negative Consistent Farmers (negative attitude and behavior). Results also revealed that future time perspective, resources accessibility, non formal education and land scale have a moderation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. Also, social identity has a mediation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. It was also revealed that moderat-ed mediation approach can strengthen attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior., The objective of this study is: 1) to compile farmers’ typology based on their attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 2), to analyze farmers’ attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, 3) to analyze the role of future time perspective, resources accessibility and socio-demographic factors, such as age, non formal education, farm income and land scale, as moderators on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, and 4) to analyze the role of social identity as mediator on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior. A survey methodology was conducted to achieve these objectives by collecting data using questionnaire. About 160 farmers in Magelang Regency responded to a package of questionnaire investigating socio-demografic variables, sustainable agricultural attitude and behavior, future time perspective, resources accessibility and social identity. Results indicated low, but positive correlation between attitude and sustainable agricultural behavior. Based on the attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior, farmers can be classified into four types. That is, a) Positive Consistent Farmers (positive attitude and behavior); b) Negative Inconsistent Farmers (positive attitude, but negative behavior); c) Positive Inconsistent Farmers (negative attitude, but positive behavior); and d) Negative Consistent Farmers (negative attitude and behavior). Results also revealed that future time perspective, resources accessibility, non formal education and land scale have a moderation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. Also, social identity has a mediation effect on attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavor. It was also revealed that moderat-ed mediation approach can strengthen attitude-behavior consistency in sustainable agricultural behavior.]
2014
D1968
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library