Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paramita Widiastuti
"Berbagai cara pendekatan telah dilakukan untuk mengurangi kadar karbondioksida di atmostir, baik secara fisika, kimia, ataupun biologis. Salah satu metode biologis yang dapat digunakan untuk mereduksi karbondioksida adalah pemanfaatan proses fotosintetik oleh mikroorganisme fotosintetik. Mikroorganisme yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah mikroalga dari jenis Chlorella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ini menjadi suatu hal yang menarik karena Chlorella sp, selain dapat mereduksi karbondioksida, ia juga mempunyai beberapa keistimewaan diri yang dapat dimanfaatkan, seperti kandungan klorofilnya, beta karoten, protein, dan sebagainya.
Penelitian ini merupakan kesinambungan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan di TGP dengan tujuan yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara mengoptimalkan fiksasi karbondioksida oleh mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg di dalam suatu fotobioreaktor kolom gelembung. Salah satu tujuan lain dari penelitian ini, adalah melihat pertumbuhan Chlorella vulgaris Buitenzorg pada saat kemampuan fiksasi karbondioksidanya dioptimalkan.
Mengacu pada hasil penelitian sebelumya, maka pada penelitian kali ini dilakukan perlakuan alterasi pencahayaan, yaitu perubahan intensitas pencahayaan untuk mendapatkan fiksasi karbondioksida paling maksimum (IqCO2max,opt) secara simultan sesuai dengan pertambahan sel (N)/biomassa (X) selama masa kultivasi. Pada fotobioreaktor tersebut Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium Beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C, tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu Phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO2 sebesar 10% sebagai carbon source-nya volume reaktor 1 dm3, dan rentang intensitas cahaya yang dipakai adalah 4.5-35 klux.
Penelitian ini juga membandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu alterasi pencahayaan dengan memakai intensitas cahaya yang maksimum untuk penumbuhan (IuCO2max,opt). Perlakuan alterasi pencahayaan dengan kurva basis fiksasi karbondioksida pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg berhasil meningkatkan fiksasi karbondioksida sampai dua kali lipat bila dibandingkan dengan fiksasi karbondioksida pada saat alterasi pencahayaan dengan kurva basis pertumbuhan. Nilai QCo2 rata-rata pada penelitian ini adalah 12.775 h-1, sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah 6.679 h-1. Produksi biomassa (X) yang dihasilkan adalah 5.78 gr/dme3, lebih kecil daripada nilai X dari penelitian sebelumnya, yaitu 16 gr/dm3. Nilai energi cahaya yang dimanfaatkan (Ex) pada penelitian ini adalah 55.5 J/g, sedangkan penelitian sebelumnya lebih kecil yaitu 44.3 J/g. Nilai efisiensi konversi energi cahaya untuk pembentukan biomassa (nbp) pada penelitian ini 0.13%, ini berarti lebih besar dari penelitian sebelumnya, yaitu 0.11%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Widiastuti
"ABSTRAK
Gas suar bakar merupakan gas yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi atau
pengolahan minyak atau gas bumi yang dibakar karena tidak dapat ditangani oleh fasilitas
produksi atau pengolahan yang tersedia sehingga belum termanfaatkan. Berdasarkan data
pemanfaatan gas bumi tahun 2016 yang dikeluarkan oleh ESDM, jumlah gas suar bakar
di Indonesia masih cukup besar yaitu sebesar 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid merupakan
salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan gas suar bakar.
Penggunaan teknologi ini membuat produk hasil pengolahan gas menjadi lebih mudah
untuk didistribusikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan teknis dan
ekonomi pemanfaatan gas suar bakar dari lapangan onshore X dan lapangan offshore Y
dan Z dengan menggunakan teknologi GTL. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah simulasi pemodelan proses dan perhitungan keekonomian. Dengan membuat
rancangan simulasi proses sesuai dengan konversi pada reaktor microchannel pada
pembuatan syngas dan syncrude, dihasilkan produk berupa syncrude, dari Lapangan X
sebesar 714 bbl/day, Lapangan Y menghasilkan 557 bbl/day, sedangkan Lapangan Z
sebesar 614 bbl/day. Pada perhitungan keekonomian, dengan menggunakan asumsi harga
gas suar bakar 0.35 US$/MMBTU dan harga syncrude 57 US$/bbl, didapatkan IRR untuk
Lapangan X sebesar 18.28%, Lapangan Y 13.29% dan Lapangan Z 26.47%

ABSTRACT
Gas flare is a gas produced by exploration activities and production or processing of oil
or natural gas which is burned because it can not be handled by production or processing
facilities that is available so it has not been utilized. Based on data of utilization of natural
gas issued 2016 by ESDM, the amount of flare gas in Indonesia is still quite large that is
equal to 214.3 MMSCFD. Gas to Liquid is one of the technologies that can be used in the
utilization of flare gas. The use of this technology makes the product of gas processing
becomes easier to distribute. This study aims to determine the technical and economic
viability of the use of flare gas from X onshore field and Y offshore field by using GTL
technology. The method used in this research is the simulation of process modeling and
economical calculation. By making process simulation with conversion for microchannel
reactor on syngas and syncrude production, syncrude is produced from X Field with
flowrate 714 bbl/day, whereas from Y Field is 557 bbl/day and Z Field produces 614
bbl/day. Then, the economic calculation obtained IRR result for X field 18.28%, Y Field
13.29% and Z Field 26.47%."
2017
T49615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library