Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Masalah gender telah lama menerik perhatian para peneliti bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, banyak karya sastra yang menampilkan permasalahan kaum wanita, antara lain Layar Terkembang karya St Takdir Alisyahbana. Jumlah tesis dan disertasi tentang wanita dalam karya sastra, tak dapat lagi dihitung dengan jari banyaknya. Hal ini mudah dipahami, karena hingga kini wanita masih belum mendapat tempat yang selayaknya di samping kaum pria Bahkan pada masa kini, masih juga dipersoalkan apakah seorang wanita dapat menjadi seorang presiden atau tidak. Keadaan seperti ini sering terpantul dalam karya sastra, terutama sastra popular.
Sementara itu, sepanjang sepengetahuan saya, masih sangat sedikit - kalau tak dapat dikatakan tak ada - penelitian tentang kaum pria, padahal sikap pria, citranya dalam masyarakat, mempunyai kaitan yang sangat erat dengan kondisi kaum wanita. Dengan memahami sikap dan pemikiran pria, ada kalanya kaum wanita dapat memperbaiki kondisi mereka.
Perumusan masalah:
Bagaimanakah citra kaum pria dalam cerpen di majalah-majalah popular Indonesia menjelang milenium ke tiga? Apakah ada perubahan citra di dalam penggambaran sosok pria, baik secara fisik maupun mental? Bagaimanakah pemikirannya, juga kedudukan dan dan perannya dalam keluarga maupun di masyarakat? Bagaimana. pula sikapnya secara keseluruhan, terutama terhadap kaum wanita? Banyak lagi hal yang perlu di babas dan penelitian ini akan mecoba menemukan jawaban atas permasalahan tersebut..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Kata Citra berarti gambaran tentang pribadi seseorang - dalam hal ini tokoh wanita baik aspek fisik maupun aspek mentalnya, juga sikapnya dalam hubungannya dengan masyarakat di sekelilingnya. Sebenarnya, pembicaraan tentang citra wanita ini bukanlah hal yang baru; bahkan sering kali wanita menjadi korban citra klise yang diciptakan masyarakat untuk menguasainya. Sejak dulu wanita dikenal sebagai mahluk lemah, hidup tergantung dari lawan jenisnya, bersifat emosional dan kurang trampil dalam mengambil keputusan penting, Cara berpikirnya kurang logis, dan banyak lagi hal negatif lainnya yang melekat pada pribadi wanita. Meskipun hal ini telah banyak dibahas. namun setahu saya belum pernah ada penelitian tentang citra wanita dalam sinetron Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Dalam suatu karya sastra terpancar pemikiran, kehidupan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat. Karena itu, berbicara tentang kesusastraan berarti juga membicarakan suatu segi kebudayaan. Sekarang, di mana-mana kita dapat menyaksikan percampuran budaya. Berkat hubungan antarnegara dan adanya komunikasi modern, dunia menjadi lebih kecil. Lagi pula, situasi politik menunjang percampuran budaya tersebut. Kita masih dapat melihat akibat kolonisasi yang tersebar selama berabad-abad di berbagai bagian bumi ini.
Di Paris, misalnya, kita lihat hadirnya berbagai macam budaya bersama pendukungnya, baik yang berasal dari Eropa maupun dari benua lain: dari Asia atau dari Afrika. Mereka tinggal bersama kelompoknya dalam wilayah-wilayah. Muncullah kekhawatiran bahwa Paris akan menjadi menara babel, tempat manusia tidak lagi saling mengerti karena perbedaan bahasa. Hal itu mungkin terjadi jika setiap orang tetap terpencil dalam lingkungannya masing-masing. Akan tetapi selama masih ada komunikasi antar mereka, selama masih ada kontak budaya, kekhawatiran itu tidak perlu ada.
Di pihak lain, ada pula kekhawatiran akan terjadinya penyeragaman budaya yang akan mengarah pada kemiskinan budaya. Akan tetapi kita masih jauh dari situasi semacam itu. Justru di sini ingin dikemukakan bahwa hampir dalam setiap negara terdapat keragaman budaya.
Demikian pula halnya di Indonesia, negeri yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap suku bangsa mempunyai budaya sendiri. Lagi pula posisi geografisnya menyebabkan Indonesia selalu terbuka bagi datangnya berbagai pengaruh budaya dari luar. Indonesia telah lama sadar akan keragaman budayanya. "Bhineka Tunggal Ika" demikian bunyi semboyan bangsa Indonesia. Keadaan itu sebenarnya merupakan suatu kondisi ideal untuk suatu kontak budaya yang dapat mengembangkan pemikiran. Pada umumnya, anak Indonesia dibesarkan dalam keragaman budaya. Kolonisasi Belanda yang berlangsung selama berabad-abad menambah kuatnya keragaman budaya itu. Tidak mengherankan apa bila kita melihat percampuran budaya dalam karya sastra Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
D435
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0464
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas, 2008
404.41 OKK s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Jakarta: Intermasa, 1991
899.232 OKE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
1990
D1806
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okke Saleha K. Sumantri Zaimar
"Sejak lama, masalah Majas telah banyak dibicarakan para pakar, baik dari bidang linguistik maupun sastra, namun tampaknya belum ada kejelasan tentang hal ini. Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk menjelaskan pembentukan majas dari sudut pandang semantik. Dalam tulisan ini tidak dibahas semua majas, karena terlalu banyak yang perlu diteliti. Namun, ada hal-hal yang selama ini belum disinggung, dalam penelitian ini dibicarakan. Pada umumnya, pembicaraan tentang hal ini hanya melibatkan masalah makna, namun di sini hubungan antara penanda, petanda dan acuan pun disoroti.

Tropes and its formation. Tropes have always attracted the attention of specialists in linguistic as well as in literature, but it seems that there are still some problems which can not be solved, some topics are not yet explained clearly. This research is an effort to understand the formation of tropes from semantic point of view. It does not claim to analyse all tropes, because there are too many tropes to be analysed. By telling about the relation between the signifier, the signified and the referent, this research tries to achieve a better understanding of the problems related to the tropes."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library